"Groooahhhh….!!!"
Kadal raksasa yang kini berbentuk tulang belulang dengan di selimuti api hitam pada sekujur tubuhnya, mulai berteriak liar saat ia pertama kali keluar dari dalam kobaran Hell Fire.
"Hahahahha….! Bagus! Berhasil! Ini benar-benar memberiku perasaan nostalgia yang menyenangkan!" Seru Arthur, saat melihat makhluk dihadapannya.
"Baiklah! Mulai sekarang, namamu adalah Skull Lizard!" Kata Arthur, seraya kemudian membuat gerakan tangan mengibas.
Dan bersamaan dengan gerakan tangannya tersebut, makhluk yang dinamai nya Skull Lizard, kembali mengaum liar untuk sesaat, sebelum mulai berubah menjadi kepulan api hitam dan kemudian menghilang.
"Hehhehe… Dengan Tartarus Land ini di penuhi oleh Demonic Beast, otak cemerlang ku ini memiliki beberapa gagasan luar biasa yang benar-benar membuat darahku menjadi panas! Aku tak sabar ingin segera memulainya!" Gumam Arthur, sambil memasang seringai lebar menyeramkan. Tampak sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
"Hmmm… apa kau sudah kehilangan akalmu? Ekspresi wajah yang kau tunjukan sekarang benar-benar seperti seorang psikopat gila!" Kata Barbatos, tiba-tiba memberi komentar dari dalam ranah jiwa Arthur.
Mendengar Barbatos berbicara padanya, Arthur segera mengerutkan kening. "Ohhh… Barbatos, Lord dari ras iblis yang agung dan perkasa, ternyata dari tadi memperhatikan?"
"Kenapa sekarang kau menjadi begitu cerewet? Di kehidupan ku sebelumnnya, kau bahkan hampir tak pernah berbicara padaku ketika sedang tak kupanggil!" Kata Arthur, dengan intonasi nada mencibir.
"Bahhh….!!! Aku hanya penasaran dengan Tartarus Land ini! Tempat dimana Lord Kegelapan memindahkan roh mu! Tidak lebih!" Dengus Barbatos. Seraya kemudian memasuki Element Seed yang ada di dalam ranah jiwa Arthur. Mulai mengekstrak aliran Chi yang tertampung didalamnya untuk diubah menjadi energi Mana.
"Hmmm.. begitu lebih baik! Kau akan tampak berguna!" Kata Arthur, begitu Barbatos mulai mengekstrak aliran Chi yang di salurkannya.
"Hmmmm… bocah! Sekali lagi kau berkata seperti itu! Seolah aku adalah pelayanmu! Aku bersumpah akan memberimu pelajaran yang tak terlupakan!"
"Asal kau tahu, aku mengekstrak hanya untuk memenuhi kebutuhan makanku! Tidak kurang dan tidak lebih!" Dengus Barbatos. Dengan ekspresi wajah menyeramkan.
"Ahhhh… Jadi kau mengamcamku? Bagaiman bila aku berhenti mengalirkan Chi kedalam Element Seed, apa yang nantinya akan kau ekstrak dan kau makan?" Tanya Arthur, menemukan bahan untuk mengancam balik Barbatos.
"Kauu….!" Barbatos yang mendengarnya, segera menjadi kesal.
Bagaimanapun yang di katakan bocah ini adalah benar adanya. Tak seperti dunia sebelumnnya dimana aliran energi Mana bisa ditemukan dimanapun, hampir seperti udara yang bisa di hirup kapan saja. Di Tartarus Land, tak ada sama sekali energi Mana yang merupakan sumber makanan Barbatos. Menyebabkan ia hanya bisa bergantung pada Arthur untuk menyalurkan energi Chi kedalam Element Seed, sehingga ia bisa mengekstrak aliran Chi itu menjadi energi Mana.
Setelah tampak kesal untuk beberapa saat, Barbatos tiba-tiba tampak mulai tersenyum, seperti menemukan bahan untuk membalas kata-kata ancaman Arthur.
