Beranda / Romansa / Setelah Kau Pergi / 53. Mencemaskanmu

Share

53. Mencemaskanmu

Penulis: El Nurien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-04 22:35:56

Namun, kapan Bayu kembali? Ini sudah kreasi mininya yang kedua puluh. Sebentar lagi kulkas akan penuh. Haruskah ia membeli kulkas baru khusus menyimpan cake buatannya untuk Bayu?

"Ma … Mama!"

Sebuah panggilan memecahkan lamunannya. Ia segera membasuh tangannya, mengeringkan, lalu keluar.

"Qori, ada apa?" Di luar Qori dan Abbas.

"Papa ngajak jalan-jalan. Mama ikutkan?"

"Kamu kuat berjalan?"

Qori menggoyangkan kakinya. "Sekarang sudah kuat, Ma. Sudah mulai bisa melangkah lebih jauh."

Anita menatap Abbas yang lagi tersenyum penuh harap.

"Ke mana?"

"Ke stadion. Sore-sore begini pasti menyenangkan melihat lahan luas, terlebih hari ini cuacanya terlihat bagus."

Refleks Anita menengadah, melihat langit. Benar, langit terlihat biru bersih. Beberapa hari sebelumnya, bumi Banjarmasin yang dikenal dengan sebutan kota seribu sungai selalu diguyur hujan.

Seketika ia teringat Bayu. Bagaimana keadaan Baygon itu? Mengingat Baygon, seketika bulu romanya merinding. Ia tak menyangka, bayi besar itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setelah Kau Pergi   54. Mencemaskanmu (B)

    'Sial, kamu membuatku trauma, Bayu.' Abbas menarik tangannya. Anita memperlihatkan wajah menyesal. Abbas terkekeh. "Tak apa. Tak usah memasang wajah begitu. Kita memang belum menjadi suami istri. Aku mengerti, kok."Anita tersenyum lega. "Terima kasih."Qori tersenyum bahagia melihat Anita semakin dekat dengan ayahnya. Ia berazam dalam dirinya akan menjadikan Anita sebagai ibu sambungnya. Ia tidak ingin kehilangan sosok seorang ibu untuk kedua kalinya.Anita langsung merentangkan tangan, dan memeluk pundaknya. Inilah yang sangat disukainya dari Anita. Tidak segan-segan memberikan ketulusan dan kehangatan. "Masih kuat berjalan?" tanya Anita.Mereka bersisian mengitari tepi lapangan Lambung Mangkurat. Sedang Abbas, berjalan di belakangnya."Masih kuat, Ma. Tenang saja.""Bagaimana bisa tenang? Meskipun kamu sudah bisa berjalan, tetap tidak boleh diforsir tenagamu. Lagi pula …." Anita mendekatkan wajahnya ke telinga Qori. "Ayahmu masih kuat menggendongmu."Qori tertawa sambil menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Setelah Kau Pergi   55. Riak Terpendam

    Anita yang menyadari hal itu segera memegang bahu Huda, tetapi Huda menampik kasar. Huda berlalu. Di ruang tengah, Abbas berdiri mematung. **Dari dalam kamar Abbas mendengar keributan di dapur. Ia keluar, tetapi tepat di pintu langkahnya terhenti. Ia dapat mengetahui akar permasalahan keributan. Ia melihat Huda, yang usianya lebih tua dari putranya sedang kesal dengan Anita. Anita berusaha menolong Huda, tetapi malah ditampik. Huda sempat menatapnya, dari mata Huda, Abbas tahu Huda tidak menyukainya. Anita hanya mematung menatapnya, lalu keluar tanpa sepatah kata. Ia masuk ke dalam kamar, menatap putranya yang tertidur pulas. Satu-satunya cahaya matanya.Ia pun tahu kalau Bayu sangat mencintai Anita, dan Anita pun betapa sangat menyayangi laki-laki itu. Ia sengaja menggunakan Qori, karena tahu anak-anak Rumah Bahagia adalah kelemahan Bayu dan Anita. Ia tahu bahwa dirinya egois dan pengecut. Apa yang dapat dilakukannya? Dirinya hanya seorang ayah yang sangat berharap anaknya ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Setelah Kau Pergi   56. Riak Terpendam (B)

