Setelah sampai di Kediaman Tang, mereka berdua beristirahat karena hari sudah malam. Keesokan harinya, Renggin Ang memakaikan topeng tersebut kepada Singka Wang."Berubahlah menjadi Pemimpin Keluarga Tang!" ucap Renggin Ang kepada Singka Wang.Sekarang, Singka Wang telah memiliki kekuatan dari topeng tersebut. Yaitu kekuatan ilusi. Meskipun dia tidak dapat berkultivasi, dia masih bisa menggunakkan kekuatan ilusi dengan mengacaukan pikiran lawan."Kami menitipkan wilayah kekuasaan Keluarga Tang kepadamu, karena kami akan kembali ke Akademi Gendon di daerah Wahid," ujar Pe Ci berbicara kepada Singka Wang mewakili Renggin Ang dan Ampy Ang."Terima kasih telah mempercayaiku. Aku akan menjaga wilayah ini sebagaimana tempat tinggalku sendiri. Pintu Kediaman Keluarga Tang terbuka lebar untuk kalian," timpal Singka Wang."Kami pasti akan kembali!" Renggin Ang bersama yang lainnya melambaikan tangan, hingga mereka hilang dari pandangan Singka Wang.Mereka bertiga menempuh perjalanan ke akademi
"Iya. Ini semua berkat Renggin Ang. Terima kasih." Se Ting An membungkukan badannya kepada Renggin Ang."Tidak perlu sungkan, Senior. Bukankah aku sudah berjanji untuk membantumu? Sekarang, Senior bisa membalas cacian-cacian orang-orang yang dulu merendahkan dan menghinanu. Hehe.""Kau ..." An Ting menghentikan perkataannya dan menghela napas. "Huh, pantas saja anggota sektemu begitu segan dan menghormatimu. Ternyata kau adalah pahlawan mereka.""Benar, Renggin Ang adalah pahlawan kami," imbuh Go Yang."Ssst. Kalian harus berjanji tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun. Aku tidak ingin menjadi populer," ucap Renggin Ang."Benar, populer itu sangat menyusahkan!" sambung Ampy Ang tiba-tiba muncul dari belakang.An Ting mengubah namanya menjadi Se Ting An dan mengubur dalam-dalam segala sesuatu yang buruk di masa lalu. Hal ini disetujui oleh kakaknya, Gun Ting dan Tetua Mo. Sejak saat itu, dengan identitas barunya, Se Ting An banyak disukai oleh Tuan Muda dari keluarga terpand
Renggin Ang mengepalkan tangan sembari menggertakkan gigi. Dahinya berkerut, bibirnya mengantup. "Ini pasti ulah orang itu!" ucapnya teringat sosok pria yang menyegel jiwa ibunya ke dalam sebuah buku kuno."Lalu, apa yang harus kita lakukan?" ucap Beru Ang tersengguk-sengguk.Ampy Ang yang biasanya banyak ide dan senang menusun rencana pun menjadi lemas."Apakah kita harus terus bersembunyi seperti ini, Ampy Ang?" ujar Renggin Ang lesu."Jika kita kembali ke Kediaman Ang, kita hanya akan mengantar nyawa. Lalu bagaimana harapan-harapan orang-orang yang telah berkorban karena kita, jika kita mati?"Kemudian mereka termenung dalam waktu yang lama. Mereka tampak bingung, tindakan apa yang harus mereka lakukan."Orang itu, pastinya telah mencapai tingkat legend saat ini. Minimal, aku harus berada di tingkat master, jika ingin mengalahkannya," ujar Renggin Ang."Itu belum cukup!" sela Beru Ang. "Para pasukannya terdiri dari lima orang mencapai tingkat master dan sepuluh orang mencapai tingk
