"Haduh Risha, tuh kan bener. Dia pasti mendengar semuanya." batin Risha panik."B-bapak enggak usah ngasih ini Pak." ucap Risha tidak enak dan merasa malu."Terima saja, ini kan yang kamu mau?" tanya Albert. Risha terdiam menunduk. "Alasan kuat kenapa kamu sejak tadi merasa tidak bergairah dan diam saja itu karena menginginkan uang ini kan?" tanya Albert."M-maafkan saya Pak." ucap Risha masih tertunduk."Tidak perlu meminta maaf, karena saya tahu jelas bagaimana sifat kamu. Berani dibelakang dan takut didepan." ucap Albert seraya berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya. Risha merasa sangat bersalah ketika itu. Bukan hanya malu, tapi ia merasa sangat.... Bersalah. Seperti ingin menghilang saja dan menenggelamkan diri... Atas kebodohannya.Ia menyesal. Esok paginya Lucas sudah berada di pemarkiran bersama Alika. Mereka berniat pulang ke rumah, Lucas ingin rawat jalan saja katanya. Tampaknya ia tidak ingin terlalu lama berada di rumah sakit. Itu karena Shanice yang terus menanyakan ke
Beberapa saat kemudian Karina menahan tawa saat melihat Albert di ujung sana bersama Elijah yang masih di tentengnya didalam kandang. "Pak, kayaknya kurang estetik deh kalo pakai kandang, mending Elijahnya dilepas." ucap Risha memberi saran sembari cengar-cengir mengikuti Karina. "Masa sih? Saya khawatir Elijah lepas lagi." ucap Albert. "Enggak kok Pak, disini aman. Nangkepnya gampang." ucap Risha. "Yasudah." ucap Albert segera mengeluarkan Elijah dari kandang. Ia memegang Elijah saat itu dan menciumnya, ketika itu juga dirinya pun dipotret. Dirinya dan Elijah difoto dalam berbagai posisi, meskipun raut wajahnya tidak berubah sama sekali. Beberapa orang yang melihat Albert dengan gaya bakul bekasnya pun tampak memusatkan perhatian pada pria itu. Apalagi menurut mereka Albert cukup tampan hingga salah satu dari mereka hanya sibuk memperhatikan Albert hingga bahkan cengar-cengir, melihatnya berfoto dengan kucing. Menurut mereka Albert mungkin tipe cowok langka, imut dan penyayang
Lucas yang teringat sesuatu pun segera mengambil ponsel dari saku celananya lalu periksa chat. Ternyata benar ada deretan chat dari orang suruhannya yang berisi."Saya tidak menemukan bukti kalau pelakunya adalah Andrew. Dia bahkan sedang sibuk mencari cara untuk membebaskan Rachel, meskipun buktinya sudah terlalu kuat. Dia sedang kebingungan perkara itu bukan tentang rencananya membalas dendam ke anda." itu isi pesannya."Membebaskan Rachel? Heh, mana bisa. Coba saja lakukan." gumam Lucas. Alika dan Angela setengah mendengar perkataan Lucas barusan.Lucas segera membalas. "Yasudah, terus pantau perkembangan informasinya saja. Hati-hati ya, jangan sampai terendus keberadaanmu oleh Andrew." balas Lucas.Alika bertanya. "Kamu barusan chat orang suruhanmu itu?" tanya Alika."Ya, katanya Andrew sedang menyusun rencana untuk membebaskan Rachel. Katanya sih dia tidak ada hubungannya dengan ini." ucap Lucas."Heuh membingungkan sekali sih." keluh Angela. "Ya terus siapa?" tanyanya. "Entahla
"Ya, dia adalah pemilik salah satu perusahaan di indonesia." ucap polisi itu. Alika terdiam berpikir. Ia penasaran siapa sebenarnya Mr. X ini. Apakah Lucas benar-benar mengenalnya?"Bisa anda beritahu nama lengkap Mr. X ini?" tanya Alika penasaran. "Mohon maaf untuk nama lengkapnya kami masih belum tahu, karena orang ini jarang berada di rumahnya dan susah sekali ditemukan. Rumah juga selalu kosong saat kami pergi kesana. Dia tidak memiliki satpam melainkan bodyguard dan para bodyguard yang berjaga di sekitar rumahnya selalu mengatakan jika bosnya sedang pergi keluar kota. Mereka hanya bertugas menjaga rumah kosong itu." ucap polisi tersebut. "Baik Pak, tapi apa Bapak sempat menanyakan berapa nomor telepon Mr. X ini?" tanya Alika."Tidak Bu, karena para bodyguardnya juga tidak memberikan informasi apapun selain itu. Kami juga di hari itu dalam keadaan menyamar, bukan datang sebagai polisi, rencananya besok kami akan kembali ke sana. Kami mengundang Ibu atau suami Ibu untuk ikut per
