Beranda / Romansa / Sentuhan Cinta / BAB 34. Tidak Ada Ketenangan

Share

BAB 34. Tidak Ada Ketenangan

Penulis: Miracle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ririn keluar dari kamar hotel hanya untuk menghilangkan rasa lapar yang melanda perutnya ini. Saat dirinya sudah keluar dari kamar.

Mata Ririn melihat sekeliling dan sangat waspada, karena dirinya harus waspada akan kemunculan dari Ares

Pria bernama Ares itu selalu datang disaat yang tak terduga sama sekali. Ares hanya berharap kalau dirinya tak melihat wajah Ares.

Akhirnya sampailah Ririn di tempat dimana berbagai macam makanan dann minuman berada. Ririn tersenyum senang, saat dirinya melihat makanan.

Ririn mengambil makanan secukupnya saja dan tak lupa minuman. Ririn terdiam dengan mata yang sedang melihat sekeliling.

Mata Ririn sedang mencari tempat yang bagus, saat Rirrin melihat tempat duduk dengan pandangan langsung ke arah pantai.

Ririn dengan cepat melangkah mendekati untuk duduk dan menghabiskan sarapan paginya ini.

Ririn makan d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sentuhan Cinta   BAB 35. Kedekataan

    Ririn yang tadi matanya hanya menatap pemandangan pantai. Dengan sangat cepat menatap Roy, saat mendengar nominal uang.Ririn menelan ludahnya, saat nominal disebutkan sama Roy. Jiwa Ririn bergejolak dengan sangat tergiur dengan harganya."Tidak," cicit Ririn yang masih jual mahal sama pria yang ada didepannya ini."Oke, 1 jam 1000 dollar. Deal tidak?" Roy menggulurkan tangannya kepada wanita bernama Ririn.Glek."Oke deal." Ririn yang mambalas jabat tangan Roy, sebagai tanda dirinya setuju dengan perjanjian ini.Roy terkekeh saat melihat raut wajah wanita itu senang sekali. "Tadi saja menolak," sindir Roy."Rezeki banyak ga boleh di tolak," timpal Ririn seraya tersenyum."Hanya menemani jalan-jalankan?" Ririn yang memastikannya."Iya, elu harus menemani gue jalan-jalan selama 5 jam. Elu harus ber

  • Sentuhan Cinta   BAB 36. Perasaan Yang Tak Nyaman

    Hari-hari terkakhir yang dilewati Ririn selama berada di Hawai, hanya bersama dengan Roy yang mana membayarnya, agar bisa membuat suasana hati Roy menjadi lebih baik.Selama 3 hari ini, dirinya sudah menghasilkan uang yang banyak sekali dari pria bernama Roy itu.Sesuai perjanjian, Ririn hanya menemani selama 3 hari saja. Karena Ririn akan bersenang-senang lagi dengan dirinya sendiri, tanpa diganggu sama orang lain.Ririn sekarang berada didalam kamar hotel sambil menghitung uang hasil kerja kerasanya membuat mood Roy menjadi naik.Ririn mendapatkan 15000 dollar, sungguh uang yang banyak sekali. Uang hasil dari memasak saja, tak sebanyak uang ini.Ririn tiba-tiba saja terdiam, saat dirinya menyadari kalau sisa waktunya berada di Hawai hanya 3 hari saja.Setelah itu, dirinya akan kembali ke negaranya tercinta dan meninggalkan banyak hal yang menarik dan tidak

  • Sentuhan Cinta   BAB 37. Bersenang-senang

    "Roy!!" teriak Ririn.Ririn malah di tarik paksa sama Roy dan membuatnya mengikuti Roy, yang entah kemana akan membawa dirinya ini."Roy lepaskan tangan gue!! sekarang gue sangat tidak mood untuk bermain sama elu.""Mood elu jelek bukan? gue akan menolong elu kali ini, dengan menaikan mood itu lagi." Roy yang masih menarik tangan Ririn.Ririn hanya bisa mengikuti saja Roy yang entah kemana akan membawanya ini. "Mau kemana?" Ririn yang sudah berada di dalam mobil Roy."Bersenang-senang dalam versi gue, pasti elu akan melupakan banyak hal," jawab Roy yang sudah menjalankan mobilnya."Mau kemana? jangan ke tampat yang aneh-aneh." Ririn yang memperingati pria yang ada disampingnya ini."Tenang saja, gue tak akan membawa elu ke tempat yang aneh. Gue hanya akan membawa elu ke tampat, yang menyenangkan sekali.""Baikla

