*Boooommmm…!!!
Rangkaian suara ledakan, menggema keras pada wilayah hutan sekitar air terjun, tempat dimana sebelumnya Arthur bermeditasi.
Ledakan-ledakan tersebut, tak lain berasal dari puluhan lemparan Dark Ball milik Arthur. Yang tanpa henti ia hujamkan kearah kawanan Demonic Beast berbentuk kadal raksasa di hadapannya.
*Slaaaassshhh…!!!
Selain lemparan Dark Ball, Arthur memberi selingan dalam setiap serangannya dengan melancarkan tebasan-tebasan cepat dimana selalu terarah pada kepala kadal-kadal yang berposisi dekat dengannya. Tebasan-tebasan tersebut, secara instan membunuh setiap kadal yang menerima serangan.
Aksi Arthur dalam membantai kawanan kadal berlanjut untuk beberapa waktu, sampai akhirnya kawanan kadal yang pada awal kemunculan nya berjumlah puluhan, sekarang cuma tersisa satu ekor.
Seekor kadal terakhir ini, tampaknya adalah Boss dari kawanan kadal yang tadi di bantai Arthur, karena ia memiliki ukuran tubuh yang tak biasa, dua kali lebih besar dari kadal-kadal yang lain.
Kini, dengan tubuh penuh bekas luka ledakan serta luka tebasan, sang Boss kadal menatap liar kearah Arthur, tampak sangat marah karena pemuda di hadapannya telah membantai semua kawanannya.
Mendapat tatapan liar tersebut, Arthur yang saat ini juga mendapat banyak luka dari pertempuran melawan puluhan kadal sebelumnnya, bukan merasa takut, tapi justru memasang ekspresi riang. Dengan seringai lebar pada wajahnya, Arthur yang merasa semakin tertantang karena mendapatkan lawan yang agak berat. Segera menerjang kedepan.
Melihat Arthur dengan ceroboh menerjang kearahnya, sang kadal yang tampak sama sekali tak menduga hal tersebut, sedikit memasang ekspresi bingung, sebelum digerakkan oleh instingnya, memutuskan untuk mengambil langkah sama, dengan cepat menerjang balik kearah Arthur.
Bentrokan antara Arthur melawan Boss Kadal pun tak terhindarkan. Keduanya bergerak cepat mencari celah dari gerakan lawannya masing-masing. Secara bergantian melancarkan serangan. Arthur dengan terus menebas sang Kadal, dan sang kadal yang mengandalkan ekor panjang berototnya terus memberi serangan bertenaga besar pada tubuh Arthur, terus mengibas-ngibaskan ekornya tersebut.
Pertarungan yang pada awalnya mengandalkan gerakan cepat mencari celah, kini secara tiba-tiba berubah menjadi perlombaan ketahanan fisik saat keduanya saling melancarkan serangan ke tubuh lawannya masing-masing secara bergantian.
"Hmmmm… jika terus begini, tak akan ada habisnya!" Dengus Arthur, saat merasa pertarungan berada pada titik buntu.
Sebenarnya, ia bisa saja melanjutkan perlombaan fisik antara dirinya dengan Boss kadal, menunggu siapa yang akan kehabisan tenaga terlebih dahulu untuk menentukan siapa pemenangnya. Terlebih Arthur sangat percaya diri dengan tubuh fisiknya karena telah melatih teknik awal dalam buku pertama Kegelapan Menaklukan Surga.
Dengan menguasai tahap awal dalam buku pertama, hal ini menyebabkan Arthur selain mampu mengendalikan atribut kegelapan lebih baik, juga membuat tubuh fisik Arthur di tempa oleh keganasan atribut kegelapan dalam proses nya. Berakhir menjadikan tubuh Arthur, mengalami kenaikan ketahanan fisik secara signifikan.