    "Bayu?!""Memangnya ada yang boleh memelukmu selain aku?" Bayu menyandarkan dagunya di pelipis Anita."Maksudku, aku sedang di depan kompor menyala. Bahaya.""Matikan!" Bayu malah mengeratkan pelukannya, menurunkan dagu ke bahu Anita. Anita mematikan kompor. Ia tidak tahu bagaimana nantinya kematangan kacang yang digorengnya. Mungkin saja telah matang, tapi jika tidak diangkat langsung, kacangnya akan meresap minyak. "Bayu, sebentar … biarkan aku mengangkat kacang ini dulu." Anita berusaha memisahkan dua tangan Bayu yang bertautan, tetapi tangan itu malah semakin meng-erat. "Aku takut, jika dilepaskan, kamu tidak mengizinkanku lagi memelukmu."Anita terkekeh. Bayi besar ini betapa sangat merepotkan. Ia menyentuh pipi Bayu, lalu beralih ke dahi. Badan Bayu masih hangat. "Bayu, kita bukan mahram," bisik Anita. "Kalau begitu, kamu harus menikahiku. Aku bisa gila jika kau terus melarangku."Bayu semakin menekan kepalanya dengan mata terpejam. Perlahan lelah mengalir keluar dari dalam

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Setelah Kau Pergi   57. Mempertahankanmu

    "Berjanjilah padaku! Ya!"Bayu menatap manik hitam milik Anita. Mata itu berkaca-kaca, tetapi tetap memancarkan kejernihan hati dan ketulusan jiwa. Meski ragu, Bayu mencoba mengangguk, tanpa mengalihkan tatapannya. Anita tersenyum. Air matanya semakin deras. "Terima kasih.""Bisakah kamu memberiku jaminan?" tanya Bayu dengan senyuman menggoda.Anita tertawa. Bayu selalu punya cara untuk menghiburnya. "Mmm…." Anita berpikir keras jaminan apa yang bisa diberikannya. Seketika pandangannya tertuju pada cake apel.Ia mencolek cairan apel caramel dengan ujung jarinya, lalu dengan gerakan cepat ia memasukkan ujung jari itu ke mulut Bayu.Bayu terkesiap. Cairan manis kombinasi sedikit kecut apel berbaur dengan benda lembut menyapa indra perasanya. Anita tersenyum geli melihat reaksi Bayu seperti balita yang disuapi. Anita merasakan kupu-kupu beterbangan mengitari perutnya. Sensasi yang membuatnya refleks menarik jari. Bayu ingin protes, tapi telunjuk itu telah beralih ke mulut Anita.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Setelah Kau Pergi   58. Jejakmu

    Ada apa dengan Aditya? Ia tidak ingin memikirkannya. Mungkin saja sebagai ungkapan seorang fans kepada idolanya. Namun, ada satu hal selalu mengusik di waktu senggangnya, ada apa dengan tatapan Anita terakhir berjumpa? Mata itu seakan menyiratkan kekecewaan. Bukankah seharusnya, dirinya yang kecewa, karena Anita lebih memilih kehidupan Qori daripada dirinya?'Keputusan apapun yang kuambil, aku ingin kau percaya bahwa aku sangat mencintaimu.'Kalimat itu juga sering mengiang di telinganya. Kepercayaan seperti apakah yang diinginkan Anita? Apakah maksudnya, Anita tetap mencintainya, meski raga perempuan itu bersama Abbas? Apa artinya perasaan seperti itu? Menurutnya sama saja seperti menyentuh rintik hujan di balik kaca. Kesegarannya hanya ilusi.**"Cil, biar saja gordennya. Aku masih mau tidur," ceracau Bayu, ketika bunyi gesekan dari kain gorden mengusik ketenangan tidurnya. Bayu mempunyai kebiasaan baru. Suka menghabiskan hari dengan tidur di kamar Izza jika liburan. Perlahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Setelah Kau Pergi   59. Memintal Asa

