Setelah berlalu satu bulan, Renggin Ang berhasil mengobati kelumpuhan Shen Tie Er dengan terapi pil regenerasi. Gadis itu, akhirnya dapat beraktivitas lagi sebagaimana mestinya. Namun, ketujuh titik meridiannya yang rusak membuatnya kehilangan segala keahlian yang telah dicapai. Dia akan menjadi seorang sampah.Shen Tie Er meminta pulang kembali ke keluarganya. Meskipun ia mengetahui keadaan dirinya yang saat ini akan membawa malapetaka bagi dirinya sendiri jika kembali, dia tetap bersikukuh untuk pulang. Sebab, dia tidak ingin membuat ayahnya khawatir. Satu-satunya hal yang membuat Shen Tie Er bisa bertahan di keluarganya sendiri adalah karena ayahnya masih peduli dengannya."Kakak-kakakku pasti akan merasa sangat senang ketika melihatku pulang dalam keadaan seperti ini.""Lalu, mengapa kau tidak tinggal di sini saja?" tanya Puteri Sin."Aku tidak suka menjadi beban.""Siapa yang menganggapmu beban?!" teriak Renggin Ang meninggi."Sebenarnya, ayahku sedang menyelidiki tentang kematia
Tampak bayangan seorang wanita berdiri di hadapan Renggin Ang. Wanita yang sangat diridukan oleh anak itu."Kau ... Renggin Ang?" tanya Meriy Ang melihat anak lelakinya tampak berwujud orang lain."I-ibuuu! Benar, ini aku!" Renggin Ang melepas topengnya dan berubah menjadi wujud aslinya.Bibir Renggin Ang bergetar, matanya berkaca-kaca hampir menangis karena haru melihat ibunya tersenyum hangat dengan wajah berseri-seri. Meriy Ang pun hanya bisa menatap sang anak di depannya dengan penuh keriduan.Pada saat itu Gu Rhi San menguap dan terbangun menyaksikan perubahan wujud Chen Tong menjadi Renggin Ang. Dia mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa Chen Tong bisa berubah wujud."Temanmu terbangun," ucap Meriy Ang melihat ke belakang Renggin Ang, tepatnya di samping sebuah yang rindang."Kau ... Chen Tong?" tanya Gu Rhi San menunjuk Renggin Ang.Suara Gu Rhi San yang cukup keras, membangunkan She Fo Tong dari tidurnya. Renggin Ang pun menoleh. Dia mengetahui bahwa me
Keesokan harinya.Renggin Ang, Gu Rhi San, dan si ratu lebah datang mengunjungi Ampy Ang di Istana Kerajaan Wong. "Kalian, tunggu di sini saja!" ucap Tu Lung Dong melarang siluman rubah dan ratu lebah masuk ke kamar Ampy Ang."Cih!" Mereka hanya bisa berdecak kesal karena tak berani melawan Tu Lung Dong.Di kamar tempat Ampy Ang berada, Roh Meriy Ang duduk di tepi dipan melihat puteri kecilnya tengah terbaring di sana. Jari wanita itu menyentuh kening Ampy Ang dengan lembut, lalu membelai rambutnya."Ampy Ang, kenapa kau tidak kunjung bangun? Di sini Kakakmu menunggumu dengan cemas.""I-ibu ... apakah ibu bisa mendengar suaraku?""Iya, Ibu bisa mendengarmu, sayang.""Syukurlah. Kakak tidak bisa melihat dan mendengarku. Jadi aku tidak bisa meminta bantuannya. Masih ada sisa kekuatan Kakek Leluhur di dalam tubuhku. Ini membuatku kesulitan mengendalikan ragaku sendiri."Kemudian Meriy Ang mengecek ke dalam alam bawah sadar Ampy Ang. Dia melihat gumpalan roh naga bumi membelenggu jiwa Amp
"Bodoh? Hahaha!" Baru saja Gu Rhi San datang, dan ia langsung tertawa. "Siapa yang sebenarnya harus dikatakan bodoh? Seseorang yang sengaja melesetkan serangannya karena hanya sekedar bertujuan untuk peringatan, atau orang yang tidak tau diri setelah diberi peringatan?"Mereka bersepuluh bungkam tak berani lagi mengolok-olok RengginAng. Mereka saling berbisik."Meskipun dia benar-benar melesetkan serangannya, memangnya kenapa? Dia hanya anak kecil. Sehebat apapun dia, tidak akan lebih hebat dari kita.""Benar. Tapi kita harus berhati-hati dengan pria yang membelanya.""Ckck. Benar-benar bodoh!" decak Gu Rhi San. Pria itu berubah menjadi rubah ekor sembilan yang tampak ganas dan garang. "Berani merendahkan tuanku, kalian pantas mati!"Betapa terkejutnya mereka ketika melihat sosok monster ganas yang siap menyantap siapapun. Sembilan dari mereka, lari terbirit-birit sembari berteriak."Mo-mo-monsteeeer ...! Kami tidak akan mengganggu Shen Tie Er lagi!"Satu orang tersisa masih berdiri m
