Share

Bab 101

Author: Amih Lilis
last update Last Updated: 2025-01-27 20:38:54

"Lebih cepat, Angga! Shanum hampir tak bisa bertahan!" seru Frans kesal pada Angga mana kala merasa mobil yang ditumpangi tak berjalan lancar.

"Macet, Bos." Angga menyahut tak kalah gusar. Dia pun bukan ingin sengaja memperlambat perjalanan. Apa mau di kata, jalanan saat ini lumayan macet.

Frans mengeram kesal. Melongokkan kepala lewat kaca jendela pintu demi bisa memantau kondisi sekeliling. Sial! Mereka benar-benar terjebak macet. Mana masih jauh pula ke rumah sakit.

Salahnya juga yang malah memilih mobil bukan hellypad. Padahal Arjuna sengaja tak menggunakan kendaraan itu kemarin untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada Shanum dan kehamilannya.

Mau bagaimana lagi, Frans tadi terlalu panik. Otaknya blank dan lupa pada benda terbang itu. Seumur-umur baru kali ini otaknya mendadak macet hanya karena panik.

"Bertahan, Sha! Jangan tidur dulu." Frans menepuk pipi Shanum yang mulai memucat agar tetap sadar. Setelah itu, Frans pun menghubungi Reyn.

"Reyn, Shanum akan melahirkan. Tapi k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
gk bisa berkata-kata klo frans udah bertindak, emang cocok tuh klo shanum dijodohkan sm frans.
goodnovel comment avatar
Ziza Ziz S
lagi Mbak Amihhhhhhhh
goodnovel comment avatar
leolita
amihhh mah suka gitu, cerita nya pendek banget ikh, aku cubit juga Frans nya, wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 102

    Arjuna langsung meninggalkan ruang rapat setelah mendengar laporan tentang Shanum. Tak perduli rapat sebenarnya masih berlangsung, Arjuna tetap pergi begitu saja. Toh, ada Arsen yang pasti akan menyelesaikan semuanya."Antarkan aku ke Setiawan Healty secepatnya!" titahnya pada sang sopir. Tak menunggu perintah dua kali, sopir tersebut pun langsung tancap gas. Sementara itu Arjuna segera menelepon kepala pelayan di rumahnya dan meminta rekaman cctv di rumah. Ia ingin tahu kenapa Shanum sampai mengalami pendarahan hari ini? Padahal saat kemarin ditinggalkan putrinya itu masih baik-baik saja. Arjuna juga ingat jika sekarang belum HPL kandungan Shanum.Sepanjang perjalanan Arjuna tak bisa tenang sedikit pun. Otaknya terus saja mengingatkan dirinya pada kenangan kelam di masa lalu. Saat Karina kritis dan kehilangan anak pertama mereka. Rasanya dejavu. Kekhawatiran ini. Rasa takut ini semua sama. Arjuna benar-benar tak ingin berada di posisi itu kembali.Setelah melakukan perjalanan yang

    Last Updated : 2025-01-27
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 103

    Syukurlah Shanum akhirnya bisa melewati masa kritisnya berkat Mr Chen. Dia sudah dipindahkan ke ruang perawatan, tinggal menunggu untuk siuman. Karina pun sudah bertemu Mr Chen dan mengobrol banyak hal. Pria itu menunjukan banyak bukti tentang keterikatan darahnya dengan Shanum. Membuat Karina akhirnya bisa menerima kenyataan jika putrinya memiliki keluarga lain selain mereka. Arjuna sendiri tahu fakta barusan beberapa hari setelah pertemuan di kantornya, yang melahirkan kecurigaan pada sikap Mr Chen terhadap sang putri. Sebagai seorang ayah, dia tentu tak ingin sampai anaknya jadi buruan penjahat birahi. Karenanya, ia segera meminta anak buahnya melakukan penyelidikan di bantu Raid untuk penyelidikan lebih dalam. "Jangan membuatku cemburu dengan melihat putriku seperti itu Mr Chen. Anda tahu, saya ini sangat posesif sebagai kepala keluarga. Saya tak segan mematahkan leher orang jika sudah sangat cemburu," tegur Arjuna dengan nada bercanda. Meski begitu, tetap ada ketegasan dan p

