#prolog
"Saya terima nikah dan kawin nya, Syahdinda Ryndu Larasati, binti Wisnu yaguar dengan mas kawin tersebut tunai ...."
Janji suci itu terdengar dari mulut Andrian Ramatha, lelaki paruh baya berusia 38 tahun, yang menikahi gadis muda berusia 24 tahun, terlintas di telinga para tamu undangan yang menghadirkan acara pernikahan itu.
"Bagaimana semuanya syah?" Pertanyaan dari pak penghulu setelah Andrian mengucapkan kata - kata yang sakral, yang menjabat tangan Andrian.
Dan disaut hikmat oleh para tamu undangan, dengan kata kata yang sering kita dengar yaitu "Syah!".
Semua jelas terdengar di telinga Ryn, di momen penting yang seharusnya menjadi kenangan terindah yang dapat ia kenang sepanjang masa. Dan acara pernikahan adalah acara yang paling dinanti - nantikan oleh banyak wanita pada umumnya, namun ternyata acara ini tak sesuai dengan apa yang ia inginkan, ia malah merasa sangat tertekan.Hatinya hancur berkeping keping, menerima kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan lelaki pilihan orang tua nya, yang ternyata lelaki itu adalah saudara sepupu nya sendiri.Bab 1: PernikahanPada hari itu, di saat semua para tamu undangan sangat antusias menngikuti acaranya. Mereka semua ikut berbahagia atas pernikahan mereka berduaMeskipun di masa pandemi covid- 19, mereka harus membatasi para tamu yang diundang, agar tidak menimbulkan keramaian. Akan tetapi keluarga, sahabat, dan orang orang terdekat. Bahkan orang yang sangat sangat Ryn cintai. Menyempatkan untuk hadir, dan menyaksikan acara akad pernikahan tersebut.
Ryn merasa benar benar tidak kuat lagi, menahan air mata yang sedari tadi ingin meluncur dengan deras. Terlebih Ryn merasa tidak kuat saat melihat raut wajah jovian, dengan mata nya yang berkaca kaca, Seakan akan menahan air mata.
Ryn yakin bahwa saat ini hati Jovian benar - benar hancur, sama seperti hatinya. Karena harus melihat kekasih yang ia cintai dan telah membersamainya selama tiga tahun, menikah dengan lelaki lain.
‘Maafkan aku Jov, aku tidak kuasa untuk menghentikan semua nya ini’ Tangis Ryn dalam hatinya.
***"Ryn..." Suara lelaki yang terdengar serak berusaha memanggil namanya, memecahkan lamunan yang sedari tadi berkelut dipikirkan. Ia memikirkan nasib dan juga hubungannya bersama jovian yang sudah kandas karena sebuah perjodohan orang tua.Dan ternyata lelaki yang memanggil itu adalah suara Andrian, suaranya pelan menyeruat di telinga Ryn. Membuat hati Ryn semakin terbakar amarah.
Ryn sangat membenci Andrian, suaminya saat ini. Karena wanita itu merasa kalau Andrian adalah penyebab dari semua masalah nya ini
Andrian menyodorkan tangannya ke depan wajah Ryn yang di penuh riasan pengantin. ia menginginkan Ryn menggapai dan menciumnya tangannya di depan pak penghulu, dan juga ayah Wisnu sebagai saksi dari pernikahan mereka. “Sayang...!” Ucapnya manis terdengar hingga ke telinga mereka yang ada dihadapannya.
Lalu dengan terpakasa Ryn menggapai tangan Andrian namun caranya kasar, lalu ia mencium tangan pria yang saat ini telah sah menjadi imam di dalam hidupnya.
Wanita itu terpaksa melakukan semua nya Karena ia tahu jika ia menolak untuk bersalaman, ayah dan penghulu di depannya pasti akan curiga. Dan pada akhirnya ayah dan ibunya Ryn mengetahui bahwa dirinya tidak benar - benar menerima pernikahan ini.
Bibir yang berpoleskan warna itu hampir menyentuh tangan Andrian. Dan sesaat sudah menempel dengan benar di tangan Andrian, Ryn pun mengeluarkan taringnya lalu menancapkan taring tersebut ke dalam kulit tangan Andrian, hingga menembus sampai ke dasar.
Terlihat robekan gigitan tersebut sangat besar dan memuncahkan darah segar yang sangat banyak. Setelah darah tersebut membuat mata Ryn berbinar binar, Ryn menghisap darah tersebut sampai Andrian terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Semua para tamu undangan yang hadir, termasuk keluarga inti merasa ketakutan akan hal yang dilihat mereka di depan mata mereka. Banyak sekali yang berbisik dan menggunjing nya.
“Wah.. seram sekali wanita nya!” Ucap salah satu wanita berbaju biru.
“Yah seram ya. Ini pasti akibat perjodohan, sehingga membuat wanita itu Marah dan sekarang berubah menjadi sosok yang menyeramkan” Tandas wanita disebelahnya.
Mereka saling menggibah, dan kejadian tersebut seakan - akan menjadi sebuah tontonan seru bagi para ibu - ibu.
“Lagian, Memangnya masih jaman yah menikah karena dijodohkan seperti ini. Sudah kaya jaman Siti Nurbaya saja.” Celetuk seseorang ibu - ibu bernada nyiyir.
“Iya yah..” Para ibu - ibu saling bersautan membicarakan Ryn.
Suasana jadi mencekam, mereka lari berhamburan karena takut. Ryn tertawa Jahat melihat sang suami pingsan di tangan nya.
“Kamu kenapa Ryn?” Tanya Andrian membuyarkan lamunan nya. Ternyata sedari tadi Ryn hanya melamun, dan bukan kejadian yang nyata ia alami. Ia tidak benar-benar menggigit tangan Andrian.
Melainkan hanya mencium tangan nya Andrian, dan Selepas mencium tangan Andrian, Ryn mendekatkan bibirnya yang mungil, berpoleskan lipstik Berwarna merah bold kearah telinga Andrian, lalu berbisik dengan penuh rasa dengki.
"Aku tak suka dengan pernikahan ini, aku tidak suka dengan perjodohan ini. Dan aku membenci kamu Abang Andrian. Kamulah yang menyebabkan rencanaku gagal untuk menikah dengan lelaki pilihanku sendiri." Dengan ketusnya ia ucapkan itu semua. Supaya Andrian mengetahui isi hatinya.
Namun Andrian tidak menggubris omongannya. Dengan mendengar omongan Ryn, membuat Andrian ternyata semakin tertantang untuk untuk semakin mencintai Ryn.
Setelah Ryn mengungkapkan semua tentang perasaannya ke Andrian. Ryn pun melempar senyumnya ke ayah, untuk meredam amarahnya.
