Simon menyambut obat itu tanpa ragu-ragu, lalu menuangkan obat di tepi meja.Dia mendengar Jimmy di belakangnya berkata pada Agnes, "Maaf, aku telat."Simon merasa agak terkejut. Ternyata Jimmy juga ada sisi selembut ini.Setelah menuangkan obat, Simon menyerahkan obat itu kepada Jimmy.Agnes berbaring di pelukan Jimmy dengan tenang. Dia mengerutkan kening dan tampak sedang menahan kesakitan, serta dahinya berkeringat tipis.Setelah menyambut cairan obat, dia menyuap Agnes, "Mari, buka mulutmu, minum obat ini."Agnes membuka matanya. Dia ingin meminum obat dengan patuh, tetapi karena kesakitan, sehingga mulut kehilangan kendali.Mungkin Jimmy menyadari hal ini. Dia mengerutkan kening dan sepertinya sedang memikirkan solusi.Simon mengusulkan, "Bagaimana kalau aku pergi membeli sendok di mini market rumah sakit?"Habis bicara, dia segera berbalik pergi.Jimmy malah berkata, "Aku ada solusi."Simon menoleh ke belakang dan melihat Jimmy meminum seteguk cairan obat, lalu menyuap Agnes dega
Jimmy tidak menyetujuinya, hanya tertegun menoleh ke arahnya."Agnes adalah seorang yang sangat serius. Kalau kamu mau memperlakukannya dengan baik, kamu harus melakukannya untuk seumur hidup. Jangan berhenti di tengah jalan dan membuat harapan yang tumbuh dengan nggak mudah hancur lagi." Simon menatap Jimmy dengan serius."Terkadang cukup salah satu kali dalam hal tertentu. Aku nggak bakal bersalah untuk kedua kalinya." Jimmy juga menunjukkan sikap dirinya dengan sangat tegas.Akhirnya Simon mengangguk dengan tenang, "Baiklah kalau begitu. Aku berharap kamu bisa ingat kata-katamu hari ini.""Kalau suatu hari kamu membuatnya sedih lagi, aku pasti nggak bakal mengampunimu," lanjut Simon."Nggak bakal ada hari itu," ujar Jimmy dengan berani.Setelah mengantar Simon, Jimmy masuk ke ruang pasien.Agnes meliriknya, lalu suasana mereka berdua tiba-tiba berubah menjadi agak aneh.Awalnya Agnes merasa mungkin dia akan menegurnya dengan kejam atas kejadian malam ini, tetapi hal di luar dugaan a
"Setelah mengetahui statusmu sebagai arsitek pada Kompetisi Desain Alena kali itu ... sebenarnya aku sudah mencari beberapa karyamu di internet." Agnes menatapnya dengan tatapan yang agak mengembara.Dia tidak akan memberitahunya bahwa dia terkejut dalam waktu lama karena karya-karya itu.Jika desain Simon lebih penuh kehidupan, desain Jimmy membuat orang sangat menakjubkan dan terkejut.Struktur bangunan itu tidak bisa kamu bayangkan.Justru karena itu, karya-karya itu dinobatkan sebagai legenda.Agnes sangat terkejut dengan Jimmy yang seperti itu.Ternyata selain pandai mencari uang, dia juga seorang arsitek yang sangat terampil."Lalu?" Jimmy ingin mendengarkan pandangan Agnes terhadap dirinya."Aku pikir ... kamu bisa coba untuk mendesain lagi," ujar Agnes dengan lembut.Agnes tidak memujinya.Dia takut setelah memujinya, Jimmy mulai menyombongkan diri lagi.Jelang waktu ini, sepertinya Jimmy makin tidak tahu malu."Maksudmu, kamu yakin padaku? Kamu merasa aku bisa melakukan hal in
"Kali ini, kamu mesti ikut aku menahan caci maki dari orang lain." Terdapat senyuman tipis dalam mata Jimmy.Akhirnya dia mengerti.Betapa kerasnya mulut Agnes!Agnes tidak ingin mengakui bahwa dirinya masih peduli, tetapi tindakan tertentu darinya telah membongkar hal ini.Agnes berkata dengan ekspresi yang tidak alami, "Kenapa kamu begitu kurang kerjaan? Kamu bahkan menyuruh orang untuk mengecek akunku!"Jika tidak, bagaimana bisa Jimmy tahu bahwa dia yang mengirim komentar itu?Jika dia tahu sejak awal, seharusnya membuat sebuah akun lain untuk dirinya."Apa aku masih perlu mengeceknya? Foto profil akun kamu ini sama persis dengan foto di WhatsApp," jelas Jimmy dengan cuek.Agnes baru menyadari bahwa sepertinya memang seperti itu.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering.Meskipun panggilan dari nomor asing, dia tetap segera menjawabnya, "Halo?""Ini Nona Agnes, 'kan? Kami berasal dari Rumah Sakit Hermina. Pukul 10 pagi hari ini, kami bakal mengatur operasi untuk Halpin. Tolong sege
