" hallo bu sera, ini Reihan ingin berbicara, dia menangis terus karena ingin mendengar suara ibu." Ucap suster perawat Reihan dirumah.
" Ya sayang, sabar ya.. mama sedang bekerja kamu baik-baik saja kan?"
"Mama, kapan pulang, kepala Reihan sakit,"
"Hiks, sabar ya nak, sebentar lagi kamu akan sembuh." Sera tidak bisa menahan air matanya saat mendengar anaknya merengek kesakitan.
Sudah dari bulan lalu dokter yang merawat Reihan memberi tahu bahwa kondisi Reihan memburuk.
Paling lambat operasi harus dilakukan bulan ini, sebelum keadaannya bertambah buruk, sebenarnya Sera sudah menemukan pendonor untuk anaknya, tetapi sayang nya biayanya belum terkumpul.
Sekuat tenaga Sera berhemat untuk mengumpulkan lebih banyak uang tetapi semuanya belum bisa menutupi kepentingan operasi, gaji Sera tergolong cukup untuk kehidupan yang layak jika saja anaknya tidak meminum obat-obatan yang memakan biaya banyak.
Siang itu Sera memberanikan diri memasuki ruangan Boss besar yang kebetulan sedang datang kekantor, Boss yang sangat sibuk itu jarang sekali terlihat dikantor, sudah sepekan Sera Bekerja baru hari ini dia mendengar Boss datang kekantor.
Mungkin sera akan dianggap gila jika langsung menghadap nya tanpa keluhan pekerjaan, tetapi tekad nya sudah bulat, mungkin saja ada secercah harapan untuk nya meminjam uang langsung kepada pemilik perusahaan.
Sekretaris nya melarang memasuki ruangan tanpa ada panggilan terlebih dahulu atau keperluan mendesak tentang proyek-proyek kantor.
Sera sedikit berbohong, dia membawa berkas dan mengatakan padanya jika Dia sudah membuat janji dan Boss sudah menunggu di ruangan nya.
"Maaf pak.. saya ada keperluan."
Sera memberanikan diri mengetuk dan masuk keruangannya, sera melihatnya duduk membelakangi meja, dan ia langsung menyapa agar Boss tau kedatangan Sera.
Dia membalikkan kursi nya dan menatap kearah nya, Sera tertunduk malu, ternyata benar yang rekan-rekan kerja nyaa bilang bahwa Boss besar begitu tampan, tinggi, dingin, memikat, matanya yang bulat terlihat tegas dan dalam.
"Siapa kamu?" Dia menjawab dengan melihat ke arah sera dari ujung rambut hingga kaki, membuatnya gemetar gugup.
"Saya Sera,"
"Ada perlu apa?"
"Saya perlu bantuan bapak, saya butuh uang dan ingin meminjam uang perusahaan pak."
"Kenapa ke saya, langsung saja ke HRD."
"Maaf pak, saya baru saja bekerja disini seminggu, saya tidak mungkin dapat ijin pinjaman jika melalui prosedur yang ada pak, makanya saya berani kan diri meminjam langsung ke bapak selaku pemilik perusahaan."
"Kamu baru kerja seminggu? Berani meminjam uang ? Bahkan tidak lewat hrd malah ke saya? Kamu sudah gila?"
Wanita cantik bernama lengkap Sera Ahmad itu tertunduk malu, dia bingung harus menjawab apa, siapa yang akan percaya dengan cerita sedihnya, sebenarnya dia adalah wanita cantik yang mempesona kalau saja ia mau menerima tawaran untuk menjadi model pria dewasa yang beberapa kali temannya tawarkan mungkin saat ini ia tidak harus meminjam ke kantornya.
Tetapi Sera adalah wanita yang sangat menjaga martabat nya, saat ia tau suaminya selingkuh darinya dulu ia memilih membesarkan anaknya sendiri tanpa sekalipun meminta atau menerima uang dari mantan suaminya.