Namun, meskipun percaya diri dengan tubuhnya, Arthur menolak ide untuk belomba adu ketahan fisik dengan sang kadal, karena semenjak ia dan Boss kadal memulai pertempuran, Arthur yang dari tadi menyebarkan atribut kegelapan miliknya kesegala arah, kini mulai bisa merasakan kehadiran sekelompok Demonic Beast lain yang secara perlahan, dan dengan gerakan mengendap-ngendap, mulai mendekati lokasi pertempuran, mengawasi dengan sabar di lokasi aman.
Arthur bisa menduga, kelompok Demonic Beast yang baru saja datang tersebut, saat ini dengan cerdik sedang menunggu sampai pertempuran antara ia dan Boss kadal berakhir, menunggu keduanya kehabisan tenaga sebelum mulai maju untuk menyerang.
"Baiklah, aku akan sedikit bertaruh!" Gumam Arthur, tampak telah memutuskan sesuatu setelah terlihat berfikir sejenak.
"Kegelapan menguasai tubuh!" Kata Arthur kemudian.
Dan bersamaan dengan kata-kata nya tersebut, aliran Chi kegelapan yang ada di sekitar tubuh Arthur, tampak mulai bergejolak, kemudian dengan cepat menyebar untuk beberapa saat, sebelum kembali tertarik memasuki tubuh Arthur. Membuat tubuh bagian kaki sampai lutut, diselubungi Chi kegelapan sepenuhnya.
"Hmmmm… dengan tingkatanku sekarang, hanya bisa sampai lutut saja ya!" Gumam Arthur, berbicara pada dirinya sendiri sambil beberapa kali menghindari serangan sabetan ekor Boss kadal yang tanpa henti terarah padanya.
*Woooshhh….!!!
Setelah tampak bergumam pada dirinya sendiri, Arthur tiba-tiba membuat langkah mendadak, memanfaatkan aliran Chi kegelapan yang menyelubungi kakinya, ia bergerak lebih cepat, kembali menerjang kearah sang kadal yang tampak tak siap dengan langkah tiba-tiba Arthur tersebut.
Memanfaatkan momentum dari keterkejutan sang kadal, Arthur tanpa ampun mendaratkan tendangan keras pada kepala lawannya. Membuat sang kadang yang mendapat serangan telak pada bagian kepala, segera terpental jauh, hanya berhenti ketika menabrak sebuah pohon besar yang ada disekitar lokasi. Kadal ini mati seketika dengan kepala hancur.
Melihat serangannya berhasil, Arthur yang masih mempertahankan tekniknya, kembali bergerak cepat menyapu semua Demonic Core dari puluhan kadal yang tergeletak di tanah, memasukkan semuanya tanpa tersisa kedalam Spacial Ring. Termasuk juga tubuh raksasa Boss kadal.
Dan sesaat setelah merasa urusannya selesai, Arthur tanpa menunda bergerak cepat meninggalkan lokasi, sejauh yang ia bisa. Sebelum teknik yang sedang ia gunakan berakhir karena kehabisan Chi.
Seperti kata Arthur, ia sebelumnya telah melakukan taruhan besar. Dimana bila sang kadal tak mati dalam sekali serang, Arthur akan terancam kehabisan Chi dengan cepat karena memaksa mengeksekusi teknik yang seharusnya belum bisa ia gunakan dalam tingkat kultivasinya sekarang.
Bila hal itu benar-benar terjadi, maka tamat sudah riwayatnya, karena bila itu tidak sang Boss kadal yang menghabisinya, maka kelompok Demonic Beast yang sedang mengawasi pertarungan, akan menjadi makhluk yang menerkam Arthur.
Saat ini, Arthur masih terus bergerak cepat tanpa menoleh kebelakang, karena ia tahu kelompok Demonic Beast pasti sedang mengejarnya.
Dan setelah beberapa lama, bertepatan dengan habisnya simpanan Chi Arthur, ia bisa merasa bahwa kelompok Demonic Beast pengejarnya, tampak telah menyerah dalam usaha mereka. Tak bisa mengikuti pergerakan cepat Arthur yang meliuk-liuk pada rerimbunan hutan.
"Sialan, itu tadi benar-benar nyaris! Untungnya mereka adalah makhluk bodoh yang mudah menyerah!" Gumam Arthur, dengan nafas terengah-engah.