Datang siluman rubah hitam si raja rubah, yaitu Li San menyusul Sun Bo Kong. Dia melihat Gu Rhi San bersama dua anak kecil tampak sedang mencari masalah dengan Sun Bo Kong. "Gu Rhi San, aku tidak menyangka ternyata kau masih bertahan hidup!" ucap Li San."Apa maksud Anda, Yang Mulia. Apakah Anda mengharapkan aku mati?""Hahaha! Hidup dan matimu tidak penting bagiku.""Cih!"Decitan Gu Rhi San yang cukup terdengar keras hingga ke telinga sang raja rubah. Sang raja rubah pun menyeringai."Penyakitmu adalah deritamu. Umur ras-mu yang pendek, membawa keberuntungan bagi kami para ras rubah hitam untuk naik tahta. Jadi, semakin kau cepat mati, semakin bagus untuk kejayaan ras rubah hitam. Hahaha.""Sayangnya umurku kali ini akan lebih panjang bahkan mungkin melebihi umur Anda yang sudah tua, Yang Mulia. Maaf telah mengecewakan Anda," balas Gu Rhi San tersenyum tipis.Kemudian Gu Rhi San berkata kepada Renggin Ang dan Ampy Ang. "Kedua siluman ini, biarkan aku yang mengurusnya. Kalian, pikirk
"Berhati-hatilah! Jangan meremehkan anak kecil. Anak-anak ini adalah keturunan dari sang penggendali roh naga!" ujar Sun Bo Kong kepada rekan-rekannya."Apa! Keturunan orang itu! Pantas begitu bernyali datang hanya dengan mengandalkan tiga orang," timpal Chu Kai. "Ke mana enam siluman yang lain? Mengapa hanya ada kita berempat?" Dia menoleh ke sana ke mari."Cih! Mereka sedang bersenang-senang bersama ratu buaya putih di Danau Pesing," ucap Sun Bo Kong tampak sangat menyayangkan sekali tidak bisa ikut bersenang-senang."Cepat selesaikan pertarungan ini agar kita bisa ikut bergabung dengan mereka!" ujar Menyu Kai tak sabar.Sang ratu babi memanggil seribu ekor anak babi untuk menyebarkan racun kotoran babi kepada Renggin Ang, Ampy Ang, dan Gu Rhi San."Ayo kesayanganku, kerjakan tugas kalian dengan baik!"Oing oing oing ....Pasukan anak babi menyerbu mereka dengan membawa racun kotoran babi. Ampy Ang menggunakan teknik belenggu rantai emas untuk menahan tombak Chu Kai dan memanggil Ai
Entah bagaimana Li Lin akan mengamati tanah itu. Dia tampak percaya diri bisa menumbuhkan pohon avoka dengan tangannya sendiri. Li Lin kembali ke perguruannya di Benua Ku, sedangkan Renggin Ang melanjutkan perjalanannya ke kutub utara bersama Ampy Ang dan Gu Rhi San.Sampailah mereka di sebuah pantai bersalju putih, seputih susu yang sangat dingin."Ayo! Tunggu apa lagi, bukankah kita harus segera menemukan mawar es itu." Dengan tergesa-gesa, Gu Rhi San melompat dari punggung Ai Lang dan mendarat di pantai itu."Tunggu!" teriak Renggin Ang dan Ampy Ang.Namun sudah terlambat. Tubuh Gu Rhi San seketika menjadi kaku, membeku berasap dingin.Apa yang terjadi dengan tubuhku? Aku tidak bisa bergerak. Batin Gu Rhi San."Astaga, Anda terlalu terburu-buru, Kakak San. Sekarang, kau sudah membeku seperti ini. Aku dan Ampy Ang akan ikut membeku jika turun ke tanah es untuk membawamu."Tolong jangan tinggalkan aku. Aku tidak ingin mati membeku di sini. Batin Gu Rhi San memelas."Biarkan Ampy mene