Sera membeku tidak bisa menjelaskan apa-apa."Saya butuh sekali uang itu pak.""Baiklah , saya ingin tau berapa nominalnya?""Sa..satu Milyar pak.""Apaa?""Kamu punya jaminan apa sehingga berani meminjam uang sebanyak itu?""Saya akan bekerja disini tanpa gaji dan jika saya mampu.. saya akan mencari usaha lainnya untuk cepat melunasinya pak.""Hahahahaha" Boss tampan bernama lengkap Sultan Fahri itu tertawa dengan suara lantang.Tetapi sorot matanya yang tajam tak henti menatap Sera dengan tatapan berbeda.Sera gugup.Lelaki itu memang sangat tampan, kulitnya putih bersih, badannya tinggi dan ideal, raut wajahnya terlihat tegas tetapi menarik mata untuk memandang nya." Baiklah kamu terlihat cantik, kenapa kamu tidak menawarkan hal lainnya kepadaku."" Saya.. saya.."" Saya akan beri kamu satu Milyar cash, tetapi kamu harus bermalam dengan saya, bagaimana?"Sera yang tadi
" saya setuju dengan tawaran anda, tetapi saya mau anda merahasiakannya, ini hanya menjadi urusan kita berdua saja, yang kedua kita akan lanjutkan hidup kita masing-masing dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.""Baiklah." Jawab fahri singkat dengan senyum menghina, dalam benaknya Sera sama saja dengan wanita lainnya.Hanya berpura-pura menjadi wanita terhormat.Mereka sepakat untuk menuju hotel mewah yang sudah ditentukan oleh Fahri, Sera pulang ke apartemen nya, memilih gaun yang akan dikenakan setelah sekian lama dia tidak memakainya sejak perpisahan nya dengan suaminya 3 tahun lalu, ia mengenakan makeup tipis tapi mempesona lalu berangkat.Air matanya berjatuhan disepanjang jalan menuju hotel.Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini, bahkan menjual dirinya sendiri.Disisi lain wajah Reihan anak manis yang berusia hampir 4 tahun terus menghantuinya, Sera tidak mungkin membiarkan anak tercin
Pukul 5 pagi Sera terbangun, ia segera membersihkan dirinya dan membawa uang itu.Fahri masih tertidur pulas saat Sera pergi dari kamar hotel.Sera segera menuju rumah sakit, lalu menyelesaikan administrasi, hari ini pukul 7 pagi Reihan akan dioperasi.Sera menuju kamar rawat anak kesayangan nya itu, Reihan masih tidur ditemani Lina pengasuhnya."Mama, dari mana aja rei kangen ma, kenapa mama nggak temenin Rei kemarin?""Maaf sayang mama ada kerjaan nggak bisa ditinggal.""Berdoa ya nak, semoga Rei cepat pulih cepat pulang kerumah.""Aamiin ," ucap mereka bertiga berbarengan.Sera dan Lina menunggu diluar ruang operasi, harusnya operasi berjalan sekitar satu jam, tetapi sudah lebih dari satu setengah jam operasi belum selesai, Sera cemas.Drt..drt...Ponsel Sera berdering, pasti itu dari rekan kantornya karena hari ini Sera dan tim
Sudah 3 hari Sera tidak masuk kekantor, dia beralasan sakit, Sera memilih menemani Reihan dirumah sakit sambil bekerja keras untuk menyelesaikan desain proyeknya, ia berencana resain.Hari ini Reihan sudah boleh pulang.Luna hari ini ia datang menjenguknya."Hai anak tampan, pasti sekarang Rei udah Seneng ya pulang kerumah?""Iya tante,"" Ini tante bawain mainan kesukaan Rei, mobil-mobilan seri, tapi janji ya harus rajin minum obatnya, tante mau liat rei sehat terus sekolah lagi deh kayak dulu, oke?""Oke tante makasih."Lina mengajak Reihan untuk istirahat, lalu sera dan luna berbincang diruang tamu yang kecil tapi cukup nyaman untuk kedua sahabat ini." Kamu kenapa nggak masuk kantor ser, kerjaanmu kan banyak banget."" Ya Lun aku lagi kebut dirumah, setelah selesai aku akan serahkan ke kamu sebagai wakilku diproyek ini, aku mau resain lun."" Hah?? Serius?? Kenapa, Sera
