Share

Bram Ingin rujuk.

Penulis: Winarsih_wina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Amara menarik napas panjang sebelum membuka matanya, entah berapa lama dia tertidur...tidur? "Di mana aku?" tanyanya dengan linglung.

"Rumah, kau sudah di rumah, Nak," jawab seorang wanita yang ternyata ibunya. "Air, aku haus, Bu." Mendengar ucapan anaknya. Wanita itu bergegas meraih gelas berisi air minum.

"Kenapa aku bisa di rumah? Bukankah tadi aku di ... Rumah sakit jiwa?" Amara menekan kata rumah sakit jiwa. "Ikhram dan Rizwan membawamu pulang tepat waktu," jawab ibu Amara lirih.

Amara tidak lagi bicara dia segera menerima air yang di sodorkan ibunya. Dengan rakus dia menghabiskan air dalam gelas itu, dia sampai menarik napas panjang begitu selesai minum.

"Haus sekali, Bu," ujar Amara dengan malu-malu. "Mau lagi?" tanya sang ibu pelan. Amara segera mengelengkan kepala karena sudah cukup puas minum.

"Apa yang terjadi padamu tadi, Ara?" Amara terdiam begitu mendengar pertanyaan sang ibu. Matanya menerawang saat mengingat ucapan dokter yang selama ini merawatnya, jelas dokter itu b
Winarsih_wina

Sesalmu terlambat Bram. mimpi terus balikan sama Amara.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Penyesalan Bram.

    Bram memijit keningnya yang terasa pusing. Dia geram saat mengingat kejadian tadi siang, kecelakaan mobil tadi membuka matanya kalau Ikhram benar-benar orang kaya, dengan begitu mudahnya dia mengeluarkan uang lima juta untuk ganti rugi pada mobil yang menabraknya. 'Mereka tidak bisa dianggap remeh. Aku harus mencari cara untuk merujuk Amara,' pikir Bram. Saat sedang berpikir dia terkejut mendengar teriakan dari luar. Dengan panik dia bergegas keluar, siapa sangka dia akan melihat Dipta sedang menampar wajah Desi adiknya. "Dipta!" Bram berteriak karena marah. Sejak kecil dia belum pernah menampar atau memukul adik-adiknya. Ini orang yang baru saja menjadi suami adiknya, sudah berani melakukan kekerasan pada Desi. Tenda pernikahan saja belum dibongkar, tapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama."Mas, dia tidak mau menginap di rumah ini. Dia mau pulang dan meninggalkanku," adu Desi pada Bram. Pria itu menarik napas begitu mendengar aduan adiknya, dia ingat waktu baru menikah dengan Amara

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Mempermalukan Bram.

    Aku terbangun saat mendengar suara keributan dari luar kamar. Entah apa yang membuat pria itu berteriak seperti orang gila, apa dia lupa kalau kami bukan lagi suami-istri. "Bram berhenti!" teriakku keras.Bagaimana bisa dia hendak melayangkan pukulan pada Ikhram. Aku semakin marah saat melihat bapak berada dalam pegangan Rizwan, "Apa yang mau kau lakukan?" tanyaku sinis."Sayang, mereka mau menghalangi kita bersatu kembali," ujar Bram tanpa merasa malu sama sekali. Aku menarik napas lalu memejamkan mata mencoba meredakan emosiku."Aku kira kakimu saja yang cacat, tapi ternyata otakmu juga," ucapku tak kalah sinis. Mendengar ucapanku tak hanya Bram yang terkejut, tiga pria lainnya juga sama terkejutnya. "Sayang." Bram menatapku dengan mata berkaca-kaca. Bukannya merasa kasihan aku justru merasa jijik melihatnya."Pergilah, aku tak mungkin memungut sampah yang sudah aku buang. Cari kebahagiaanmu sendiri tapi tanpa aku," ujarku lagi tak kalah kejam terdengar bagi Bram. Aku menyesal telah

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Menjebak Mantan Ibu Mertua.