ROAR!Suara itu semakin lama semakin memekikan. Ampy Ang dan Gu Rhi San menutup kedua telinga mereka karena suara bising itu. Ai Lang pun terhenti, tak bisa bergerak lebih dekat mendekati Renggin Ang."Kakak!"Meskipun masih cukup jauh, tapi pertarungan itu masih berada dalam jangkauan mata Ampy Ang. Gadis itu dapat melihat Renggin Ang semakin terdesak dan terpojok. Dari jarak yang cukup jauh itu, Ampy Ang mengacungkan telunjuknya ke arah Lao Shi dan berteriak."Hujan bintang!"Muncul sebuah titik cahaya putih di ujung telunjuk Ampy Ang memicu datangnya lesatan cahaya dari langit. Beberapa luncuran cahaya berjatuhan menyerang sang siluman beruang kutub.Bum bum bum!Walaupun Ampy Ang mengetahui bahwa serangannya tidak akan berdampak besar bagi Lao Shi, setidaknya bisa mengacaukan konsentrasinya. Ledakan dari cahaya yang berjatuhan itu, membuat Lao Shi sedikit tergerak mundur. Situasi ini adalah sebuah kesempatan emas untuk Renggin Ang memperbesar serangannya."Cai Cing! Teknik bukak t
Renggin Ang berada di tingkat master tahap pertama, Ampy Ang berada di tingkat jendral tahap pertama, sedangkan Sina Hun berada di tingkat master tahap sembilan. Mereka melawan Master Yu yang barada di tingkat legend tahap ketiga."Kakak, bukankah kau bilang tadi punya rencana?" tanya Ampy Ang."Ah, itu. Aku memiliki racun pencuci otak. Aku tidak yakin ini akan berhasil jika digunakan kepada Master Yu.""Itu tidak akan berhasil! Master Yu telah mencapai tingkat legend dan telah membentuk kekebalan tubuh anti racun. Jadi itu akan sia-sia," kata Sina Hun. "Aku memiliki cara yang lebih ampuh untuk mengalahkannya.""Apa itu?" tanya Renggin Ang dan Ampy Ang bersamaan."Kau sudah mendapatkan buku itu kembali bukan?"Renggin Ang mengangguk."Buka bab teknik penggabungan roh hewan spiritual khusus untuk orang yang memiliki energi spiritual panas dan dingin!" ucap Sina Hun."Adakah teknik seperti itu?" tanya Renggin Ang. "Aku pernah mendengarnya dari kakekku.""Kakek buyut?""Benar."Renggin A
Saat sedang mengobrol dengan Pemimpin Keluarga Dong, Tu Lung Dong mendengar kerang ajaibnya bersiul. Dia mendapat kabar dari para mermaid bahwa Laut Pelangi bagian selatan sedang diserang pasukan monster ular putih yang dipimpin oleh ratu siluman ular putih, Shi Yue. Mendengar kabar tersebut, Tu Lung Dong tidak bisa diam. Dia pun menyampaikan hal tersebut kepada Ampy Ang."Pergilah, Tuan! Tidak perlu mengkhawatirkan kami di sini. Para mermaid itu membutuhkan Anda sekarang," ujar Ampy Ang kepada Tu Lung Dong.Selang beberapa detik kemudian setelah Tu Lung Dong pergi, datang seorang wanita yang tampak sangat lemah. Bahkan menjalankan kakinya pun harus dibantu. Ampy Ang melihat seorang gadis yang tadi mendahuluinya saat hendak menghampiri Renggin Ang, dia bergegas menyambut wanita lemah itu seraya berseru."Ibu!""Ibu? Apakah itu raga Ibu? Mengapa Sera Yu memanggilnya ibu?" tanya Renggin Ang kepada Meriy Ang mencari kejelasan."Itu memang raga Ibu. Tapi, dalam tubuh itu ada jiwa seseorang
Master Yu tampak tidak menikmati pertandingan. Kemudian, pria itu mengeluarkan sebuah buku yang menjadi masih menjadi sebuah misteri baginya. Biasanya pria itu hanya menaruhnya di atas rak pada tumpukan buku-buku yang berdebu."Cih! Aku tidak menyangka buku ini akan tertulis dengan tulisan yang tidak bisa kumengerti. Baru kali ini aku mendapatkan tulisan serumit ini! Hah, sial! Sia-sia saja aku merebut buku ini dari bocah itu. Bagaimana bisa Master Wang memahaminya? Tidak hanya itu, dia bahkan bisa mempelajari segala isi buku ini hingga mengaktifkan formasi tujuh bintang untuk menyegel jiwa Meriy Ang," ucap Master Yu menggerutu.Master Wang adalah salah satu murid kakek buyut Renggin Ang dari generasi kelima Keluarga Hun. Dia yang telah menghasut para keturunan generasi keenam Keluarga Hun, sehingga menimbulkan pertikaiaan perebutan buku kuno itu. Lelaki itu juga yang telah berpura-pura menyarankan agar buku kuno itu disembunyikan. Dengan begitu, dia bisa dengan mudah merebut buku kuno