    Last Updated : 2025-01-28
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 104

    Setelah hampir tiga jam tak sadarkan diri setelah dibawa ke ruang perawatan. Shanum akhirnya membuka matanya. Hal itu pun di sambut penuh suka cita dari keluarganya yang sudah berkumpul di ruangan tersebut."Sayang, bagaimana perasaanmu?" Karina bertanya dengan lembut dan perhatian. Shanum menggeleng lemah. Meski sebenarnya badannya terasa lemas dan nyeri di beberapa bagian. Shanum menganggap itu wajar. Bukankah dia baru saja mengalami sebuah insiden. Ah, benar juga! Mengingat itu, lengan Shanum sontak terangkat dan mengusap perutnya, yang tadinya membukit, kini telah rata."Bun, bayiku?" tanyanya agak panik. Bunda Karina tersenyum hangat. "Tenang, sayang. Bayimu ada. Sekarang masih di kamar bayi.""Nanti Daddy suruh orang untuk membawanya ke sini." Arjuna menambahkan. Membuat desah lega terdengar dari Shanum. "Tapi ... dia baik-baik saja kan, Bun?" ternyata kekhawatiran Shanum belum sepenuhnya hilang.Bunda tersenyum lagi. "Dia baik-baik saja, sayang. Sehat dan sempurna.""Juga t

    Last Updated : 2025-01-30
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 105

    Seiring dengan tersiarnya kabar 'Putri Sulung Keluarga Setiawan telah melahirkan', semakin ramai pula tamu yang datang berkunjung.Tak hanya dari kalangan keluarga dan sahabat mereka saja. Rekan bisnis, atau sekedar kenalan pun seolah tak ingin ketinggalan. Seperti yang kalian tahu, jangankan dalam negeri, diluar negeri pun nama besar Keluarga Setiawan lumayan di perhitungkan.Tak ingin sampai anak dan cucunya terganggu, juga demi menghindari bahaya yang mungkin saja tengah mengintai. Arjuna pun lantas membatasi kunjungan dan memperketat pengamanan di sekitar rumah sakit tempat Shanum berada. Tidak dibiarkannya orang sembarangan mendekat. Hanya yang karib dan orang-orang tertentu saja pokoknya. Itu pun setelah melewati pengecekan ketat dari Frans. Shanum tahu semua yang di lakukan Daddynya, dan dia tidak keberatan. Ia mengerti sang Daddy hanya ingin yang terbaik untuknya dan si buah hati. Namun, yang ia tidak mengerti adalah ... Kenapa Mr Chen menjadi salah satu dari yang diijinkan

    Last Updated : 2025-01-31
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 106

    "Shaki!" pekik pelan Arletta ketika sudah sampai di sumber suara, menemukan salah satu dari anak kembarnya sedang setengah di seret oleh Frans agar mengikuti langkahnya. Frans hanya menoleh sejenak, tapi tetap melanjutkan langkah menuju ruang keluarga di mana sang Daddy dan Bunda tengah berada. Gegas saja Shanum dan Arletta mengikuti langkah Frans dibelakang.Bruk!Sesampainya di ruangan itu, Shaki di dorong agak keras hingga pria itu pun bersimpuh tepat di hadapan Daddy Arjuna. "Dia ketahuan mengendap ke kamar Nona besar di atas." Frans melapor tanpa diminta.Sementara Shanum makin bingung dengan laporan Frans. Daddy Arjuna sediri malah menatap Shaki dengan sorot jengah. Lalu melempar tatapan pada Arletta. "Bagaimana, Let? Menurutmu harus kuapakan anakmu ini?" tanya Daddy kemudian. Arletta mendesah berat lalu memijat keningnya yang mendadak pening. Anaknya yang satu itu memang susah sekali di atur."Shaki, Shaki, sebenernya kamu tuh bisa patuh nggak, sih? Mama capek loh ngomong s

