Share

Disekap ( POV Yumi )

Penulis: Gleoriud
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-12 19:14:03

"Hei, ada apa denganmu? Aku tak akan berbuat jahat padamu! Sadarlah!"

Kurasakan goncangan hebat di bahuku, membuat kepalaku pusing. Bahkan punggungku membentur pintu kayu di belakangku. Aku tengah berusaha menyelamatkan diri di tengah gelagat mengancam chef Budi.

"Jangan sentuh!" Aku mendesis. Kusentak kasar tangan Chef Budi, sehingga pegangannya terlepas. Perasaan ini, pernah kurasakan dulu. Aku rindu dekapan Adit yang selalu ada untuk menenangkanku, rindu akan kalimat penghibur, yang mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Kenapa ada di sini?" tanyaku lagi.

"Kenapa ada di sini? Ini rumahku, Putri. Aku bebas keluar masuk ke mana pun aku suka." Budi tersenyum namun keningnya berkerut, sebuah ekspresi yang sangat tak kusukai. Dia terkesan berbeda dari awal kami berjumpa.

Aku melihat kilatan aneh di mata Chef Budi. Dengan perlahan, aku mundur kembali, meraih gagang pintu yang sialnya masih dikunci.

"Kau mau ke mana, Putri? Ini sudah malam."

"Jangan mendekat!"

"Oke, aku takkan ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
ayo adit cpt selamatkan yumi
goodnovel comment avatar
ni'matul jannah
semoga yumi bisa selamat..
goodnovel comment avatar
Keni Sihyanti
Astaga... ternyata Budi modus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Mempertahankan Diri ( POV Yumi )

    Tenang, berulang kali aku menghipnotis diriku sendiri. Agar bisa tenang. Tak ada penyelamat saat ini, selain Tuhan dan perlawananku sendiri. Selama ini aku bertingkah tak berdaya, sehingga semua orang bisa menindasku dengan seenaknya. Aku bahkan terlalu cepat percaya pada orang lain, termasuk pada chef Budi yang kukira memiliki sifat seperti malaikat.Aku menyembunyikan pisau kecil itu di balik karet rokku. Bahkan ketika langkah kaki makin mendekat, jantungku semakin berdetak tak karuan. Bertahan atau mati menggemaskan. Aku memilih bertahan dan melawan. Jika salah satu di antara mereka menyentuhku, aku akan menikam dadanya. "Tenang!" Aku kembali mengatakan itu pada diriku sendiri. Membangun rasa berani yang selama ini tak pernah muncul di jiwaku.Bunyi pintu yang dibuka kuncinya, serta wajah ramah chef Budi, muncul di ambang pintu. Kali ini dia berpenampilan amat rapi, toxedo hitam dan rambut yang mengkilat oleh gel."Hai, Putri. Selamat pagi, sudah menghabiskan sarapanmu?" Matanya m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Kehilangan Jejak

    Setelah berperang dengan diri sendiri selama beberapa hari, aku kalah. Sekuat hati aku meyakinkan diri, bahwa Yumi bukan urusanku lagi. Akan tetapi, sejak kepergiannya, aku merasakan kehampaan yang luar biasa. Tidur tak nyenyak, makan tak enak.Akhirnya kuputuskan untuk menuntaskan rasa penasaranku.Di sini aku sekarang, mengabaikan harga diri dengan mendatangi resto milik chef Budi. Hanya dia satu-satunya kenalan Yumi, selain anggota keluarga. Firasatku mengatakan, bahwa Yumi tengah bersamanya.Setelah memesan makanan, yang sesungguhnya membuatku tak berselera, aku belum juga melihat pria itu, yang biasanya akan berlalu lalang menyapa tamu dengan ramah. "Permisi, maaf? Chef Budi ada? Saya ingin bertemu." Tak tahan menunggu ketidak pastian, aku bangkit menuju meja kasir, sekalian membayar tagihan makanan yang baru saja aku makan. Pria itu tampak agak bersantai, karena sebenarnya, jam makan siang telah lewat beberapa jam yang lalu."Maaf, Anda siapa, Pak?""Saya temannya. Nomornya tak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Kesepian