"Hmmmm... Bocah! Bila kau tak mengalirkan Chi kedalam Element Seed, itu juga tak masalah buatku, paling aku hanya akan kembali tidur untuk menghemat tenaga! Dan bila itu terjadi, tak akan ada energi Mana yang tersimpan dalam Element Seedmu! Dimana artinya, kau tak akan bisa menggunakan Hell Fire ku! Hehhehe…!" Ucap Barbatos, diakhiri dengan tawa aneh penuh kemenangan. Ia sangat tahu bahwa Arthur sangat membutuhkan Hell Fire miliknya.
Kondisi tersebut, membuat situasi menjadi buntu, dimana ternyata baik Arthur maupun Barbatos, saling membutuhkan satu sama lain.
Barbatos membutuhkan Arthur untuk menyalurkan Chi kedalam Element Seed guna mendapat suplai makanan, sementara Arthur membutuhkan aliran Mana yang di ekstrak oleh Barbatos, untuk mengaktifkan teknik Hell Fire nya.
"Bahhhh… tetap saja itu tak membuat posisi mu lebih tinggi dari pada aku!" Dengus Arthur, kemudian mulai tak memperdulikan Barbatos yang saat ini masih tertawa aneh di dalam Element Seednya.
Bersamaan dengan sergahan terakhir Arthur barusan, ia mulai bergerak meninggalkan celah tebing yang dalam beberapa hari terakhir ini menjadi markas rahasianya. Berencana memulai lagi perburuan.
Setelah keluar dari celah tebing, Arthur segera bergerak cepat kesuatu arah, seperti telah memutuskan target yang akan ia buru pada hari itu.
Arthur yang kini mulai hafal dengan medan hutan tempatnya berada, bergerak tanpa hambatan menghindari beberapa sarang Demonic Beast yang saat ini memiliki kelas terlalu tinggi. Tak mampu ia hadapi. Sampai akhirnya, gerakan cepat Arthur, mulai melambat ketika ia mendekati sebuah area tanah kosong dimana ditengah area tersebut, terdapat sebuah pohon raksasa. Pada bagian tengah pohon sendiri, tampak satu lubang besar.
"Hmmmm… terakhir kali kesini beberapa hari yang lalu, aku masih terlalu lemah! Namun, sekarang, setelah berhasil membuat Gerbang Putih, ditambah dengan Hell Fire dan Skull Lizard, kurasa akan cukup untuk mengatasi kawanan tersebut!" Gumam Arthur.
Arthur tampak masih mengamati lubang di tengah pohon besar untuk beberapa saat, sampai akhirnya memutuskan untuk membuat langkah pertama, dengan cepat menerjang kearah pohon tersebut.
*Boooommmm….!!!
Dan tanpa ragu, setelah sampai dilokasi pohon raksasa, ia melancarkan pukulan keras pada tubuh pohon, menyebabkan goncangan hebat. Sebelum kembali melompat mundur, mengambil beberapa jarak dari lubang yang berada di tengah pohon.
Pohon raksasa masih bergetar hebat selesai Arthur mengambil posisi aman, sampai kemudian getaran tersebut mulai sedikit mereda.
Bersamaan dengan mereda nya getaran pada pohon raksasa, dari balik lubang, kawanan Demonic Beast berbentuk serigala hitam mulai berhamburan keluar. Menyebar cepat mengepung Arthur, kawanan ini mulai mengerang dan melolong, tampak sangat marah, memberi tatapan liar kearah Arthur. Pohon raksasa tersebut, ternyata adalah sarang dari kawanan Serigala hitam ini.
Arthur sendiri yang mendapat kepungan tiba-tiba, kini justru memasang ekspresi tak peduli, sorot matanya dengan tajam memandang kearah lubang yang berada di tengah pohon, tempat dimana kawanan Demonic Beast berbentuk serigala ini tadi keluar.
Dan setelah beberapa saat, sesosok Demonic Beast yang juga berbentuk Serigala hitam, namun memiliki tubuh lebih besar dengan dua tanduk raksasa dikepala, serta banyak luka pada area wajahnya. Kini perlahan berjalan keluar dari dalam lubang tersebut.