Renggin Ang melihat adiknya melamun dengan tatapan kosong, setelah memanggil seekor naga bumi dan menghancurkan tiga pilar di sekelilingnya. Meskipun anak itu mengetahui bahwa Ampy Ang sedang dirasuki oleh kakek leluhurnya, dia sangat khawatir karena akan ada pengorbanan yang harus dibayar setelah itu."Ampy Ang, kau tidak harus mengorbankan dirimu!" seru Renggin Ang menggoyang-goyangkan tubuhnya."Diam, bodoh!" ucap Duata Hun membentak Renggin Ang. "Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu pada adikmu, carilah kesempatan untuk kabur setelah aku melukainya. Tubuh adikmu tidak bisa bertahan lebih lama."Renggin Ang menatap serius gadis mungil yang berada di hadapannya. Hatinya tersentuh ketika dia teringat bahwa Ampy Ang adalah hartanya yang paling berharga."Pasti, aku akan mengerahkan segenap jiwa dan ragaku untuk melindunginya!" ujar Renggin Ang."Pedang api pembelah bumi!" ucap orang itu kembali menyerang."Tameng emas berkilau!"Duata Hun menangkis serangan tersebut, menggunakan sebuah
Beberapa saat yang lalu sebelum Renggin Ang jatuh tak sadarkan diri. Tanpa sengaja, Li Lin bertemu dengan Shen Tie Er dan Meng Aung di sebuah pelelangan wilayah kekuasaan Keluarga Kong. Shen Tie Er mendapat perintah dari sang ayah untuk melelang beberapa senjata yang ditempa oleh para ahli dari Keluarga Shen. Hasil lelang ini akan digunakan untuk membayar hutang ayahnya kepada Keluarga Tung.Keluarga Shen telah mengalami kebangkrutan sejak Pemimpin Keluarga Shen sakit parah karena keracunan. Hal ini membuat Keluarga Shen terlilit banyak hutang. Awalnya, Keluarga Tung menginginkan perjodohan antara Shen Tie Er dan Geman Tung, Tuan Muda kedua dari Keluarga Tung.Namun, karena sikap Shen Tie Er tidak membuat Geman Tung puas, pemuda itu membatalkan perjodohan secara sepihak. Dan semua bantuan yang telah diberikan kepada Keluarga Shen dianggap hutang."Kau ... bukankah kau Nona dari Keluarga Shen?" tanya Li Lin."Kau mengenalku?" balasnya sambil mengerutkan kening menatap pemuda yang berad
Satu hari kemudian, Renggin Ang sampai di depan Akademi Gendon. Dia menatap gerbang yang menjulang tinggi di hadapannya."Apakah Anda sedang mencari seseorang, Tuan?" tanya seseorang datang dari belakang Renggin Ang.Renggin Ang menoleh dan mendapati dua bersaudara, San Tai dan Lan Tai. Mereka tampak baik-baik saja sepeninggalnya. Tentu saja mereka tidak mengenali Renggin Ang, karena saat ini dia sedang menyamar sebagai seorang pria berusia 20 tahun."Syukurlah, tidak terjadi apapun pada mereka," gumam Renggin Ang. Kemudian dia berkata, "Aku ingin bertemu dengan Tetua Kelima, apakah beliau ada di sini?"Dua bersaudara itu terdiam. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka. Keadaan ini membuat Renggin Ang cemas. Anak itu terakhir kali bertemu dengan Tetua Mo, saat kakek itu menyelamatkannya dari orang yang hendak membunuhnya."Apakah terjadi sesuatu dengan Tetua Kelima?" tanya Renggin Ang lagi sebab tak kunjung mendapat jawaban."Tetua ..." ucapan Lan Tai terhenti.Renggin An
Renghin Ang menyampaikan kepada para pengikutnya bahwa dirinya akan tetap berpura-pura menjadi Pemimpin Keluarga Tang. Anak itu bahkan tidak memberitahu asal usul dirinya kepada mereka.Sebelum bertindak, Renggin Ang sudah berunding mengenai masalah cara mengatasi Sungai Bachin dengan sang leluhur. Dengan bantuan Cai Cing, dia membersihkan hingga ke dasar-dasar sungai.Sungai Bachin mengalir dari Pegunungan Cincing melalui Air Terjun Seger ke Lembah Junjung melewati Hutan Mblesek hingga mengalir ke wilayah kekuasaan Keluarga Tang sampai ke Laut Pelangi. Sungai ini tercemar tepat di perbatasan Daerah Tsalasa dan Daerah Khomsa hingga ke perbatasan wilayah kekuasaan Keluarga Ting. Berbagai sampah tulang belulang dan bangkai-bangkai menumpuk di dasar sungai, membuat sungai tersebut keruh dan bau."Apa yang harus kita lakukan untuk membantu Anda, Tuan?" ucap dari salah seorang pengikut."Bantu aku untuk mengumpulkan tulang-tulang dan bangkai-bangkai ini. Kemudian, jemur di bawah terik mata