    Last Updated : 2025-02-02
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 107

    Shanum tertegun mendengar ucapan Arjuna barusan. Apa katanya? Daddy sudah punya calon untuknya? Siapa? Kenapa Daddy nggak pernah mengatakan apa pun selama ini?Mungkin pertanyaan itu bukan hanya ada dalam benak Shanum saja. Tetapi semua yang ada di sana. Khususnya Shaki. Pria itu pun lantas menanyakan siapa pria yang sudah menyalipnya itu?"Siapa pun dia, nanti juga kalian akan tahu jika sudah saatnya." Daddy ternyata memilih merahasiakan pilihannya tersebut. "Loh, nggak--""Yang harus kamu ingat, Shaki." Daddy sengaja menyela ucapan Shaki. "Pria pilihanku itu lebih bisa dipercaya ucapan dan janjinya. Tidak seperti kamu, ngakunya cinta sama Shanum dan mau berubah, tapi masih saja kencan dengan model-modelmu itu dibelakangnya. Bahkan sampai keluar masuk hotel!"Shaki langsung gelagapan mendengar ucapan Daddy. Mungkin dia tak menyangka Daddy akan tahu rahasianya itu. Ah, Shaki terlalu meremehkan Arjuna.Sementara di tempatnya, Shanum hanya bisa mendesah berat. Benar kata bunda, tidak m

    Last Updated : 2025-02-03
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 108

    Selepas kepergian Keluarga Hardikusuma, Arjuna menyuruh Shanum kembali ke kamarnya tanpa menjelaskan apa pun. Shanum yang awalnya ingin bertanya pun mengurungkan niatnya ketika melihat wajah sang ayah yang agak dingin. Di antar Frans, Shanum akhirnya patuh untuk kembali ke kamarnya. Terserahlah. Mau dinikahkan sama siapa pun, asal menurut Daddynya baik, Shanum pasrah saja. Bagaimana lagi? Dia pernah memilih sendiri dengan begitu yakin, akhirnya di kecewakan, kan? Siapa tahu kalau dipilihkan orang, rumah tangganya akan langgeng. Aamiinn ....Akan tetapi, Shanum harap mereka tidak memaksa di waktu terdekat ini. Karena Shanum masih ingin menikmati status singlenya juga fokus pada tumbuh kembang Baby Nata. Menjelang malam, Shanum kembali keluar kamar. Ia ingin mengambil air minum untuk jaga-jaga jika haus tengah malam. Sekalian ia ingin meminjam salah satu buku di ruang baca Bunda untuk menemaninya tidur nanti."Oh, iya. Yang kamu katakan tadi itu, beneran?"Beberapa langkah dari ruanga

    Last Updated : 2025-02-04
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 109

    Hari pun berlalu. Shanum kembali menjalani waktu tenangnya sambil menikmati momen menjadi ibu pemula. Ia dibantu oleh Bunda dan Umi Hasmi dalam parenting nya. Meski kadang, dua orang itu jadi berdebat konyol karena perbedaan kebiasaan. Maklum, yang satu menggunakan kebiasaan di kampung, yang satu di kota. Jadi ya ... begitu. Perihal bedong, gurita, dan sarung tangan bayi saja permasalahkan. "Udah tahun berapa ini? Masih saja bayik kamu bungkus macam lontong begitu. Kalau orang kicer mah, nanti malah di kukus, loh!""Itulah gunanya kaca mata, Dokter? Lagian di bedong itu biar tangan sama kakinya nggak ngejebrak gitu loh. Jalannya juga lebih rapet nanti pas udah gede.""Halah, mitos! Kamu juga di bedong pasti, kan, pas bayik? Tapi kok jalannya masih ngangkang, tuh?""Ya gimana nggak ngangkang. Orang saya tiap malam di cangkul si Aa. Nggak berenti kalau belum lemes. Wajarlah kalau paha saya jadi jaga jarak gini!"Allahu robbi ... Shanum hanya bisa menggeleng putus asa jika bercanda dua