"Oh, ini.. tolong gendong Elijah dulu." ucap Albert seraya memberikan kucing itu pada Risha. Risha pun manut saja menggendong Elijah. Ia berjalan masuk dipandu oleh Albert menuju ruang tengah. Disana ada mangkuk makanan Elijah yang masih belum tersentuh dan belum berkurang jumlah makanannya. "Itu." unjuk Albert ke arah mangkuk berisi whiskas tersebut. "K-kenapa ya Pak? Apa yang salah sama makanan kucing?" tanya Risha heran."Kamu bisa lihat kan makanannya masih penuh?" tanya Albert. "Iya terus?" tanya Risha makin heran."Elijah tidak mau makan, kamu bisa bantu dia supaya mau makan?" tanya Albert tanpa dosa. Risha tercengang. Jadi ia lari-larian naik angkot dan metro mini, kejar-kejaran dengan waktu, ditambah terus menerima telepon dari tukang kredit Albert. Cuma untuk memberi makan kucing?!Tak lama kemudian Risha pun berakhir memberikan makan pada Elijah, makanannya tak lain adalah ikan cue keranjang. Sangat lahap makannya hingga Albert merasa sangat senang melihatnya."Biasanya
"Kamu sedang menganggur kan dirumah?" tanya Albert. "Lagi ngiketin kangkung Pak." ucap Risha."Ngiket kangkung? Ibu kamu jualan kangkung?" tanya Albert."Orang tua saya petani kangkung Pak." ucap Risha."Kalau begitu akan saya bayar harga perjam kamu disini." ucap Albert."Eh? E-enggak usah Pak. Saya juga uang yang kemarin masih ada. Saya siap kok Pak ada disamping Bapak berjam-jam ini." ucap Risha."Kamu masih belum membelanjakan uang itu untuk hadiah ulang tahun adikmu?" tanya Albert."Iya udah kok Pak, tapi hanya separuh. Separuh lagi saya simpan buat ditabung hehe. Buat jaga-jaga aja sampai akhir bulan, takut makannya cuma sama garem." ucap Risha nyengir."Oh, tidak apa-apa. Terserah kamu." ucapnya.Angin berhembus sejuk kala itu, sangat damai hingga menerbangkan anak-anak rambut mereka. Suasana hijau, asri dan damai itu sangat kental terasa, karena banyaknya pepohonan rindang, tumbuhan, bunga dan rerumputan yang terurus.Ketika Risha mengingat hal tadi, entah kenapa dirinya jad
"Masih lama Shanice, daripada menginginkan dan membahas kawin. Lebih baik kamu bersenang-senang dulu sebagai anak kecil." ucap Alika."Okay." balasnya."Eh itu lihat Nis, itu banteng bukan sih?" tanya Alika."Itu yang namanya banteng merah kayaknya." ucap Lucas terus memelankan laju mobilnya."Apa itu dikepalanya?" tanya Shanice."Itu tanduk Nis. Buat nyeruduk pantat Yudistira." ucap Angela. Yudistira menatap datar ke arah Angela. "Gue lagi yang kena.""Aku juga mau diseruduk." ucap Shanice. Mereka tertawa. "Jangan lah, nangis kejer nanti kamu haha." ucap Alika."Eh tapi itu kokoh banget ya tanduknya.. kamu mau pegang Nis? Ini buka jendela enggak apa-apa kan ya?" tanya Angela."Boleh sih kayaknya. Buka aja." ucap Lucas.Angela pun membuka kaca jendelanya lalu ajak Shanice memegang kepala banteng tersebut. Shanice tampak senang sekali ketika itu."Untung kita pake baju putih ya, coba kalo merah. Bisa-bisa diseruduk sama tuh banteng." ucap Yudistira. "Coba aja kamu pakai Yud. Biar ja