    POV Adit ***"Mas, saus-nya aku pisah agar ayam krispi-nya tidak lembek.""Bagus, kuharap dia tahan sampai jam makan siang.""Semoga, sebelum memasukkan ke dalam kotak bekal, aku sudah memastikan bahwa ayam krispi-nya tidak dalam keadaan panas.""Dit? Kau melamun?"Aku tersentak, saat Mutia menyapaku. Ya, ingatan akan Yumi berputar begitu saja, saat aku memandang ayam krispi buatan Mutia."Aku teringat Yumi, ayam krispi-mu membuatku teringat pada Yumi." Aku tersenyum. Senyum pahit, sudah tiga bulan berlalu, sampai saat ini tak ada jejak sama sekali. Dan perkiraan Yumi sudah meninggal, berputar begitu saja di kepalaku."Sabar, Dit. Sabar," ucap Mutia memegang tanganku, menatapku prihatin."Menurutmu, apa dia masih hidup?" tanyaku pada Mutia. Hanya Mutia satu-satunya yang kuberi tahu. Karena, hanya dia yang kuyakini bisa dipercaya."Selagi tak menemukan jasadnya, besar kemungkinan dia masih hidup.""Tapi di mana dia?" tanyaku putus asa. Padahal, Mutia takkan pernah tahu di mana Yumi be

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Yumi Baru

    POV Yumi"Rambutmu, dipotong, Yumi?" tanya Mamak dengan dahi berkerut. Iya, aku memotong rambutku sendiri. Menghilangkan identitas semula. Rambut yang sering dipuji oleh Adit, hanya tinggal sebahu saja. Apa gunanya mempertahankan kelebihan yang kumiliki di masa lalu, semua kenangan yang tertinggal di sana, sudah tak berguna."Sayang sekali, padahal rambutmu indah.""Tidak apa-apa, Mamak. Dia akan tumbuh kembali. Lagi pula, sudah lama saya tak merasakan rambut pendek begini."Mamak menatapku, dengan pandangan penuh kasih. Aku bisa melihat perhatian yang begitu besar terpancar di matanya. Dia mengaduk kembali makanan yang tengah di masak di atas tungku itu."Tukang pijat akan ke sini hari ini." Mamak meniup api yang mulai meredup di tungku. Asap yang keluar dari kayu bakar, sempat membuatnya terbatuk beberapa kali."Buat apa, Mamak?""Memijit kakimu, tulang yang tidak lurus bekas patah itu, masih bisa diobati. Mamak rasa, jangan sampai kau cacat, kau masih muda, Nak."Aku melirik kakiku

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Wanita Itu

    POV Adit "Turun dulu! Mobil musti didorong," kataku pada empat orang penumpang yang berada di mobilku. Pantas saja menejer bersikeras menyuruhku mengantar mereka, setelah melewati jalan tol, kami bertemu dengan jalan aspal kasar yang memiliki panjang kira-kira tiga kilo. Setelah itu, jalan tanah yang cukup lebar, bisa dilalui kendaraan roda empat, tapi banyak lubang."Turun? Yaaaah, masa kami dandan cantik-cantik musti turun?"protes Jesika, anggota marketing yang hanya kukenal sekilas. Aku tak suka dengan wanita centil."Mobil masuk lubang.""Yusman, ayo dorong! Kamu kan laki," kata Jesika."Masa aku dorong sendiri?""Masa kami para cewek yang bantu dorong?" Jesika tak mau kalah.Aku gerah dengan perdebatan itu. Sedangkan, Mutia dan Yusuf telah pergi dengan motor lebih dulu. Kupastikan mereka pasti sudah sampai. Motor besar Yusuf sangat cocok untuk Medan seperti ini.Alangkah bahagianya Mutia. Senyumnya sangat lebar saat ditawari Yusuf. Sedangkan aku hanya geleng-geleng kepala."Jes,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Dan ....