    Aku menatap wajah pria yang duduk di depanku. Pria yang tidak aku sangka melemparkan lamaran, saat masa iddah belum juga aku akhiri. Ikhram sudah meminta maaf tapi bukan itu masalahnya, jadi aku harus memperjelas padanya tentang adab melamar seorang janda. Salah satunya adalah sampai menunggu masa Iddah berakhir, bukankah tujuan masa Iddah adalah memberi pasangan suami-isteri yang bercerai untuk berpikir, mau kembali bersama atau terus berpisah. "Apa kau berencana untuk rujuk dengan Bram?" tanya Ikhram lirih. Aku menepuk kening karena tidak menyangka Ikhram akan bertanya seperti itu. Apa dia berpikir aku sudah begitu putus asa, sampai harus kembali bersama dengan Bram. "Bukan begitu, Mas Ikhram." Aku menutup mulutku, karena tidak menyangka suara yang keluar justru terdengar manja. Mata Ikhram berkilau setelah mendengarnya, membuatku semakin malu luar biasa, andai ada Lo ang aku memilih untuk mengubur diriku."Sudah di putuskan, aku akan kembali melamar-mu setelah masa Iddah itu bera

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Kebetulan Bertemu.

    Hal terberat bagi seseorang itu adalah, memperbaiki sifat seseorang yang telah rusak. Itu terbukti dengan sifat keras hati mantan ibu mertuaku dan anak-anaknya, sudah jelas mereka bersalah tapi tidak mau mengakui. Dengan terpaksa aku hanya bisa mengambil jalan yang kejam. Menjebloskan mantan ibu mertuaku ke penjara, aku harap itu bisa merubah sedikit sikap wanita tua ini. Tidak perduli meski Bram dan Manda marah besar padaku, bahkan mengancam akan membalas dendam suatu saat nanti."Aku harap kalian akan sadar kalau apa yang kalian lakukan selama ini salah. Soal balas dendam, aku akan menunggu waktu itu tiba," ucapku sebelum pergi meninggalkan mereka di kantor polisi."Aku harap kali ini mereka benar-benar menghilang, aku sudah sangat lelah menghadapinya." Aku menarik napas, lalu membiarkan Ikhram melajukan mobilnya menuju ke rumah yang aku tempati."Besok aku akan pergi ke luar negeri. Paling lama tiga atau empat bulan, tapi akan aku usahakan dua bulan bisa kembali agar kita bisa meni

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Bimbang.

    Kartika Sanjaya, adalah nama yang akhirnya aku dengar punya hubungan paling dekat dengan Ikhram. Sayangnya aku tidak tau sedekat apa hubungan mereka dan di mana saat ini dia berada, kedua wanita itu terus membicarakan soal Kartika, seolah ingin aku sadar ada wanita itu di hati Ikhram. Rizwan terlihat menarik napas panjang setiap mendengar nama Kartika, tapi dia tidak berusaha menghentikan mereka. Jelas aku tau ada sesuatu yang tak beres di sini. "Sudah cukup belum kalian bicara, tau tidak kalian membuat selera makanku hilang." Ikhram berkata sembari menatap kedua wanita itu dengan sinis.Mendengar apa yang Ikhram katakan membuat Rizwan bereaksi. Dia hendak membawa kedua wanita itu pergi, tapi keduluan Ikhram yang membawaku keluar meninggalkan kafe. "Kita cari tempat lain, aku tidak akan pernah datang kemari lagi," ujar Ikhram dengan cukup kuat. "Eh, jangan begitu dong Ikhram, aku baru saja membuka kafe ini jadi masih butuh bantuanmu, untuk merekomendasikan pada bawahan dan relasimu."

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Pindah Dari Rumah Ikhram.

    "Amara, sudah datang, ayo masuk, Nak." Aku tersenyum sembari menyambut pelukan mama Ikhram. Ini pertemuan kami yang ketiga dan sambutannya masih terasa hangat, karena itu aku berharap itu tidak berubah.Tadi pagi Ikhram berangkat ke Dubai untuk urusan pekerjaan. Aku tidak mengantar karena tidak enak pada semua orang, lagipula Ikhram juga tidak memintanya. "Duduk dulu sebentar, Tante bereskan pekerjaan dulu baru kita pergi makan siang." Mama Ikhram membawaku duduk di ruang tunggu. Kemudian beliau pergi masuk membereskan pekerjaannya. Yah, saat ini kami janjian di butik miliknya, butik yang sangat besar dengan barang yang harganya luar biasa bagiku. Lima menit, sepuluh menit sampai dua jam mama Ikhram tidak lagi keluar. Aku masih menunggu meski bingung harus berbuat apa, banyak pegawai yang melirik tapi tidak ada yang menyapa sama sekali, ingin bertanya tapi tatapan mereka terlihat aneh.Aku memilih untuk diam dan menunggu, meski tidak ada tanda-tanda mama Ikhram akan kembali. Aku maki

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Pulang Kampung.