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 146

    "Kamu ...." Shanum mengerjap bingung melihat seseorang sudah berdiri dengan cengiran khasnya pagi ini, di depan pintu kamar hotel, tempatnya menginap semalam."Selamat pagi, Bu ..." sapanya riang seperti biasa.Shanum mengerjap lagi, raut bingung dan tak percaya nampak jelas di matanya. Bukan apa-apa, ini masih pagi, loh. Dan ... yang tahu dia menginap di sini hanya pria yang ikut menginap di sebelah kamarnya, Safran. Makanya Shanum kira tadi yang mengetuk pintu kamarnya adalah Safran. Eh, ternyata bukannya Safran yang dia lihat, malah gadis ini. Yuli, asistennya di kantor. Tetapi kini pertanyaannya adalah ...."Kamu kok tahu saya di sini?" Dari pada jerawatan memikirkannya, Shanum memilih menanyakan langsung."Oh ... saya tahu dari pak Safran."Hah?"Safran?" beo Shanum Orang di depannya mengangguk cepat. "Semalam Pak Safran chat saya sekitar jam 2 an. Beliau bilang, Penyakit lambung ibu kumat. Tidak bisa pulang dan terpaksa menginap di hotel tempat pesta di laksanakan. Saya di sur

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 145

    "Akh!"Shanum memekik kaget ketika rasa dingin tiba-tiba saja menghantam halus dari kepala hingga sekujur tubuhnya. Ia menatap nyalang si pelaku."Apa yang kau lakukan--""Maaf, kak! Bukan aku tak menginginkanmu, tapi aku tak bisa jika keadaannya seperti ini."Seketika Shanum diam, rontaannya pun melemah seiring dengan hatinya yang langsung tertohok pada ucapan si pelaku barusan.Kenapa? Kenapa jadi begini? Bukannya dia harusnya senang dan ...."Aku tak ingin menyentuhmu diluar ikatan halal, Kak."Lagi-lagi Shanum tertohok. Tanpa sadar menggigit bibir dalamnya dengan perasaan yang entah. Ada rasa malu yang hadir menelusup, juga rasa bingung pada sikap pria di hadapannya ini. Safran, siapa lagi?Padahal Shanum sudah pasrah pada apa pun yang akan terjadi malam ini. Shanum juga melihat ada kilatan hasrat dari sorot pria ini. Akan tetapi ... kenapa? Kenapa dia tak melanjutkan pergumulan yang hampir terjadi dan malah melakukan ini. 'Pria yang benar-benar mencintaimu pasti akan menjagamu.

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 144

    Hari terus berganti menjadi minggu, bulan, lalu tahun. Terhitung sudah satu tahun lebih kedekatan Nata dan Safran. Mereka semakin seperti ayah dan anak. Meski hanya bertemu di hari weekend. Tetapi itu tak menghalangi chemistry antara keduanya. Anehnya, hal itu seolah tak mengganggu Shanum sama sekali. Tetap abai dan biasa saja. Kasarnya, jandanya Reksa itu seperti tak tertarik memperbaharui status antara keduanya.Tidak perduli orang sekitar berkata apa. Tidak perduli alam memberi tanda apa, dan tidak perduli Nata selengket apa pada Safran. Shanum masih dengan kekeraskepalaannya.Memang, Shanum kini tak melarang Safran datang dan dekat dengan Nata. Anaknya diajak pergi keluar hanya berdua saja pun, tidak masalah. Kadang, mereka bahkan menikmati weekend bertiga layaknya keluarga cemara. Akan tetapi, sudah. Hanya begitu saja. Tidak ada lanjutan apa pun. Membuat hubungan Safran dan Nata makin dekat, tapi hubungan dengan ibunya jalan di tempat.Apalagi sekarang mereka sudah tidak terliba