"Hehehhe…! Akhirnya kau muncul juga! Di pertempuran terakhir, aku mungkin tak bisa mengalahkan mu! Namun akan berbeda untuk saat ini!" Gumam Arthur. Seraya kemudian mulai mengeluarkan Hell Fire dari ujung jari telunjuk nya. Dengan cepat memanggil Skull Lizard.
"Groooahhhh….!!!"
Skull Lizard yang baru saja keluar, segera berteriak keras. Bersamaan dengan teriakannya ini, api hitam yang menyelimuti tubuhnya, juga mulai terbakar lebih intens.
"Skull Lizard! Kau urus kawanan Serigala disekitar! Aku akan menghadapi Boss nya yang ada disana!" Kata Arthur, kemudian tanpa menunda, sambil mempertahankan aliran Hell Fire di ujung jarinya, segera menerjang kedepan.
*Wooooshhhh….!!!!
Mendapat perintah dari Arthur, Skull Lizard langsung menyemburkan api hitam dari dalam mulutnya. Membakar kawanan serigala yang ada di hadapannya. Dan seolah serangan tersebut masih kurang, makhluk ini mulai mengalirkan api hitam yang lebih intens, kearah ekor berbentuk tulangnya yang panjang dan besar. Diakhiri dengan menyabetkan ekor besar berselimut api hitam intens tersebut dengan liar kesegala arah.
"Auuuuuuu…..!!!"
Kawanan Serigala yang menerima serangan ini, segera melolong kesakitan, melompat kesana-kemari menghindar sambil beberapa kali berupaya melancarkan serangan balik. Yang justru berakhir melukai tubuh mereka sendiri karena harus bersentuhan dengan tubuh tulang belulang Skull Lizard yang diselimuti api hitam.
*Boooommmm….!!!
Sementara di lokasi lain, Arthur menggunakan telapak tangan kanannya yang dialiri Hell Fire, mendaratkan pukulan pertama pada wajah Boss Serigala.
Pukulan tersebut, sekaligus menjadi pertanda bahwa duel antara Arthur dan sang Boss Serigala, secara resmi dimulai.
*Boooommmm….!!!*Booommmm….!!!*Booommmm….!!!Suara rentetan ledakan, imbas dari pertempuran antara Arthur melawan Boss Serigala, menggema keras disekitar area tanah lapang. Selain menimbulkan ledakan keras yang menghancurkan tempat pertempuran, setiap bentrokan yang dibuat keduanya juga menyebabkan hembusan gelombang kuat. Baik Arthur maupun Boss Serigala, tampak memberikan semua yang mereka punya untuk memenangkan pertarungan."Dark Ball!"Teriak Arthur, segera mengeksekusi teknik serangan jarak jauhnya begitu melihat celah dalam gerakan Boss Serigala yang sedang sedikit mengambil nafas.Serangan tersebut, mendarat dengan telak pada wajah lawannya. Membuat Boss Serigala terdorong mundur beberapa langkah sambil mengusap-usap wajahnya yang berdarah."Auuuuuuu….!!" Lolongan kesakitan dari sang Boss Serigala, mulai terdengar begitu aliran Chi kegelapan yang mendarat d
(Tiga hari kemudian. Celah tebing, markas tersembunyi Arthur)*Wunnggg….!!!*Blaaaarrr….!!!Suara dengungan keras yang diakhiri dengan sebuah ledakan, menggema di sekitar lokasi. Kejadian ini menjadi pertanda dari terbukanya Pintu pertama dari Gerbang Putih dalam ranah jiwa Arthur."Hmmmm… sungguh sensasi yang luar biasa!" Gumam Arthur, saat merasakan aliran Chi disekitar tubuhnya, mulai bergerak liar memasuki pintu yang baru saja terbuka dalam ranah jiwanya. Terus mengisi ruang dalam pintu tersebut untuk beberapa saat, sampai akhirnya berhenti saat ruangan sudah penuh.Kejadian ini, segera menyebabkan cipratan liar dari kelebihan aliran Chi yang terdorong keluar, merembes pada sisi-sisi Gerbang jiwa."Lanjutkan untuk mengalirkan Chi pada Element Seed mu!"Saat Arthur masih menikmati sensasi yang ia rasakan, suara Barbatos tiba-tiba terdengar dari dalam ranah jiwany