    Dua jam setelah keluar dari rumah Ikhram, ponselku berbunyi tanda ada panggilan masuk. Aku melihat siapa yang menghubungi, tapi tidak berniat mengangkatnya. Bapak dan ibu tidak bicara, bapak menggenggam tanganku dan tangan ibu lalu membantu naik ke dalam Bis.Kami memutuskan pulang ke kampung malam itu juga. Sebelum subuh kami sampai, jadi tidak perlu mencari penginapan lagi. "Tidak mau mengangkat panggilan itu?" tanya bapak, saat mendengar lagi suara panggilan dari ponselku. "Besok saja setelah sampai kampung. Takutnya Ikhram atau Rizwan mengejar kita," ujarku pelan."Maafkan ibu, kalau saja tidak gegabah dan memberi harapan pada ikhram," ujar ibu lirih sembari menggenggam tanganku. "Ibu tidak salah, sekarang kita jalani saja pelan-pelan. Kalau jodoh aku dan Ikhram akan bersatu, kalau tidak jodoh percuma dipaksa," ujarku lagi tak kalah lirih."Sudah, kita bicarakan lagi nanti. Sekarang istirahat dulu sudah malam." Aku dan ibu mengangguk lalu mulai memejamkan mata. Ponselku masih teru

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Membela Diri Ketika Dihina.

    "Kau yakin ini bukan karena mama? Aku dengar kemarin kalian bertemu, tapi mama lupa hingga mengabaikan-mu saat di butik." Ikhram masih bertanya membuatku berpikir, apa yang membuatnya mengira aku pergi karena mamanya."Aku dengar dari bibi kau pergi setelah marah-marah. Dia mendengar kau sakit hati karena mama membuatmu menunggu lama, tapi ternyata mama lupa padamu." Aku memejamkan mata setelah mendengar ucapan Ikhram. Aku berpikir apa aku harus mengatakan, apa yang pembantunya bilang sebelum aku pergi meninggalkan rumahnya. Apa dia akan percaya sedangkan wanita itu sudah lama bekerja padanya. Aku takut masalah ini akan menjadi panjang, tapi aku juga tidak mau difitnah begini."Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, Mas. Tapi aku memang tak seharusnya berada di rumah itu, rumah yang ternyata kau sediakan untuk nona Kartika." Ikhram tampak terkejut dan aku melihat langsung reaksinya. Jadi aku bisa menduga kalau apa yang aku dengan benar adanya. Soal pembantunya aku tidak mau ambi

Bab terbaru

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Berani Menyentuh Keluargaku Rasakan Akibatnya..

    Bagi orang tua hidup sudah lebih dari cukup asal ada anak dan cucu. Setelah memastikan aku dan Ikhram akan membawa anak-anak mengunjungi mereka saat liburan, kakek Ikhram membujuk mama Ikhram agar setuju pergi ke perkebunan teh kami. Meski terlihat tak ikhlas, tapi mama Ikhram akhirnya setuju. Aku dan Ikhram membawa anak-anak mengantar mereka langsung ke perkebunan, awalnya mau menaiki pesawat tapi anak-anak malah mau naik mobil. Alhasil kami membutuhkan tiga hari perjalanan untuk sampai ke perkebunan. Kemudian kami menghabiskan waktu yang tersisa hingga weekend baru kami kembali. Kali ini kami kembali menaiki pesawat, meski tak tega tapi aku menguatkan hati saat meninggalkan kakek dan mama Ikhram. "Mama masih belum menyerah, beberapa hari ini dia mencoba membuatmu merasa bersalah. Untungnya istriku sudah lebih cerdas jadi tidak tertipu lagi, kalau tidak aku akan pusing memikirkan cara menyadarkan mama." Ikhram memelukku, sembari berjalan ke dalam ruang tunggu. Sedangkan di depan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   pembalasan Ikhram.

    Melihat istri dan anak hampir celaka, di depan mata dan tanpa bisa berbuat apa-apa membuat Ikhram trauma. Setiap kali memejamkan mata dia akan bermimpi buruk, hal itu sudah terjadi selama dua hari ini.Merasa tertekan dan tidak beristirahat dengan tenang, semakin membuatnya frustasi. Hasilnya dalam jangka waktu singkat Ibu kota gempar, dua perusahaan besar dan dua keluarga kelas atas jatuh dalam sekejap. ARTAMA grup mengeksekusi perusahaan Sam dan kakek Ikhram. Tentu saja hal itu menambah masalah baru, namun itu justru membuat Ikhram merasa puas. Aku hanya bisa melihat kepuasannya, karena aku tau rasa sakit yang dia rasakan selama ini."Apa kau yakin akan bertarung dengan kakek dan juga ... Mama?" tanyaku lagi saat menemaninya istirahat, di kamar yang ada dalam ruang kerjanya."Jangan lupa ada Sam juga, kalau merasa iba kau bisa mengatakannya sekarang." Ikhram menyentuh daguku, lalu memberi kecupan di bibir dengan lembut. Mendengar nama Sam di sebut membuatku bingung, "Ada hubungan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Hampir Celaka.