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 143

    "Ya, karena aku nggak mau dijodohkan dengan kamu Safran. Aku nggak mau nikah sama kamu!" Inginnya Shanum menjawab demikian. Sayangnya, kalimat barusan hanya bisa Shanum gaungkan dalam hati karena takut menyakiti hati Safran.Shanum menghela napas panjang, menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata pedas. "Aku cuma khawatir Nata akan merepotkanmu, Safran. Kamu kan punya pekerjaan penting juga," ujarnya, berusaha terdengar rasional. Safran tersenyum, matanya berbinar penuh kesabaran. "Aku sudah bilang, tidak masalah. Lagipula..." Ia menatap bayi Nata yang sedang asyik memainkan kerah bajunya. "...Tingkah lucu Nata mampu membuatku sedikit melupakan tumpukan pekerjaan yang kadang membuat stress," imbuhnya tulus.Arjuna tersenyum paham. "Anak memang obat stress paling mujarab," ucapnya mengaminkan. Shanum merasa akan percuma saja berargumen saat ini. Maka dari itu, pada akhirnya dia pun membiarkan saja Baby Nata masih menguasai Safran. Menunggu bayi itu bosan sendiri. Hari berlalu

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 142

    Suasana meja makan sempat meredup sejenak setelah Frans "sengaja" menjatuhkan sendok. Tetapi Arletta, yang paham maksud Frans, segera mengalihkan pembicaraan. "Ah, sudahlah. Yang penting masalah pembobolan apartemen sudah selesai. Sekarang kita bisa makan dengan tenang," ucapnya sambil mengambil nasi dan lauk dengan santai. Sayangnya Shanum, yang penasaran, tidak bisa menahan diri. "Tadi Mama Alle bilang ada gadis yang mirip ... siapa?" Arletta mengunyah perlahan, matanya melirik ke Frans yang memberi tatapan bermakna. "Ah, nggak penting. Mungkin Mama salah lihat." "Tapi—" "Shanum, makan dulu. Nanti nasinya dingin," sela Arjuna dengan nada halus, tampak acuh meski sebenarnya juga penasaran.Shanum menghela napas, tapi akhirnya menuruti. Namun, pikirannya masih penasaran. Siapa gadis yang mirip dengan seseorang hingga Frans sampai bereaksi seperti itu?*** Setelah makan malam, Shanum tidak bisa tidur. Pikirannya terus menerawang tentang obrolan tadi. Gadis yang menelepon Re

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 141

    Arjuna hanya bisa mendesah panjang. "Kamu mau ke mana lagi, Arletta?"Mama Alle—Arletta—memasang wajah serius. "Ada sedikit urusan. Nggak lama, kok.""Urusan apa?" tanya Karina curiga. "Jangan bilang ada yang perlu kamu 'hajar' lagi.""Aduh, Mbak Rin. Jangan suudzon. Aku ini udah tobat, tahu," jawab Arletta santai, tapi tidak meyakinkan sama sekali."Lah, terus kenapa nggak pakai mobil? Kenapa harus motor?" tanya Arkana."Karena pakai motor lebih fleksibel. Aku nggak mau buang waktu kena macet," balas Arletta cepat.Safran yang masih menggendong Baby Nata hanya menggeleng. "Mama, kalau ada sesuatu yang berbahaya, bilang. Jangan malah pergi sendiri."Arletta menatap putranya dengan senyum tipis. "Saf, kamu kan tahu sendiri. Mama nggak mungkin sembarangan. Lagian, ini bukan urusan besar.""Kalau bukan urusan besar, kenapa buru-buru?" sambar Arkana.Arletta melirik Arkana sekilas, lalu menghela napas. "Oke, baiklah. Tadi ada telepon dari anak buah Reyn. Mereka dapat laporan tentang seseo