Setelah mendengar kemarahan dari wanitanya, Andrian membalas bisikan itu"Biarlah, mau seperti apapun kamu membenci saya.Dan kamu belum bisa menerima pernikahan ini. Saya tetap mencintai kamu, saya janji saya akan membuat kamu pun nanti nya jatuh cinta kepada saya, pegang janji saya ini Ryn".
Andrian mengatakan semua itu Di dalam bisikannya, dengan percaya diri Andrian berusaha meyakinkan Ryn akan cintanya yang begitu besar. Dan ia akan membuat Ryn pun jatuh cinta kepada nya.
" Kalian bisik - bisik ada apa sihh?, mesra banget dilihat nya.." tanya ayah Wisnu dan menggoda mereka.
" hehe gak apa ko yah. Aku cuman berbisik kalau Ryn sangat cantik sekali hari ini" jawab Andrian. Ia berusaha menutupi apa yang Ryn ucapkan kepadanya.
" mesra banget yaa pak, pengantin anyar" pak penghulu ikut mengomentari Andrian dan Ryn yang terlihat romantis dari luar.
" iyaa pak penghulu, namanya juga pengantin anyar. Dulu juga saya begitu pas masih anyar ckckck." Ayah Wisnu merasa senang karena melihat kemesraan mereka di depan pak penghulu, dan di depan orang banyak.
Ryn yang tidak suka mendengar perkataan ayah nya dan bapak penghulu merasa gerah, Ryn terus menggerutu dalam hatinya. ' mesra dari mana nya sih, orang aku aja benci banget sama dia.'
Mereka melanjutkan kegiatan dengan menandatangani buku nikah nya masing masing. Setelah selesai Andrian mengajak Ryn untuk berfoto dengannya, untuk memerkan buku nikah milik mereka.
" Ryn, foto yuk.." Ucap Andrian antusias mengajak Ryn.
" ihh.. Ogah.." Singut Ryn, menolak ajakan Andrian. Namun meskipun begitu ia tetap ber swafoto dengan Andrian. Karena diminta oleh fotografer yang ada diacara mereka.
" senyum dong mba, biar kelihatan cantik di fotonya" teriak fotografer itu.
" satu.. Dua.. Tiga.. Ckrekk." foto pun berhasil diambil meskipun Andrian dan Ryn terlihat sangat canggung. Dan tak ada sedikit pun guratan senyum dibibir Ryn.
Sang photografer pun naik ke atas panggung. “Mba fotonya yang mesra ya, biar terlihat bagus di kameranya. Sayang kan momennya lagi bagus, kalau hasil fotonya jelek kan ga enak saya nya.”
Tangan photografer tersebut mengarahkan gerakan mereka.
“Begini loh mba!” sang photografer mengambil tangan kanan Ryn dan meletakan nya di atas pundak Andrian, lalu meminta Ryn untuk menempelkan wajahnya tepat ke dasar Andrian.
“Nah, kan betul apa kata saya. Kalau gaya nya seperti ini terlihat sangat mesra mba.” Ucap sang pria yang terus menggenggam Lensa dan mengarahkan mereka berdua. “Sepeti ini saja ya mba, tahan dulu, jangan dilepas ya mba!”
Ryn hanya tersenyum kecil, menampakkan senyuman palsu ke arah sang photografer. Sebenarnya di dalam hatinya sedang terbakar amarah yang begitu membara.
“Aku sangat membenci ini!” Umpatnya dengan nada yang pelan. Namun terdengar sampai ke telinga Andrian.
Sorotan mata Ryn tajam dan penuh kebencian menatap ke suami yang ada dihadapannya. “Jangan senyum senyum seperti itu deh, senyuman mu itu tidak akan merubah hatiku! Aku malah semakin membencimu. Kau faham itu?” Ryn masih terus meracau, namun dengan terus menebar senyum palsunya ke depan kamera. Ia ingin menyembunyikan perasaannya kepada semua yang hadir.
Sesekali matanya melirik ke arah Jovian yang duduk bersama-sama di bangku tamu. Mata Jovian terlihat sembab seperti habis menangis, mungkin tidak ada satupun yang memperhatikan dirinya, kecuali Ryn yang selalu memperhatikan Jovian dari jauh.
Namun Ryn berusaha menahan keinginannya yang begitu kuat, untuk menyudahi acara akad yang sedang berlangsung, dan menahan kakinya yang hendak berlari ke arah jovian untuk memeluknya erat - erat.
“Mba, senyum dong!, Jangan cemberut terus” Pinta photografer pria itu kepada Ryn. “Nah gitu dong mba! Saya hitung ya, satu... Dua... Tiga!”
Akhirnya sang photografer itu pun mendapatkan hasil jepretan kamera yang sesuai dan bagus. Meskipun dalam memotret nya menemui berbagai macam rintangan. Namun sang pemotret itu puas karena telah memberikan yang terbaik untuk pelanggannya.
***
Setelah akad pernikahan lancar dan dilaksanakan dengan hikmat. Dan pemotretan sang pengantin pun sudah selesai melaksanakan tugasnya
Ryn dan Andrian pun mengikuti rangkaian acara selanjutnya, yaitu sungkeman kepada kedua orang tua.
Tradisi sungkeman ialah tradisi yang biasa dilakukan oleh kedua mempelai, untuk bersalaman dengan kedua orang tuanya, sebagai jembatan untuk meminta do'a dan restu, serta mengucapkan tanda terimakasih atas semua yang telah diberikan orang tua, kepada seorang anak.
Biasanya, disaat melakukan prosesi sungkeman ini. Kedua anak manusia yang bersatu menjadi sebuah pasangan. memiliki perasaan yang ber campur aduk. Antara bahagia, takut, dan juga sedih. Semua bercampur menjadi satu.
Itu semua nya umum dirasakan oleh kebanyakan pengantin baru. Rasa takut itu meliputi hati mereka, karena akan melepaskan masa lajang, demi mendapatkan kebahagiaan dari pasangan hidupnya yang baru.
Dan juga rasa sedih, karena harus berpisah dari orang tua yang sekian tahun bersama mereka. Merawat, menjaga, serta menyayangi mereka dengan segenap jiwa.
Namun lain halnya dengan apa Ryn rasakan. Sebagai pengantin baru, yang ia rasakan hanyalah kesedihan, dan ketakutan yang mendalam.
Ia takut pernikahan nya nanti akan berantakan karena ia tidak memiliki perasaan sama sekali kepada suami nya.Tidak ada kebahagiaan sedikit pun dalam pernikahan nya ini.Hanya hal yang menyakitkan sama halnya dengan menelan pil pahit, dan ia berpikir bawa ia akan merasakan kepahitan selama-lamanya. "Ahhhhh..." tiba tiba teriakkan Ryn memekik dan mengejutkan para tamu undangan yang hadir.
" kamu kenapa Ryn" tanya Andrian yang merasa khawatir dengan teriakan Ryn.
