Share

220. Penolakan Tegas

"Sialnya nggak bisa, Lun."

Kaluna spontan memundurkan badannya lebih jauh dari Cakra, dia tidak menyangka Cakra mengatakan kalimat itu. Sebuah kalimat yang tidak Kaluna sukai karena akan membuat ia kesal.

Kaluna langsung mengubah posisinya menjadi menghadap pintu lift, matanya memandang lurus ke depan dan seolah tidak mempedulikan keadaan Cakra.

Cakra menghela napas keras seolah mencari perhatian dari Kaluna, "Kenapa? Kamu nggak suka aku nggak bisa lupain kamu?"

"Kamu suami orang, Cakra ... kamu harusnya malu ngomong kaya gitu," ucap Kaluna ketus sambil menyilangkan kedua tangan di dada dan terus melihat ke depan. Kaluna mamaki di dalam hati karena lift yang ia tumpangi terasa sangat lambat. Ia sudah tidak nyaman berada di sana, ia ingin pergi secepatnya dari sana meninggalkan Cakra.

"Iya, harusnya aku malu. Aku harusnya malu masih ingat sama kamu padahal aku sudah menikah." Tanpa sadar Cakra melihat cincin pernihakan miliknya yang melingkar di jari manis tangannya. Cincin itu sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Neng Ade
jangan ke goda lun mnding c Jo kmna2 ,setia lagi GK gampngn5
goodnovel comment avatar
Tuti Amaliyah
apa sih Cakra memaksakan kehendak......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status