"Hmmm… Apa yang sedang terjadi disana?"Tepat ketika sampai dikaki gunung, Arthur yang saat ini masih menikmati sensasi terbang tinggi diatas langit menunggangi Bangau api, segera mengerutkan kening saat pandangan matanya melihat tiga lelaki dewasa bermuka bengis, saat ini sedang mengejar seorang wanita muda.***(Kaki gunung)"Hahhaha… gadis muda, cepat berhenti! Itu akan percuma saja melarikan diri dari kami!" Teriak salah satu pria berwajah bengis. Perawakan pria ini, bertubuh kekar dengan wajah penuh bekas luka."Hahhaha…! Itu benar! Jangan sampai kami terpaksa melukai tubuh berhargamu itu!" Teriak pria berwajah bengis lain, yang memiliki perwakan tubuh lebih kecil dari pria sebelumnnya."Hmmmm… Dasar keras kepala! Jika saja pemimpin melarang kami melukaimu, dimana menyebabkan harga jual tubuhmu menjadi turun, aku sudah akan menghajarmu dari tadi!" Teriak pria bengis ketiga. Den
"Tuan muda, itu benar kau?" Seru sang gadis. Setelah menatap kearah Arthur dengan lekat beberapa saat."Tuan muda?" Sementara Arthur yang mendapat seruan dari sang gadis, justru segera memasang sikap bodoh, ia menoleh kebelakang. Mencari keberadaan orang lain di lokasi yang di panggil tuan muda oleh sang gadis.Bersamaan dengan sikap bodoh Arthur, sang gadis tampak maju satu langkah, kemudian mulai berlari cepat. Dengan keras memeluk Arthur secara tiba-tiba."Tuan muda, itu benar-benar kau! Syukurlah! Syukurlah aku bisa bertemu denganmu lagi!" Kata sang gadis sambil memeluk Arthur. Ia juga mulai menangis sesenggukan."Tuan muda? Aku?"Ditengah pelukan erat sang gadis, Arthur yang tak memberi pelukan balik, kini menjadi tertegun. Benar-benar tak memahami apa yang sebenarnya terjadi."Huhuhu….! Tolong berhenti bercanda tuan muda, aku tau kau tertekan karena hancurnya Klan! Tapi tolong
(Markas Bandit)"Hmmm… Kenapa ketiga orang itu belum kembali juga? Bila terjadi sesuatu pada gadis itu, lihat saja! Akan ku jadikan mereka bertiga sebagai contoh bagi yang lain! Berani sekali bermain-main denganku!" Dengus seorang pria berperakawan besar dan berkulit gelap.Pria yang sedang duduk diatas kursi kayu yang di desain khusus menyerupai singgasana ini, tampak memasang ekspresi kesal. Perawakannya yang tinggi besar, dikombinasi dengan salah satu matanya yang memiliki bekas luka menyeramkan, membuat sang pria tampak sangat gahar.Sementara disamping sang pria, pada kanan kirinya. Terdapat dua orang gadis cantik yang mengenakan pakaian sangat minim, begitu minim sampai tak mampu menutupi beberapa bagian intim tubuhnya. Pada leher kedua gadis ini, juga terpasang rantai besi yang ujung-ujungnya terikat pada kaki singgasana sang pria gahar.Dua gadis ini tampak memasang ekspresi senyum yang sangat terpaksa, samb
"Groaaahhh….!!!"Suara teriakan liar segera bermunculan dari berbagai arah saat Arthur selesai memanggil seluruh pasukan tulang api nya.Teriakan-teriakan tersebut, membuat beberapa wakil pemimpin Bandit secara tak sadar mengambil satu langkah mundur kebelakang."Iblis?""Setan?""Makhluk neraka?"Berbagai gumaman mulai terdengar diantara kelompok Bandit begitu melihat para pasukan Arthur. Ekspresi wajah setiap dari mereka berubah ngeri seketika.Hal ini di sebabkan tak lain karena selain wujud makhluk panggilan Arthur begitu menyeramkan, mereka juga mengeluarkan aura yang begitu buat, beberapa dari makhluk ini bahkan memiliki aura dari Demonic Beast kelas menengah tingkat rendah. Suatu eksistensi yang jarang di temui di wilayah pegunungan kabut hitam, dimana sebagian besar Demonic Beast yang hidup di wilayah ini hanya memiliki kekuatan pada kelas rendah tahap punca