"...eng.. Engga apa apa kok." Jawabnya Singut. “Ga usah sok khawatir gitu deh!”
Rupanya Ryn memikirkan hal hal yang menakutkan soal pernikahan dirinya dengan sang suami. Dia memikirkan hal - hal yang buruk tentang suaminya. Namun dia tidak mau Andrian mengetahui itu.
Disela-sela acara sungkeman, Ratih widiyadiningrat seorang ibu yang penyayang, tegar namun hidupnya penuh misterius. ia membisiki sesuatu di telinga gadis satu-satunya yang ia miliki.
“Selamat ya nak, anak gadis ibu kini sudah menikah. Sudah memiliki suami dan sekarang kamu mempunyai tanggung jawab yang baru.” Ibu Ratih yang mengusap - usap kepala Ryn dengan penuh kasih sayang di dalam pangkuannya.
“Tugas ibu dan ayahmu sebagai orang tua kini sudah selesai, dan kini tugas itu dialihkan kepadamu.” Mata ibu Ratih berkaca- kaca. Suasana haru menyelimuti acara dengan diiringi musik gamelan Jawa yang membuatnya semakin mengharu biru.
"Apakah kau bahagia nak?" Tanya ibu Ratih untuk memastikan apakah anaknya benar-benar bahagia dengan pernikahan nya itu, atau malah sebaliknya.
"Iya bu, jelas aku bahagia. Siapa sih wanita yang tidak bisa bahagia dihari pernikahannya sendiri". Tungkas Ryn melemparkan senyum palsunya, yang mencoba untuk tetap tegar, menutupi kesedihan yang ia rasakan. Karena Ryn sangat takut jika kesedihannya membuat kedua orang tua nya kecewa.
Ryn adalah sosok yang sangat menyayangi dan menghormati Ayah dan Ibunya. Apapun akan dia lakukan, sesuai dengan keinginan kedua orang tua. sekalipun itu menyakitkan baginya.
“Ibu Do'akan kamu dan Andrian selalu bahagia, dan selalu bersama mengarungi bahtera pernikahan.” Do'a do'a teruntai dari bibir sang ibu.
Sosok penyayang, yang sudah mengandung Ryn selama sembilan bulan. Dan tangan halus dan sucinya telah mengangkat tubuh kecil mungil Ryn dan mengenalkan nya kepada dunia. Hingga sampai Ryn tumbuh dewasa. Ryn masih dianggap sebagai putri kecil nya yang masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
“Terimakasih banyak ibu telah melahirkan, dan membesarkan aku dengan penuh kasih dan sayang dari ibu.” Ryn mengucapkan terimakasih kepada sang ibu tepat di telinganya.
Air mata, deras membasahi pipinya. Pelukan hangat yang Ryn dapatkan mungkin akan menjadi pelukan yang akan selalu ia rindukan setelah tidak lagi satu atap rumah dengan ibu Ratih.
Setelah melepaskan pelukannya dan mencium kedua tangan ibu Ratih, Ryn langsung melemparkan pandangan matanya, kearah lelaki yang tubuhnya kini tak sekuat dahulu, namun hatinya masih kuat sekuat baja.
Ryn menatap kedua mata yang sudah sayu milik ayah Wisnu, ia menatap nya dengan lirih, penuh harap. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Namun Ryn tak sanggup untuk mengungkapkannya.
Wisnu memanglah sosok ayah yang tegas, dan penyayang, untuk keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi anak gadis semata wayangnya itu.
Setiap para orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ayah Wisnu Yang sangat selektif dengan laki-laki yang berani mendekati Ryn. Ia tidak ingin bila Ryn mendapatkan laki laki sembarangan untuk suaminya kelak.
Setelah melepaskan pelukannya dan mencium kedua tangan ibu Ratih, Ryn langsung melemparkan pandangan matanya, kearah lelaki yang tubuhnya kini tak sekuat dahulu, namun hatinya masih kuat sekuat baja.
Ryn menatap kedua mata yang sudah sayu milik ayah Wisnu, ia menatap nya dengan lirih, penuh harap. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Namun Ryn tak sanggup untuk mengungkapkannya.
Wisnu memanglah sosok ayah yang tegas, dan penyayang, untuk keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi anak gadis semata wayangnya itu.
Setiap para orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ayah Wisnu Yang sangat selektif dengan laki-laki yang berani mendekati Ryn. Ia tidak ingin bila Ryn mendapatkan laki laki sembarangan untuk suaminya kelak.
Namun saat ini Wisnu lega, karena Ryn telah berhasil menikah dengan orang yang tepat, sesuai dengan pilihan nya.
Pesan dan nasihat dilontarkan dari bibir ayah Wisnu. Dengan suara sedikit getar, satu persatu ia lontarkan dengan lembut. Sembari mengelus kepala Ryn yang berada dipangkuanya.
"Ayah yakin, kamu akan bahagia dengan lelaki pilihan ayah. Andrian adalah lelaki yang tepat untuk kamu nak, Dia sangatlah baik dan bertanggung jawab, Andrian akan menjadi suami yang tulus mencintaimu, percayalah kepada ayah."
Ryn merasakan sedih yang tak mampu untuk ia tahan lagi, air matanya mengalir didalam pelukan sang ayah. Kedua orang tuanya benar-benar berbahagia dengan pilihan mereka, sedangkan Ryn hanya bisa diam meski hatinya terluka.
Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir mungilnya. Namun kesengsaraan tergambar pelik di wajahnya. Hanya dirinya yang sangat mengerti, bahwa kini ia merasa hatinya hancur berkeping-keping, bak cermin yang jatuh dan byaaar..serpihannya berserakan. Sudah tak mampu lagi menyatu dengan baik, sama seperti semula.
Batin nya sungguh tertakan, bibirnya yang sedari tadi terkunci. menahan diri agar tidak berteriak, namun semua itu tak dapat ia lakukan.
Untuk menutupi air matanya yang jatuh semakin deras, Ryn pun berusaha untuk tetap berada dipelukan sang ayah. Dan enggan untuk melepaskannya.
Sedari dulu pelukan itu adalah pelukan ternyaman yang selalu Ryn dapatkan dari seorang Ayah.
Betul kata orang, "seorang Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya." begitu pula dengan Ryn. Ayah Wisnu adalah satu-satunya laki-laki yang selalu ada, disaat ia membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan pelukan hangat.
Ayah Wisnu adalah lelaki yang selalu bisa diandalkan, ia menjadi orang pertama yang selalu membela Ryn saat hatinya tersakiti orang lain. Ryn tidak tahu bagaimana nantinya kalau dirinya berpisah dari kedua orang tuanya. Apakah ia sanggup tanpa mereka. Apakah ia bisa tanpa bisa mereka.