    POV Adit Apakah ini termasuk tidak sopan? Ketika sang penghuni rumah pergi, aku malah berkeliaran di rumah mereka, naik ke lantai dua tanpa izin terlebih dulu. Ini bukan diriku, aku orang yang beretika dan penuh sopan santun, akan tetapi kali ini aku ingin melanggarnya. Melawan akal sehat karena hatiku sangat penasaran, siapa yang dipanggil dengan nama yang sama dengan nama mantan istriku itu.Hanya aku yang tinggal di sini. Semuanya mungkin tengah asik berpesta memanen buah durian, apalagi Mutia yang sangat menyukai buah itu. Wanita itu, jika sudah dihadapkan dengan makanan, maka akan lupa segala-galanya.Berhasil, kakiku menjejak ke lantai papan di lantai dua itu. Hanya ruangan sederhana yang memiliki satu kamar, dengan pintu kamar tertutup rapat. Ada jendela kecil yang menghadap ke matahari sore. Angin sore bertiup ke dalam, menghadirkan sensasi menyenangkan.Dinding rumah ini sama-sama terbuat dari papan, cukup bersih dan rapi. Ada kasur tipis dan bantal kecil di atas lantai, ser

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Bisakah?

    POV Adit Wanita itu enggan melihatku. Tongkatnya telah disandarkan ke dinding, sedangkan dia duduk dengan posisi satu kaki ditekuk. Aku kembali melihat salah satu kakinya yang cacat. Kaki jenjang dulu, tak ada lagi.Yumi menariknya, seakan ingin menyembunyikannya dari pandanganku. Entah mengapa, aku belum terbiasa dengan wajah Yumi yang baru. Ada perasaan asing menelusup di hatiku, setiap menatap wajahnya. Dia bukan Yumi yang dulu. Dia tak lagi ... Cantik.Aku berusaha mengenyahkan perasaan tak nyaman itu. Tapi, tetap saja tak bisa kuhindari.Kami hampir dua tahun hidup bersama. Berbagi banyak hal. Namun, saat ini kami seperti kehabisan kata-kata. Aku sendiri merasakan amat canggung di depan Yumi."Ayo pulang!" Entah ajakan keberapa, yang jelas sejak beberapa menit yang lalu, Yumi masih berkelit dan menolak."Aku tidak mau."Aku menghela napas kasar. Dari dulu, Yumi memang keras kepala."Apa kau tak pernah berpikir dari sisi orang lain, Yumi? Bagaimana perasaan orang lain padamu?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Hidup Baru

    POV Yumi"Makanlah!" Aku mengangguk. Ya, sehari berselang, Adit membawa ke dua orangtuaku ke tempat Mamak. Tak berdaya, aku terpaksa ikut dengan kedua orang tuaku, saat melihat Ibu pingsan ketika aku menolak keras. Jangan lupakan, ayah yang menatapku dengan penuh permohonan.Akhirnya, Mamak dan Pak Mukhsin, membujukku untuk lebih mematuhi orangtua. Aku tak berdaya, bahkan untuk melarikan diri dan menjauh dari semua orang.Di sinilah aku sekarang, di rumah yang selalu sepi. Entah kapan canda tawa terdengar di sini, aku tidak ingat. Banyak hal yang tidak kuingat. Ya, atau mungkin aku terlalu sibuk dengan diriku yang berlubang sengsara."Jangan terus menatapku, Bu. Aku merasa rendah diri, karena tak lagi memiliki wajah cantik." Aku menatap mangkuk yang berisi bubur jagung. Makanan kesukaanku, yang tak kuingat, kapan terakhir kali dia membuatkan untukku. Kenapa dengan keadaan begini, Ibu malah bersikap perhatian."Kenapa? Kau anakku, apa pun keadaanmu, kau tetap anakku. Menemukanmu dalam