  • Sentuhan Cinta   BAB 38. Club Malam

    Saat Ririn masuk, suara musik sudah terdengar sangat jelas sekali. Matanya melihat sekeliling, orang-orang yang berada di club malam ini.Dirinya pertama kali menginjak kaki diclub malam. Sungguh sangat berisik dan vulgar, Ririn rasanya ingin kelua rdari tempat ini.Tapi pria yang terus saja menarik pergelangan tangannya ini, tak mengizinkan dirinya untuk keluar dari club malam ini."Duduklah, disamping gue."Ririn menatap kursi yang ditunjukan sama Ares. Ririn yang tak ingin banyak bicara, hanya duduk dikursi sambil matanya terus melihat sekeliling."Pertama kali datang ke club malam Nona?" Roy yang melihat Ririn hanya menatap sekeliling saja."Hm," jawab Ririn."Wow, hebat sekali. Apa yang elu lakukan selama ini? sungguh sangat tak mengasikan sekali."Pandangan mata Ririn berahli melihat ke arah Ares, yang seakan me

  • Sentuhan Cinta   BAB 39. Minum-Minum

    Ririn terdiam saja, seraya menatap Roy yang seakan memberikan pelajaran tentang cara menari di club malam ini.Mata Ririn masih saja memperhatikan semua gerak-gerik Roy dan juga orang-orang yang ada disekitarnya ini."Cobalah dengan mengerakan tangan dan kaki." Roy masih terus memberikan arahan kepada wanita yang baru pertama kali, datang ke club malam ini.Ririn dengan perlahan-lahan, mulai mengerakan tubuhnya dimulai dari tangan saja. Tubuh Ririn masih sangat kaku akan hal ini.Selama 15 menit, Roy masih sabar memberikan arahan sama Ririn agar bisa menikmati menari di club malam ini.Lambat-laun, Ririn mulai percaya diri dengan mulai menggerakan kakinya juga. Hingga 17 menit berlalu, Ririn akhirnya bisa menikmati musik jazz ini."Bagus, menarilah dengan puas. Percaya diri saja." Roy yang masih berada didepan Ririn.Tubuh seperti tersihi

  • Sentuhan Cinta   BAB 40. Kamar Hotel

    "Merepotkan," ucapnya.Tubuh ramping Ririn sudah berada di ranjang kamar hotelnya. Mata Ririn perlahan mulai terbuka, tapi kesadarannya belum pulih sempurna."Dimana? kenapa sakit?" racau Ririn, yang mana pandangannya masih buram."Sudah bangun?"Ririn yang mendengar suara orang, menoleh ke arah suara itu berasal. Dengan pandangan yang masih berbayang."Siapa?" Ririn seraya mengusap matanya.Pandangan yang tadi berbayang-bayang, semakin jelas saat sesosok itu mendekati Ririn. "Ares," gumam Ririn."Akhirnya kau bisa mengenaliku," dengusnya sambil menatap raut wajah wanita yang sedang dalam keadaan mabuk itu.Telapak tangan mungil Ririn, menyentuh lembut wajah Ares. "Kenapa kau bisa disini?"Ares hanya diam saja dan tak menjawab apa yang dikatakan sama wanita itu. Ares tahu jelas, kalau Ririn masih