Ditengah tengah Ryn yang sedang bersalaman dengan kedua orang tua nya. Di sisi lain, Andrian bersalaman dengan bibi Hilma. Sosok pengganti yang menggantikan kehadiran kedua orang tua Andrian yang tidak hadiri acara mereka.
Ayah dan ibu Andrian tidak hadir, karena mereka tidak mengetahui di mana kah keberadaan ke dua orang tua Andrian.
Sang ibu yang melahirkan dirinya, sejak bayi Andrian di buang dan ditinggalkan. Sedangkan sang ayah. Tidak ada yang mengetahui siapakah sebenarnya ayah Andrian.
Karena ibu Saswi Sadewo, ibu kandung Andrian dipermainkan oleh seorang laki laki yang tidak bertanggung jawab, dan ditinggalkan begitu saja.
Oleh sebab itu, tidak ada satupun orang diantara ke dua orang tuanya menghadiri acara pernikahanan mereka. Dan akhirnya digantikan oleh sang bibi. Yaitu bibi Hilma bersama dengan pasangannya. Paman Tomy.
Bisikan yang diucapkan oleh Ryn di saat acara akad berlangsung, selalu terngiang dalam pikiran Andrian.Sehingga membuatnya sedikit khawatir.
Andrian merasa ragu, Apakah ia bisa menaklukan hati wanitanya tersebut. Dan mengembalikan ingatan Ryn. "Bi, saya ragu pada diri saya sendiri. Saya ragu, apakah saya bisa membuat Ryn jatuh cinta kepada saya dan mengingat kembi semuanya." Ucapan Andrian membisik di telinga bibi Hilma.
Namun bibi Hilma mencoba untuk meyakinkan Andrian. Bahwasanya ia pasti bisa menaklukan hati, wanita pujaannya, dan mampu mengembalikan ingatan Ryn yang hilang.
Sesuai dengan tujuan utama Andrian, yang menikahi Ryn, karena ia ingin mengembalikan ingatan Ryn yang hilang akibat kejadian 12 tahun yang lalu. Dan
penyakit yang dialami Ryn selama ini Yaitu Amnesia retrograde. dimana Ryn kehilangan sebagian ingatan nya hanya di masa kecil. Jadi Ryn hanya dapat mengingat di Masa-masa saat ini.Kejadian 12 tahun yang lalu menjadi tonggak awal mengapa Ryn bisa menderita amnesia. Namun Ryn belum mengetahui sama sekali jikalau ia mengalami penyakit itu. ia tidak mampu mengingat kejadian apapun di masa remanjanya. Sebab itu andrian kembali hadir dalam kehidupan Ryn. Mencoba untuk memulihkan kembali ingatan yang telah hilang.***"Kamu pasti bisa nak" ucap bibi Hilmaa berusaha meyakinkan Andrian."Tapi saya sedikit khawatir bi, apakah saya berhasil mengembalikan ingatan Ryn""Coba saja dulu, kamu tunjukan ketulusan cintamu kepadanya. Dan sedikit demi sedikit kamu tunjukan ke dia apa saja yang pernah ia lakukan di masa kecilnya. Bibi yakin, Itu akan membantu Ryn menemukan ingatan nya kembali". Bibi Hilma memberikan saran yang masuk akal, dan membuat Andrian mau untuk mencobanya."Baik lah bi, saya akan lakuin apa yang bibi sarankan tadi. Terimakasih ya bi"."Sama sama nak, Kamu jangan menyerah ya. ingat cinta sejati tidak akan pernah menemukan titik lelahnya, ia tidak akan karam diterjang ombak, bibi yakin kamu pasti bisa".Setelah selesai bercengkrama, dan mengungkapkan segala isi hati kepada kedua orang tua.Ryn dan Andrian pun beranjak dari tempat semula, dan saling bertukar posisi. Andrian ada di posisi orang tua Ryn begitu sebaliknya.Di hadapan Ayah. Andrian mengungkapkan soal rencana yang ia miliki, untuk mengembalikan ingatannya Ryn. Yaitu perlahan-lahan ia akan menunjukkan beberapa tempat atau melakukan kejadian-kejadian yang pernah dialami saat Ryn masih kecil. Terutama peristiwa yang menyebabkan Ryn kehilangan ingatannya itu.Hal itu Andrian lakukan, karena ia pernah membaca sebuah artikel, yang menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengembalikan separuh memori ingatan yang hilang. Adalah dengan therapy ingatan. Yaitu mengulang kembali suatu kejadian atau hal-hal kecil yang pernah dilakukan sebelum ia kehilangan memori ingatan nya. Dan Andrian akan melakukan itu.**Ditengah-tengah Andrian dan ayah yang sedang menyusun rencananya. Ryn menaruh kepalanya dipangkuan bibi Hilma. Hanya kepada bibi Hilma ia mampu mengungkapkan semua yang ia rasakan saat ini."Bi, sebenarnya aku tidak bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa menerima abang Andrian sebagai suamiku bi. Aku mencintai orang lain dan itu bukan Abang. Tapi aku tidak sanggup untuk mengatakan nya kepada ayah dan ibu. Aku tidak ingin mereka tahu, karena itu akan membuat mereka kecewa"."Sayang, bibi tahu sejak awal dari caramu memandang Andrian, kamu terpaksa menerima pernikahan ini. dan bibi sangat memahami apa yang kamu rasakan. Karena bibi pun pernah mengalaminya dengan pamanmu. Dulu bibi sempat tidak menyetujui perjodohan orang tua bibi, yaitu nenek dan kakekmu. Bibi tidak bisa menerima paman sebagai suami bibi, tapi seiring berjalan nya waktu, bibi mencoba untuk membuka hati bibi ke paman. Karena dengan kami hidup bersama, perasaan itu akan muncul dengan sendirinya. Apalagi dahulu paman memang sangat mencintai bibi sebelum ada rencana perjodohan. Jadi dengan segala usahanya paman, dalam menaklukan hati bibi, itulah yang membuat bibi luluh. Dan kamu tahu itulah yang dinamakan cinta sejati.""Cinta sejati itu, mampu memandang kelemahan, lalu diubah menjadi sebuah kelebihan untuk selalu mencintainya" - Bj.HabibieBibi Hilma mencoba untuk meyakinkan Ryn bahwa Andrian sangat tulus dengan cintanya, dan suatu saat nanti Ryn akan menyadari cinta yang Andrian miliki untukn dirinya. Setelah bibi meyakinkan Ryn, ia mengerti betul dengan apa yang dimaksudkan, dari penjelasan bibi tadi.Hatinya berkata, 'mungkin yang bibi ucapkan itu ada benarnya. Tapi apakah aku bisa menaruh hatiku kepada saudara sepupuku sendiri. Sedangkan yang diceritakan bibi tentang dirinya dan paman itu sangatlah jauh berbeda dengan diriku. Karena bibi mengenal paman yang latar belakangnya paman adalah orang asing baginya. Sedangkan aku, abang Andrian adalah saudara sepupuku sendiri. Ahh... Entah lah aku pusing memikirkan ini semua.'Lalu setelah lama Ryn berada di hadapan bibi Hilma. Ia melanjutkan tujuannya ke arah paman Tomy. Dan Ryn langsung bertanya "Paman, aku mau tanya sama paman. Bagaimana kah seorang abang Andrian di mata paman?".