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20

Bab terbaru

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Pipi Merah Jambu Yumi ( End )

    Rujuk, dengan cara nikah kembali karena Yumi telah melewati masa Iddah. Rasanya seperti penganten baru lagi, sayangnya Yumi masih sama, tak menampakkan ekspresi berlebihan. Dia terlihat lebih tenang, dibanding aku yang gelisah.Para tetangga dan keluarga sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Tinggal aku dan Yumi yang sibuk membereskan sisa makan malam yang dihadiri oleh beberapa orang itu. Makan malam sekaligus doa selamatan atas rujuknya kami.Setelah pekerjaan selesai, Yumi duduk di sofa di sampingku, bersandar ke sisi sofa. Keringat mengalir di lehernya, sedangkan tanganku gatal ingin mengusapnya. Tanpa bisa kutahan, jemariku mendarat di sana, sementara Yumi terkesiap dan menjauh, pipinya merona."Maaf, aku hanya mengusap keringatmu," kataku, kurasakan tenggorokanku kering. Adegan ini, serasa menegangkan bagi kami.Yumi buru-buru mengambil tisu di depannya, lalu mengusap leher jenjangnya. Semua itu tak lepas dari pengamatanku. Wanita ini sungguh cantik."Melelahkan juga."Y

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Rasa Itu

    POV AditAku berulangkali ke kamar mandi menyelesaikan segala hajat yang menganggu itu. Perutku sangat mulas, sudah dari dua jam yang lalu, bolak-balik ke kamar mandi."Apa yang aku makan?"Aku bergumam sendiri, mengingat apa saja yang telah masuk ke dalam perutku.Ya, nasi bakar acar. Aku sempat memakannya. Apakah karena irisan cabe rawit dan nenas muda itu?"Sial!"Aku kembali kabur ke toilet. Beberapa menit lalu keluar lagi. Rasanya sangat menyebalkan.Aku butuh teh pahit, teh yang amat pekat untuk meredakan semua gangguan perutku. Hanya Yumi yang bisa membuatnya, karena dia sendiri yang menunjukkan resep obat itu padaku.Mencoba mengabaikan rasa mulas yang kembali mendera, kubuka pintu hotel. Mengetuk pintu kamar Yumi. Tak lama setelah itu, Yumi muncul. Rambut pendeknya diikat satu, sebagian lepas dari ikatannya dan membingkai cantik wajahnya."Yumi ... Toilet ...."Aku menorobos masuk ke dalam kamar Yumi, membuka pintu yang kuyakin adalah toilet. Setelah semua isi perut itu kelu

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Seperti Remaja Kembali

    POV Adit Katakan saja aku tolol. Ketidak berdayaan Yumi menolak tawaranku begitu membuat hatiku bahagia. Wanita yang muncul dengan dress biru muda di bawah lutut itu, tengah berjalan menuju mobilku, setelah kulihat dia pamit pada Ibunya.Dia cantik, amat cantik, walaupun langkahnya belum cepat, kakinya sudah hampir sempurna. Dia semakin mempesona dengan sikapnya yang terlihat percaya diri.Kubuka pintu mobil untuknya, bahkan semasa kami menikah, sama sekali tak pernah kulakukan itu. Kami terbiasa mengurus diri masing-masing tanpa melibatkan pasangan. Lagi pula, Yumi bikan tipe wanita manja yang butuh bantuan. Dia bisa segalanya, dan jarang meminta tolong."Maaf, aku agak terlambat," katanya mencari posisi duduk yang pas. Sama sekali tak menatapku, khas Yumi yang cuek. Kuhirup aroma wangi lembut yang memenuhi Indra penciumanku. Wangi yang sama, yang kuhapal selama dua tahun terakhir."Mungkin aku yang datang terlalu cepat."Aku berusaha menyenangkan hatinya, seolah-olah ini adalah kes