  • Sentuhan Cinta   BAB 41. Puncak Gairah

    "Kenapa tak ada yang bertanya kenapa aku sakit?" Ririn mengajukan pertanyaan lagi.Mata Ares melihat wajah Ririn yang memerah dan mata wanita itu yang menyimpan kesedihan yang mendalam. "Kenapa?" tanya Ares dengan lembut."Dia jahat, jahat dan jahat. ""Siapa yang jahat?""Miko."Ares menyeringai karena mendengar nama itu lagi, yang keluar dari mulut Ririn. Mendengar hal itu membuat Ares tertarik mendengar, kata apa yang akan dikatakan sama Ririn selanjutnya.Tapi sebelum dirinya mendengar apa yang dikatakan sama Ririn selanjutnya. Ares berusaha memakaikan pakaian ke tubuh Ririn.Ares harus cepat memakaikan pakaian ini ke tubuh Ririn, karena jika tidak gairah yang sedari dirinya tahan, akan lepas kendali melihat tubuh indah, wanita yang ada didepannya ini.Tapi saat Ares akan memakai pakaian ini, lagi-lagi wanita mabu

  • Sentuhan Cinta   BAB 42. Malam Panas (18+)

    Ririn yang sudah kehilagan kendali akan tubuh dan akalnya sendiri, ini semua karena minuman yang mengandung alkohol.Pikiran Ririn benar-benar kacau sekali, hingga dirinya tak menyadari dampak apa yang akan terjadi.Sedangkan Ares hanya menikmati apa yang sudah di mulai oleh Ririn. Jangan salahkan Ares jika dirinya bisa seganas ini.Ini semua karena ulah wanita yang ada di bawah tubuhnya ini. Wanita yang sudah berhasil membuat pertahanan dirinya runtuh seketika.Ares sudah menahan gairahnya yang akan bangkit, tapi wanita ini malah memancing gairahnya semakin meningkat.Hingga membuat Ares menjadi hilang akal dan berani menyentuh wanita bernama Ririn ini. Ares melahap bibir lembut Ririn.Ares melumat bibir Ririn, seperti akan memakan bibir milik Ririn. Ares semakin brutal, karena tak ada penolakan dari wanita yang berada di dalam kungkungannya ini.&nbs

Bab terbaru

  • Sentuhan Cinta   BAB 98. Bukan Akhir Segalanya

    Di pagi buta seperti ini. Dirinya sudah dipaksa untuk bangun dari tidurnya dan tiba-tiba saja Roy mengatakan kalau kakaknya sedang menunggu didalam mobil sedan berwarna putih. Roy menipunya dengan mengatakan hal tersebut, membawanya pada pukul 6 pagi hari. Bahkan matahari saja belum muncul.Bahkan Ririn ingin meminta bantuan dari Ares, tapi pria itu sama sekali tak bisa dihubungi. Padahal semalam dirinya tidur bersama dengan Ayah dari anaknnya, di kamar rumah sakit. Membuat Ririn mengucapkan sumpah serapah kepada Roy, yang seenaknya saja membawa dirinya di pagi hari ini."Tersenyumlah agar cantik," ucap Roy kepada wanita itu yang sedang duduk."Apa yang elu lakukan sama gue Roy?" Ririn menatap tajam adik dari Ares.Tapi bukannya menjawab apa yang dikatakan sama Ririn, Ares malah memerintahkan kepada staff untuk melakukan hal magic kepada Ririn, yang sedang marah-marah itu."Roy!!

  • Sentuhan Cinta   BAB 97. Permintaan dan Permohonan

    Pukul 8 malam hari di rumah sakit. Ririn tetap berada disamping kakaknya yang tak juga terbangun. Hati Ririn hancur melihat alat-alat yang menempel ditubuh Vanya. Ririn juga tak henti-hentinya untuk menangis.Ririn memegang dengan lembut tangan Vanya, sambil berdoa kepada Tuhan, agar membuat Vanya cepat sadar. Tapi kakaknya tak juga sadar, padahal kata dokter kakaknya akan bangun. Tapi kenapa Vanya belum juga membuka matanya.Kriet. Pintu terbuka dan membuat Ririn menoleh, mendengar suara itu."Rin. kembalilah ke kamar kamu." Roy mendekati wanita hamil tersebut."Masih ada disini?" Ririn yang kaget karena Roy masih berada dirumah sakit, dirinya mengira kalau Roy akan kembali."Hm, priamu itu memintaku untuk menemanimu," jawab Roy yang berdiri disamping Ririn.Ririn hanya menganggukan kepalanya saja. Tatapan matanya kembali melihat ke arah Vanya. "Kapan kakak