Dan dengan perlahan paman Tomy menceritakan tentang Andrian, sosok yang selama ini dinilai sebagai lelaki yang baik, penurut, dan juga penyayang. paman faham betul tentang sosok Andrian, karena ia sudah lama tinggal dengan Andrian.
" Ryn, paman tau betul bagaimana Andrian yang sebenarnya. Karena paman pernah tinggal satu atap dengan nya. Andrian adalah sosok lelaki yang baik, penyayang, dan bertanggung jawab. Ia akan melakukan apapun demi orang yang ia sayangi. Jadi, percayalah dengan paman. Andrian aka menjadi seorang suami yang terbaik untuk kamu." ucapan ayah, bibi Hilma, dan juga paman Tomy semua hampir sama, sehingga membuat Ryn menjadi sedikit yakin. Bahwa Andrian memang lah terkenal sebagai laki - laki yang baik.
Setelah mereka selesai melakukan sesi acara sungkeman kepada kedua orang tua mempelai. Ryn dan Andrian kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Hari ini seakan waktu sangatlah panjang untuk Ryn. Karena ia belum bisa menerima pernikahannya. Jadi ia merasa acara pernikahan ini begitu membosankan.Untunglah ada sahabat-sahabat yang datang menemaninya. Ryn sengaja meminta mereka untuk naik ke atas panggung. untuk berfoto, termasuk dengan jovian sang mantan kekasih yang juga ikut naik.Namun tak disangka jovian melangkah mencoba mendekati Andrian dan memeluknya. Jovian mengungkapkan bahwa dirinya ikhlas melepas Ryn. Asal Andrian mampu mencintai Ryn dengan tulus."Aku titipkan dia, lanjutkan perjuanganku untuknya. Bahagiakan dia, kau sayangi dia, sepertiku menyayanginya". Kata kata yang seperti lirik lagu ini, dia coba lontarkan ke telinga Andrian."Aku tak pernah berjanji untuk sebuah perasaan, tapi aku berusaha berjanji untuk sebuah kesetiaan". Andrian membalas ucapan jovian dengan salah satu kutipan yang pernah diucapkan oleh seorang profesor ternama. yang memiliki kisah nyata tentang cinta sejatinya bersama seorang istri bernama Ainun. Dia adalah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie.Kutipan yang disebut oleh Andrian membuat Jovian yakin, bahwa cintanya kepada Ryn itu memang benar tulus. Bukan karena paksaan atau karena perjodohan semata.Lalu setelah puas berbincang dengan Andrian, jovian datang menghampiri Ryn. Semula Ryn merasa penasaran, saat melihat Andrian dan Jovian berpelukan. Ia sangat ingin tahu obrolan apa yang diobrolkan, di antara mereka berdua.Namun disaat jovian mendekatinya. kini rasa penasaran berganti menjadi sbuah dram yang seakan bertabuh kencang, matanya memerah, riasanya yang saat tadi ditambah oleh perias karena tersapu dengan air mata, ketika memeluk sang ayah. Kini kembali tumpah dan menggerus kembali riasannya tersebut. Tangan Ryn melambai. mencoba untuk menggapai tubuh jovian dan memeluk nya erat-erat. Namun tidak disangka pelukan nya membuat semua mata yang memandang menjadi ter heran - heran, dan membuat mereka bertanya-tanya apakah yang sedang terjadi."Ehhh.. kenapa itu ko pengantin wanitanya malah pelukan dengan pria lain" pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari tamu undangan seakan menyerbu dan menusuk dalam telinga Andrian, Ryn dan yang lainnya, yang ada di atas panggung." iyaa ya..Jangan jangan itu mantannya bu.."" wahh iyaa bu, kayanya mereka menikah karena dijodohkan deh bu, soalnya pengantin wanitanya kelihatan kaya sedih banget deh bu"" iya tuh bu, saya juga melihat. Dari tadi pengantin perempuannya menangis terus."
Tamu undangan yang berdominan ibu ibu. Mereka saling menggibah mengomentari sikap Ryn yang bisa dibilang tidak pantas, karena berpelukan dengan pria lain di acara pernikahan nya.Namun Ryn menghiraukan nya, dan tetap memeluk jovian sembari mengungkapkan sesuatu dengan pelan-pelan namun terdengar jelas di telinga Andrian."Maafkan aku Sayang, jujur aku masih sayang sama kamu".Namun mendengar apa yang diucapkan oleh Ryn, tidak berhasil membuat jovian menjadi iba. "Maaf kan aku Ryn, semenjak pada hari ini aku tidak lagi mencintaimu. Cintai dia, sebagai suamimu. semoga kamu bahagia dengannya, lupakan lah aku Ryn, karena aku sudah bukan siapa siapa lagi untukmu." ucap Jovian kepada Ryn.
Ryn dikejutkan dengan sikap jovian yang berusaha mendorong tubuh Ryn untuk melepaskan pelukan tersebut dan dengan tega mengucapkan sesuatu kepada Ryn.
Seperti tersambar petir, Ryn mendengar nya, ia sangat - sangat sedih dan tidak dapat menerima ini semua. Pasalnya jovian tidak pernah me ngatakan dan memoerlakukan Ryn seperti itu, sebelumnya. Ryn berusaha kembali menggapai tubuh Jovian untuk memastikan bahwa semua yang jovian katakan itu tidak benar. Ryn yakin bahwa jovian masih sangat mencintainya.Ia ingin semua nya kembali normal seperti dulu lagi. Ia masih tidak rela kalau cinta nya harus kandas di tengah jalan.
Ryn terus menangis, air yang sedari tadi ia tahan terus mengalir deras. Tangan nya masih berusaha untuk menggapai kembali tubuh Jovian. Ryn berniat ingin memeluk Jovian kembali. Namun, badannya tiba - tiba saja terasa llemas, tubuhnya tidak berdaya dan penglihatan nya terlihat sangat gelap dan suara - suara yang semula bising. Tidak lagi dapat ia dengar.Terdengar bunyi "bruggg... " yang sangat kencang, sehingga membuat Andrian dan para Tamu undangan terkejut. Keadaan yang semula baik baik saja berubah menjadi runyam, tak karuan. Suasana yang aman dan damai kini menjadi berantakan tak terkendali.
Bersambung...
