Alika cepat-cepat bangkit dari kursinya, menunggu dua orang itu mendekat. Yustaf agak heran melihat respon Alika yang begitu bersemangat bangun dari kursinya dengan pandangan terus tertuju pada sepasang suami istri yang kini berjalan ke arah mereka.
Alika langsung berbisik pada Yustaf."Yus, ini saatnya kita beraksi!" bisik Alika, Yustaf yang sudah bangkit dari duduknya tampak heran dengan yang dikatakan Alika barusan. Apa yang akan ia lakukan pada mereka?!"Ayo Yus. Kita berpura pura mesra." ujar Alika yang langsung memegang tangan Yustaf, menariknya dan membungkukkan lelaki itu supaya maju ke depan wajahnya.Yustaf merasa gugup saat merasa wajahnya berada sangat dekat dengan wajah cantik Alika. Tentunya Alika merasa ikut gugup juga saat melihat wajah Yustaf yang sangat tampan berada dihadapannya.Tapi tidak ada cara lain, ia harus memamerkan kemesraannya dengan Yustaf sebagai ajang balas dendamnya pada mereka!"Ci-cium keningku." ucap Alika gugup. Yustaf tersentak, bahkan mendadak wajahnya jadi sangat berkeringat, entah kenapa suasana jadi sepanas ini."Plis ayo lakukan!" pinta Alika sangat berharap. Yustaf merasa sangat malu, ia belum pernah melakukan ciuman dengan orang lain. Tapi kini... ia diwajibkan untuk menuruti apa yang diperintahkannya."Plis Yus!"Yustaf merasa sangat gugup, ia pun terpaksa melakukan hal tersebut. Ia majukan wajahnya ke depan wajah Alika. Namun baru akan mencium, Rachel berkata."Wah sepertinya suamimu tampak sangat gugup ya Al. Padahal kamu dari tadi kelihatan memaksa banget narik dia buat mencium kamu. Apa karena cinta kalian masih terlalu dangkal yah?" tanya Rachel menyindir telak.Begitupun Andrew yang tampak begitu meremehkan Alika dan Yustaf."Yah istriku, ini mungkin yang sering disebut.. baru kenal udah diajak menikah. Jadi kemistrinya juga enggak ada. Biasanya yang kayak gini justru tahannya cuma sebentar. Paling antara dua atau tiga bulanan lalu minta cerai deh." ujar Andrew yang tentunya sejak awal selalu mendukung apapun yang istrinya katakan.Alika merasa panas, tangannya merasa sangat gatal hingga terasa ingin sekali menggetok kepala mereka berdua dengan heels."Iya kan sayang? Mbak Al, semestinya sebelum memutuskan untuk menikah, sebaiknya mbak pikirkan dulu matang matang apakah calon suaminya ini sudah siap lahir batin atau belum untuk menikah. Jangan baru kenal udah langsung diajak menikah. Kasihan suaminya, mana ganteng lagi." ujar Rachel. Alika mengepal keras, kenapa ia harus selalu mendengkar ocehan mereka yang tidak ada gunanya?!Andrew ikut bersuara. "Namanya juga udah kebelet nikah, niatnya mungkin mau pamer sama kita. Tapi akhirnya malah bikin malu, Al ternyata kamu sejak dulu enggak berubah ya? Masih suka dendam sama orang lain. Inget Al.. punya dendam sama orang baik itu justru enggak baik." ujar Andrew memperingati.Alika semakin geram dan benci dengan iblis menjelma manusia di hadapannya ini. Namun disatu sisi, Alika mencoba untuk menyabarkan dirinya dari godaan mereka, ia tahu yang mereka lakukan saat ini adalah membalas dendam.Mereka coba memancingnya agar muncul keributan yang sama seperti yang terjadi di hari pernikahan mereka beberapa waktu lalu.Tiba tiba Yustaf menarik tangan Alika hingga gadis itu berubah haluan jadi condong ke arahnya dan saat itu juga lelaki tampan itu mengecup kening Alika ketika itu.Semua orang maupun tamu undangan tampak begitu iri dengan Alika yang sedang dicium lama oleh Yustaf, lebih tepatnya mereka merasa Alika adalah gadis yang beruntung sudah mendapatkan hati, pria setampan Yustaf.Berbeda jauh dengan Andrew dan Rachel yang tampak sangat tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.Bahkan didalam hati Rachel muncul percikan kecemburuan didalam hatinya, bagaimana bisa..Alika