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 140

    Setelah meeting selesai, suasana ruang rapat masih dipenuhi tawa kecil dari para staf. Baby Nata yang sejak tadi nyaman di pangkuan Safran kini mulai menguap lebar. Pipinya menempel di dada pria itu, tampak benar-benar merasa aman dan nyaman.Shanum, yang sejak tadi menunggu di luar, segera menghampiri Safran ketika pria itu keluar ruangan. "Aku pegang Nata, deh. Kamu pasti capek, kan?" tawarnya.Namun, begitu Shanum hendak mengambil Baby Nata, bocah itu langsung menggeliat, mengeratkan pelukannya pada Safran. "Pipi! Mau pipi! Mau pipi aja!"Semua orang yang kebetulan masih berada di sekitar mereka langsung menahan tawa. Shanum, di sisi lain, hanya bisa menghela napas dalam."Nata, ini Mama, Sayang. Sama Mama, ya?" Shanum kembali mencoba.Tapi Baby Nata justru menggeleng cepat. "Mau pipi!""Nata, kamu ini kenapa, sih?" Shanum mulai frustrasi. "Bukan berarti kamu nggak boleh suka sama Om Safran, tapi kan, ini keterlaluan! Masa kamu lebih milih dia daripada Mama sendiri?"Baby Nata tida

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 139

    Semua setuju dengan ucapan Karina. Arjuna menyuruh Frans gegas menghubungi Shaki dan memintanya datang pagi ini juga ke rumah. Saat ini, Safran sudah duduk di sofa tamu dengan kondisi yang lebih segar dan rapi, siap berangkat kerja. Pria itu sudah mandi tadi, bersama Baby Nata yang masih saja tak mau lepas. Lihatlah itu! Bahkan untuk urusan mandi saja, Baby Nata masih saja posesif. Shanum tidak tahu lagi harus berkata apa pada anaknya itu.Shaki akhirnya datang dengan langkah santai, mengenakan hoodie dan celana jogger. Wajahnya masih sembab karena memang baru bangun tidur. Frans yang memintanya buru-buru datang membuat pria itu melupakan urusan mandi. Hanya cuci muka dan gosok gigi saja."Ini gimana cerita awalnya, Sha? Kenapa Safran pagi-pagi ada di sini dan malah di tahan Baby Nata?" tanya Mama Alle, ketika Shanum menyambutnya di pintu utama.Shaki memang datang tak hanya sendiri. Ada papa Arkana dan Mama Alle turut bersamanya. Katanya, semalam Shaki menginap di apartemen mereka

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 138

    "Mungkin dia hanya butuh suasana berbeda malam ini." Safran akhirnya buka suara demi menenangkan Shanum.Shanum menghela napas pasrah akhirnya. "Baiklah, kalau begitu … ayo ke kamar tamu sebelum dia bangun dan menangis lagi."Dengan langkah santai, Safran mengikuti Shanum menuju kamar tamu, masih dengan Baby Nata yang tidur nyenyak di dadanya.***Pagi harinya, Shanum bangun lebih awal dari biasanya. Setelah membersihkan diri dengan cara paling cepat yang ia bisa dan sholat subuh, wanita itu pun langsung menuju kamar tamu dengan harapan bisa membawa Baby Nata kembali ke kamarnya sebelum bocah terbangun.Sayangnya, begitu ia membuka pintu, Shanum justru langsung terkesiap ketika melihat Safran tengah menjalankan dua rakaat paginya dengan Baby Nata dalam gendongan sebelah tangannya. Astaga, Anak ini!Shanum sebenarnya ingin segera mengambil alih Baby Nata. Namun, ia takut akan mengganggu ibadah Safran. Terpaksa ia pun hanya bisa menunggu pria itu menyelesaikan ibadahnya. Sambil menung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status