"Tuan muda Arthur! Terima kasih! Aku tak tahu bagaimana kau bisa tumbuh menjadi begitu kuat! Tapi ini mungkin berkah dari surga atas semua cobaan yang dialami keluarga kita!""Dengan kekuatan barumu itu, kau bisa membangun ulang Klan Macan Kumbang Illahi, dan menuntut balas atas Klan-klan picik yang telah menghancurkan keluarga kita!" Kata salah satu tetua Klan Macan Kumbang Illahi. Pria tua ini begitu bersemangat saat menyampaikan kalimatnya.Mendengar itu, Arthur yang saat ini tengah sibuk menghitung tumpukan harta yang berhasil ia jarah dari gudang harta kawanan Bandit. Segera menoleh untuk menatap kearah sang pria tua."Hmmmm… Apakah kau tak lihat aku sedang sibuk? Benar-benar mengganggu moodku saja!" Dengus Arthur. Kemudian mengabaikan sang tetua yang tampak masih tertegun. Benar-benar tak menyangka bahwa Arthur akan menanggapinya seperti itu.Arthur segera kembali menghitung tumpukan hartanya setelah mengabaik
"Token ini merupakan kunci ruang rahasia dari Klan Macan Kumbang Illahi, dimana di dalamnya tersimpan harta paling berharga milik Klan!" Kata sang tetua. Yang langsung disambut kerutan dahi oleh Arthur."Harta paling berharga?" Kata Arthur. Tak bisa menyembunyikan ekspresi wajah antusias nya begitu mendengar kata harta berharga dari mulut sang tetua Klan."Memang harta berharga macam apa? Lagipula bukankah Klan sudah hancur? Semua harta pasti sudah di rampas oleh musuh!" Lanjut Arthur, ekspresi antusianya berubah menjadi malas saat mengingat fakta tersebut."Kurasa tidak seperti itu tuan muda! Ruang rahasia ini berada di lokasi paling tersembunyi yang hanya akan di ketahui keturunan resmi, dan kurasa ayah anda pasti pernah menunjukkan lokasi tersebut pada anda!""Bahkan tempat ini dianggap ruangan suci bagi seluruh anggota Klan, sehingga kami dilarang untuk bahkan menyebut nama ruangan tersebut, khawatir akan mengot
Di dalam kawah, saat ini Theo terlihat tengah berdiri tegak tanpa luka, sambil menggendong Arthur yang telah kembali ke wujud normal di pundaknya. Seperti sedang membawa sekantung beras.Melihat keponakannya baik-baik saja, Bosweric segera merasa lega. Theo yang kini ada di hadapannya terlihat sangat berbeda dari yang dia kenal, meskipun secara fisik tak terlalu berubah, Bosweric bisa merasa aura yang di keluarkan Theo sangatlah dalam dan kuat. Belum lagi sorot matanya terus menerus mengeluarkan ketajaman yang seharusnya tak di miliki oleh anak seusianya. Ketajaman yang sama seperti milik ayahnya Lord Arduric. Bahkan menurut Bosweric melebihinya.Setiap orang disekitar lokasi masih termenung menatap Theo ketika dia tiba-tiba melemparkan Arthur yang ada di pundaknya kearah Master Dario."Ahhh.. tuan muda..!!!" Dengan sigap Master Dario menangkap Arthur dan segera memeriksa kondisinya. Terlihat sangat khawatir."Tenang saja, dia masih hidup untuk saat ini. Sege
"BOCAHHH..!! TENANGKAN DIRIMU…!!!" Teriak Theo lantang.Semua orang di sekitar lokasi segera termenung melihat kedatangan tiba-tiba pemuda di hadapan mereka."Hoooaaaaarrrrgggggggg….!!!! Siapa yang kau sebut bocahhh????" Arthur Wild kembali berteriak gila setelah berdiri."Siapa lagi? Kau bocah nakal tak berguna yang bahkan tak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri! Kau itu lebih bocah dari pada bocah! Dasar bocah ingusan." Kata Theo, sambil menatap remeh Arthur.Mendengar kata-kata Theo, mata hitam Arthur mulai melotot. Dia terlihat sangat marah."Siapa yang kau sebut bocah ingusan!!!!" Arthur berteriak marah, segera maju menerjang kearah Theo.Melihat bocah dihadapannya semakin menggila, Theo memasang kuda-kuda. Bersiap ikut menerjang kedepan. Menyambut serangan Arthur."Anak muda..!! Apa yang coba kau lakukan? Cepat menghindar! Itu berbahaya..!!" Bosweric yang k