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Menjadi Koki

    POV YumiBulan ke tiga, semua terasa begitu menakjubkan. Kakiku sudah bisa dipijakkan pasca pembukaan pen satu bulan yang lalu. Walaupun belum bisa digunakan secara utuh, namun dia sudah mulai tampak normal layaknya sebelum kecelakaan itu terjadi. Banyak hal yang kusyukuri, setelah sempat putus asa dan ingin mati, lalu diberi kesempatan mati, malah aku berpikir ingin hidup. Tuhan akhirnya memberi kesempatan untuk hidup, bahkan untuk sembuh dan kembali seperti sedia kala.Selama di sini, banyak hal yang kupelajari. Aku belajar dari apa yang kulihat, yang kudengar dan yang kurasakan.Aku lebih mencintai diri sendiri dari pada sebelumnya. Seperti kata Mamak, aku harus mengizinkan diriku untuk bahagia."Selamat sore, Yumi."Aku menoleh, Dokter Frans, yang selama ini menanganiku di rumah sakit, datang ke apartemen yang kami sewa. Begitu mendadak, bahkan tanpa memberi kabar terlebih dulu.Kata Ibu, kami berasal dari kampung yang sama. Ibunya Frans dan Ibuku adalah teman saat SMA dulu. Fran

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Gundah

    POV Adit "Bagaimana keadaannya?" tanya Mutia padaku, kami tengah makan siang bersama di kantin kantor. Mutia tahu persis masalahku dengan Yumi. Dia juga selalu memberiku semangat dan nasehat."Dia baik, sudah kembali ke rumah. Aku yang menemani orang tuanya menjemputnya ke sana. Walaupun sempat terjadi drama dan perdebatan, akhirnya Yumi menurut juga.""Kau sendiri?""Maksudmu?""Ya, kau sendiri bagaimana? Apa kau baik? Bukankah bertemu dengan Yumi adalah impianmu, sekarang dia sudah ditemukan. Lalu apa langkah selanjutnya?"Aku terpaku, apa langkah selanjutnya, aku pun tak tahu. Aku senang Yumi kembali, tapi aku tak bisa memastikan perasaanku padanya, setelah kulihat dia berubah ... Secara fisik."Masih mau rujuk?"Mutia tetap saja menyodorkan pertanyaan padaku, aku malah kehilangan selera makan."Artinya kau tak serius mencintainya." Mutia meletakkan sendoknya. Nasi yang dimakannya sudah tandas dalam waktu cepat. Aku tahu, Mutia memang belum menikah, tapi dia memiliki pemikiran yan

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Hidup Baru

    POV Yumi"Makanlah!" Aku mengangguk. Ya, sehari berselang, Adit membawa ke dua orangtuaku ke tempat Mamak. Tak berdaya, aku terpaksa ikut dengan kedua orang tuaku, saat melihat Ibu pingsan ketika aku menolak keras. Jangan lupakan, ayah yang menatapku dengan penuh permohonan.Akhirnya, Mamak dan Pak Mukhsin, membujukku untuk lebih mematuhi orangtua. Aku tak berdaya, bahkan untuk melarikan diri dan menjauh dari semua orang.Di sinilah aku sekarang, di rumah yang selalu sepi. Entah kapan canda tawa terdengar di sini, aku tidak ingat. Banyak hal yang tidak kuingat. Ya, atau mungkin aku terlalu sibuk dengan diriku yang berlubang sengsara."Jangan terus menatapku, Bu. Aku merasa rendah diri, karena tak lagi memiliki wajah cantik." Aku menatap mangkuk yang berisi bubur jagung. Makanan kesukaanku, yang tak kuingat, kapan terakhir kali dia membuatkan untukku. Kenapa dengan keadaan begini, Ibu malah bersikap perhatian."Kenapa? Kau anakku, apa pun keadaanmu, kau tetap anakku. Menemukanmu dalam

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Bisakah?