Sambil mencoba kembali mengatur nafas, Arthur terus melihat sekeliling, berusaha mencari tempat aman untuk mulai menghitung hasil kerja kerasnya hari ini.
"Hmmmm… kurasa disana akan aman!" Kata Arthur, begitu melihat sebuah celah yang berada pada sebuah tebing, dimana separuh dari celah, tertutup sebuah pohon raksasa.
"Hahahha… apa-apaan! Ini terlihat seperti sebuah Basecamp! Sungguh lingkungan alam yang unik! Baiklah, sudah kuputuskan, tempat ini akan menjadi markas rahasiaku!" Ucap Arthur, saat melihat celah yang berada di balik pohon, ternyata memiliki ukuran agak luas.
Tanpa banyak menunda waktu lagi, Arthur yang sudah mengambil posisi nyaman di dalam celah tebing, segera mengeluarkan semua hasil dari perburuan nya hari ini.
"Hmmmmm…. 98 Demonic Core, ditambah dengan Boss kadal, maka akan berjumlah 99! Lumayan! Tinggal 901 Demonic Core lagi!"
"Jika kecepatan berburu ku stabil, seharusnya dalam 10 hari kedepan target 1000 Demonic Core akan bisa terpenuhi, dan bila yang dikatakan Jiwa Kegelapan benar, maka dengan itu aku akan mampu membuka gerbang putih!"
"Aku sudah tak sabar untuk melakukan penjelajahan di dunia baru yang disebut Tartarus Land ini!" Gumam Arthur, dengan ekspresi wajah antusias.
Setelah bergumam, Arthur menyempatkan waktu untuk memilah-milah Demonic Core yang ia dapat, mengelompokkan nya dari yang memiliki aliran Chi terendah, sampai yang tertinggi.
Ia berencana menyerap yang terendah lebih dahulu agar proses penyerapan seluruh Demonic Core bisa berlangsung lebih mudah dan cepat.
(Satu minggu kemudian)*Wunggggg…..!!!Suara mendengung keras yang disertai dengan hembusan aura tak kasat mata, bergema disekitar cela tebing tempat Arthur bermeditasi. Ledakan aura ini, tak lain adalah efek dari terbentuknya gerbang putih di dalam ranah jiwa Arthur.Estimasi waktu yang semula diperkirakan Arthur akan butuh 10 hari untuk memenuhi target menyerap 1000 Demonic Core, ternyata bisa berjalan lebih cepat. Sama seperti apa yang di katakan oleh Jiwa kegelapan, Ranah jiwa Arthur yang beratribut kegelapan, mampu bertambah kuat beriringan dengan semakin banyaknya ia menyerap Demonic Core, menyebabkan setiap kali Arthur menambah Demonic Core yang ia serap, semakin kuat pula Ranah Jiwa nya.Bertambah kuatnya Ranah Jiwa Arthur, membuat fondasi kultivasi nya semakin kokoh, yang mana mempengaruhi kendali Arthur pada Chi kegelapan menjadi semakin baik.Dengan semakin baiknya kendali atas atribut ke
"Groooahhhh….!!!"Kadal raksasa yang kini berbentuk tulang belulang dengan di selimuti api hitam pada sekujur tubuhnya, mulai berteriak liar saat ia pertama kali keluar dari dalam kobaran Hell Fire."Hahahahha….! Bagus! Berhasil! Ini benar-benar memberiku perasaan nostalgia yang menyenangkan!" Seru Arthur, saat melihat makhluk dihadapannya."Baiklah! Mulai sekarang, namamu adalah Skull Lizard!" Kata Arthur, seraya kemudian membuat gerakan tangan mengibas.Dan bersamaan dengan gerakan tangannya tersebut, makhluk yang dinamai nya Skull Lizard, kembali mengaum liar untuk sesaat, sebelum mulai berubah menjadi kepulan api hitam dan kemudian menghilang."Hehhehe… Dengan Tartarus Land ini di penuhi oleh Demonic Beast, otak cemerlang ku ini memiliki beberapa gagasan luar biasa yang benar-benar membuat darahku menjadi panas! Aku tak sabar ingin segera memulainya!" Gumam Arthur, sambil memasang seringai lebar