Esok paginya di villa kepemilikan Lucas yang ada di daerah citeko puncak. Alika dan Lucas memutuskan untuk jalan-jalan pagi saat itu, mengitari sekitaran area sana yang begitu menyenangkan, dibelakang mereka menyusul Yudistira dan Angela yang ikut jalan berdampingan. Shanice ditinggal didalam villa ditemani oleh pembantu dadakan yang sengaja disewa oleh Lucas. Yudistira tiba-tiba mendapat pesan chat dari seseorang. Ia mengernyit heran saat melihat isi chatnya. "Gue minta nomor Angela dong bro, gue mau ngapelin dia minggu ini." chat Faris. "Ini orang kagak tahu apa kalo gue udah ngincer Angela dari dulu? Apa dia enggak peka gitu liat semua perjuangan tumpah darah gue selama ini?" gumam Yudistira. Angela terheran saat melihat Yudistira tampak melamunkan sesuatu di belakang sana. "Kamu ngapain berhenti disana? Ada cewek cakep?" tanya Angela menyindir. Yudistira langsung tertawa dan berlari mendekatinya. "Enggak lah Njel, orang cewek cakepnya disini cuma elu." ucal Yudistira."Eh N
Sebelum acara pertunangan Angela dan Yudistira dilaksanakan. Alika, Lucas, Angela, Yudistira, Albert maupun Risha kini saling jalan-jalan ke Bali. Jika ditanya kenapa Albert dan Risha juga ikutan diajak, ini tidak lain karena Alika yang dibelakang merencanakan sesuatu, tak bukan adalah berniat mencomblangi mereka.Angin laut langsung menerpa dan menyambut mereka kala empat orang itu keluar dari dalam mobil termasuk Shanice. Shanice yang tadi sempat tertidur kini terbangun kembali dalam keadaan fresh.Para lelaki sudah duluan membuka bajunya, tidak ingin kalah dengan para bule yang ikut bertelanjang dada. Berbeda dengan Alika, Risha dan Angela yang sedang duduk di pantai. Menemani Shanice bermain pasir. Risha terus memperhatikan Albert dari kejauhan yang sedang mencoba berenang dengan lainnya. Risha membatin. "Pak Albert pake segala ninggalin gue lagi. Pamer-pamerin perut kotak segala, bikin gue kebayang sama roti sobek." batinnya. Albert tersadar jika dirinya diperhatikan oleh Risha.
Esok paginyaKarina mendekati Risha yang sedang sibuk membuat surat jalan untuk beberapa orang. "Ris, tahu gak? Katanya ada tukang nasi goreng yang enak banget didepan." ucap Karina antusias. Risha menguap. "Masa tukang nasi goreng pagi-pagi begini sih Kar? Tukang nasi goreng tuh malem-malem adanya." ucap Risha. "Beneran loh, teman-teman yang lain pada nyaranin kesana. Katanya enak banget. Udah cepet lo kesana, gue tahu lo pasti belom sarapan kan sekarang? Keburu masuk jam kerja." ucap Karina."Iya sih gue belum sempet makan, gue bahkan niatnya pengen puasa sekarang. Terus pas dzhuhur langsung buka." ucap Risha."Dikira lo anak TK Ris! Udah buruan kesana." suruh Karina."Tapi kok lu tumben nyuruh gue makan pagi? Apa jangan-jangan ada gajah di balik batu?" tanya Risha curiga."Udah kayak lagu wali ya? Udah buruan, nanti keburu kehabisan. Gigit jari lo." ucap Karina. "Lo enggak ada niat mau masukin racun tikus kan ke nasi goreng gue?" tanya Risha."Emangnya lu Mirna! Digaji berapa g
Tiba-tiba Lucas merasa dirinya diperhatikan oleh Angela. Angela yang merasa terpergok berniat pergi akan tetapi Lucas keburu memanggilnya dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam ruang meeting itu. "Sini!" pekik Lucas.Angela merasa heran, ia pun segera masuk ke ruang meeting dan mendekati mereka."Kenapa Kak?" tanya Angela."Ini, kamu pasti enggak kenal kan sama dia?" tanya Lucas menunjuk ke arah Bella. Angela menatap Bella heran. "Siapa?" tanyanya."Ini Bella! Teman SMA kakak waktu di Amerika dulu." ucap Lucas. Angela tersentak dan kaget bukan kepalang. "Kak Bella?! Yang waktu dulu pakai kacamata tebal itu?!" tanya Angela tidak percaya. "Iya! Dia yang dulu suka mengajari kamu matematika!" ucap Lucas, Angela antusias dan langsung memeluk Bella. "Wah, Kak Bella. Aku senang banget bisa ketemu Kakak disini. Kakak ngapain disini? Pangling loh, makin cantik sekarang." ucap Angela. "Bisa aja kamu haha. Aku direktur Belle's corporation. Kamu tidak tahu tentangku juga kah?" tanya Bella.