    POV Adit Wanita itu enggan melihatku. Tongkatnya telah disandarkan ke dinding, sedangkan dia duduk dengan posisi satu kaki ditekuk. Aku kembali melihat salah satu kakinya yang cacat. Kaki jenjang dulu, tak ada lagi.Yumi menariknya, seakan ingin menyembunyikannya dari pandanganku. Entah mengapa, aku belum terbiasa dengan wajah Yumi yang baru. Ada perasaan asing menelusup di hatiku, setiap menatap wajahnya. Dia bukan Yumi yang dulu. Dia tak lagi ... Cantik.Aku berusaha mengenyahkan perasaan tak nyaman itu. Tapi, tetap saja tak bisa kuhindari.Kami hampir dua tahun hidup bersama. Berbagi banyak hal. Namun, saat ini kami seperti kehabisan kata-kata. Aku sendiri merasakan amat canggung di depan Yumi."Ayo pulang!" Entah ajakan keberapa, yang jelas sejak beberapa menit yang lalu, Yumi masih berkelit dan menolak."Aku tidak mau."Aku menghela napas kasar. Dari dulu, Yumi memang keras kepala."Apa kau tak pernah berpikir dari sisi orang lain, Yumi? Bagaimana perasaan orang lain padamu?"

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Dan ....

    POV Adit Apakah ini termasuk tidak sopan? Ketika sang penghuni rumah pergi, aku malah berkeliaran di rumah mereka, naik ke lantai dua tanpa izin terlebih dulu. Ini bukan diriku, aku orang yang beretika dan penuh sopan santun, akan tetapi kali ini aku ingin melanggarnya. Melawan akal sehat karena hatiku sangat penasaran, siapa yang dipanggil dengan nama yang sama dengan nama mantan istriku itu.Hanya aku yang tinggal di sini. Semuanya mungkin tengah asik berpesta memanen buah durian, apalagi Mutia yang sangat menyukai buah itu. Wanita itu, jika sudah dihadapkan dengan makanan, maka akan lupa segala-galanya.Berhasil, kakiku menjejak ke lantai papan di lantai dua itu. Hanya ruangan sederhana yang memiliki satu kamar, dengan pintu kamar tertutup rapat. Ada jendela kecil yang menghadap ke matahari sore. Angin sore bertiup ke dalam, menghadirkan sensasi menyenangkan.Dinding rumah ini sama-sama terbuat dari papan, cukup bersih dan rapi. Ada kasur tipis dan bantal kecil di atas lantai, ser

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Wanita Itu

    POV Adit "Turun dulu! Mobil musti didorong," kataku pada empat orang penumpang yang berada di mobilku. Pantas saja menejer bersikeras menyuruhku mengantar mereka, setelah melewati jalan tol, kami bertemu dengan jalan aspal kasar yang memiliki panjang kira-kira tiga kilo. Setelah itu, jalan tanah yang cukup lebar, bisa dilalui kendaraan roda empat, tapi banyak lubang."Turun? Yaaaah, masa kami dandan cantik-cantik musti turun?"protes Jesika, anggota marketing yang hanya kukenal sekilas. Aku tak suka dengan wanita centil."Mobil masuk lubang.""Yusman, ayo dorong! Kamu kan laki," kata Jesika."Masa aku dorong sendiri?""Masa kami para cewek yang bantu dorong?" Jesika tak mau kalah.Aku gerah dengan perdebatan itu. Sedangkan, Mutia dan Yusuf telah pergi dengan motor lebih dulu. Kupastikan mereka pasti sudah sampai. Motor besar Yusuf sangat cocok untuk Medan seperti ini.Alangkah bahagianya Mutia. Senyumnya sangat lebar saat ditawari Yusuf. Sedangkan aku hanya geleng-geleng kepala."Jes,

DMCA.com Protection Status