yang lebih rendah kemana mana dibanding dirinya mampu membuat suami yang sangat tampan itu mencintainya? Bahkan Rachel sangat mengira jika suami Alika ini terpaksa menikahi wanita itu karena uang!Dan seingatnya pun, Alika sudah cukup lama tidak memiliki pasangan selepas bercerai dengan Andrew satu tahun yang lalu! Dia terbukti jelas masih menyimpan rasa dengan Andrew!Alika melakukan semua ini karena iri dengannya! Itu adalah kepercayaan yang selama ini Rachel yakini!Tapi kenapa... sekarang!Yustaf kini mengangkat wajahnya menghadap mereka, menatap dengan berani, mereka yang tak ubahnya ular berbisa."Selihat saya, kalian sama sama memiliki hobi yang tidak berguna sama sekali ya? Saya penasaran, apakah karena hal itu kalian menikah? Jika kedua pasangan sama-sama memiliki hobi yang buruk, bukankah kemungkinan besarnya hubungan mereka tidak akan bertahan cukup lama? Mungkin antara dua atau tiga bulan, lalu cerai." ucap Yustaf tersenyum licik.Seolah membalikkan perkataan yang beberapa saat lalu diucapkan oleh Andrew. Rachel dan Andrew merasa sangat kesal, berbeda dengan Alika yang tampak kagum dengan Yustaf.Yustaf membelai lembut pipi kanan Alika, menatap sang istri dengan lembut dan manja. Ia berkata."Oh iya sayang, kenapa kamu enggak bilang, kalo kita sudah berpacaran lama sebelum kamu bercerai?" tanya Yustaf seraya menaikkan tangan Alika menyentuh pipinya."Suamimu ini tidak percaya saja, kok ada yang menyangka hubungan kita terjalin tanpa ada kemistri? Apakah dia buta?" tanya Yustaf yang langsung menurunkan tangan Alika dan mengecup punggung tangan wanita itu dengan sorot mata penuh ambisi.Alika mendadak gugup dan memerah wajahnya hingga menyebabkan ia spontan memalingkan wajahnya ke arah lain.Berbeda jauh dengan Andrew dan Rachel yang tampak sangat kesal dengan kemesraan mereka saat itu, hingga akhirnya niat mereka yang ingin salaman dengan sang pengantin baru pun terlupakan begitu saja.Mereka pergi meninggalkan altar, menjauh... sejauh mungkin, dengan perasaan yang sangat malu.Setelah itu pun Alika merasa sangat lega karena dua makhluk astral itu sudah pergi dari sana. Namun disatu sisi ia merasa sangat senang dan puas karena telah mempermalukan dua orang itu. Ini semua berkat Yustaf!Alika pun langsung memegang tangan Yustaf, ia merasa sangat berhutang budi padanya."Makasih banget ya. Aku benar benar enggak nyangka kamu seberani itu, beneran deh! Aku bener bener puasss banget! Haha! Pokoknya habis ini aku bakal traktir kamu makan!" ucap Alika.Yustaf tersenyum, meskipun ada hal yang ingin ia tanyakan saat itu.Alika kembali mengajak Yustaf duduk disampingnya, lelaki itu pun menurutinya. Ada sesuatu yang mulai mengganjal pikirannya sekarang."Oh iya Al." ucap Yustaf masih ingin membahas apa yang jadi pertanyaan dikepalanya barusan."Kenapa?" tanya Alika meski matanya terus melihat ke arah para tamu undangan ataupun teman sekantornya yang sibuk makan."Tadi itu... siapa?" tanya Yustaf."Yang barusan? Mantan suamiku." ucap Alika. Yustaf mengohkan perkataannya lalu memalingkan wajahnya...terdiam... memikirkan sesuatu.Beberapa waktu lalu, Alika bahkan berkata jika tadi adalah waktunya membalas dendam.Jadi itu alasan kenapa Alika ingin menikah cepat hingga akhirnya menikahinya... pasti karena mantan suaminya yang menjengkelkan itu.Tapi... apakah mungkin Alika melakukan semua balas dendam ini karena dia masih....Mencintai...Lelaki itu?Beberapa waktu lalu, Alika bahkan berkata jika tadi adalah waktunya membalas dendam.Jadi itu alasan kenapa Alika ingin menikah cepat hingga akhirnya menikahinya... pasti karena mantan suaminya yang menjengkelkan itu. Tapi... apakah mungkin Alika melakukan semua balas dendam ini karena dia masih...Mencintai...Lelaki itu?Kedua orang tua Alika yang