Setelah melepaskan pelukannya dan mencium kedua tangan ibu Ratih, Ryn langsung melemparkan pandangan matanya, kearah lelaki yang tubuhnya kini tak sekuat dahulu, namun hatinya masih kuat sekuat baja. Ryn menatap kedua mata yang sudah sayu milik ayah Wisnu, ia menatap nya dengan lirih, penuh harap. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Namun Ryn tak sanggup untuk mengungkapkannya. Wisnu memanglah sosok ayah yang tegas, dan penyayang, untuk keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi anak gadis semata wayangnya itu. Setiap para orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ayah Wisnu Yang sangat selektif dengan laki-laki yang berani mendekati Ryn. Ia tidak ingin bila Ryn mendapatkan laki laki sembarangan untuk suaminya kelak. Namun saat ini Wisnu lega, karena Ryn telah berhasil menikah dengan orang yang tepat, sesuai dengan pilihan nya. Pesan dan nasihat dilontarkan dari bibir ayah Wisnu. Dengan suara sedikit getar, satu persatu ia lontarkan dengan lembut. Sembari
*** Disisi lain, didalam kamar pengantin. Ibu Ratih, ayah Wisnu dan semua yang berada di kamar, berusaha untuk membangunkan Ryn. Termasuk Andrian yang selalu berada di samping Ryn, ia dengan setia menanti Ryn sampai ia sadar. Berbagai cara sudah di lakukan olehnya. Namun Ryn tidak kunjung bangun. Sampai pada akhirnya semua yang ikut dan memenuhi kamar satu persatu keluar. Ayah dan ibu meminta Andrian untuk tetap mendampingi Ryn, anak cdpwperempuannya itu sampai tersadar. "Andrian, ayah menitipkan Ryn kepada mu ya nak, tolong dijaga Ryn nya sampai ia tersadar" Pinta ayah Wisnu. Sebagai seorang ayah ia tidak ingin sesuatu terjadi kepada anak gadisnya itu. " Baik yah, serahkan saja semua nya padaku, aku akan menjaga dan menunggu Ryn sampai ia sadar." ucap Andrian. "Terimakasih ya nak." Ucap Ayah Wisnu dengan nada penuh harap kepada Andrian. "Bi, sebenarnya aku tidak bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa menerima abang Andrian sebagai suamiku bi. Aku mencintai orang lain d
" silahkan mba.." pelayan itu menyerahkan pricelistnya ke Ryn. Ryn dan Andrian mulai melihat Satu persatu menu yang ada di pricelistnya. Seketika mereka hening sejenak, sampai Ryn tiba tiba membuka mulutnya " mba, saya mau pesan.." Selanjutnya.. *** " Nasi goreng mentega satu dengan telur ceplok setengah matang. Terus nasi gorengnya buatkan yang asin yaa mba. Karena istri saya sangat suka kalau nasi goreng nya itu asin." Andrian menyerobot omongan Ryn, dan memesankan makanan yang sesuai dengan apa yang ingin di kata kan oleh Ryn. " baik pak" ucap pelayan itu. Ryn melirikan matanya sedikit ke arah Andrian. Dan kembali membuka mulutnya, " hmm.. Minuman nya saya pesan.." belum sempat menyelesaikan pesanannya Andrian kembali menyambar, ia memberitahu minuman apa yang akan Ryn pesan untuknya. "Jus strawberry mba, ia.. Jus strawberry tapi jangan dipakaikan susu ya. Karena dia tidak menyukai susu, dan buat nya jangan terlalu manis ya mba, dia suka kalau jus strawberry nya lebih dominan
*** 'Pagi ini, adalah hari pertamaku berada di rumah ini, aku mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kurasa ini tidak begitu sulit untuk aku bisa beradaptasi dengan keadaan di sini. Dan kehidupanku terjamin karena abang telah memenuhi segala kebutuhanku dengan fasilitas-fasilitas yang semuanya serba ada' gumam Ryn ketika terbangun dari tidurnya di pagi hari. Sambil memandang seisi rumah yang baru aja dia tempati. Ryn memulai aktivitasnya Dengan melakukan semua perkerjaan rumah, Dari mulai menyapu lantai, mengepelnya, membersihkan area dapur, masak dan lain sebagainya. Ia lakukan satu persatu dengan baik. Ia menyadari bahwa tidak mudah untuk mengerjakan pekerjaan rumah, layaknya ibu rumah tangga. Baru kali ini ia mengerjakan semua nya sendirian Karena dahulu yang ia tahu hanya kuliah, hangout, shopping, healing dan lain sebagainya. Dahulu ia adalah mahasiswi yang hobi nya main dan jalan bersama teman - teman nya. Tidak pernah sekalipun ia mengerjakan pekerjaan rumah sendirian
Hingga akhirnya, Ryn berusaha membuka hatinya untuk Andrian suaminya sendiri. Perlahan Ia belajar untuk mencintai Andrian. Selanjutnya... Hari ini, keadaan Ryn sudah mulai membaik. Hanya saja ia perlu menjalani kembali, tes swab antigen sesuai aturan yang harus dijalankan. Agar mengetahui apakah virus yang ada ditubuhnya masih ada atau tidak. "Sayang. Kamu sudah siap?." Tanya Andrian. Hari ini dia lah yang akan menemani Ryn untuk periksa. Sekaligus dirinya pun ikut di tes. Untuk mengetahui apakah Andrian pun ikut tertular atau tidak. "Sudahh abangg... " Ryn berjalan dengan pelan ketika hendak menuju ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumah. Kakinya bergetar saat hendak menaiki mobil karena dirinya sangat gugup saat itu. "Sudah siapp neng?" Tanya Andrian, tangan nya sudah berada di alat kendali mobil. "Siapp bang..." Ryn terdengar antusias menjawab pertanyaan suaminya. Kali ini ada yang berbeda dari sikap Ryn dari biasanya, perlakuanya kepada Andrian jauh lebih baik d
pagi ini, Ryn dan Andrian melakukan aktifitas seperti biasanya, kekhawatiran - kekhatiran mereka akan kejadian yang lalu tentang covid - 19 kini telah sirna, mereka mampu melewati semuanya bersama -sama. Hingga mendapatkan pelajaran baru untuk diri Ryn. Yaitu ia harus lebih bisa menghargai suami yang telah menikahinya itu. Dan akhirnya Ryn pun memulai kehidupan barunya dengan belajar untuk menjadi istri yang baik untuk Andrian, dan belajar mencintainya. meskipun terbilang terlambat, namun Ryn tetap ingin melakukan itu. Karena ia telah berjanji pada dirinya sendiri. Meskipun ada satu hal yang masih belum bisa ia lakukan sampai saat ini, menuntaskan tugas seorang istri seutuhnya, yaitu memberikan hak kepada sang suami. Ryn terlihat sibuk dengan sejumlah pekerjaan nya yang ada di dapur, ia memasak makanan khusus untuk Andrian. Meskipun Ryn tidak seberapa mengerti apa yang disukai oleh Andrian. Namun makanan yang ia buat adalah makanan yang dibuat dengan rasa cinta