    Ia berdiri. "Ayo!"Anita mengerutkan keningnya. "Ke mana?""Ke rumah orang tuamu." Bayu sudah ada di dekatnya. "Sekarang?""Tunggu apa lagi?""Ya tidak sekarang juga. Badanku aja masih capek karena dua belas jam perjalanan. Masa harus diseret ke Barabai lagi?""Kalau begitu, izinkan aku memelukmu," ucap Bayu sambil merentangkan tangan. "Oke… oke." Anita termundur. "Kita pergi sekarang."Meski masih lelah, ia harus mengalah. Tidak mungkin ia menuruti opsi yang ditawarkan Bayu, mengingat diri juga sangat merindukan bayi besarnya itu. **Kedatangan dan niat Bayu disambut hangat oleh kedua orang tua Anita. Dua pekan setelah lamaran, pernikahan dilaksanakan dengan sangat sederhana di rumah orang tua Anita. Seminggu kemudian, baru ia mengadakan resepsi hanya dengan tujuan memperkenalkan istrinya kepada kolega, karyawan dan orang banyak umumnya. Setidaknya, berharap tidak ada lagi perempuan yang sok dekat kepadanya. Nikmat apalagi yang kau dustakan?Terjemahan dari ayat surat Ar-Rahman

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Setelah Kau Pergi   60. Memintal Asa (B)

    Anita terbelalak. Sesaat ia saling bersitatap dengan Bayu. Ridwan membawa mereka masuk. Rana duduk di samping ranjang seorang anak laki-laki berusia sekitar dua tahun yang terkulai lemas. Anak Rana kamar yang dihuni empat pasien. Sesaat Rana tersentak melihatnya. Beberapa detik kemudian, tatapannya berubah menjadi kebencian. Anita membiarkan dua jagoannya menyerahkan nasi kotak kepada tiga pasien. Sedang untuk Rana, Anita langsung yang menyerahkannya. "Biar Mama saja."Anita mengambil kotak yang dipegang Qori. Melihat sikap Rana, Bayu hendak mencegahnya, tetapi ia meyakinkan suaminya agar tidak perlu khawatir. Ia meletakkan kotak itu di atas nakas. "Sabar, ya."Hanya itu yang bisa diucapkan. Di luar ruangan Ridwan sudah memberitahu penyakit yang diderita anaknya."Kau sedang meng-olokku?!"'Terserahmu. Aku tidak sepicik kamu.' Sayangnya hanya kalimat itu tidak terungkap. Ia berpikir, untuk apa membalas ucapan Rana? Yang ada hanyalah mengganggu kenyamanan pasien lainnya. "Kamu pu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Setelah Kau Pergi   61. Bersamamu

    "Hah?" Anita terbelalak. Bayu tidak pernah bercerita padanya. "Apa maksudnya Gayatri Cake?"Ridwan mengangguk. Anita terperanjat.'Jadi ini salah satu penyebab Rana terlihat sangat membenciku tadi?'Tap tap. Anita dan Ridwan menolah arah suara. Terlihat Bayu muncul dari arah tangga. "Kalau begitu, aku turun dulu. Terima kasih banyak, Nit."Anita mengangguk. Ridwan dan Bayu sesaat saling mengangguk. "Kau mengikutiku?" tanya Anita setelah Ridwan hilang dari pandangan mereka. Bayu menggeleng. "Huda dan Qori aku suruh pulang dengan Amang Yuni. Karena kesepian aku coba jalan-jalan ke sini." Anita mengernyit. Bayu memutarkan pandangannya. "Jadi dulu kamu sering melarikan Izza ke sini?" Anita mengangguk. Ia melepaskan napasnya. "Kalau ingat beratnya waktu itu, tak menyangka kita bisa melewatinya. Dan sekarang Izza sudah tenang di sana. In sya Allah."Anita mengangkat kepalanya. Ia memejamkan mata. Terbayang wajah ceria Izza. Sesaat Anita terperanjat. Telah bertengger dua tangan kekar