"Tapi saya memang sejak awal tidak akan termakan oleh bujuk rayu mereka. Hanya andalah yang terlalu memberi ruang dan kesempatan untuk mereka menghancurkan anda, salah satu contohnya adalah saat kejadian anda keguguran beberapa waktu lalu." ucap Albert. Alika tidak menyangka Albert bisa seberani itu mengatakan hal tersebut. Ia yang semakin geregetan pun kembali menginjak kakinya. Sayangnya Albert kembali menghindar. Sepertinya ia sudah hapal sekarang, tentang kebiasaan Alika itu.Tiba-tiba Risha mengetuk pintu ruang kerja Alika. Tanpa sadar itu membuat Albert terkejut dengan kehadiran wanita itu disana. "P-permisi." ucap Risha yang kemudian masuk ke ruangan Alika dan berjalan mendekati mereka seraya membawa dokumen untuk ditanda tangan.Ia letakkan dokumen itu di atas mejanya. "Ini Bu." ucap Risha.Semenjak ia tahu kalau Alika sudah masuk hari ini, berkas yang biasa ditandatangani oleh Albert kini berubah lagi ke Alika. Alika pun menandatangani berkas itu dengan segera. Selesai me
"Iya. Eh tapi kan Bapak kamu ada dirumah sakit ya? Apa mau saya antar baju-bajunya ke rumahmu selagi kamu dirumah sakit?" tanya Lucas."Enggak Pak, enggak perlu. Nanti saya akan pulang ke rumah dulu kok, baru ke rumah sakit lagi." ucap Kinanti.Esok paginya didepan rumah Kinanti Lucas mengeluarkan koper milik Kinanti dan berikan padanya. "Makasih banyak ya Pak. Saya sangat merasa beruntung bisa bekerja meskipun sebentar di rumah Bapak." ucap Kinanti. "Iya sama-sama." ucap Lucas. Tiba-tiba Liza dan Fika keluar dari rumah besar itu. "Eh nongol lagi kesini. Bukannya kemarin niatnya kabur ya?" tanya Fika menyudutkan."Padahal gue udah bisa leha-leha tanpa ada dia." ucap Liza."Kamar yang tadinya milik gue jadi balik lagi dong? Gak seru ah." ucap Fika.Lucas menatap tajam ke arah mereka dan langsung mengeluarkan ponselnya, telepon seseorang."Halo Pak? Dengan bapaknya Kinanti ya? Saya ingin memberitahu kalau anak Bapak Kinanti sedang dibully lagi Pak. Wah yang bener Pak? Harta warisan B
Andrew ikut berkata. "Yah namanya juga orang dengki. Pasti ada saja yang tidak sesuai keinginannya." ucap Andrew. Lucas kesal, ia balik berkata. "Siapa yang dengki? Bukannya kalian yang suka dengki terlalu berlebihan atas apa yang kami miliki?!" tandas Lucas.Liza dan Fika yang mendengar perdebatan mereka saat itu pun berkata. "Duh berisik banget sih mereka." ucap Liza. Mereka pun pergi dari sana. Rachel kembali berkata. "Kami tidak akan dengki kalau kalian tidak suka pamer!" tandas Rachel. Andrew langsung menyabarkan Rachel. "Sudahlah Hel, mereka berkata seperti itu pasti memang ada motifnya. Untuk membuat kita terpancing dan pada akhirnya terjadi hal buruk pada bayi kita." ucap Andrew. Lucas tertawa mentah."Pintar sekali anda membalasnya, padahal istri andalah yang duluan memulai semua perdebatan ini." ucap Lucas."Heh, sangat tidak mau kalah. Pantas saja anda memiliki istri berwatak buruk seperti Alika." ucap Andrew."Saya merasa sangat beruntung telah menemukan istri seper