*Boooommmm….!!!*Booommmm….!!!*Booommmm….!!!Suara rentetan ledakan, imbas dari pertempuran antara Arthur melawan Boss Serigala, menggema keras disekitar area tanah lapang. Selain menimbulkan ledakan keras yang menghancurkan tempat pertempuran, setiap bentrokan yang dibuat keduanya juga menyebabkan hembusan gelombang kuat. Baik Arthur maupun Boss Serigala, tampak memberikan semua yang mereka punya untuk memenangkan pertarungan."Dark Ball!"Teriak Arthur, segera mengeksekusi teknik serangan jarak jauhnya begitu melihat celah dalam gerakan Boss Serigala yang sedang sedikit mengambil nafas.Serangan tersebut, mendarat dengan telak pada wajah lawannya. Membuat Boss Serigala terdorong mundur beberapa langkah sambil mengusap-usap wajahnya yang berdarah."Auuuuuuu….!!" Lolongan kesakitan dari sang Boss Serigala, mulai terdengar begitu aliran Chi kegelapan yang mendarat d
(Tiga hari kemudian. Celah tebing, markas tersembunyi Arthur)*Wunnggg….!!!*Blaaaarrr….!!!Suara dengungan keras yang diakhiri dengan sebuah ledakan, menggema di sekitar lokasi. Kejadian ini menjadi pertanda dari terbukanya Pintu pertama dari Gerbang Putih dalam ranah jiwa Arthur."Hmmmm… sungguh sensasi yang luar biasa!" Gumam Arthur, saat merasakan aliran Chi disekitar tubuhnya, mulai bergerak liar memasuki pintu yang baru saja terbuka dalam ranah jiwanya. Terus mengisi ruang dalam pintu tersebut untuk beberapa saat, sampai akhirnya berhenti saat ruangan sudah penuh.Kejadian ini, segera menyebabkan cipratan liar dari kelebihan aliran Chi yang terdorong keluar, merembes pada sisi-sisi Gerbang jiwa."Lanjutkan untuk mengalirkan Chi pada Element Seed mu!"Saat Arthur masih menikmati sensasi yang ia rasakan, suara Barbatos tiba-tiba terdengar dari dalam ranah jiwany
"Hmmm… Apa yang sedang terjadi disana?"Tepat ketika sampai dikaki gunung, Arthur yang saat ini masih menikmati sensasi terbang tinggi diatas langit menunggangi Bangau api, segera mengerutkan kening saat pandangan matanya melihat tiga lelaki dewasa bermuka bengis, saat ini sedang mengejar seorang wanita muda.***(Kaki gunung)"Hahhaha… gadis muda, cepat berhenti! Itu akan percuma saja melarikan diri dari kami!" Teriak salah satu pria berwajah bengis. Perawakan pria ini, bertubuh kekar dengan wajah penuh bekas luka."Hahhaha…! Itu benar! Jangan sampai kami terpaksa melukai tubuh berhargamu itu!" Teriak pria berwajah bengis lain, yang memiliki perwakan tubuh lebih kecil dari pria sebelumnnya."Hmmmm… Dasar keras kepala! Jika saja pemimpin melarang kami melukaimu, dimana menyebabkan harga jual tubuhmu menjadi turun, aku sudah akan menghajarmu dari tadi!" Teriak pria bengis ketiga. Den
"Tuan muda, itu benar kau?" Seru sang gadis. Setelah menatap kearah Arthur dengan lekat beberapa saat."Tuan muda?" Sementara Arthur yang mendapat seruan dari sang gadis, justru segera memasang sikap bodoh, ia menoleh kebelakang. Mencari keberadaan orang lain di lokasi yang di panggil tuan muda oleh sang gadis.Bersamaan dengan sikap bodoh Arthur, sang gadis tampak maju satu langkah, kemudian mulai berlari cepat. Dengan keras memeluk Arthur secara tiba-tiba."Tuan muda, itu benar-benar kau! Syukurlah! Syukurlah aku bisa bertemu denganmu lagi!" Kata sang gadis sambil memeluk Arthur. Ia juga mulai menangis sesenggukan."Tuan muda? Aku?"Ditengah pelukan erat sang gadis, Arthur yang tak memberi pelukan balik, kini menjadi tertegun. Benar-benar tak memahami apa yang sebenarnya terjadi."Huhuhu….! Tolong berhenti bercanda tuan muda, aku tau kau tertekan karena hancurnya Klan! Tapi tolong