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10

Bab terbaru

  • Setelah Kau Pergi   71. Ending

    Mata Anita masih mengerjap. Kesadarannya belum sepenuhnya pulih. "Kita di mana?" "Di rumah sakit. Syukurlah. Akhirnya kau sudah sadar," ucap sambil menciumi tangan Anita. "Maaf. Aku telah mengganggumu malam pertamamu," lirih Anita.Bayu menggeleng. "Jangan ingatkan aku dengan perkawinan itu! Kau membuatku ketakutan." Bayu terisak. Anita mengelus kepala Bayu. "Maaf. Jangan menangis! Aku sudah tidak apa-apa. Bagaimanapun kau mempunyai dua keluarga, kau harus kuat," ucap Anita tertatih. Entah kenapa ia merasakan kebas rasa. Tak punya tenaga, meski hanya untuk cemburu.Bayu merebahkan kepalanya, menjadikan tangan Anita sebagai alas. "Aku tidak menginginkan itu. Aku hanya ingin menjadi bayimu. Selamanya."Anita tersenyum. "Dasar, Baygon. Pulanglah!""Jangan memaksaku!""Aku hanya tidak ingin kau jadi laki-laki tidak adil." "Justru tidak adil, jika aku di sana, sedang di sini kau terkulai lemas di sini.""Bayu, malam ini ….""Ah tunggu, kita panggil dokter dulu."Bayu langsung memence

  • Setelah Kau Pergi   70. Part 10 Season 2

    "Nit! Anit!" Tidak ada jawaban. Bayu mempercepat ketukannya. Senyap. Abbas muncul dari kamar lain dengan wajah kusut. Ketukan dan panggilan Bayu mengusik tidurnya. Karin juga keluar. "Ada apa, Pak?" tanya seorang karyawan."Istri saya ada di dalam, bisa minta kartu kunci duplikat?""Sebentar, ya Pak," ucap karyawan dengan sedikit bingung. Sesaat ia sempat menoleh Karin yang masih berpakaian pengantin. Cahya bergegas melihat Bayu berlalu di depan kamar Anita. Qori dan Huda juga mempercepat langkah mereka. Karyawan datang membawakan cardlock duplikat lalu langsung membukakan pintu. Bayu langsung menerobos. Cahya, Huda dan Qori ingin masuk, tetapi Abbas mencegah mereka. "Biarkan Papa Bayu melihatnya."Di dalam kamar gelap. Bayu membuka lampu. Anita tidak terlihat. Bayu terperanjat ketika melihat telapak kaki Anita tergeletak di lantai. "Nit!" Bayu bergegas meraih kepala Anita lalu mengguncangnya. "Nit!" Tidak ada respon. "Huda, Qori!" teriak Bayu panik. Ia segera mengangkat

  • Setelah Kau Pergi   69. Part 9 Season 2

    "Tapi Kakak yang paling terluka di sini.""Ini takdirku, Cahya. Seberapa besar pun aku berusaha melepaskan diri takdir ini, selalu muncul bagian diriku yang tidak tega meninggalkannya." "Jika itu keputusan Kakak, aku dukung." Cahya meraih bahu Kakaknya. Air mata Anita kembali merembes. "Seberapa pun aku menyiapkan diri, tetap saja hati ini getir. Yang lebih nelangsa, aku tidak boleh menangis di depannya, dan kedua anakku. Aku harus kelihatan lebih tegar agar mereka juga bisa kuat." "Allah tidak akan menguji seseorang melebihi kemampuan. Jika Allah buka hati Kakak untuk tetap di sisi Kak Bayu, Allah pasti memberikan kekuatan lain pada Kakak yang mungkin saat ini tidak Kakak sadari."Di luar sepasang mata sendu mengalirkan air mata antara haru dan pilu. Ia tidak menyangka memiliki istri setulus Anita. Ia sempat menilai berprasangka buruk pada Anita karena tiba-tiba meminta lebih dari separuh hartanya. Ia tetap memberi Anita, karena perasaannya yang terlanjur mencinta.Beberapa menit