Puteri Sin menyipitkan matanya seolah-olah tak percaya."Huh!" Renggin Ang menghembuskan napas kasar. "Rumor itu memang benar. Jadi, bisa dibilang bahwa kau telah memasuki sarang harimau sekarang. Apa kau takut?" ujarnya menyeringai.Singka Wang dan Beru Ang memahami gerak-gerik Renggin Ang, bahwa dia sedang berpura-pura. Namun, ternyata reaksi Renggin Ang membuat Puteri Sin tertawa."Pffft. Sandiwaramu sangat jelek, Tuan Tang. Jika Anda punya niat jahat, mengapa Anda tidak melakukannya waktu itu? Justru sebaliknya, Anda malah membantuku tanpa pamrih."Wanita itu menyandarkan kedua sikunya di atas meja dan menompang dagunya dengan kedua telapak tangan. Dia memandang wajah sang Pemimpin Keluarga Tang, alias Renggin Ang sambil tersenyum."Haha. Ternyata wajah Pemimpin Keluarga Tang cukup menawan, sampai membuat wanita itu terpesona," celetuk Duata Hun.Sosok Pemimpin Keluarga Tang memiliki wajah muda usia 20 tahun. Walaupun kenyataan sebenarnya, pria itu telah berusia hingga 100 tahun.
Renggin Ang berada di tingkat master tahap pertama, Ampy Ang berada di tingkat jendral tahap pertama, sedangkan Sina Hun berada di tingkat master tahap sembilan. Mereka melawan Master Yu yang barada di tingkat legend tahap ketiga."Kakak, bukankah kau bilang tadi punya rencana?" tanya Ampy Ang."Ah, itu. Aku memiliki racun pencuci otak. Aku tidak yakin ini akan berhasil jika digunakan kepada Master Yu.""Itu tidak akan berhasil! Master Yu telah mencapai tingkat legend dan telah membentuk kekebalan tubuh anti racun. Jadi itu akan sia-sia," kata Sina Hun. "Aku memiliki cara yang lebih ampuh untuk mengalahkannya.""Apa itu?" tanya Renggin Ang dan Ampy Ang bersamaan."Kau sudah mendapatkan buku itu kembali bukan?"Renggin Ang mengangguk."Buka bab teknik penggabungan roh hewan spiritual khusus untuk orang yang memiliki energi spiritual panas dan dingin!" ucap Sina Hun."Adakah teknik seperti itu?" tanya Renggin Ang. "Aku pernah mendengarnya dari kakekku.""Kakek buyut?""Benar."Renggin A
Saat sedang mengobrol dengan Pemimpin Keluarga Dong, Tu Lung Dong mendengar kerang ajaibnya bersiul. Dia mendapat kabar dari para mermaid bahwa Laut Pelangi bagian selatan sedang diserang pasukan monster ular putih yang dipimpin oleh ratu siluman ular putih, Shi Yue. Mendengar kabar tersebut, Tu Lung Dong tidak bisa diam. Dia pun menyampaikan hal tersebut kepada Ampy Ang."Pergilah, Tuan! Tidak perlu mengkhawatirkan kami di sini. Para mermaid itu membutuhkan Anda sekarang," ujar Ampy Ang kepada Tu Lung Dong.Selang beberapa detik kemudian setelah Tu Lung Dong pergi, datang seorang wanita yang tampak sangat lemah. Bahkan menjalankan kakinya pun harus dibantu. Ampy Ang melihat seorang gadis yang tadi mendahuluinya saat hendak menghampiri Renggin Ang, dia bergegas menyambut wanita lemah itu seraya berseru."Ibu!""Ibu? Apakah itu raga Ibu? Mengapa Sera Yu memanggilnya ibu?" tanya Renggin Ang kepada Meriy Ang mencari kejelasan."Itu memang raga Ibu. Tapi, dalam tubuh itu ada jiwa seseorang
Master Yu tampak tidak menikmati pertandingan. Kemudian, pria itu mengeluarkan sebuah buku yang menjadi masih menjadi sebuah misteri baginya. Biasanya pria itu hanya menaruhnya di atas rak pada tumpukan buku-buku yang berdebu."Cih! Aku tidak menyangka buku ini akan tertulis dengan tulisan yang tidak bisa kumengerti. Baru kali ini aku mendapatkan tulisan serumit ini! Hah, sial! Sia-sia saja aku merebut buku ini dari bocah itu. Bagaimana bisa Master Wang memahaminya? Tidak hanya itu, dia bahkan bisa mempelajari segala isi buku ini hingga mengaktifkan formasi tujuh bintang untuk menyegel jiwa Meriy Ang," ucap Master Yu menggerutu.Master Wang adalah salah satu murid kakek buyut Renggin Ang dari generasi kelima Keluarga Hun. Dia yang telah menghasut para keturunan generasi keenam Keluarga Hun, sehingga menimbulkan pertikaiaan perebutan buku kuno itu. Lelaki itu juga yang telah berpura-pura menyarankan agar buku kuno itu disembunyikan. Dengan begitu, dia bisa dengan mudah merebut buku kuno
