Beranda / Thriller / Shadow / 68. Permainan selesai

Share

68. Permainan selesai

Penulis: Fit
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-17 11:23:46

Jean terus berada di samping Jason yang masih tak sadarkan diri. Tubuh Jean terasa sangat lemah karena mendonorkan darahnya pada putra nya tersebut. Pihak rumah sakit sama sekali tak menemukan golongan darah yang cocok dengan Jason. Mereka bahkan mengatakan baru pertama kali menemukan darah dengan golongan AO Rh Negatif. Namun ternyata golongan darah Jean sama dengan Jason. Jean merebahkan kepalanya di tepi ranjang rumah sakit. Ia masih terus menunggu Jason membuka matanya.

Sudah lewat tiga hari Jason tak kunjung sadar. Kondisi nya yang seringkali memburuk itu membuat Jean merasa cemas. Walaupun ia tidak pernah membesarkan Jason dengan kasih sayang, namun tak bisa di pungkiri bahwa rasa sayangnya begitu besar. Bisa di bilang Jason adalah satu-satu nya keluarga yang dimiliki nya saat ini. Sebenarnya ia memiliki Eliza, namun wanita itu seperti terus menghilang darinya.

Jean menghela nafasnya dalam keadaan tertidur. Ia merasa tubuhn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Shadow   69. Kematian sahabat

    Jean menatap Franco dengan sorot matanya yang tajam. Ia merasa harus segera menyingkirkan pria tersebut. Franco sudah banyak membuat Jason berada dalam kondisi yang sulit. Jean perlahan mengulurkan tangannya ke belakang. Ia memberikan sesuatu pada Watt yang ada di belakangnya. Franco nampak tak menyadari pergerakan dua orang tua tersebut. Setelah benda itu berhasil pindah ke Watt, Jean pun tersenyum ke arah Franco."Sebaiknya kita akhiri dengan tenang. Aku sama sekali tak ingin melukai siapapun." Ujar Jean.Franco mendecih pelan, lalu ia menaikan sebelah alisnya. "Kau pikir aku takut dengan mu?"Jean mundur satu langkah hingga sejajar dengan Watt yang semula ada di belakangnya. Jean menoleh sekilas ke arah Watt untuk melihat kesiapan rekannya tersebut. Franco melirik arloji nya, lalu ia terlihat mencari seseorang. Ia menolehkan kepalanya ke semua sudut rumah tersebut. Lalu tiba-tiba Franco tersenyum saa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Shadow   70. Hilang Ingatan

    Sudah dua hari Jason sadar, namun sama sekali tak ada siapapun yang datang. Jason berpikir bahwa dia mungkin tak punya keluarga. Jason berjalan menyusuri koridor dengan perasaan bingung. Ia terus memikirkan apa yang harus di lakukan selanjutnya. Lalu dia harus pergi kemana setelah keluar dari rumah sakit. Ia sama sekali tak punya seseorang yang mengenalnya. Selama ini ia hanya bertemu dengan suster yang pertama kali dilihatnya. Jason menghembuskan nafasnya, lalu ia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit tersebut. Jason berjalan di sekitar taman. Ia melihat banyak sekali orang yang berkumpul di taman bersama keluarganya. Sedangkan Jason kini hanya seorang diri tanpa siapapun di sampingnya. Padahal dalam keadaan hilang ingatan sementara ini, seharusnya Jason di dampingi oleh seseorang untuk memulihkan ingatannya. Setelah cukup lama mengelilingi taman, Jason pun berjalan menuju ke sisi jalan raya. Ia melihat lampu lalu lintas yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Shadow   71. Kisah lama

    Siang ini Jason tak sendirian. Di ruangannya sudah ada dua orang yang mengaku sebagai ayahnya dan kekasihnya. Jason membiarkan saja kedua orang itu terus bertingkah seperti peran yang di mainkannya. Saat ini Jason hanya ingin mengembalikan ingatannya tanpa bantuan siapapun. Jason bangun dari tempat tidurnya untuk pergi ke kamar mandi. Franco pun membantu Jason untuk berjalan ke kamar mandi. Jason mengernyitkan dahinya saat melihat Franco yang begitu peduli padanya. Jason sempat mengira bahwa Franco memang benar ayahnya, namun saat ini ia sedang hilang ingatan. Siapapun bisa mengaku dan berpura-pura menjadi keluarganya."Aku bisa sendiri." Ujar Jason saat tiba di depan pintu kamar mandi.Franco melepaskan tangannya dari lengan Jason sambil tersenyum. "Baiklah. Aku akan menunggu di luar.Jason menganggukan kepalanya, lalu ia segera masuk ke dalam kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, Jason mengin