"Ada apa?" tanya Shi Kiel Dong."Aku melihat bayangan seseorang di luar!" Renggin Ang bangkit dari ranjang dan membuka jedela kamarnya. "Kakak San, Tetaplah di sini bersama Tuan Muda Kiel! Aku akan pergi mengeceknya. Kalian boleh tidur terlebih dahulu jika aku tak kunjung kembali." Dia melompat dari jendela mengikuti bayangan itu.Tampak seseorang berpakaian serba hitam dan hanya terlihat matanya saja. Dia bergerak, lari, dan melompat dengan cepat. Tiba-tiba berhenti di sebuah pekarangan yang cukup lapang. Kemudian, dia duduk di bawah sebuah pohon yang rindang dan lebat. Dia pun melepas kain penutup wajahnya.Fiuh!Hembusan napas kasar menyertainya. Tampak seorang gadis yang berumur setahun lebih muda dari Renggin Ang sedang mendongakkan kepala bersandar pada pohon besar di belakangnya."Sera Yu!"Suara Renggin Ang sangat rendah, sehingga hanya terdengar oleh dirinya sendiri."Apa yang ia lakukan di tengah malam begini di sana?"Renggin Ang menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya
"Kau memiliki rubah yang bagus, Tuan Muda Kiel." Fen Yu berjalan memutari mereka sembari terus memandang ke arah Gu Rhi San. Dia tampak terkagum-kagum dengan bentuk tubuh rubah Gu Rhi San yang bersih dan berbulu lebat. "Rubah ini sangat cantik, aku menyukainya. Bisakah kau memberikannya kepadaku sebagai hadiah?" ucapnya memaksa."Cih! Aku bukan betina!" celetuk Gu Rhi San kesal."Ka-kau bi-bisa bicara?" Fen Yu kaget."Tentu saja. Aku tidak mau memiliki Tuan bodoh sepertimu. Kau bahkan tidak bisa membedakan jenis kelamin! Huh!""Apa kau bilang!" Fen Yu menggertak.Datang seorang gadis dari belakang Fen Yu mendekati pemuda itu dan menjewernya."Paman mencarimu. Kau membolos latihan lagi, Kakak Sepupu! Bukanya meningkatkan kultivasi malah bermain-main! Dasar pemalas!" ucap gadis itu memarahi Fen Yu."Aargh! Ayolah Sera Yu! Sekali-kali kau juga harus menikmati hidup. Tidak perlu kau terlalu memperdulikan ocehan ayahmu yang semakin hari semakin tua itu. Lagipula, kompetisi Benua Yu masih t
Renggin Ang yang awalnya berencana untuk berlatih di akademi Gendon, sang kakek malah menyuruhnya berlatih di Akademi Dongu di Benua Yu. Demi merebut kembali buku kuno sang leluhur, Renggin Ang pun mengikuti saran sang kakek. Dia keluar dari kamar melewati jendela bersama Gu Rhi San. Lagi-lagi anak itu mengambil jalur belakang."Kakak San, ayo!" ajaknya telah bersiap untuk terbang bersama Cai Cing.Renggin Ang mengubah dirinya menjadi Chen Tong dan memakai kalung yang diberikan Kakek Mo kepadanya. Dia mendarat di sebuah wilayah sebelah selatan Benua Yu. Anak itu berjalan dari pantai hingga mendapati keramaian di pemukiman."Maaf, Ki Sanak. Kalau boleh tau, apa nama wilayah ini?" tanya Renggin Ang kepada seorang kakek tua."Ini ... emm." Kakek tua itu tampak berpikir."Bukankah tinggal menyebutkannya saja? Apakah kakek ini sudah pikun?" gumam Renggin Ang.Kemudian kakek tua itu menoleh ke sana ke mari seperti sedang memastikan sesuatu. Lalu, dia mendekat kepada Renggin Ang dan berbisik.