"Ada apa?" tanya Shi Kiel Dong."Aku melihat bayangan seseorang di luar!" Renggin Ang bangkit dari ranjang dan membuka jedela kamarnya. "Kakak San, Tetaplah di sini bersama Tuan Muda Kiel! Aku akan pergi mengeceknya. Kalian boleh tidur terlebih dahulu jika aku tak kunjung kembali." Dia melompat dari jendela mengikuti bayangan itu.Tampak seseorang berpakaian serba hitam dan hanya terlihat matanya saja. Dia bergerak, lari, dan melompat dengan cepat. Tiba-tiba berhenti di sebuah pekarangan yang cukup lapang. Kemudian, dia duduk di bawah sebuah pohon yang rindang dan lebat. Dia pun melepas kain penutup wajahnya.Fiuh!Hembusan napas kasar menyertainya. Tampak seorang gadis yang berumur setahun lebih muda dari Renggin Ang sedang mendongakkan kepala bersandar pada pohon besar di belakangnya."Sera Yu!"Suara Renggin Ang sangat rendah, sehingga hanya terdengar oleh dirinya sendiri."Apa yang ia lakukan di tengah malam begini di sana?"Renggin Ang menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya
"Kau memiliki rubah yang bagus, Tuan Muda Kiel." Fen Yu berjalan memutari mereka sembari terus memandang ke arah Gu Rhi San. Dia tampak terkagum-kagum dengan bentuk tubuh rubah Gu Rhi San yang bersih dan berbulu lebat. "Rubah ini sangat cantik, aku menyukainya. Bisakah kau memberikannya kepadaku sebagai hadiah?" ucapnya memaksa."Cih! Aku bukan betina!" celetuk Gu Rhi San kesal."Ka-kau bi-bisa bicara?" Fen Yu kaget."Tentu saja. Aku tidak mau memiliki Tuan bodoh sepertimu. Kau bahkan tidak bisa membedakan jenis kelamin! Huh!""Apa kau bilang!" Fen Yu menggertak.Datang seorang gadis dari belakang Fen Yu mendekati pemuda itu dan menjewernya."Paman mencarimu. Kau membolos latihan lagi, Kakak Sepupu! Bukanya meningkatkan kultivasi malah bermain-main! Dasar pemalas!" ucap gadis itu memarahi Fen Yu."Aargh! Ayolah Sera Yu! Sekali-kali kau juga harus menikmati hidup. Tidak perlu kau terlalu memperdulikan ocehan ayahmu yang semakin hari semakin tua itu. Lagipula, kompetisi Benua Yu masih t
Renggin Ang yang awalnya berencana untuk berlatih di akademi Gendon, sang kakek malah menyuruhnya berlatih di Akademi Dongu di Benua Yu. Demi merebut kembali buku kuno sang leluhur, Renggin Ang pun mengikuti saran sang kakek. Dia keluar dari kamar melewati jendela bersama Gu Rhi San. Lagi-lagi anak itu mengambil jalur belakang."Kakak San, ayo!" ajaknya telah bersiap untuk terbang bersama Cai Cing.Renggin Ang mengubah dirinya menjadi Chen Tong dan memakai kalung yang diberikan Kakek Mo kepadanya. Dia mendarat di sebuah wilayah sebelah selatan Benua Yu. Anak itu berjalan dari pantai hingga mendapati keramaian di pemukiman."Maaf, Ki Sanak. Kalau boleh tau, apa nama wilayah ini?" tanya Renggin Ang kepada seorang kakek tua."Ini ... emm." Kakek tua itu tampak berpikir."Bukankah tinggal menyebutkannya saja? Apakah kakek ini sudah pikun?" gumam Renggin Ang.Kemudian kakek tua itu menoleh ke sana ke mari seperti sedang memastikan sesuatu. Lalu, dia mendekat kepada Renggin Ang dan berbisik.