sejak tadi juga hadir disana, duduk di kursi yang telah disediakan di altar pernikahan tampak saling berbisik. "Pah, eta liat si Alika.. suaminya kasep pisan sih pah. Beruntung banget deh tuh anak. Liatnya aja gak bosen bosen." bisik Ratna yang memakai kebaya putih dengan rambut disanggul dan wajah yang medok dengan make up. Rudi yang mendengar langsung tertawa mentah. "Mama kok ngomong gitu sih didepan papa? Emang mama enggak takut papa cemburu apa?!" tandas Rudi yang langsung dicubit oleh Ratna. "Dih, udah tua aja masih pake cemburu cemburuan. Inget umur pah! Enggak usah gaya gayaan ngikutin anak muda atau siapa tu
Mereka akhirnya tiba di rumah baru Alika yang letaknya bersebelahan dengan rumah ibu dan ayahnya (Ratna dan Rudi).Alika yang sudah selesai memarkirkan mobilnya di garasi pun segera mematikan mesin mobil dan cabut kunci dari stop kontak. Yustaf yang merasa ini saatnya untuk segera turun dan keluar membuka pintu mobil tiba tiba langsung dicengkeram tangannya oleh Alika. "Yus! Tunggu!" ucap Alika yang terlihat seperti sedang menahan sesuatu.Yustaf yang melihat Alika tidak bisa bergerak langsung cemas. "Kamu kenapa Al?" tanya Yustaf panik.Alika terus mencengkeram tangan Yustaf merasakan kedua kakinya yang tidak bisa digerakkan. "Yus.. gimana ini.. kakiku.. kakiku Yus!" ucap Alika tidak kuasa.Yustaf bertambah panik. Ia langsung berkata. "Apa? Apa yang terjadi sama kaki kamu?!" tanya Yustaf khawatir."Kakiku... enggak bisa bergerak Yus!" ucap Alika."K-kok bisa?! Kita ke dokter ya sekarang?" tanya Yustaf takut."Enggak perlu." ucap Alika, Yustaf heran.
Alika langsung beranjak lari keluar kamar, dengan terburu buru ia pun pergi ke kamar yang terletak di sebelah kiri kamarnya. Tak lain itu adalah kamar Yustaf. Meskipun pintu kamarnya tertutup, namun Alika tak memiliki pilihan selain menerobos masuk ke dalan kamarnya dan untungnya tidak terkunci!"Yus, ini gawat! sangat gawat!" ucap Alika panik, namun tidak ada siapapun disana, yang ada hanyalah baju dan celana kasual yang tadi Yustaf pakai. Tidak salah lagi... dia pasti sedang di kamar mandi!Alika pun langsung menggedor gedor pintu kamar mandi yang hanya beberapa langkah dari sana seraya memekik. "YUS! YUS! CEPAT KELUAR PLIS! PLIS BUKA PINTUNYA YUS! INI GAWAT!" pekik Alika. Setelahnya, sayup sayup suara Yustaf pun terdengar didalam sana. "Ada apa Al? Iya saya keluar. Tunggu sebentar." ucap Yustaf dari dalam."Cepetan ya!" pekik Alika.Beberapa menit berlalu, namun Yustaf masih belum keluar juga dari dalam kamar mandi. Terlebih lagi suara pekikan ibunya sem
Ya, setidaknya sampai ibunya kembali ke rumah.Setiba didepan kamarnya, Alika coba menarik nafas dalam dalam lalu keluarkan. Ia buka pintu kamarnya dan dekati Yustaf yang baru saja melihat ponselnya. Yustaf yang melihat Alika masuk langsung menaruh kembali ponselnya ke saku. Ia segera bangkit dari kasur. "Saya boleh pergi kan, sekarang?" tanya Yustaf. Alika merasa ragu mengatakannya, tapi ia tidak ingin membuat Yustaf menunggu terlalu lama dan beralih dibuat penasaran. "Yus.. untuk sementara... kita.. diam di kamar ini aja dulu ya? Cuma beberapa jam aja kok, sampai ibuku pulang. Jangan khawatir, kita tidur terpisah kok, bukan satu ranjang." ujar Alika. Yustaf mengangguk. "Oh, yaudah." ucap Yustaf.Alika langsung mengambil spring bed cadangan dari bawah tempat tidurnya. Springbed yang ukurannya sedang dan cukup untuk tidur satu orang. Ia ambil sapu lidi lalu bersihkan spring bed itu dengan sapu lidi. "Biar aku tidur disini, kamu diatas." ucap Alika sibuk menyapu kasurnya