Malam ini Ryn menyiapkan makanan untuk dinner berdua dengan Andrian. Dinner romantis di pinggir kolam. " abang.. Ikut aku yuk.." ajak Ryn. " kemana sayang?" " udahh abang ikut aku aja dulu.. Aku mau kasih sesuatu buat abang, Tapi mata abang harus ditutup dulu pakai ini." Ryn menunjukkan sebuah tali kepada Andrian. Ryn menutup mata Andrian dengan sebuah ikatan seperti tali, lalu menarik tangan Andrian hingga ke tempat dinner yang sudah ia siapkan. "ayuu bang," ucap Ryn. " heeiii.. Abang mau dibawa kemana ini?. Sampai ditutup matanya gini sayang.." Tanya Andrian, dia merasa khawatir terjatuh karena berjalan sambil ditutup mata. " ga apa, abang tidak usah khawatir, abang akan baik - baik saja. Cukup abang ikutin arahan aku saja ya." Ryn membimbing langkah Andrian sampai ke ruang belakang atau lokasi kolam berenang. ' abang pasti bahagia melihat ini' gumam Ryn dalam hati, ia sedang memikirkan reaksi Andrian saat pertama kali melihat kejutan ini. sesampainya mereka dikolam, Ryn
*POV RYN Hari ini, aku berniat ingin memberikan hadiah. berupa makanan yang abang Andrian suka. Ku buka handphone yang sedari tadi ada digenggaman untuk mencari-cari informasi tentang makanan yang enak. Aku berniat akan membuatkan makanan kesukaan Abang Andrian, namun aku belum mengetahui apa makanan kesukaannya. hingga pada akhirnya aku teringat pada ibu. Pasti ibu mengetahui tentang makanan kesukaan abang. Kucari kontak bernama ibu, yang ada di layar handphoneku. Aku merasa memang sudah lama sekali tidak mengobrol dengan ibu. Semenjak meminta obat untuk Abang Andri yang sakit, Rasanya aku tidak bisa melakukan hal lain, selain berada didekatnya. "Tuuutt..." Suara dering hp terdengar. Setelah beberapa kali berdering akhirnya ibu mengangkat telpon dariku. "Halo.. ibu apa kabar?". Ku mulai pembicaraan ini dengan menanyakan kabar ibu. "Baik nak, bagaimana dengan kamu Dan Andrian?, apakah dia sudah membaik?". Ibu balik menanyakan kabar kami. "Alhamdulillah baik bu, ayah baik bu?. Ak
Bacharuddin Jusuf Habibie.Kutipan yang disebut oleh Andrian membuat Jovian yakin, bahwa cintanya kepada Ryn itu memang benar tulus. Bukan karena paksaan atau karena perjodohan semata.Andrian terjatuh dan tidak sadarkan diri.Dan sesaat sudah menempel dengan benar di tangan Andrian, hingga menembus sampai ke dasar. “Wah.. seram sekali wanita nya!” Ucap salah satu wanita berbaju biru.Tetapi tidak dengan ku yang berusaha untuk kabur. Dulu memang aku sempat berpacaran dengannya, namun tidak berlangsung lama kami pun putus, karena ulahku yang dengan berani melakukan hal yang kurang baik kepadanya. Tanya Andrian, dia merasa khawatir terjatuh karena berjalan sambil ditutup mata. Ia belajar banyak dari media sosial yo****be yang ia tonton.Sebagai seorang ayah ia tidak ingin sesuatu terjadi kepada anak gadisnya itu.“Yah seram ya. Ini pasti akibat perjodohan, sehingga membuat wanita itu Marah dan sekarang berubah menjadi sosok yang menyeramkan” Tandas wanita disebelahnya. Oleh sebab itu
Untung saja aku berhasil menangkap. Terus nasi gorengnya buatkan yang asin yaa mba. Karena istri saya sangat suka kalau nasi goreng nya itu asin." Andrian menyerobot omongan Ryn, dan memesankan makanan yang sesuai dengan apa yang ingin di kata kan oleh Ryn.Joko Riyadi, adalah sopir pribadi yang telah bekeja selama Lena duduk termenung, melamunkan semua kejadian-kejadian yang pernah terjadi di dalam hidupnya. dadanya terasa sesak tiap kali dia mengingatnya. 30 tahun dengan keluarganya Lena. dia dikenal sebagai lelaki paruh baya yang baik, penyayang, pekerja keras, loyal dan juga setiaTubuh mungil milik gadis itu, "kok, Andrian tersenyum bahagia melihat kejutan yang Ryn berikan untuknya." makasih sayang." Andrian mencium kening Ryn yang berada di dalam dekapannya. sepi kak? teman kaka dimana?" tanya gadis manis itu.Pelayan kembali bertanya kepada Andrian. Ayah Wisnu dan Ibu Ratih ikut merasa bahagia karena melihat Ryn kini telah berbahagia hidup e dengan suaminya. Setelah selesai An
Zumba pun berjalan lancar, mengulang dari awal hingga selesai. Hebatnya Ryn dan Andrian mampu menyelesaikan 3 sesi meskipun keringat telah deras mengguyur tubuh mereka. Andrian yang meraskan kepanasan Membuat kaus yang ia pakai menjadi basah.Semua telah siap, rupanya aku sudah seperti chef Renata, chef hebat dan berkelas yang siap tempur di dalam set kitchen. Ibu pun mulai mendikte step by step cara mencampur kan semua bahan-bahan tadi.Sang photografer pun naik ke atas panggung. “Mba fotonya yang mesra ya, biar terlihat bagus di kameranya. Sayang kan momennya lagi bagus, kalau hasil fotonya jelek kan ga enak saya nya.” Tangan photografer tersebut mengarahkan gerakan mereka. “Begini loh mba!” sang photografer mengambil tangan kanan Ryn dan meletakan nya di atas pundak Andrian, lalu meminta Ryn untuk menempelkan wajahnya tepat ke dasar Andrian. "Sreett... Bruk.."Andrian memotong steak daging yang ada di atas piringnya. dan menyuapi Ryn dengan mesra, mereka terlihat romantis bak s