    Waktu bersantai bagi seorang wanita yang sudah menikah dan punya anak adalah hal yang paling mewah. Satu atau dua jam untuk menenangkan diri, itu sudah lebih dari cukup bagi mental yang kadang sedikit tertekan. Setelah menyingkirkan Ikhram, akhirnya aku bisa memuaskan diriku dengan belanja dan makan enak. Setelah dua jam menjelajahi jalanan, akhirnya aku pergi ke perusahaan Ikhram dengan membawa satu cup besar boba dan satu kotak besar aneka kue potong. Aneka kue dengan bermacam-macam cream. Ada cream coklat, stroberi dan juga moka, aku tertarik melihatnya jadi membelinya. Siapa sangka ternyata jumlahnya cukup banyak, sebelum Ikhram melihatnya aku akan menyimpannya di pantry saja. Sore baru aku bawa pulang, tentu saja tanpa sepengetahuan suamiku itu. Setelah sampai depan lobby aku celingak-celinguk untuk melihat situasi, jangan sampai kepergok Ikhram yang kadang muncul macam jelangkung itu. Dia kadang bisa muncul kapan saja dan dimana saja, tanpa bau dan tanpa suara pas kan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Dijadikan Pion melawan Ikhram.

    Melihat orang gila di rumah sakit jiwa lebih baik, daripada melihat mertua yang mengila, karena tidak bisa melawan menantunya. Aku hanya diam saat melihat mertuaku menangis seperti anak kecil, melihatnya seperti itu membuatku berpikir, apa aku benar-benar tertipu oleh penampilannya ketika pertama kali bertemu. Saat itu mertuaku itu terlihat begitu menderita, dengan wajah pucat yang seperti kurang darah, namun sekarang penampilannya terlihat berubah drastis. Ibarat Kucing telah berubah menjadi Singa, tatapannya juga lebih tajam dan juga kejam. "Aku mamamu, wanita yang melahirkanmu. Apa pantas kau perlakukan seperti ini, hanya demi wanita yang baru kau nikahi?" tanya mama Ikhram dengan sinis. "Aku sudah lama menikahinya, Ma. Dia juga orang yang berdiri di sampingku saat terpuruk dulu, andai tak ada dia aku tak akan berdiri tegak seperti ini di depan mama saat ini." Ikhram memegang tanganku dengan erat. Aku menepuk punggung tangannya agar dia tenang, saat ini kami benar-benar d

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Tidak Belajar Dari Pengalaman.

    Ujian pernikahan setiap orang berbeda, ada yang diuji dengan anak, suami bahkan dari sang istri. Sedangkan aku, ujian pernikahanku masih sama, baik pernikahan pertama ataupun yang kedua, aku diuji dengan mertua dan wanita kedua. Ujian itu kembali datang, mungkin karena di pernikahan pertama aku gagal mengatasinya. Sedangkan di pernikahan kedua ini, aku bertekad untuk melawan ujian itu, tentu saja dengan dukungan suamiku Ikhram. Sedangkan di pernikahan pertamaku dulu, Bram tidak hanya membantuku mengatasi ujian tersebut, tapi dia justru membuatku putus asa. Sehingga aku menyerah dan memilih bercerai. "Berjuanglah jika memang sudah memilih untuk bertahan, bapak juga setuju jika kau melawan orang yang ingin menghancurkan pernikahanmu. Begitu juga ketika Ikhram tidak lagi mendukungmu, kami bersedia menerimamu kembali pulang," ujar bapak dengan mantap. Ikhram memeluk pinggangku dan berjanji pada bapak dan ibu, bahwa dia tidak akan membiarkan aku berjuang sendiri. Dia bahkan berani

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Ikhram Melihat Kebusukan Ibunya.