"Ini berbahaya, bocah ini harus dihentikan, dia tak bisa mengontrol mana nya." Kata Theo.Setelah berkata demikian, Theo memerintahkan Jasia dan Kalina untuk tinggal di tempat. Dan segera pergi kelokasi pertempuran.***"Tuan muda, tenangkan dirimu."Seorang tetua dari house Wildbear terlihat sangat panik, dia terus berteriak kepada pemuda yang berdiri tak jauh di hadapannya untuk tenang."Diam…!!! Siapa tadi diantara kalian yang menyebutku bocah?"Pemuda di hadapan sang tetua bukannya semakin tenang, malah semakin liar memaki. Mana kegelapan mulai merembes keluar menutupi area sekitar pemuda tersebut.Mana kegelapan adalah yang paling ganas diantara semua jenis unsur mana. Unsur ini memiliki kemampuan untuk menyerap energi kehidupan di sekitarnya. Semua yang di lewati oleh unsur ini akan segera mengering dan mati."Ini gawat, tuan muda mulai kehila
"House Wildbear?"Jasia kemudian mulai menjelaskan, Hutan Pinus Beku saat ini terbagi menjadi 4 wilayah kekuasaan. Wilayah-wilayah ini di kuasai oleh 4 kelompok Knight, yakni house Alknight, Ironhead, Thrue Alknight, dan Wildbear.Keempat kelompok ini membagi Hutan Pinus Beku bagian luar dan bagian tengah menjadi wilayahnya masing-masing dengan mulai membangun Basecamp. Sementara wilayah bagian dalam hutan tidak ada yang menguasai. Spirit beast yang tinggal di wilayah dalam terlalu liar untuk diatasi oleh house manapun, sehingga tak ada yang berani membangun basecamp di wilayah bagian dalam hutan pinus beku. Wilayah ini akhirnya hanya menjadi tempat eksplorasi kelompok elite masing-masing house."Jadi seperti itu." Theo kini mulai mengerti.Setelah mendengarkan penjelasan Jasia, kini Theo mulai memperhatikan pertempuran kembali. Dia memperhatikan jalannya pertempuran dengan seksama untuk beberapa saat, sampai ada seorang pemuda dari house Wildbear yang menari
(Dalam beberapa chapter kedepan, menceritakan kehidupan lama Arthur di Gaia Land. Pertemuan awalnya dengan sang mentor. Theodoric Alknight)"Haaaahhh…. Haaahhh.. Haaaa….."Theo kini terbaring penuh luka, sedangkan lawannya juga terbaring, namun dengan kondisi yang lebih buruk dari pada Theo. Selain di dipenuhi luka, kedua tangan dan kedua kaki lawannya patah, dia sekarang sedang mengerang kesakitan dalam sebuah lubang tanah penuh retakan, tak jauh dari posisi Theo.Theo berhasil memenangkan pertempuran dengan banyak usaha dan menggunakan berbagai trik. Bertarung melawan seorang Immortal bumi, ternyata memanglah sudah menjadi batasan maksimal Theo.Melihat kondisinya sekarang, dia tak bisa membayangkan bila harus melawan dua Immortal bumi secara bersamaan. Dari pertarungan ini, dia menjadi sadar bahwa dirinya masih terlalu lemah. Hal ini membuatnya semakin terdorong untuk segera melakukan terobosan menjadi seorang Immortal.Untuk membantu house nya yang
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri."Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya."Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia."Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur.Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri.