  • Sentuhan Cinta   BAB 96. Aliran Listrik

    Ares mendobrak pintu berkali-kali, tapi pintu ruang bawah itu sangat kuat dan membuat Ares susah menembusnya. Oleh karena itu Ares menembakan pintu terbuka dan membuat kunci pintu hancur. Membuatnya menjadi lebih mudah masuk ke dalam ruang bawah tersebut Bibirnya menyeringai bak seorang iblis. Tatapan matanya dan aura yang Ares keluarkan berubah seketika, saat melihat orang yang dicarinya. Ares menatapnya seakan ingin membunuh langsung Miko, yang sedang duduk dengan wajah yang babak belur. Pria itu langsung saja bangun disaat melihat kedatangan Ares, dengan tangan yang membawa senjata api tersebut. Ares mendekati pria bajingan itu dan membuatnya saling berhadapan dengan pria yang sudah membuat akal sehatnya menghilang. Tapi bukannya takut dengan kedatangan Miko.

  • Sentuhan Cinta   BAB 95. Menghukumnya

    Vanya akhirnya mendapatkan pertolongan. Ambulance membawanya pergi tubuhnya menuju rumah sakit bersama dengan Ririn yang tak ingin berpisah dengan kakaknya tersebut. Sedangkan Roy menelpon rumah sakit untuk menyediakan segalanya dan tak lupa juga memberitahu Ares melalui sekretarisnya tentang apa yang terjadi hari ini. Ares sangat sibuk sekali karena jadwal hari ini begitu padat sekali dengan berbagai macam rapat. Hingga membuat kakaknya melupakan ponselnya. Roy yang mengangkat panggilan masuk dari nomer asing di ponsel milik Ares dan yang mendengar suara-suara Ririn meminta pertolongan. Tapi setelah itu panggilannya terputus dan Roy menghubungi balik tapi ponsel tersebut tidak aktif lagi. Lantas dengan cepat Roy melacak semua jaringan itu dengan berbagai cara yang dirinya ketahui, hingga ia menemukan lokasinya. Untung saja Roy biasa menemukan lokasinya dengan cepat. Jika tidak kedua bersaudara itu akan dalam bahaya, terutama Ririn

  • Sentuhan Cinta   BAB 94. Bawa Dia!!

    Miko semakin mendekati Ririn yang terus saja mundur-mundur. Tapi Miko mendekati wanita yang terlihat jelas kalau sedang ketakutan. "Jika saja kamu kebih nurut, pasti tak akan terjadi hal ini." Miko menyeringai sinis dan tatapan mata Miko sangat tajam, seperti pedang yang siap menghunus siapapun.Vanya berdiri dengan susah payah, walapun harus menahan rasa sakit akibat tubuhnya yang menerima hantaman keras oleh Miko. Vanya harus bangkit karena ia melihat adiknya dalam keadaan yang berbahaya, Vanya tak akan membiarkan Miko melukai Ririn dan bayinya.Vanya menarik tangan Miko agar menjauh dari adiknya. Menahannya dengan sekuat tenang, walaupun dengan tubuh yang sakit. "Lari Ririn, keluar dari apartemen ini!!" teriak Vanya kepad adiknya."Tidak, tidak. Kita harus keluar bersama!!" ucap Ririn yang melihat kakaknya terus menahan Miko."Cepatlah, tak punya banyak waktu. Keluarlah!!" teriak Vanya.

  • Sentuhan Cinta   BAB 93. Bekerja Sama

    Entah keberanian dari mana membuat Ririn melakukan hal gila ini dengan bawa-bawa pisau. Tapi jika dirinya tak melakukan hal ini, pasti Ririn akan di lecehkan lagi sama Miko. Ririn tak ingin membiarkan hal itu terjadi."Baiklah sayang. Aku tak dekat-dekat dengan dirimu."Ririn sedikit tenang karena ancaman dirinya ini sangat ampuh dan membuat Miko tak akan berniat untuk melecehkan dirinya lagi. "Dimana kakak gue?" tanya Ririn kepada Miko.Arah pandangan mata Ririn berahli melihat ke arah telunjuk tersebut. Dugaan dirinya sepertinya memang benar, kalau kakaknya tersebut disembuyikan sama Miko. "Buka pintunya," perintah Ririn. Pasti pintu itu terkunci jika tidak, pasti kakaknya akan keluar dan menemui dirinya."Baiklah, tapi pisau itu jauhkan dari tangan kamu." Miko yang masih panik dengan apa yang dilakukan sama Ririn. Miko hanya menuruti apa yang dikatakan sama Ririn, tapi setelah itu ia akan me