Brak... "Maaf saya tidak sengaja." Ucap Sera yang sedang merapikan beberapa berkas dilantai. Saat keluar dari ruangan Boss, Sera menabrak seseorang, hingga setumpuk berkas ditangannya terjatuh kelantai. "Wah... Karyawan baru ya, " sapa laki-laki tampan itu. " Iya, permisi.." Sera tidak ingin berbicara kepada siapapun saat ini. Sera kembali keruang kerjanya dan laki-laki tadi memasuki ruangan Boss Fahri. " Siapa tuh bang?cantik ya,, hahahaha kenapa dibikin nangis?" "Maksud mu?" "Cewek tadi yang baru keluar dari sini," "Oh Sera,, "Waaww namanya cantik sama seperti orang nya, ya.." " Biassa aja.." "Hahahaa, kenapa dia kau buat nagis bang?" "Dia ingin resain tetapi tidak punya uang untuk membayar denda, jadi saya minta selesai kan kontrak kerja." "Wahh.. kalau begini kan aku jadi semangat kerja." ucap Sultan Fadil adik tiri Fahri. Mu
Fahri terbayang wajah Sera setiap malam, ia bertanya-tanya kenapa sera terlihat begitu sedih dan angkuh setiap kali betemu dengannya. Ini aneh padahal tidak ada yang memaksa nya melakukan itu, lalu saat ia ingin mengulangi nya wanita itu menolak dengan tegas, seakan tidak terjadi apa-apa.Apa yang sebenarnya terjadi?Kenapa wanita itu selalu datang dalam pikirannya sekarang?...Pagi ini Sera berpapasan lagi dengan Fahri, sudah seminggu ini ia menghindari agar tidak bertatap muka dengan Bossnya itu.Mereka berada didepan lift, sama-sama sedang menunggu pintu terbuka, saat pintu terbuka tidak ada orang lain lagi yang masuk, itu membuat mereka berduaan didalam lift." Kenapa kau selalu menghindariku, dan kenapa kau selalu menatap ku sesinis itu, apa ada yang salah dengan diriku?"" Tidak ada apa-apa pak."Pintu terbuka Sera bergegas ingin keruangannya, tetapi saat ingin masuk ia ditahan oleh Fadil yang
Sera memejamkan mata, menahan diri agar tetap sadar, ia hampir pingsan.Fadil bingung melihat Sera yang lemas, ia berteriak dari dalam, " tolong kami hampir kehabisan nafas."Sera pingsan. Fadil ingin memberinya bantuan nafas, ia sudah hampir membuka mulutnya untuk disatukan dengan Sera, lalu pintu terbuka, Fahri yang melihat kejadian itu tercengang, emosinya menggebu hampir saja ia membogem adiknya tetapi ia melihat Sera yang terpejam, ia segera mengambil tubuh Sera dan mengangkatnya lalu membawanya ke ruangannya.Luna berlari menuju Fahri yang sedang menggendong Sera."Sera kenapa pak?""Bantu saya menyadarkan nya lun."Luna segera mengambil minyak angin lalu ia mendekatkanny kehidung Sera, berlahan sera mengendus dan tersadar."Bagaimana keadaanmu?" Tanya Luna yang saat ini berada disebelah Sera membantunya duduk."Aku tidak apa-apa, terimakasih."Fahri yang suda
Hari ini Ibu Fatimah datang kekantor, ia sudah menyuruh Fahri untuk pulang kerumah beberapa hari yang lalu, tetapi ada saja alasan nya.Fahri memilih tinggal diapertemennya sendiri, ia bosan setiap hari ayah dan ibunya menyuruhnya mencari pasangan jika Fahri tidak menjawab ia akan ditunjukkan beberapa foto gadis anak teman ayahnya.Fahri terus menghindar hingga tak tahan dan memutuskan tinggal sendiri di apartemen mewahnya.Hari ini Fatimah begitu merindukan Fahri sudah sepekan ia tidak mengunjunginya." Mau tunggu mama sama papa masuk rumah sakit atau mati dulu baru kamu mau pulang buat ketemu kita.""Jangan gitu dong ma, fahri banyak kerjaan mahh," sambil mencium tangan mama kesayangannya."Mama tau, tapi mau sampai kapan."Tok tok tokFadil masuk keruangan kakaknya bersama dengan Sera."Ma.. aku kenalin ini sera karyawan baru, cantik ya.."