*Wuuushhhh….!!!Arthur yang telah kembali membuka mata, kini mulai mencoba kemampuan baru yang ia dapatkan. Menggunakan pikiran, ia mengalirkan serbuk ungu aneh yang telah menjadi satu dengan Element Seed miliknya, untuk di manifestasikan kedunia nyata.Dari dalam pori-pori kulit Arthur, serbuk ungu saat ini tampak perlahan merembes keluar. Mulai menyelimuti seluruh tubuhnya."Hmmmm… Bahkan warna dari serbuk korosi Kunang-kunang penghancur yang kau miliki, saat ini tampak berbeda! Itu seharusnya berwarna kuning, bukannya ungu pekat seperti itu!" Ucap Cecilia, memberi tanggapan saat melihat serbuk ungu di sekitar tubuh Arthur."Warna tidaklah penting! Sekarang kita lihat, apa yang bisa dilakukan serbuk korosi ini!" Kata Arthur. Seraya kini mengarahkan gumpalan serbuk ungu yang menyelimuti seluruh tubuhnya, pada tumpukan mayat Demonic Beast hasil buruan Gro kecil yang tergeletak disalah satu sudut gua.Serbuk ungu yang saat ini dikendalikan Arthur, berger
*Booommm…!!!Suara dengungan keras, menjadi pertanda terbukanya pintu ketiga dalam Gerbang Jiwa Arthur. Dengan aura Kegelapan pekat menyelimuti seluruh tubuhnya. Arthur secara perlahan membuka mata."Akhirnya selesai juga!" Gumam Arthur.Ia kemudian melanjutkan dengan menstabilkan aliran Chi dalam tubuhnya yang masih bergejolak untuk beberapa saat, sebelum menghembuskan nafas panjang. Mengakhiri proses Kultivasinya."Cecilia, sudah berapa hari sejak aku memulai kultivasi?" Tanya Arthur kepada Cecilia yang saat ini sedang duduk bersila tak jauh di hadapannya."Tepat satu minggu!" Jawab Cecilia singkat."Hmmm… Lumayan lama juga! Ngomong-ngomong, dimana Gro kecil?" Tanya Arthur lagi, sambil mulai melihat sekeliling. Mencari keberadaan Gro kecil."Makhluk panggilanmu itu, benar-benar tak bisa diam! Setelah makan dan tidur, dia akan kembali berlari keluar, melakukan perb
"Hmmm… Gua yang cukup dalam!" Gumam Arthur, saat telah sampai di lokasi tempat persembunyian Cecilia, sebuah gua dengan aura aneh yang di selimuti oleh selubung kabut berwarna biru muda."Ini adalah gua yang kumaksud sebelumnya, tempat yang kutemukan secara tak sengaja! Entah kenapa setelah sampai di lokasi ini pertama kali secara tak sengaja beberapa tahun yang lalu, aku seperti mempunyai insting tertentu untuk bisa menemukan tempat ini lagi, meskipun selalu ada selubung kabut aneh yang menutup seluruh area!" Ucap Cecilia."Cukup aneh juga!" Jawab Arthur, setelah mendengar kalimat penjelasan Cecilia."Apa kau cukup yakin tak ada orang lain lagi yang tahu lokasi ini selain dirimu?" Tanya Arthur."Cukup yakin! Selama ini tak akan ada yang pernah bisa menemukanku saat sedang berada di dalam gua ini!" Jawab Cecilia."Baiklah kalau begitu, aku memerlukan waktu lumayan lama untuk memulihkan diri setelah ini, pertempuran di pusat kota sebelumnya, hampir mengu