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Shadow   72. Badmood

    Jason mengganti pakaiannya dengan baju sehari-harinya. Ia harus segera keluar dari rumah sakit. Ia harus segera meyelesaikan rencana nya. Sejak 2 jam kepergian Jean dan Tangan Kanan, ia langsung merencanakan untuk kabur dari rumah sakit. Jason memasukan semua barang nya yang si bawa ke rumah sakit. Setelah semuanya siap, Jason pun segera keluar dari kamarnya. Jason berjalan sambil menundukan kepalanya melewati koridor yang lumayan sepi. Lalu dari ujung koridor, terlihat seorang suster yang berjalan ke arahnya. Jason pun segera masuk kembali ke kamarnya. Ia segera merebahkan tubuhnya di kasur rumah sakit. Namun suara langkah suster itu terdengar menjauh. Jason pun memutuskan bangun karena suster itu tak kunjung datang. Sebelum pergi, Jason menyambar keranjang buah yang ia lupakan. Lalu ia segera keluar dari ruangan tersebut.Jason melangkah cepat ke arah tangga darurat. Ia tak bisa melewati lift karena akan ketahuan. Maka dari itu ia memutuskan untuk melewa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Shadow   73. Bangunan rahasia

    Jika seandainya waktu bisa di putar kembali, Jason akan memilih lahir sebagai batu. Sama sekali tak akan ada yang menyakiti batu selain anak-anak yang kesepian. Selain itu batu juga berguna, misalnya untuk melemparnya ke kepala seseorang. Jason merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Ia mengambil sebuah kertas dan pulpen dari saku celananya. Ia melihat daftar nama yang ada di kertas tersebut. Jason menandai nama Watt, Keanna, dan Nancy dengan tanda silang. Itu artinya mereka sudah keluar dari permainan. Kini di kertas itu menyisakan Jean, Franco, Holland, Eliza, Lusiana, dan Walikota. Jason menuliskan nomor di atas nama mereka. Nomor-nomor itu yang nantinya akan menjadi urutan kematian mereka.Jason bangkit dari sofa empuknya, lalu ia mengambil ponselnya yang ada di kamar. Terdapat banyak sekali panggilan dan pesan disana. Namun Jason sama sekali tak berniat membacanya. Jason memilih menghapus semua pesan dan riwayat panggilan itu. Jason pergi ke ruang baw

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Shadow   74. Saudara

    Jason mengambil kertas dan pulpen dari saku celana nya. Ia melihat kertas yang terdapat nama-nama orang yang akan di bunuh olehnya. Jason pun menandai nama Eliza dengan tanda silang. Selanjutnya, ia akan segera mendatangi Holland yang menjadi korban nomor 2 nya. Jason segera memasuki mobilnya. Ia tak ingin membuang waktunya. Setiap menitnya akan sangat berarti jika di gunakan untuk menyiksa korbannya.Jason melajukan mobilnya menuju kediaman Holland yang tak terlalu jauh dari rumah Eliza. Jason berhasil mengumpulkan informasi tentang kediaman semua korbannya agar ia menjadi lebih mudah dalam mencarinya. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit, Jason sudah berada di depan sebuah rumah dengan pagar hitam yang menjulang tinggi. Matahari nampaknya sudah lelah bersinar, kini bulan lah yang mengambil alih tugasnya."Haaah... semoga dia belum mati. Aku tidak ingin jauh-jauh kesini hanya untuk menelepon bantuan lagi." Gumam

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Shadow   75. Berhenti mencintai