Hari-hari terasa membosankan untuk Fahri yang hingga hari ini belum bisa memikirkan jawaban yang tepat soal belum adanya calon menantu untuk ayahnya.Tetapi waktu begitu cepat berlalu, Fahri tidak mau pasrah saja menerima perjodohan dari orangtuanya, dia ingin memilih sendiri wanita untuknya, tapi untuk saat ini dia belum memiliki getaran-getaran cinta, kecuali kepada Sera, Dia bahkan belum yakin itu Cinta atau hanya perasaan bersalah.Karena dia takut ini hanya perasaan sesaat, ia berusaha menyangkalnya, tetapi semakin berusaha menyangkal tetap saja otaknya selalu menunjukkan raut wajah Sera pada malam itu..Berbeda dengan adiknya.Fadil sangat santai bukan karena dia telah memiliki kekasih, tetapi dia punya rencana lain untuk menghadapi ayahnya.Fadil merayu Luna dan menawarkan kesepakatan padanya.Fadil memiliki niat untuk mendekati Sera, tetapi statusnya sebagai janda pasti akan sangat dipertimbangkan oleh ora
Pagi ini Sera mengajak Reihan ke dokter untuk kontrol rutin.Keadaan Reihan semakin membaik, Sera bersyukur sekali.Sera mengajak Reihan ke yayasan penderita kanker, agar Rei bisa lebih bersyukur dan berbagi pengalaman untuk menyemangati orang lain yang masih dalam keadaan sakit."Hai anak manis.." Sera dan Reihan segera berjalan kearah ibu Fatimah.Beliau donatur rutin diyayasan ini, beliau juga selalu datang untuk menyemangati para penderita kanker disini.Sera tersenyum menyapa ibu Fatimah, dan memberi instruksi kepada Rei untuk segera memberi salam."Pagi Bu..""Bagaimana keadan Rei sudah sembuhkan?""Alhamdulillah, saya ajak rei kesini supaya dia bisa menyemangati yang lainnya bu, terutama yang masih seusia dia."Ibu Fatimah tersenyum mendengar jawaban dari Sera, beliau kagum kepada wanita tangguh itu, andai saja Sera belum pernah menikah, pasti dia akan dijadikan kandidat calon menantuny
Toktoktok"Permisi ini semua filenya pak, saya permisi dulu.""Tunggu disini saja."Sera bingung, Fahri harusnya membaca dulu semua laporan tetapi kenapa menahannya disini, ini akan menghabiskan waktu."Tapi kan pak, biasanya anda akan membaca semuanya memastikan lagi sebelum menandatangani dokumen apapun. Itu perlu waktu, saya akan kembali menunggu diruang kerja.""Saya sudah selesai, ini..""Baik pak, saya permisi.""Tunggu Sera, bukankah kamu sudah setuju untuk lebih ramah kepada saya.""Iya.." Sera menjawabnya dengan tertunduk."Saya perlu bantuan kamu, bisa temani saya makan malam diluar, ini undangan dari mitra perusahaan,""Ta, tapi..""Sera jangan banyak alasan, ini urusan pekerjaan.. saya rasa kamu orang yang sangat profesional.""Baik pak."***Sera mengenakan gaun hitam yang anggun, dibagian depan ada belahan panjang yang memper
Sera pamit lebih dulu untuk pulang, Luna ingin mengantarnya tapi Sera menolak karena ia tau Luna sudah ada janji dengan seseorang, Sera takut sahabatnya itu akan terlambat.Saat berada tepat didepan lobby ada mobil mewah berhenti didepannya."Saya antar kamu. Ayo masuk.""Tidak perlu pak saya bisa pulang sendiri.""Jangan terlalu banyak alasan, anggap saja ini perintah." Sera semakin geram seenaknya saja menyuruh orang, batin Sera."Anda mungkin atasan saya dikantor tetapi bukan berarti anda bisa seenaknya memerintah saya.""Sera.. masuk." Fahri menarik paksa Sera masuk kedalam mobilnya.Sera tidak berontak karena ia takut akan membuat banyak orang curiga dan malah membuat masalah baru...."Apa yang anda inginkan dari saya." Sera menatap Fahri dengan tatapan yang menusuk."Saya hanya ingin kamu tidak terlalu keras pada saya, lupakan yang telah terjadi diantara kita. Dan kita bisa mulai dari awal lag