‘Ahh.. Papah kenapa tidak mengangkat telepon dari ku. Apakah Papah baik-baik saja disana.?’ Gumam Jessi dalam hatinya. Disaat Jessi sibuk menghubungi papahnya, tiba-tiba suara telepon yang ada di rumah pun berdering.'Kriingg.. krinngg...'Bibik Minah dengan sigap berlari ke bawah untuk mengangkat telelpon yang berbunyi. "Halo dengan keluarga Bastian, saya Bibi Minah. Ada yang bisa dibantu.?""Halo bi Minah, ini saya Rendra. Tolong jangan beri tahu dulu soal ini ke Jessi ya bi. ""Ada apa memangnya tuan??." Bibi Minah penasaran dengan apa yang ingin Rendra katakan kepadanya.Pria yang menghubunginya sempat terdiam sejenak, mengambil napas dalam, untuk kemudian iya melanjutkan pembicaraan yang akan ia sampaikan "Bik, tuan Bastian Abraham telah dinyatakan tewas, akibat menjadi salah satu korban yang ada di kecelakaan pesawat.""Apa??. Itu pasti tidak benar kan tuan, itu tidak mungkin..!" Bik Minah teriak histeris mendengar kabar yang ia dapatkan dari Rendra." Ada apa Ryn?.." perlahan
lima belas menit perjalanan menuju Bandara tidak lagi terasa, mereka kini sudah sampai di Bandara. Jessica melihat sudah banyak sekali keluarga dan kerabat yang memenuhi Bandara. Diantaranya banyak sekali yang menangis, dan tak sedikit diantara mereka yang menangis histeris hingga pingsan."Papih dimana ya Bik?" tanya Jessica kepada bik Minah yang masih ikut mencari informasi dari orang-orang sekitar."Entahlah non, bibik tadi sudah banyak bertanya kepada petugas yang ada disana. Namun mereka belum bisa memberikan informasi non." ucap bik Minah"Sama non, bapak juga. Tadi bapak sudah tanyakan dengan pihak kepolisian. Mereka sedang memperdalam informasinya dulu. Baru setelah itu ia akan umumkan vSelang satu menit berlalu. Tiba tiba saja ibu mengigau dan berkata " semua ini salah kamu Ryn.. Semua ini karena kamu.." ' karena aku??' Ryn bertanya dalam hatinya." bu.. Ibu.. Sadar bu.." ia menggoyangkan badan ibu Ratih dan terus membangunkannya.selanjutnya..***Di dalam mobil, Pak Nurdi
Hanya hal yang menyakitkan sama halnya dengan menelan pil pahit, dan dia berpikir bawa dia akan merasakan kepahitan selama-lamanya. "Ahhhhh..." tiba tiba teriakan Ryn memekik dan mengejutkan para tamu undangan yang hadir.Ryn ingin berkata jujur dan menceritakan semua nya kepada Andrian, Yang suka mengumbar masalah ke sosial media, hingga pada akhirnya masalahnya tidak ditemukan solusi malah pertengkaran berjilid-jilid yang terjadi. Atas apa yang telah ia alami setelah seharian berada diluar.dia takut pernikahan nya nanti akan berantakan karena dia tidak memiliki perasaan sama sekali kepada suami nya. Mata Ryn terus menatap mereka. Entah apa yang ada dipikirannya. Namun raut wajah nya menggambarkan kebingungan. Wajah gadis itu tidak dapat terlihat oleh Ryn. Karena ia membelakangi nya.Mereka pun berbincang, namun Suaranya tidak dapat terdengar karena kalah dengan suara kendaraan yang melintas. Tak lama dari itu mereka pun masuk ke dalam rumah sakit.Tidak ada kebahagiaan sedikit pun
Didalam kamar yang sepi, tanpa ada orang yang menemani, status ku memanglah sudah menikah, namun aku tidak merasakan seutuhnya pernikahan ini, nikah atau tidak menikah sama saja. Aku masih sama, tidur dikamar sendiri tanpa sosok seorang istri. Istri yang kunikahi tak semata - mata menerima diriku dan mencintaiku, karena ia mencintai orang lain. Dan masih memikirkan mantan nya itu. Kata - kata Ryn barusan masih terngiang di telingaku, Aku terus memikirkan cara supaya Ryn dapat mengingat, separuh ingatan nya yang hilang itu, agar dia menyadari bahwa aku dan dirinya saling mencinta. Aku terus memikirkan nya hingga pagi menjelang.Aku menatap wajahku di depan cermin, mataku sembab, mungkin karena aku menangis semalam, atau aku tidak bisa tidur semalaman, entahlah aku tidak mengerti. Yang aku mengerti adalah. Aku benar - benar hancur, hatiku remuk namun aku hanya bisa pasrah dan mengalah, agar diriku masih bisa terus disamping wanitaku ini. Karena hanya bersama nya lah hidupku jadi berwar
Batin nya sungguh tertakan, bibirnya yang sedari tadi terkunci. menahan diri agar tidak berteriak, namun semua itu tak dapat ia lakukan.Untuk menutupi air matanya yang jatuh semakin deras, Ryn pun berusaha untuk tetap berada dipelukan sang ayah. Dan enggan untuk melepaskannya. Hanya dirinya yang sangat mengertiSedari dulu pelukan itu adalah pelukan ternyaman yang selalu Ryn dapatkan dari seorang Ayah.Betul kata orang, "seorang cinta pertama bagi anak perempuannya." begitu pula dengan Ryn. Ayah Wisnu adalah satu-satunya laki-laki yang selalu ada, disaat ia membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan pelukan hangat." Ryn, paman tau betul bagaimana Andrian yang . Karena paman pernah tinggal satu atap dengan nya. Andrian adalah sosok lelaki yang baik, penyayang, dan bertanggung jawab. Ia akan melakukan apapun demi orang yang ia sayangi. Jadi, percayalah dengan paman. Andrian aka menjadi seorang suami yang terbaik untuk kamu." ucapan ayah, bibi Hilma, dan juga paman Tomy semua hampir sa
" Nasi goreng mentega satu dengan telur ceplok setengah matang. Terus nasi gorengnya buatkan yang asin yaa mba. Karena istri saya sangat suka kalau nasi goreng nya itu asin." Andrian menyerobot omongan Ryn, dan memesankan makanan yang sesuai dengan apa yang ingin di kata kan oleh Ryn." baik pak" ucap pelayan itu.Ryn melirikan matanya sedikit ke arah Andrian. Dan kembali membuka mulutnya, " hmm.. Minuman nya saya pesan.." belum sempat menyelesaikan pesanannya Andrian kembali menyambar, ia memberitahu minuman apa yang akan Ryn pesan untuknya."Jus strawberry mba, ia.. Jus strawberry tapi jangan dipakaikan susu ya. Karena dia tidak menyukai susu, dan buat nya jangan terlalu manis ya mba, dia suka kalau jus strawberry nya lebih dominan asam." Andrian terus menyela omongan Ryn, dan mengedipkan sebelah mata nya ke arah Ryn.Ryn merasa tidak nyaman dengan ulah suaminya itu, dan merasa heran mengapa Andrian bisa mengetahui apa yang sering ia pesan jika sedang makan di restoran.Setelah sele