(Markas Bandit)"Hmmm… Kenapa ketiga orang itu belum kembali juga? Bila terjadi sesuatu pada gadis itu, lihat saja! Akan ku jadikan mereka bertiga sebagai contoh bagi yang lain! Berani sekali bermain-main denganku!" Dengus seorang pria berperakawan besar dan berkulit gelap.Pria yang sedang duduk diatas kursi kayu yang di desain khusus menyerupai singgasana ini, tampak memasang ekspresi kesal. Perawakannya yang tinggi besar, dikombinasi dengan salah satu matanya yang memiliki bekas luka menyeramkan, membuat sang pria tampak sangat gahar.Sementara disamping sang pria, pada kanan kirinya. Terdapat dua orang gadis cantik yang mengenakan pakaian sangat minim, begitu minim sampai tak mampu menutupi beberapa bagian intim tubuhnya. Pada leher kedua gadis ini, juga terpasang rantai besi yang ujung-ujungnya terikat pada kaki singgasana sang pria gahar.Dua gadis ini tampak memasang ekspresi senyum yang sangat terpaksa, samb
"Groaaahhh….!!!"Suara teriakan liar segera bermunculan dari berbagai arah saat Arthur selesai memanggil seluruh pasukan tulang api nya.Teriakan-teriakan tersebut, membuat beberapa wakil pemimpin Bandit secara tak sadar mengambil satu langkah mundur kebelakang."Iblis?""Setan?""Makhluk neraka?"Berbagai gumaman mulai terdengar diantara kelompok Bandit begitu melihat para pasukan Arthur. Ekspresi wajah setiap dari mereka berubah ngeri seketika.Hal ini di sebabkan tak lain karena selain wujud makhluk panggilan Arthur begitu menyeramkan, mereka juga mengeluarkan aura yang begitu buat, beberapa dari makhluk ini bahkan memiliki aura dari Demonic Beast kelas menengah tingkat rendah. Suatu eksistensi yang jarang di temui di wilayah pegunungan kabut hitam, dimana sebagian besar Demonic Beast yang hidup di wilayah ini hanya memiliki kekuatan pada kelas rendah tahap punca
Di dalam kawah, saat ini Theo terlihat tengah berdiri tegak tanpa luka, sambil menggendong Arthur yang telah kembali ke wujud normal di pundaknya. Seperti sedang membawa sekantung beras.Melihat keponakannya baik-baik saja, Bosweric segera merasa lega. Theo yang kini ada di hadapannya terlihat sangat berbeda dari yang dia kenal, meskipun secara fisik tak terlalu berubah, Bosweric bisa merasa aura yang di keluarkan Theo sangatlah dalam dan kuat. Belum lagi sorot matanya terus menerus mengeluarkan ketajaman yang seharusnya tak di miliki oleh anak seusianya. Ketajaman yang sama seperti milik ayahnya Lord Arduric. Bahkan menurut Bosweric melebihinya.Setiap orang disekitar lokasi masih termenung menatap Theo ketika dia tiba-tiba melemparkan Arthur yang ada di pundaknya kearah Master Dario."Ahhh.. tuan muda..!!!" Dengan sigap Master Dario menangkap Arthur dan segera memeriksa kondisinya. Terlihat sangat khawatir."Tenang saja, dia masih hidup untuk saat ini. Sege
"BOCAHHH..!! TENANGKAN DIRIMU…!!!" Teriak Theo lantang.Semua orang di sekitar lokasi segera termenung melihat kedatangan tiba-tiba pemuda di hadapan mereka."Hoooaaaaarrrrgggggggg….!!!! Siapa yang kau sebut bocahhh????" Arthur Wild kembali berteriak gila setelah berdiri."Siapa lagi? Kau bocah nakal tak berguna yang bahkan tak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri! Kau itu lebih bocah dari pada bocah! Dasar bocah ingusan." Kata Theo, sambil menatap remeh Arthur.Mendengar kata-kata Theo, mata hitam Arthur mulai melotot. Dia terlihat sangat marah."Siapa yang kau sebut bocah ingusan!!!!" Arthur berteriak marah, segera maju menerjang kearah Theo.Melihat bocah dihadapannya semakin menggila, Theo memasang kuda-kuda. Bersiap ikut menerjang kedepan. Menyambut serangan Arthur."Anak muda..!! Apa yang coba kau lakukan? Cepat menghindar! Itu berbahaya..!!" Bosweric yang k