Hari ini pekerjaan Sera selesai lebih cepat, ia lalu merapikan mejanya untuk segera pulang kerumahnya."Ser, buru-buru amat? Mau kemana sih?""Mau pulang lun,kerjaanku udah selesai, hehehe seneng deh jadi nggak pulang malam terus, kasian Rei.""Jalan dulu yuk,, seraaa kamu itu juga perlu loh menikmati hidup kamu sendiri, ya.. sekali-kali jalan cuci mata, biar tetep fresh.. jangan terlalu monoton.""Hmmmm nggak perlu lah, aku lebih seneng kalau ketemu Rei lun, rasanya semua capek ku hilang saat liat wajahnya yang polos. ""Seraa... Pliissss aku mau kamu anterin aku ya.. ada yang mau aku beli nih, tapi aku butuh saran dari kamu.""Kamu mau cari apaan sih?""Udah ah..ayukk jalan dulu." Luna langsung menggandeng tangan sera.Sera pasrah mengikuti keinginan Luna.**"Ngapain Lun, cari baju malam seksi,, kamu kan belum punya suami?""Ah Sera, suami emang belum...tapi ini lagi usaha siapa tau ntar di
"kalian kok tangis-tangisan, ada apa?ada masalah?" Fadil mendekat kearah Sera dan Luna, ia juga di ikuti abangnya.Fahri hanya menatap kearah Sera, ia tau Sera sedang menangis, tapi baginya pertanyaan dari fadil sudah mewakilkan rasa ingin tahunya." Oh.. nggak apa-apa kok pak, ini kita lagi curhat, yaa biasaalah cewek kan dikit-dikit baper. Hehehehe""Oke kalau gitu, kita harus pergi untuk acara keluarga, kalian nikmati acaranya ya."Fadil melangkah diikuti dengan Fahri.Tatapan Sera dan Fahri bertemu, mereka terlihat berbicara meskipun saling diam.Tatapan keduanya sulit untuk diartikan orang sekitarnya, tatapan Sera yang terlihat angkuh dan marah besar, seperti Berbanding terbalik dengan fahri yang merasa bersalah, meski ia bossnya ia hanya menikmati tatapan sinis Sera, ia juga tidak tersinggung.****Fahri mendapatkan nomor Ponsel Sera, ia begitu menyesal dan ingin sekali meminta maaf secara langsung, te
Fahri mendapatkan sedikit informasi dari mamanya.Sera adalah janda muda yang membesarkan putranya sendirian, ia dan suaminya telah berpisah sejak Reihan berusia kurang dari 1 tahun.Anaknya menderita kanker, sejak usia 3 tahun.Oh Tuhan...Sera.. maafkan aku yang telah memanfaatkan kesulitan mu, sekarang apa yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan maafmu, Gumamnya dalam hati.Fahri mengikuti Sera diam-diam saat pulang kantor.Saat tiba di apartemen, Sera memasuki rumahnya, sedangkan Fahri mematung di depan pintu, ia ragu, ia takut tidak bisa menghadapi kesalahannya.Dia hanya mendengarkan dari luar pintu suara anak kecil yang bergembira dengan kepulangan ibunya.Ia tak tau sudah berapa lama menunggu untuk mengumpulkan keberanian..Hingga ia tersadar ini sudah larut malam, ia memutuskan pulang.**Keesokan harinya Fahri mengikuti Sera pulang, tetapi ma
Hari ini Ibu Fatimah datang kekantor, ia sudah menyuruh Fahri untuk pulang kerumah beberapa hari yang lalu, tetapi ada saja alasan nya.Fahri memilih tinggal diapertemennya sendiri, ia bosan setiap hari ayah dan ibunya menyuruhnya mencari pasangan jika Fahri tidak menjawab ia akan ditunjukkan beberapa foto gadis anak teman ayahnya.Fahri terus menghindar hingga tak tahan dan memutuskan tinggal sendiri di apartemen mewahnya.Hari ini Fatimah begitu merindukan Fahri sudah sepekan ia tidak mengunjunginya." Mau tunggu mama sama papa masuk rumah sakit atau mati dulu baru kamu mau pulang buat ketemu kita.""Jangan gitu dong ma, fahri banyak kerjaan mahh," sambil mencium tangan mama kesayangannya."Mama tau, tapi mau sampai kapan."Tok tok tokFadil masuk keruangan kakaknya bersama dengan Sera."Ma.. aku kenalin ini sera karyawan baru, cantik ya.."
Sera memejamkan mata, menahan diri agar tetap sadar, ia hampir pingsan.Fadil bingung melihat Sera yang lemas, ia berteriak dari dalam, " tolong kami hampir kehabisan nafas."Sera pingsan. Fadil ingin memberinya bantuan nafas, ia sudah hampir membuka mulutnya untuk disatukan dengan Sera, lalu pintu terbuka, Fahri yang melihat kejadian itu tercengang, emosinya menggebu hampir saja ia membogem adiknya tetapi ia melihat Sera yang terpejam, ia segera mengambil tubuh Sera dan mengangkatnya lalu membawanya ke ruangannya.Luna berlari menuju Fahri yang sedang menggendong Sera."Sera kenapa pak?""Bantu saya menyadarkan nya lun."Luna segera mengambil minyak angin lalu ia mendekatkanny kehidung Sera, berlahan sera mengendus dan tersadar."Bagaimana keadaanmu?" Tanya Luna yang saat ini berada disebelah Sera membantunya duduk."Aku tidak apa-apa, terimakasih."Fahri yang suda