"O-oh gitu. Iya, Pak." ucap Kinanti.Alika menyuap sayur pada Shanice akan tetapi Shanice langsung memuntahkan sayur itu ke lantai. "Ya ampun kenapa dimuntahin sih Nak? Kamu enggak liat Bi Inem udah masuk ke kamar mau tidur?" tanya Alika."Enggak enak." ucap Shanice."Sayur itu enak Nak, bikin kamu sehat. Katanya mau tambah tinggi? Ya makan sayur." ucap Alika yang langsung memunguti sayurnya dengan tisu. Alika merasa jika dirinya terus dilihati oleh Kinanti. "S-saya ambil alat pel sebentar." ucap Kinanti mengalihkan dengan cepat. Ia kabur detik itu juga meski Alika tampak menolak. "Tunggu, Kinan! Biar saya aja. Udah kabur lagi." ucap Alika."Mau makan sayur disuapin sama Papa ya Nis?" tanya Lucas.Shanice menggeleng. "Udah deh kalau enggak mau makan sayur, makan lauknya aja ya Nis?" tanya Lucas.Shanice mengangguk senang. Alika menghela nafas lalu berkata. "Itu memang maunya dia." ucap Alika. Lucas tertawa kecil.Kinanti segera mendekati mereka dengan membawa alat pel lalu ia gos
Apa sebenarnya yang mereka bicarakan saat ini? Entah kenapa Alika jadi begitu penasaran dengan hal itu. Risha terus melihat ke depan kaca mobil yang ada dihadapannya, hujan yang lebat membuat kacanya buram meski diluruhkan berkali-kali dengan wiper. "Rumah kamu dimana?" tanya Albert."Eh? Di villa mutiara harapan satu, dekat bekasi kota." ucap Risha. Albert langsung mengetik di ponselnya meski sulit karena keadaan sedang menyetir. Hingga akhirnya Risha pun mengambil alih ponselnya dan bantu ketik. "Bahaya kalo megang hape sambil nyetir." ucapnya seraya terus mengetik. Albert tersenyum tipis. Setidaknya kesadarannya itu cukup menyelamatkannya.Setelah beberapa saat Risha pun selesai mengutak-atik ponselnya hingga pada akhirnya ponsel dengan mode map menyala itu ditempelkan ke tempatnya disebelah kanan setir. "Bapak yakin mau nganter saya sampai rumah?" tanya Risha."Memangnya hal apa yang membuat saya tidak yakin?" tanya Albert."Eh, enggak sih. Ngerasa tumben aja.""Saya hanya ya
"Iya, entah ya. Apakah ini cuma alasan mereka untuk membela diri tidak mau ikut terlibat atau bagaimana. Aku masih belum percaya sepenuhnya dengan mereka. Selepas aku dikhianati oleh Rachel beberapa waktu lalu hingga akhirnya bayiku meninggal di tangannya." ucap Alika."Iya sih ya. Mencurigakan juga kalau tiba-tiba mereka ada di pihak kita. Mungkin memang benar kalau Rachel hanya sekedar membela diri aja, karena enggak mau dikatakan salah bahkan sampai masuk penjara bersama Michael." ucap Ratna. Alika mengiyakannya. Sore ini hujan turun lebat. Sudah waktunya pulang kerja. Banyak orang yang mau pulang jadi mengurungkan niatnya dikarenakan terjebak hujan. Alhasil mereka pun jadi saling menunggu didepan kantor atau salah satu dari mereka ada yang menerabas jalan hingga ke tempat parkiran. Albert ikut menunggu didepan kantor bersama banyak orang. Beberapa orang tampak menyapa Albert hormat. Disaat yang sama Risha juga keluar dari dalam kantor dengan membawa tasnya, kedua kakinya tiba-