    "Selanjutnya giliranmu."Jason berjalan ke arah Jean sambil terus menodongkan pistolnya. Jason menatap Jean dengan sorot datarnya. Lalu ia berhenti tepat di hadapan Jean yang juga terus menatapnya. Moncong pistol itu sudah berada tepat di dahi Jean. Sedangkan Franco yang ada di samping Jean hanya bisa diam melihat pemandangan tersebut."Ucapkan selamat tinggal." Ujar Jason.Jean tersenyum tipis sambil menatap anaknya tersebut. "Selamat tinggal, Jason."Jason tertawa terbahak-bahak saat melihat ekspresi ayahnya tersebut. Jason menurunkan pistolnya, lalu ia memeluk ayahnya dengan erat. Jason menepuk-nepuk bahu Jean sambil tersenyum. Jean yang semula kaget pun mulai bisa memahami situasi aneh tersebut. Jason memang tak pernah bisa di tebak.Jason melepas pelukannya, lalu ia menoleh ke arah Tangan Kanan yang masih tersungkur di lantai. Jason berj

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • Shadow   76. Gagal menikah

    Jason memasukan tubuh sepasang suami istri itu ke dalam mobilnya. Tak lupa ia kembali mengunci pintu agar tak ada orang yang curiga. Namun saat Jason hendak masuk ke mobilnya, ada seorang nenek yang menghampirinya."Sedang apa disini, nak?" Tanya nenek itu.Jason yang terkejut berusaha mengendalikan ekspresinya. "Mengunjungi ayah dan ibu ku."Nenek itu tersenyum sambil menepuk bahu Jason. "Kau sama sedang pak Lion. Sama-sama tampan."Lalu nenek itu pergi dari hadapan Jason sambil terkekeh pelan. Jason pun menatap dirinya di spion mobil. Ia memang sangat tampan, tapi ia sama sekali tak mirip dengan Lion. Jason mencebikan bibirnya lalu masuk ke dalam mobil. Ia harus segera tiba di rumah Holland sebelum matahari terbit. Jika ia terlambat, akan banyak orang yang menyadari kehadirannya disana.Jason melajukan mobilnya dengan kecepatan seperti biasa. Jalan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20

Bab terbaru

  • Shadow   86. Sampai jumpa (END)

    Hari sudah berganti menjadi pagi. Jason dan Lusiana membawa tubuh Jean yang sudah tak bernyawa ke kabin yang dulunya laboratorium. Jean memang tak minta di makamkan disana, tapi Jason berinisiatif untuk memakamkannya disana. Jason juga sudah menyiapkan lubang di samping kabin untuk makam ayahnya. Jason membuka pintu kabin yang sudah rusak itu. Jason memasuki sebuah ruangan rahasia di dalam kabin tersebut. Lalu ia melihat sebuah peti yang sudah di siapkan oleh Jean bertahun-tahun lama nya. Rupanya peti itu yang pernah di ceritakan oleh Jean padanya. Jason ingin menggunakan peti itu, tapi terlalu berat untuk di angkat berdua dengan Lusiana. Akhirnya Jason dan Lusiana sepakat untuk mengubur Jean hanya menggunakan alas kain. Mereka tak bisa membiarkan siapapun tahu tentang kematian Jean. Jason dan Lusiana membawa tubuh Jean keluar dari mobil. Lalu mereka merebahkan tubuh Jean di atas sebuah kain. Jason menatap Jean yang sudah sangat pucat tersebut. Tubuh Jean

  • Shadow   85. Tangisan perpisahan

    Jean tiba di depan rumah Jason dengan perasaan yang gelisah. Ia segera memasuki pekarangan rumah itu. Saat itu matahari sudah mulai berada cukup tinggi. Jean membuka pintu yang tak terkunci tersebut. Tapi ia sama sekali tak bisa menemukan Jason. Jean pun berkeliling di rumah itu sendirian untuk mencari keberadaan Jason. Tangan Kanan yang belakangan ini selalu mengikutinya itu sudah kembali ke rumahnya. Jean bahkan sudah berpamitan dengan Tangan Kanan. Mereka tidak akan bertemu lagi karena semua masalah sudah selesai, lalu Jean pun akan kembali ke San Francisco.Setelah cukup lama mencari, Jean pun mulai lelah. Ia sama sekali tak menemukan sosok Jason di rumah tersebut. Jean memilih bersantai di sofa ruang tamu yang begitu menggoda. Jean meraih ponsel Watt yang ada di sakunya. Kemudian ia membuka semua gambar di galeri nya yang berisi kenangan tersebut. Jean menghela nafasnya yang terasa berat saat melihat fotonya bersama Watt di taman Tangan Kanan. Saat it