  • Setelah Kau Pergi   78. Part 8 Season 2

    Sesaat Abbas menatap isi cangkir yang masih mengepulkan asap. "Haruskah dia kubawa kembali ke Balikpapan?" Bayu menarik cangkir di tangannya, lalu meletakkan ke atas meja. Ia memilih duduk di sofa satu dudukan."Jika itu pilihannya dan bisa membuatnya bahagia," tantang Bayu.Abbas mengerutkan kening. Menatap wajah Bayu yang terlihat tenang. Diam-diam Abbas mengagumi sikap Bayu. Tenang, tetapi tegas.Dua sifat inilah yang mengantarkan Bayu bisa setinggi sekarang ini. Abbas duduk di sofa panjang. Refleks ia mengambil cangkir yang tadi diletakkan Bayu. "Tapi kau harus berbalik dan memulainya dari awal, sama seperti kau mengambil kopi itu. Tapi Anita bukan cangkir, bukan pula kopi. Ia memiliki pilihannya sendiri." "Aku tidak rela kau menduakannya.""Kau pikir aku rela? Aku pun berpikir keras bagaimana supaya pernikahanku dengan Karin tidak terjadi.""Haruskah aku yang menikahi Karin?" Bayu tertawa. "Dari mana kau mendapatkan kepercayaan diri setinggi ini?"**"Pak!" Karin tersenyum

  • Setelah Kau Pergi   77. Part 7 Season 2

    Hari pernikahan Bayu dengan Karin sudah ditentukan. Undangan sudah disebarkan. Atas permintaan Acil Imah rencana perkawinan mereka diselenggarakan cukup mewah. Karena Karin anak Acil Imah satu-satunya. Baru beberapa hari undangan disebarkan, Anita semakin merasa tertekan. Berbagai pandangan mengarah kepadanya. Tatapan kasihan, meremehkan bahkan menghina menjadi santapannya beberapa hari terakhir. Sedang beberapa gadis lainnya semakin terang-terangan mendekatinya. Sebuah minuman dalam gelas plastik mendarat di atas mejanya. Ia mencermati nama kafe yang tertulis di gelas itu. Lalu menengadahkan kepala, menatap si pemberi. "Kafe baru buka di dekat sini. Kebetulan aku mampir, jadi aku pesan aja dua. Sekalian buat Bu Anita."Anita terdiam. Mengamati perempuan di depannya. Dibanding Adilia, kali ini pakaian dan tutur katanya lebih sopan. Hanya saja, Anita tetap tidak bisa membuang kecurigaan. "Hallo, Nit." Tiba-tiba seorang laki-laki datang. Dengan santainya ia mengambil gelas itu dan

  • Setelah Kau Pergi   76. Part 6 Season 2

    Bayu tersenyum. Ia mengecup sekilas sepasang merah ranum di wajah Anita. "Memangnya apa yang kau inginkan?""Aku ingin 52% saham dan semua harta dari yang kau miliki."Bayu terperanjat. Ia terdiam, mengamati setiap partikel manik hitam istrinya. Ia memang pebisnis handal, tapi bukan sebagai seorang laki-laki. Meski begitu, ia perlu mencerna setiap situasi. Memprediksi berbagai kemungkinan. Satu hal yang harus ia sadari, pemikiran perempuan lebih rumit daripada struktur perusahaan. Ia curiga ini bukan sekadar permintaan materi, melainkan sebuah ujian. Bukan sekadar dipenuhi atau tidak, melainkan bom waktu. Tak peduli memilih kabel yang mana, keduanya berisiko meledak.Mata Anita bergerak-gerak, menunggu keputusan Bayu. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia merasa jawaban Bayu adalah hidup matinya. Iya atau tidak, keduanya berisiko tebasan nyawa.Semenit dua menit berlalu. Keduanya masih terdiam. HeningBayu mempertimbangkan banyak hal. Jika tidak dikabulkan, jawabannya s