"Ini berbahaya, bocah ini harus dihentikan, dia tak bisa mengontrol mana nya." Kata Theo.Setelah berkata demikian, Theo memerintahkan Jasia dan Kalina untuk tinggal di tempat. Dan segera pergi kelokasi pertempuran.***"Tuan muda, tenangkan dirimu."Seorang tetua dari house Wildbear terlihat sangat panik, dia terus berteriak kepada pemuda yang berdiri tak jauh di hadapannya untuk tenang."Diam…!!! Siapa tadi diantara kalian yang menyebutku bocah?"Pemuda di hadapan sang tetua bukannya semakin tenang, malah semakin liar memaki. Mana kegelapan mulai merembes keluar menutupi area sekitar pemuda tersebut.Mana kegelapan adalah yang paling ganas diantara semua jenis unsur mana. Unsur ini memiliki kemampuan untuk menyerap energi kehidupan di sekitarnya. Semua yang di lewati oleh unsur ini akan segera mengering dan mati."Ini gawat, tuan muda mulai kehila
"House Wildbear?"Jasia kemudian mulai menjelaskan, Hutan Pinus Beku saat ini terbagi menjadi 4 wilayah kekuasaan. Wilayah-wilayah ini di kuasai oleh 4 kelompok Knight, yakni house Alknight, Ironhead, Thrue Alknight, dan Wildbear.Keempat kelompok ini membagi Hutan Pinus Beku bagian luar dan bagian tengah menjadi wilayahnya masing-masing dengan mulai membangun Basecamp. Sementara wilayah bagian dalam hutan tidak ada yang menguasai. Spirit beast yang tinggal di wilayah dalam terlalu liar untuk diatasi oleh house manapun, sehingga tak ada yang berani membangun basecamp di wilayah bagian dalam hutan pinus beku. Wilayah ini akhirnya hanya menjadi tempat eksplorasi kelompok elite masing-masing house."Jadi seperti itu." Theo kini mulai mengerti.Setelah mendengarkan penjelasan Jasia, kini Theo mulai memperhatikan pertempuran kembali. Dia memperhatikan jalannya pertempuran dengan seksama untuk beberapa saat, sampai ada seorang pemuda dari house Wildbear yang menari
(Dalam beberapa chapter kedepan, menceritakan kehidupan lama Arthur di Gaia Land. Pertemuan awalnya dengan sang mentor. Theodoric Alknight)"Haaaahhh…. Haaahhh.. Haaaa….."Theo kini terbaring penuh luka, sedangkan lawannya juga terbaring, namun dengan kondisi yang lebih buruk dari pada Theo. Selain di dipenuhi luka, kedua tangan dan kedua kaki lawannya patah, dia sekarang sedang mengerang kesakitan dalam sebuah lubang tanah penuh retakan, tak jauh dari posisi Theo.Theo berhasil memenangkan pertempuran dengan banyak usaha dan menggunakan berbagai trik. Bertarung melawan seorang Immortal bumi, ternyata memanglah sudah menjadi batasan maksimal Theo.Melihat kondisinya sekarang, dia tak bisa membayangkan bila harus melawan dua Immortal bumi secara bersamaan. Dari pertarungan ini, dia menjadi sadar bahwa dirinya masih terlalu lemah. Hal ini membuatnya semakin terdorong untuk segera melakukan terobosan menjadi seorang Immortal.Untuk membantu house nya yang
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri."Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya."Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia."Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur.Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri.