  • Shadow   84. Gelisah

    Jason kembali ke lantai atas setelah bermalam di ruang bawah tanah. Ia bergegas menuju halaman rumahnya. Pagi ini Jason merasakan semua beban di tubuhnya menghilang. Ia bisa tersenyum lepas menatap matahari yang masih malu-malu menampakan dirinya. Jason memejamkan matanya, merasakan sensasi udara pagi yang begitu segar. Lalu Lusiana muncul dari pintu dengan kondisi yang masih berantakan. Nampaknya wanita itu baru saja bangun dari tidurnya.Jason menghampiri Lusiana yang tersenyum ke arahnya. Sebenarnya Lusiana sempat marah padanya sejak insiden penjagalan anggota tim alpha. Namun sepertinya Lusiana sudah bisa melupakan semuanya saat ini."Bagaimana tidur mu?" Tanya Jason.Lusiana melebarkan senyumnya. "Sangat tenang dan nyaman."Jason juga melebarkan senyumnya. "Bagus lah jika begitu."Jason berdeham pelan. "Bagaimana jika kita jalan-jalan hari ini?"

  • Shadow   83. Game over sesungguhnya

    Setengah jam setelah Tangan Kanan mengusulkan ide nya, kini mereka berada di luar rumah Holland. Dari bola mata mereka terlihat kobaran api yang besar. Ternyata mereka lebih memilih membakar bangunan itu daripada mengebom nya. Jean dan Tangan Kanan terus menatap rumah yang terbakar tersebut. Jean sudah menghubungi pemadam kebakaran 5 menit yang lalu. Orang-orang di sekitar juga sudah mulai berkerumun melihat kebakaran tersebut."Kau sudah menghafal dialog nya?" Bisik Tangan Kanan."Belum. Kau cukup menyamakan jawaban dengan ku, kan?" Jawab Jean dengan pelan.Tangan Kanan menganggukan kepalanya. Lalu ia melanjutkan melihat pemandangan si jago merah yang begitu gagah melahap bangunan tersebut. Tak lama kemudian mobil pemadam kebakaran tiba disusul dengan mobil polisi beberapa menit kemudian. Tangan Kanan menatap Jean sekilas sambil mengacungkan ibu jarinya. Jean juga mengacungkan ibu jarinya. 

  • Shadow   82. Satu pikiran

    Sudah lebih dari 5 menit tapi Franco masih terlalu jauh untuk mencapai tangga. Waktu sudah menunjukan pukul 3 p.m. Jason merasakan perutnya terasa sakit. Ia sama sekali belum memakan apapun selama pulang dari rumah sakit. Jason pun berjalan melewati Franco yang masih berusaha melarikan diri dengan cara melata seperti ular. Jason menghembuskan nafasnya pelan saat berada di samping Franco. Kemudian ia segera menaiki anak tangga itu dengan cepat meninggalkan Franco di ruang bawah tanah itu bersama anggota tim alpha yang sudah tewas.Jason keluar dari pintu yang ada di belakang kulkas. Ia segera menghampiri Lusiana yang sedang berdiri memandangi lantai yang bolong. Jason tersenyum manis pada Lusiana, namun Lusiana hanya menatapnya sekilas."Maafkan aku." Ujar Jason.Lusiana mengernyitkan dahinya. "Untuk apa?"Jason menarik sudut bibirnya. "Aku tak menjawab pertanyaan itu. Sekarang