Hati Jimmy menjadi lebih lembut.Tadi saat dia melihat Agnes berinteraksi sama kakeknya sudah bisa merasakan perasaan dia terhadap kakeknya.Tidak sangka, ternyata Agnes masih ingat ulang tahun kakeknya.Bisa dilihat bahwa Agnes benar-benar tulus terhadap kakek dan neneknya.Hanya saja sebelum ini, dia berpikiran picik dan memiliki prasangka terhadap Agnes.Jimmy mengangguk ringan, "Ya, bakal segera tiba."Awalnya dia masih berencana untuk mengadakan pesta ulang tahun kakeknya yang ke-80 secara meriah.Akan tetapi, tahun terlalu banyak urusan.Berdasarkan kondisi kakeknya sekarang, juga tidak cocok untuk diadakan secara besar-besaran."Kalau begitu, saat itu kita datang bersama untuk merayakan ulang tahun Kakek secara sederhana," Agnes mengungkapkan pikiran dirinya.Jimmy malah tersenyum karena kata-kata Agnes ini.Agnes menjadi bingung karena senyumannya tanpa bicara ini, "Apa ... yang kamu tertawakan?"Dia tidak merasa ada yang salah dengan kata-kata dirinya."Nggak ada, hanya merasa
Jordan tidak sangka bahwa Clara akan tiba-tiba menanyakan hal ini.Dia sama sekali tidak berwaspada, karena ekspresinya juga tampak tidak alami, "Bisa dikatakan anak teman. Berkenaan dengan teman ini nggak ada kerabat di kota ini dan selama beberapa tahun ini sangat nggak mudah, jadi aku mau membantunya."Clara tidak tahan menatapnya dengan curiga, "Teman yang mana? Apa aku pernah bertemu sama dia?""Nggak pernah." Jordan sembari menjawabnya dan berharap bisa segera melewati topik pembicaraan ini."Kalau begitu, apa aku perlu menjenguk anak itu? Bagaimanapun, dia adalah anak temanmu," tanya Clara.Jordan merangkul bahunya dan berkata, "Nggak apa-apa, kelak baru kita bicarakannya. Oh, ya, aku bawa kamu pergi membeli beberapa pakaian baru saja. Beberapa toko yang kita kunjungi sebelumnya sudah merilis model baru ...."Clara merangkul lengannya pergi dan fokus ke dalam topik pembicaraan baru, "Baik!"...Di luar Grup Silnu.Jordan ingin masuk ke gedung di bawah perlindungan pengawal seper
Ekspresi Agnes agak bergejolak, tetapi nada bicaranya tetap tenang, "Ya."Dia tidak akan memberi tahu Jimmy bahwa dirinya berlatih mengikat dasi sebanyak berapa kali di depan cermin.Sebab, dia tahu bahwa Jimmy adalah orang yang sangat teliti, sehingga dia berlatih mengikat dasi sampai sangat mahir.Hanya demi kelak setiap pagi hari bisa bantu mengikat dasi untuknya.Akan tetapi, kenyataan di kemudian hari membuktikan bahwa mimpinya terlalu indah.Jimmy hampir tidak pernah tidur di rumah.Agnes juga tidak ada kesempatan untuk melakukan hal ini.Tidak sangka sekarang mereka sudah cerai, Agnes malah sempat mengikat dasi Jimmy secara pribadi untuk kali ini."Selain melemparkan benda-benda padamu, apa lagi yang mereka lakukan padamu?" Setelah mengikat dasinya, Agnes pura-pura sembari bertanya.Meskipun dia berusaha menyembunyikan emosi diri, Jimmy tetap menyadari niat perhatian di dalamnya."Apa kamu sedang perhatian padaku?""Aku hanya sembari bertanya, kamu jangan selalu mengartikannya s
Berkenaan dengan keributan ini, orang dalam restoran menoleh ke arah sana secara tak terkendali.Termasuk Agnes dan Jimmy.Akan tetapi, kejadian selanjutnya benar-benar berada di luar dugaannya.Sekumpulan orang ini menoleh ke arah panggung di mana Simon berada. Situasinya sangat bergejolak dan menakutkan.Agnes merasa sangat bingung.Apakah mereka memanggil Caleb?Akan tetapi, kenapa mereka menoleh ke arah Simon saat memanggil Caleb?Sementara reaksi Simon di panggung saat melihat adegan ini adalah meninggalkan gitar dan melarikan diri.Orang-orang ini sama sekali tidak memberinya kesempatan seperti ini. Dengan segera, Simon tertangkap.Orang yang memimpin marah-marah, "Mau lari ke mana? Kamu berutang uang padaku, tapi masih mau lari? Mau lari ke mana?""Kapan kamu membayar 2 miliar padaku?"Saat melihat situasi ini, manajer restoran coba untuk menghampiri, tetapi pemimpin itu memelototinya, sehingga manajer itu berhenti.Bagaimana mungkin mereka mencampuri keributan seperti ini?Jika
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad