Sera menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa membedakannya.""Lihatlah baik-baik dengan hati yang tenang, iblis-iblis itu perlahan-lahan akan muncul. Ambisi seseorang tidak akan dapat disembunyikan. Setelah kau mengerti, aku akan memberitahumu bagaimana cara menghadapi mereka."Sera benar-benar bingung, "Jika Kakek Kaisar tahu siapa iblisnya, mengapa tidak mengambil tindakan?""Karena tidak akan ada habisnya, setelah menyingkirkan satu iblis, manusia lainnya secara perlahan akan berubah menjadi iblis, ambisi dapat menelan hati nurani seseorang, sedangkan aku sudah hampir masuk ke peti mati, tidak kuat menghadapi mereka lagi. Mereka semua adalah keturunanku, setiap membasmi salah satu dari mereka, aku akan merasa sakit hati."Setelah mengatakan ini, Kaisar Tertinggi memejamkan matanya.Sera merasa sedih untuknya. Dia adalah seorang pemimpin dinasti yang memegang kekuasaan tertinggi namun bahkan tidak bisa menghadapi orang-orang yang ingin mencelakakannya.“Deon adalah orang yang pintar
Namun, Sera hanya berdiri diam, bahkan tidak ada ekspresi di wajahnya.Michele tidak percaya Sera akan setenang ini dan terus menghasutnya, "Kau tidak ingin tahu mengapa dia memberitahuku ini?"Sera segera meraih pergelangan tangannya dan menyeretnya ke dalam, "Aku ingin tahu, tapi menurutku kita sebaiknya duduk bersama mereka untuk membicarakannya."Dia yakin Raja Deon Chu dan Raja Qi ada di dalam paviliun. Dia bisa menebak apa tujuan pasangan Raja Qi dan Michele datang mencari Raja Deon Chu. Karena itu, Michele menunggunya di luar.Dia berusaha keras menghasutnya untuk memancing amarahnya agar dia mempermalukan dirinya sendiri, kemudian diusir dari istana dan tidak bisa mendekati Kaisar Tertinggi.“Lepaskan!” Michele tidak menyangka dia akan melakukan ini. Dia menggunakan cincin yang tajam untuk menggores pergelangan tangan Sera, agar Sera terpaksa melepaskannya.Sejak kecil, Sera adalah orang yang keras kepala, dia akan mempertaruhkan nyawanya jika sudah bertekad untuk melakukan se
Sera tidak marah menyaksikan semua adegan ini, alih-alih merasa geli.Sepatah kata dari mulut wanita cantik ini bisa langsung mengalahkan ribuan kata-katanya.Namun, amarah Raja Deon Chu berangsur pudar, akhirnya, dia kembali tenang dan berkata kepada Raja Qi, "Kalian pulang dulu."“Baik, kami akan pergi dulu. Kakak jangan marah, jangan pedulikan orang gila ini.” Raja Qi khawatir Raja Deon Chu akan memukul Selir Chu di istana, jika Kaisar mengetahuinya, maka urusannya akan panjang.Setelah berbicara, dia menarik Michele pergi.Michele benar-benar hampir muntah darah, kenapa pergi sekarang? Masalah ini belum dibereskan.Dia menatap Raja Deon dan berkata dengan suara tercekat, "Aku harap Raja Deon Chu dapat membuktikan aku tidak bersalah."Raja Deon Chu berkata dengan pelan, "Kalian pulang saja dulu."Tidak bisa mendapat kepastian dari Raja Deon Chu, Michele merasa sangat kesal, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, hanya bisa mengikuti Raja Qi pergi.Dia bahkan tidak bera
Raja Deon mengambil sumpitnya dan memakan hidangan yang sudah dingin, lalu meliriknya, "Mau bertarung? Makan dulu baru ada tenaga untuk bertarung."Sera menyadari dia telah salah paham, dia memasang tusuk kondenya lagi dengan canggung dan duduk.Dia benar-benar sudah lapar, sejak tiba di sini dia selalu kelaparan.Karena masih waspada, dia makan dengan tergesa-gesa.Sedangkan Raja Deon makan dengan tenang dengan ekspresi suram, tetapi seperti ada badai yang terselubung dalam ketenangan ini.Setelah menghabiskan makanannya, Sera pergi ke balik tirai untuk menyuntik dirinya sendiri dan menyiapkan obat.Tirai itu transparan, jadi Raja Deon dapat melihat apa yang dia lakukan di dalam.Dia mengawasinya dengan ketat. Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak hal di luar kendalinya, perubahan Sera telah mengubah seluruh situasi.Dia kembali menjadi sorotan.Ini bukan hal baik, tetapi dia tidak peduli selama Kakek Kaisar bisa disembuhkan.Dia dapat mengamati perubahan Sera perlahan-lahan setela