  • Shadow   81. Hadiah untuk tamu

    Franco dan tim alpha yang baru masuk ke rumah Holland itu pun terkejut setelah menonton siaran ulang. Mereka yang mengira Walikota berada disini pun akhirnya memilih untuk segera pergi ke rumah Jason. Tujuan utama mereka hanyalah menyelamatkan Walikota. Jean dan Tangan Kanan yang semula panik kini mulai bisa menghembuskan nafasnya dengan lega. Franco dan tim alpha itu sudah pergi dari rumah tersebut. Seandainya tidak ada siaran langsung itu, mungkin Franco dan tim alpha akan memeriksa bangunan tersebut. Lalu mereka akan menemukan ketiga orang yang sudah di bunuh oleh Jason.Diluar gedung, Franco bersama tim alpha itu sedang menyusun strategi. Mereka harus menyelamatkan Walikota dan menangkap Jason. Franco mengeluarkan selembar kertas dan pulpen dari sakunya. Lalu Franco menggambarkan sesuatu."Kita semua ada 8 orang, kita akan bagi menjadi 4 kelompok. Aku akan datang dari arah gerbang depan. Lalu kelompok 2 dan 3 akan masuk lewat

  • Shadow   80. Terbongkar

    Jason mengambil ponselnya, lalu ia beranjak ke kamarnya. Di dalam kamarnya, ia melihat walikota yang sedang meringsut di kasurnya. Jason masuk ke kamarnya, lalu mengunci pinter tersebut. Walikota itu sangat panik saat melihat Jason sudah ada di dalam bersama nya. Jason meletakan ponselnya di atas meja yang bisa menangkap seluruh kamarnya. Kemudian Jason mengenakan topeng yang pernah di beli nya sewaktu kecil. Setelah menggunakan topeng, Jason menekan layar ponselnya. Jason melambaikan tangannya ke kamera saat siaran langsung di mulai."Selamat siang semuanya." Sapa Jason sambil melambaikan tangannya.Jason dapat melihat banyak sekali komentar, tapi ia tak bisa membacanya karena jarak yang cukup jauh. Jason sedikit menggeser tubuhnya agar para penonton bisa melihat walikota yang sedang ketakutan."Aku tidak akan menyakiti pak walikota. Aku hanya akan menanyakan beberapa hal padanya." Ujar Jason.

  • Shadow   79. Siaran langsung

    Jean merasa sangat resah saat ini. Sudah lebih dari 2 jam saat Jason memutuskan untuk menjemput Franco dan Walikota. Seharusnya ia menembak mati Jason saat diminta. Namun rupanya ia sama sekali tak bisa menyingkirkan iblise kecil itu. Jadilah kini ia yang sangat resah karena Jason tak kunjung kembali. Hanya ada dua kemungkinan saat ini. Kemungkinan pertama Jason tertangkap, lalu kemungkinan kedua Jason mati di tempat. Jean menghela nafasnya dengan kasar. Ia menatap Tangan Kanan yang tengah fokus memakan sesuatu di mangkuk. Jean pun menarik mangkuk itu dan mengambil alihnya."Itu punya ku." Ujar Tangan Kanan.Jean mengedikan bahunya. "Mengalah dengan yang lebih tua."Tangan Kanan hanya bisa mendengus pelan menatap mie instan nya yang sudah habis tak tersisa di makan oleh seniornya tersebut. Tangan Kanan bangkit dari kursi nya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Ia lupa jika d

  • Shadow   78. Santa

    "Kau pernah menjadi sopir Holland?" Tanya Jason.Tangan Kanan menganggukan kepalanya. Ia baru saja memberitahu Jason tentang masa lalunya. Asal usul keluarga nya dan bagaimana dia bisa mengenal Jean. Sebenarnya pertemuannya dengan Jason saat itu memang sudah di rencanakan bersama Jean. Tangan Kanan sengaja menemui Jason yang masih kecil itu untuk berteman dengannya."Lalu mengapa kau di undang ke permainan?" Tanya Jason.Tangan Kanan mengedikan bahunya. "Mungkin dia takut rahasianya terbongkar."Jason menganggukan kepalanya, itu bisa jadi alasan yang sangat masuk akal. Pasti Holland sangat takut rahasia besarnya terbongkar oleh Tangan Kanan."Apa Holland pernah membunuh seseorang?" Tanya Jason.Tangan Kanan mengangguk. "Aku pernah di perintahkan untuk mengubur seorang wanita yang di jadikan eksperimen olehnya." 

DMCA.com Protection Status