  • Setelah Kau Pergi   75. Part 5 Season 2

    "Kalian, ngomong apa? Siapa yang menderita? Mama tidak mengerti." Sekuat tenaga Anita menahan bendungan yang hampir jebol di matanya. "Kalau itu bukan penderitaan, Mama tidak akan pisah dengan Ayah Izza," tukas Huda."Itu beda kasus, Huda. Jangan sama Papa dengan Ayah Izza," sahut Anita."Pada akhirnya Mama diduakan 'kan? Huda tahu, ini juga berat buat Papa karena Papa juga mencintai Mama, tetapi Mama tidak perlu berkorban sejauh itu."Lidah Anita kelu. "Jika Mama ingin pergi dari sini, jangan ragu. Kami akan menjaga Mama.""Huda?!""Ma, ada yang nawar lukisan Huda lagi. Mama jangan khawatir! Huda sudah punya tabungan. Huda akan terus bisa menghasilkan uang."Anita tertawa. Air matanya merembes. "Huda, kamu tidak perlu berbuat sejauh itu. Huda punya ibu kandung yang harus dilindungi. Lagi pula Mama bisa menjaga diri, masih bisa bekerja. Jangan khawatir. Mama tetap stay di sini, itu pilihan Mama."Huda terdiam. Ia mencermati manik hitam milik Anita. "Lihatlah, Mama menangis. Jangan p

  • Setelah Kau Pergi   74. Part 4 Season 2

    "Artinya kau tetap bersamaku?"Hatinya remuk melihat mata Anita yang basah. Egois, jika tetap mempertahankan Anita, sementara dirinya akan mendua. Akan tetapi, dalam satu biduk pun ia tidak bisa jauh dari wanita itu.Bagaimana nanti jika biduknya bertambah lagi? Menambah rumah tangga tak semudah menambah perusahaan. Menambah perusahaan berisiko kerugian materi yang tidak sedikit, tetapi menambah biduk berisiko luka yang mungkin tidak akan sembuh dengan seratus perusahaan.Ia semakin membutuhkan Anita.Anita mendesah. "Entahlah. Aku tidak berani berjanji. Memikirkannya hanyalah membuatku lelah. Kenyataannya aku tidak bisa berbuat apa-apa, selain mundur."Anita menenggelamkan wajahnya ke dada Bayu. Betapa ia sangat menyukai aroma itu, pelukan yang kokoh dan hangat. Betapa ia ingin Bayu selalu di sisinya seumur hidup."Kita nikmati saja hari ini. Biarkan hari ini tanpa memikirkan besok. Hari ini kau milikku, itu sudah lebih dari cukup." Bayu mengecup pucuk kepala istrinya. "Haruskah kit

  • Setelah Kau Pergi   63. Part 2 Season 2

    "Sebaiknya ceraikan saja aku."Bayu tersedak. Anita segera memberikan gelas miliknya. "Pelan-pelan," ucapnya. Bayu menurunkan gelasnya. Susah payahnya ia menelan sisa-sisa cake di mulutnya. Ia meraih tangan Anita. "Kumohon tetap stay di sisiku. Bagiku kamu segala-galanya. Mungkin suatu saat badan ini telah terbagi, tapi percayalah, hati ini hanya untukmu."Anita menggeleng. "Aku percaya padamu. Tapi aku tak percaya pada takdirku.""Nit?!" "Dulu aku berlepas dari Ridwan karena tidak ingin dimadu, ternyata aku mengalami hal serupa denganmu.""Nit, jangan samakan aku dengan Ridwan!" "Aku percaya cintamu. Tapi aku tak percaya pada diriku sendiri." Anita mengangkat wajahnya, menatap Bayu. "Aku sangat mencintaimu. Sangat. … melebihi diri ini. Kau pasti tau, cinta yang berlebihan, akan merasakan sakit yang tidak tertahankan jika terluka.""Nit!" Bayu meremas kedua tangan istrinya. "Aku khawatir nanti akan menyakitimu. Kau tau sifatku yang sewaktu-waktu bisa meledak. Aku tidak ingin bom

DMCA.com Protection Status