Di Hutan Mblesek tempat Kakek Mo dan Gu Rhi San berada. Kakek Mo bersi kukuh ingin kembali ke akademi."Hey, Kakek! Bagaimana nanti jika anak itu kembali?" ucap Gu Rhi San mengikuti langkah kaki Kakek Mo."Kau tunggu saja di sini! Biarkan aku kembali sendiri!""Bagaimana mungkin! Anak itu menyuruhku untuk menjagamu! Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu, apa yang harus kukatakan padanya?""Haish! Berisik sekali!" Kakek tua itu mendengus.Gu Rhi San pun pada akhirnya mengekor hingga tiba di akademi."Woah! Ini kah akademi? Sangat berbeda dengan Perguruan Rasa di Wilayah Cang. Tempat ini tampak lebih megah!" ujar Gu Rhi San kagum."Tentu saja. Akademi ini tempat untuk berlatih para kultivator hingga menuju puncak. Sedangkan perguruan hanya mengajarkan keahlian tertentu sesuai bakat."Setelah Kakek Mo sampai di kediamannya, para murid-muridnya menyambut dengan hangat."Tetua Mo kembali!" teriak Go Yang girang."Apakah aku tidak salah melihat? Itu benar-benar Tetua Mo!" ucap San Tai membe
Selangkah demi selangkah, perlahan Renggin Ang dan Gu Rhi San mendekati semak-semak itu."Aaaaargh!"Dia mengerang semakin keras."Grrrrrrrr!"Renggin Ang merasa sedikit akrab dengan suara itu. Dia pun menyingkirkan semak-semak yang menutupinya dan mendapati seorang pria tua sedang meringkuk sembari meremas dadanya."Ka-kakek Mo!"Renggin melihat menyentuh pria itu, badannya dingin seperti es dan tubuhnya sangat pucat "Kau mengenalnya?" tanya Gu Rhi San."Dia adalah guruku di akademi sekaligus paman dari ayahku.""Sepertinya, dia terkena racun dingin," kata Gu Rhi San."Duduklah, Kakek!" Renggin Ang membangunkan pria tua itu dan mendudukkannya."Si-siapa kau?" tanya pria tua itu samar-samar melihat seorang anak lelaki dan seorang pria."Renggin Ang.""Ka-kau!""Iya Kakek, ini aku. Aku memakai topeng pengubah itu."Kemudian, Renggin Ang menekan penggungnya dengan kedua telapak tangan, lalu menyalurkan energi spiritual ke seluruh tubuhnya. Anak itu menekan racun tersebut dan mengumpulka
Tak disangka, di malam harinya, mereka mendapat kabar dari penjaga perbatasan Wilayah Han, bahwa benteng pertahanan telah diratakan. Setelah Pangeran Bing Kai kembali ke kediamannya, rupanya Kaisar Kerajaan Kai menolak perdamaiaan dan langsung bergerak menyerbu Wilayah Han."Kakak, sepertinya kau harus menunda kepergianmu ke akademi," ucap Ampy Ang kepada Renggin Ang."Baiklah! Aku bersama Kakak San dan Ampy Ang akan pergi ke Wilayah Han untuk mengatasi pasukan Kerajaan Kai." Renggin Ang berubah wujud menjadi dirinya yang asli.Mereka pergi ke Wilayah Han, dengan membawa 500 pasukan. Untung saja, saat itu para penduduk masih berada di tenda ungsian di ibu kota, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan adanya korban di antara mereka.Setelah pasukan Kerajaan Kai meratakan benteng pertahanan, mereka bergerak menuju Kediaman Han dan mengobrak-abrik tempat itu."Tidak ada siapapun di kediaman ini, Ayah," ujar Mhe Lu Kai, Pangeran Pertama Kerajaan Kai."Tuan Tu Lung Dong telah mengungsikan m