  • Sentuhan Cinta   BAB 92. Makanlah Bersama Aku

    Tubuh Vanya berada di atas ranjang, dalam keadaan tak berbusana sama sekali. Itu semua karena ulah Miko yang menyentuhnya secara paksa dan ancaman, membuat Vanya tak bisa berkutik dan melakukan apa yang dikatakan sama Miko, padahal dirinya tak ingin sama sekali disentuh oleh bajingan seperti Miko.Cairan bening keluar dari matanya, tubuhnya tak terlalu merasakan sakit walaupun Miko melakukannya dengan kasar. Perasaanya saja yang sangat terluka, akibat perbuatan dari Miko. Hiks.. hiks.. Sungguh hatinya merasakan sakit bertubi-tubi ini semua karena Miko. Pria itu sudah melukai perasaanya dan sekarang melukai tubuhnya.Vanya hanya bisa tergeletak di kasur ini saja, tubuhnya lemas dan tak bisa melakukan apapun. Lagian kamar yang Vanya tempati terkunci dari luar oleh Miko. Pria itu juga keluar dari kamar dan meninggalkannya sendiri dengan air mata yang bercucuran.Vanya hanya berharap semoga saja adiknya tidak datang ke

  • Sentuhan Cinta   BAB 91. Menghilang

    Pukul 8 pagi hari. Ririn sudah terbangun dari tidurnya yang nyenyaknya. Tubuhnya merasakan sakit sekali, akibat sentuhan panas tersebut. Efeknya baru dirinya rasakan pagi ini. Ares sungguh sangat luar biasa, sekaligus gila karena telah membuat tubuhnya sakit-sakit."Tubuhku yang malang." Ririn segera bangkit untuk berendam air hangat. Semoga saja mampu sedikit mengurangi rasa sakit tubuhku ini.Tak butuh waktu lama Ririn sudah keluar dari kamar mandi dengan perasaanya yang jauh lebih nyaman. Ririn berendam hanya 7 menit saja, sejujurnya mau lebih lama. Tapi dirinya ingat sedang mengandung. Ririn hanya takut saja, kalau tak baik berendam lama-lama untuk kandungannya ini.Pandangan mata Ririn melihat ke arah langit yang cerah sekali dan langitnya indah. Ririn menuju balkon kamarnya untuk menghirup udara pagi yang segar ini. "Indah sekali." bibir Ririn tersenyum manis melihat cuaca yang indah dan bagus ini.&nb

  • Sentuhan Cinta   BAB 90. Tutup Mulutmu!!

    Vanya duduk kursi yang berada dibalkon kamarnya, menatap langit-langit malam yang begitu gelap dan tak ada bintang yang menghiasi langit ibu kota ini. Seperti hatinya yang gelap dan tak ada arah kehidupan lagi. Vanya bahkan dianggap tak ada dirumah ini oleh kedua orang tuanya, sedangkan orang yang dirinya cintai hanya menganggapnya sebagai pelampiasan nafsunya saja. Mata Vanya otomatis menoleh ke arah bawah saat mendengar suara orang. Vanya melihat kedua pasangan tersebut yang baru keluar dari rumah ini. Kedua pasangan itu tak lain adalah Ririn dan juga Ares. Ririn mengantarkan Ares untuk ke depan pintu, sepertinya Ares akan pulang. "Serasi sekali," ucap Vanya dengan senyuman tipis melihat adiknya yang sepertinya sudah mendapatkan kembali kehidupan asmaranya. "Semoga kalian bahagia. Aku tak akan biarkan Miko merusak kebahagian kalian." Vanya dengan matanya yang masih melihat kedua pasangan itu yang masi

DMCA.com Protection Status