Di Hutan Mblesek tempat Kakek Mo dan Gu Rhi San berada. Kakek Mo bersi kukuh ingin kembali ke akademi."Hey, Kakek! Bagaimana nanti jika anak itu kembali?" ucap Gu Rhi San mengikuti langkah kaki Kakek Mo."Kau tunggu saja di sini! Biarkan aku kembali sendiri!""Bagaimana mungkin! Anak itu menyuruhku untuk menjagamu! Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu, apa yang harus kukatakan padanya?""Haish! Berisik sekali!" Kakek tua itu mendengus.Gu Rhi San pun pada akhirnya mengekor hingga tiba di akademi."Woah! Ini kah akademi? Sangat berbeda dengan Perguruan Rasa di Wilayah Cang. Tempat ini tampak lebih megah!" ujar Gu Rhi San kagum."Tentu saja. Akademi ini tempat untuk berlatih para kultivator hingga menuju puncak. Sedangkan perguruan hanya mengajarkan keahlian tertentu sesuai bakat."Setelah Kakek Mo sampai di kediamannya, para murid-muridnya menyambut dengan hangat."Tetua Mo kembali!" teriak Go Yang girang."Apakah aku tidak salah melihat? Itu benar-benar Tetua Mo!" ucap San Tai membe
Selangkah demi selangkah, perlahan Renggin Ang dan Gu Rhi San mendekati semak-semak itu."Aaaaargh!"Dia mengerang semakin keras."Grrrrrrrr!"Renggin Ang merasa sedikit akrab dengan suara itu. Dia pun menyingkirkan semak-semak yang menutupinya dan mendapati seorang pria tua sedang meringkuk sembari meremas dadanya."Ka-kakek Mo!"Renggin melihat menyentuh pria itu, badannya dingin seperti es dan tubuhnya sangat pucat "Kau mengenalnya?" tanya Gu Rhi San."Dia adalah guruku di akademi sekaligus paman dari ayahku.""Sepertinya, dia terkena racun dingin," kata Gu Rhi San."Duduklah, Kakek!" Renggin Ang membangunkan pria tua itu dan mendudukkannya."Si-siapa kau?" tanya pria tua itu samar-samar melihat seorang anak lelaki dan seorang pria."Renggin Ang.""Ka-kau!""Iya Kakek, ini aku. Aku memakai topeng pengubah itu."Kemudian, Renggin Ang menekan penggungnya dengan kedua telapak tangan, lalu menyalurkan energi spiritual ke seluruh tubuhnya. Anak itu menekan racun tersebut dan mengumpulka
Tak disangka, di malam harinya, mereka mendapat kabar dari penjaga perbatasan Wilayah Han, bahwa benteng pertahanan telah diratakan. Setelah Pangeran Bing Kai kembali ke kediamannya, rupanya Kaisar Kerajaan Kai menolak perdamaiaan dan langsung bergerak menyerbu Wilayah Han."Kakak, sepertinya kau harus menunda kepergianmu ke akademi," ucap Ampy Ang kepada Renggin Ang."Baiklah! Aku bersama Kakak San dan Ampy Ang akan pergi ke Wilayah Han untuk mengatasi pasukan Kerajaan Kai." Renggin Ang berubah wujud menjadi dirinya yang asli.Mereka pergi ke Wilayah Han, dengan membawa 500 pasukan. Untung saja, saat itu para penduduk masih berada di tenda ungsian di ibu kota, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan adanya korban di antara mereka.Setelah pasukan Kerajaan Kai meratakan benteng pertahanan, mereka bergerak menuju Kediaman Han dan mengobrak-abrik tempat itu."Tidak ada siapapun di kediaman ini, Ayah," ujar Mhe Lu Kai, Pangeran Pertama Kerajaan Kai."Tuan Tu Lung Dong telah mengungsikan m