"Saya ada panggilan interview kerja." bisik Yustaf, Alika tersentak. "Oh ya? dimana? dekat dengan tempat kerjaku gak?" bisik Alika. "Lumayan jauh." balas Yustaf tersenyum tipis. Alika mengohkan perkataannya. Dihadapan mereka kini tersaji beragam macam makanan mulai dari tom yum, ayam teriyaki, omelette, kentang balado, rendang serta sayur buncis. "Mah, aku makan roti aja ya, takut telat soalnya." ucap Alika beralih bangkit, berniat mengambil roti di kulkas. Namun Ratna keduluan mencegahnya. "Eh tunggu! Kamu ngapain sih! Ini loh suamimu udah masak scrambled eggs sama omelette. Enggak sopan banget sih kamu, suamimu udah bela belain masak juga!" gerutu Ratna. Alika terheran. "Loh? Yustaf masak? Bukannya ini makanan yang sisa kemarin itu?" tanya Alika."Makanya diliat dulu makanannya. Mama kan tadi bilang ke Yus, kalo kamu pasti enggak bakal mau makan makanan sisa hajatan kemarin, nah terus mama bilang kamu pasti enggak bakal nolak kalo dikasih scrumbbled egg atau omelette. D
Suara dari ujung telepon terdengar menjawab pertanyaannya. "Kamu sudah ada di kantor?" tanya kakaknya."Udah sih..ini lagi di lift, kakak kapan kesini?" tanya Angela."Bentar lagi sampai. Suruh beberapa karyawan divisi marketing untuk bersiap bersiap termasuk orang suruhan itu. Karena dia yang akan kembali menjadi perwakilan kakak dalam mengemukakan pendapat, pastikan handsfreenya terpasang dan terhubung dengan baik dengan kakak." ucap kakaknya. "Enggak usah dijelasin juga udah tahu." dumel Angela."Ya, kakak hanya khawatir kamu lupa." balas kakaknya. "Yaudah kak, lagian aku disini cuma sebentar. Kan mau ke angel's cupid lagi... kerjaan disana tuh enggak pernah kelar deh." gerutu gadis manis itu. Kakaknya hanya tertawa lalu kemudian menutup teleponnya setelah berpamitan terlebih dahulu."Ish main tutup aja." gerutu Angela yang ketika pintu lift terbuka, ia terkejut saat melihat seorang pria bersetelan jas hitam berada dihadapannya. "Angela? kakak lo mana?" tanya
"Aku ingin mentraktirmu makan siang. Aku yakin kalau saat di telepon tadi aku bilang ke kamu, mau neraktir kamu, pasti kamu nolak. Makanya aku bilang ingin kita ketemuan." ucap Alika ceria, Yustaf memandang wanita dihadapannya seakan tak berkedip, baru saja Alika berkenan menyadarkannya, Yustaf sudah berbicara duluan. "Kenapa... kamu berpikir seperti itu?" tanya Yustaf."Karena aku udah tahu sifat kamu. Pasti kamu akan langsung menolak jika aku mentraktirmu makan." ucap Alika langsung dibalas oleh Yustaf. "Tidak sih, saya tidak akan menolak jika kamu mengajak saya makan." ucap Yustaf sedikit memalingkan matanya, Alika tersentak. "O,oh? beneran? aku kira kamu tipikal orang yang kayak gitu hehe." ucap Alika tertawa kecil, ia merasa jika Yustaf pasti berpikir jjika dirinya adalah orang yang sok tahu, Alika menyadari jika sifatnya bahkan bisa disamakan psikolog amatir..Berbeda dengan Yustaf yang justru sedang membatin sesuatu. "Bagaimana mungkin saya menolak ajakan wanita yang
Alika pun menaruh kembali sendok itu ke atas piringnya dan tersenyum pada Yustaf. "Oke." ucap Alika dengan penuh keterpaksaan.Alika membuka chat dari Yustaf, sesaat setelah membacanya Alika pun langsung menatap Yustaf serius. Alika sekarang paham maksud perubahan sikap Yustaf barusan, wanita itu diam diam melirik ke arah belakang Yustaf. Ternyata benar, pria berhoodie dan topi hitam dibelakang sana tampak sedang mengarahkan ponselnya diam diam ke arah mereka berdua, seakan sedang merekam video.Alika tersenyum ke arah Yustaf mengajaknya kembali makan. "Ayo makan... sayang." ucap Alika, segera memulai aktingnya. Yustaf pun ikut tersenyum dan mulai menyuap makanan italia itu, bersamaan dengan Alika."Sayang, kita rencana bulan madu kemana ya kira kira?" tanya Alika. Yustaf sedikit tidak menyangka dengan topik pembicaraan Alika barusan yang mencoba membahas tentang hal itu."Kamu mau kemana, sayang? Terserah kamu saja." ucap Yustaf seraya mengunyah makanannya. "Tapi k