Bantal lembut telah disiapkan di samping tempat tidur agar Sera dapat duduk berlutut dengan nyaman.Kaisar Tertinggi tahu dia tidak bisa duduk dengan nyaman karena lukanya, jadi duduk berlutut lebih nyaman untuknya, jadi dia meminta Kasim Chang untuk menyiapkan bantal.Sera telah merawat Kaisar Tertinggi selama tiga hari. Dia semakin mengenal watak Kaisar Tertinggi, setelah merasa lebih baik, dia suka menasehatinya tetapi tidak menerima bantahan dan penjelasannya.Dia mulai menasehatinya lagi."Apakah menurutmu aku mengajarimu untuk menjadi seorang pengecut?"Sera menggelengkan kepalanya, "Aku tidak berpikir begitu.""Tidak? Kau jelas merasa tidak bisa menerimanya, menurutmu harus membela keadilan tanpa pandang bulu.”Sera tidak begitu naif, jadi dia menggelengkan kepalanya dengan lebih kuat, "Aku tidak berpikir begitu."Kaisar Tertinggi mengetuk tempat tidur dengan punggung tangannya dan meninggikan suaranya, "Untuk apa mengelak? Semua orang akan berpikir seperti ini. Ketika masih mud
Sampai matahari terbenam, Raja Deon belum datang.Sera merasa agak gelisah. Hari ini berjalan begitu lancar. Sejak berkelana melewati waktu ke sini, hidupnya tidak pernah sedamai ini.Setelah merawat luka Lucky pada malam hari, Kasim Chang memintanya untuk beristirahat di Paviliun Xi Nuan.Ketika berjalan keluar, Sera melihat Kaisar Ming Yuan berjalan menuju istana. Dia ragu-ragu apakah sebaiknya segera pergi atau menunggunya bertemu dengan Kaisar Tertinggi dulu? Tetapi seorang pengawal melangkah maju dan mengatakan sesuatu, raut wajah Kaisar Ming Yuan berubah drastis, lalu segera pergiKenapa sudah tiba di depan istana, tiba-tiba pergi lagi? Apakah ada urusan yang serius?Sera kembali ke Paviliun Xi Nuan dengan perasaan bingung. Dayang Merry datang untuk menggantikan obatnya. Sera menyeka tubuhnya dengan air panas dan membasuh wajahnya, setelah itu dia merasa lebih nyaman.Setelah minum obat anti radang dia naik ke tempat tidur dan segera tertidur.Beberapa hari ini, dia selalu minum
Dua lentera besar tergantung di luar gerbang kediaman Raja Deon, bersinar terang di balik selimut kabut.Sera sangat gelisah dan tersandung ketika menginjak anak tangga. Gary Shi segera membantunya dan berkata dengan lembut, "Hati-hati, Selir Chu."“Terima kasih!” Sera mendongak dan menatap mata dingin Gary Shi."Apakah masih bisa jalan?" Gary Shi bertanya dan melepaskan tangannya.Sera berjinjit dan berjalan tertatih-tatih sambil menahan rasa sakit, tapi tidak membiarkan Gary Shi membantunya.Setelah berjalan cukup lama Bima Tang berkata, "Dua hari lalu, Raja Deon Chu diserang ketika kembali dari istana hingga terluka parah."“Seberapa parah?” Pantas saja dia tidak datang ke istana kemarin."Dia sempat kehilangan napas, tetapi Raja Qi segera mengantarkan pil solanum untuk menyelamatkan nyawanya, tetapi dia belum siuman. Selain itu, sejak kemarin dia demam tinggi, sesak napas dan muntah darah dua kali." Bima Tang berkata dengan sedih.“Mengapa baru mencariku sekarang?” Sera berkata den
Dia menepuk wajah pria itu dengan ringan, "Raja Deon, Raja Deon.""Jangan tepuk lagi, dia sudah pingsan," Raja Qi berkata dengan marah.Sera tetap menepuk wajahnya, "Raja Deon, cepat bangun, ayo buka matamu."Dia meraih tangannya dan meluruskannya dengan lembut, kemudian meremasnya dengan kuat, "Buka matamu.”“Wanita ini! Entah kenapa Kakek Kaisar menyuruhmu datang!” Raja Qi bergegas menghampirinya untuk menarik Sera.Tapi Raja Deon perlahan membuka matanya.Sera mendorong Raja Qi dan menggertaknya "Pergi! Jangan ganggu aku!"Raja Qi menatapnya dengan heran, mengapa wanita ini begitu galak?Sera meletakkan tangannya di kening Raja Deon dan bertanya, "Raja Deon, lihat aku, apakah kau tahu siapa aku?"Penglihatan Raja Deon agak kabur, tetapi dia mengenali suara itu dan berkata, "Gadis jelek."Sera mengerutkan bibirnya, "Kau siapa? Apakah kau tahu, apa yang terjadi?""Aku diserang ..."Ternyata dia masih sadar.“Baik, aku akan memeriksamu sekarang. Beri tahu aku jika sakit, aku harus meng