*Wuuushhhh….!!!Arthur yang telah kembali membuka mata, kini mulai mencoba kemampuan baru yang ia dapatkan. Menggunakan pikiran, ia mengalirkan serbuk ungu aneh yang telah menjadi satu dengan Element Seed miliknya, untuk di manifestasikan kedunia nyata.Dari dalam pori-pori kulit Arthur, serbuk ungu saat ini tampak perlahan merembes keluar. Mulai menyelimuti seluruh tubuhnya."Hmmmm… Bahkan warna dari serbuk korosi Kunang-kunang penghancur yang kau miliki, saat ini tampak berbeda! Itu seharusnya berwarna kuning, bukannya ungu pekat seperti itu!" Ucap Cecilia, memberi tanggapan saat melihat serbuk ungu di sekitar tubuh Arthur."Warna tidaklah penting! Sekarang kita lihat, apa yang bisa dilakukan serbuk korosi ini!" Kata Arthur. Seraya kini mengarahkan gumpalan serbuk ungu yang menyelimuti seluruh tubuhnya, pada tumpukan mayat Demonic Beast hasil buruan Gro kecil yang tergeletak disalah satu sudut gua.Serbuk ungu yang saat ini dikendalikan Arthur, berger
*Booommm…!!!Suara dengungan keras, menjadi pertanda terbukanya pintu ketiga dalam Gerbang Jiwa Arthur. Dengan aura Kegelapan pekat menyelimuti seluruh tubuhnya. Arthur secara perlahan membuka mata."Akhirnya selesai juga!" Gumam Arthur.Ia kemudian melanjutkan dengan menstabilkan aliran Chi dalam tubuhnya yang masih bergejolak untuk beberapa saat, sebelum menghembuskan nafas panjang. Mengakhiri proses Kultivasinya."Cecilia, sudah berapa hari sejak aku memulai kultivasi?" Tanya Arthur kepada Cecilia yang saat ini sedang duduk bersila tak jauh di hadapannya."Tepat satu minggu!" Jawab Cecilia singkat."Hmmm… Lumayan lama juga! Ngomong-ngomong, dimana Gro kecil?" Tanya Arthur lagi, sambil mulai melihat sekeliling. Mencari keberadaan Gro kecil."Makhluk panggilanmu itu, benar-benar tak bisa diam! Setelah makan dan tidur, dia akan kembali berlari keluar, melakukan perb
"Hmmm… Gua yang cukup dalam!" Gumam Arthur, saat telah sampai di lokasi tempat persembunyian Cecilia, sebuah gua dengan aura aneh yang di selimuti oleh selubung kabut berwarna biru muda."Ini adalah gua yang kumaksud sebelumnya, tempat yang kutemukan secara tak sengaja! Entah kenapa setelah sampai di lokasi ini pertama kali secara tak sengaja beberapa tahun yang lalu, aku seperti mempunyai insting tertentu untuk bisa menemukan tempat ini lagi, meskipun selalu ada selubung kabut aneh yang menutup seluruh area!" Ucap Cecilia."Cukup aneh juga!" Jawab Arthur, setelah mendengar kalimat penjelasan Cecilia."Apa kau cukup yakin tak ada orang lain lagi yang tahu lokasi ini selain dirimu?" Tanya Arthur."Cukup yakin! Selama ini tak akan ada yang pernah bisa menemukanku saat sedang berada di dalam gua ini!" Jawab Cecilia."Baiklah kalau begitu, aku memerlukan waktu lumayan lama untuk memulihkan diri setelah ini, pertempuran di pusat kota sebelumnya, hampir mengu