    Ketenangan, sepertinya menjadi sebuah hal yang paling berharga, sehingga begitu sulit untuk aku dapatkan. Hanya dalam waktu seminggu akhirnya wanita itu datang tanpa diundang. Dengan wajah angkuhnya dia menatap, rumah yang aku tempati sekarang. Senyum sinis juga terukir di bibirnya, lalu mulutnya pun mulai berkicau dengan nada penuh penghinaan. "Pantas kau begitu percaya diri, saat meninggalkan rumah putraku. Ternyata kau memiliki cadangan, untuk hidup senang dengan menumpang pada seorang pria. Sudah berapa lama kau bersamanya, jangan-jangan kalian sudah bersama ketika masih bersama dengan Ikhram?" tanyanya sinis. "Aku rasa Kau tidak perlu tahu sejak kapan aku bersamanya, sama seperti ketika kau pergi dan melupakan putramu. Waktu yang kau perlukan untuk pergi cukup banyak, tapi mengapa baru sekarang kau kembali. Apa mungkin tiada paksaan saat itu, jangan marah karena kenyataannya hanya kau yang tahu apa yang terjadi saat itu," ujarku tak mau kalah. "Kau benar-benar wanita kura

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Keluar Dari Rumah Lagi.

    Kakiku gemetar saat menuruni tangga, di bawah mertuaku itu berdiri dengan angkuhnya. Aku tertawa melihatnya, karena begitu profesional sekali dia menutupi sifat aslinya. Hingga membuatku tertipu dengan kelakuannya. Aku menyerahkan koperku dan memintanya untuk memeriksa, aku tidak mau ada yang mengatakan aku mencuri. Ikhram mengengam tanganku dengan erat, sesuai dengan kesepakatan aku akan pergi untuk menenangkan diri untuk sementara. "Kau bisa meninggalkan segalanya, tapi tidak dengan cincin pernikahan kita. Ingat kau tidak boleh pergi diam-diam, setelah aku menyelidiki masalah ini aku akan menjemputmu kembali." Ikhram mengambil koperku, lalu kembali mengengam tanganku. Dia membawaku menuju ke mobil Aska yang menunggu di luar. Kali ini dia mau berkompromi setelah aku ancam akan mengajukan gugatan cerai, tanpa menunggu melahirkan. "Pak, saya minta maaf. Saya berjanji akan menyelidiki masalah ini, saya juga berjanji tidak akan menceraikan Amara." Ikhram mengambil tangan bapak

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Penghinaan Lagi.

    Anak adalah buah hati orang tua, tapi ketika sudah memiliki cucu maka julukan itu sudah tidak berlaku lagi. Seperti saat ini Ikhram memijit keningnya karena diabaikan oleh ibunya. Padahal di dalam hatinya masih ada sesuatu yang belum selesai bergejolak, sama seperti yang aku rasakan. Kami saling pandang, lalu kembali menatap kedua anak kecil itu yang terhalang oleh mama dan kakek Ikhram. "Mami, Papi," rengek Rara karena dia merasa tidak nyaman, bersama mama dan kakek Ikhram. Alasan karena ini pertama kalinya mereka bertemu. "Sayang, ini nenek dan buyut kalian. Ini ibunya papi dan itu kakeknya papi, salim dulu biar kenal dan akrab." Melihatku berjongkok di depan mereka, dengan senang mereka mencium tangan mama dan kakek Ikhram. Aku tersenyum melihat mereka mulai mendekat, pada kedua orang yang baru mereka kenal itu. Bahkan mereka sudah mau duduk di sebelah mama dan kakek Ikhram dan menerima makanan yang di suap-kan ke mulut mereka. "Mami kenapa kita baru ketemu nenek dan mana k

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Cerita Masa Lalu Yang Terungkap.

    Sebuah kejahatan besar dan dilakukan oleh seorang wanita, hebatnya lagi bisa menyembunyikannya selama bertahun-tahun. Aku merinding saat menatap Tante Rida, dia benar-benar wanita kejam yang tak boleh di sentuh, sayangnya dia telah menyingung Ikhram. Namun aku lebih merasa takjub ketika melihat perlakuan Papa Ikhram, dia bahkan memeluk Tante Rida dengan erat, meski telah mengetahui kejahatan wanita itu pada anak dan istri sahnya. Mau tak mau aku harus menahan mual di dalam perutku, andai bisa, ingin rasanya mencabik-cabik wajahnya itu. "Tidak nyaman berada di sini? Bawa mama keluar dulu dan melihat-lihat perusahaan kita." Ikhram membelai wajahku di depan banyak orang. Aku segera menolak meski perutku terasa tidak nyaman, begitu juga dengan mama Ikhram. Kami harus tau keputusan apa yang akan mereka ambil, untuk memberikan pelajaran pada Tante Rida. "Aku tidak menyangka sama sekali, kau memiliki nyali yang sangat besar. Mengirim putriku ke neraka hanya karena ucapan wanita jalan

DMCA.com Protection Status