Di Istana Qian Kun.Setelah berbincang dengan Kaisar Ming Yuan dan Raja Rui sebentar, Kaisar Tertinggi merasa kelelahan. Dia memerintahkan mereka untuk meninggalkannya bersama Sera, bahkan tabib istana juga mengundurkan diri.Sebelum Kaisar Ming Yuan pergi, dia menatap Sera sejenak. Tetapi tidak mengatakan apa-apa.Suasana ruangan itu sunyi senyap dan tertutup rapat oleh tirai bahkan tidak ada angin yang masuk.Sera berdiri di samping tempat tidur, merasa agak kewalahan untuk sesaat.Kaisar Tertinggi yang awalnya menutup mata, tiba-tiba membuka mata dan menatapnya dengan dingin dan memerintahkan "Berlutut!"Sera berlutut perlahan. Dia merasa lebih nyaman berlutut daripada duduk. Lagi pula, efek sup solanum sudah lenyap, sekarang sekujur tubuhnya kesakitan."Apakah kau mengaku salah?" Kaisar Tertinggi bertanya dengan ketus.Sera tahu Kaisar Tertinggi tidak akan menghukumnya, setidaknya, untuk saat ini. Satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya sekarang adalah Sera.Jadi, dia mengang
Pada malam hari, Kaisar Ming Yuan datang menjenguk Kaisar Tertinggi. Melihat kondisinya membaik, dia berbicara dengannya sebentar sebelum pergi.Sera menundukkan kepalanya sepanjang waktu, tetapi Kaisar Ming Yuan juga tidak memperhatikannya.Setelah Kaisar Ming Yuan pergi, seperti biasanya Kasim Chang akan menyeka tubuh Kaisar Tertinggi, sementara itu Sera menunggu di luar istana.Dia memanfaatkan waktu luang ini untuk menyuntik dirinya, tapi sayangnya dia tidak dapat membalut lukanya, sekarang luka terasa lembab, seperti ada darah yang mengalir keluar lagi.Setelah itu, dia berbaring sebentar untuk beristirahat. Pada saat ini, terdengar suara langkah kaki dari dalam, mengetahui Kasim Chang sudah selesai dengan pekerjaannya, dia berdiri. Gerakannya yang tiba-tiba menyebabkan darah segera melonjak, dia merasa tenggorokannya tercekat dan ada seteguk darah di mulutnya.Dia berjalan keluar dengan gemetar, lalu memuntahkan darah ke akar pohon.Setelah bertopang pada sebatang pohon beberapa
Melihat wajah Kaisar Tertinggi segera menjadi suram, Michele merasa lega.Meskipun Kaisar Tertinggi sangat menyayangi Raja Deon Chu dan karena alasan inilah Kaisar Tertinggi memerintahkan Sera untuk merawatnya di istana. Sayangnya, Sera adalah idiot yang sok tahu, sama sekali tidak berguna.Melihat raut wajah Kaisar Tertinggi berubah, tabib segera berbalik untuk membawa pergi obatnya.Kaisar Tertinggi berkata dengan marah, "Kenapa tidak segera bawakan obatnya? Apakah kalian tidak mendengar Selir Chu mengatakan obatnya harus diminum?"Semua orang terkejut dan mengalihkan pandangan pada Sera.Terutama Michele, raut wajahnya tiba-tiba berubah dia tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya barusan.Sera menundukkan kepala. Sebenarnya dia tidak ingin membuka mulutnya. Namun, jika Kaisar Tertinggi tidak minum obat tetapi kondisinya membaik, pasti akan mengundang curiga.Kaisar Ming Yuan terlihat senang, "Kenapa tidak segera bawakan obatnya kembali?"Sejak semalam, ini adalah pertama kalinya
Raja Deon Chu terkejut, dia mengatakan mati pun tidak ingin menjadi Selir Chu?Sungguh konyol, bukankah dia menggunakan segala cara demi menjadi Selir Chu?“Cepat bangun dan katakan dengan jelas!” amarah Raja Deon tiba-tiba melonjak, memegang wajah wanita itu dan menepuknya.Dayang Merry sudah tidak bisa menahan amarahnya, segera berdiri di depan Sera untuk menghalanginya, "Mengapa kau begitu tega? Raja Deon Chu, mengapa kau menjadi begitu kejam sekarang? Jangankan suami istri, bahkan dengan orang asing kau juga tidak bisa bertindak seperti ini."Raja Deon melirik Sera, wajah wanita itu sangat pucat, air mata sudah memenuhi matanya tetapi dia bersikeras untuk tidak meneteskan air mata.Dia tidak bisa melihatnya lagi, jadi berbalik dan pergi.Dengan perasaan yang kacau, dia berdiri di bawah pohon menyaksikan dedaunan kuning berputar-putar diterpa angin, “Raja Deon!” Terdengar suara Michele di belakangnya.Raja Deon menyingkirkan pikirannya dan membalas tatapannya.Ketika berjalan, rok
Raja Deon sangat membenci wanita ini. Tetapi ucapannya tadi, berhasil mengikis sedikit rasa bencinya."Obat apa yang kau berikan pada Kakek Kaisar?""Obat pertolongan pertama untuk gagal jantung dan sesak napas," kata Sera."Siapa yang memberimu obat itu?""Tidak ada yang memberikannya, itu milikku."Raja Deon menatapnya, "Kau masih tidak mau mengatakan yang sebenarnya.""Kau sendiri yang tidak ingin mempercayaiku, sehingga berpikir aku tidak mengatakan yang sebenarnya."Raja Deon tentu tidak akan percaya, bagaimana mungkin dia bisa memiliki obat-obatan ini? Namun, dia juga memahami jika orang pintar yang memberinya obat-obatan yang mujarab ini, telah memintanya untuk merahasiakannya.Dia bertanya lagi "Racun apa yang kau berikan padaku, mengapa bisa membuatku tidak sadar dan tidak bisa menggerakan tubuhku?""Ini bukan racun, tapi obat bius yang digunakan untuk operasi. Efeknya sama dengan sup solanum."Raja Deon berkata dengan dingin, "Sup solanum adalah racun."Sera menatapnya, "Jadi
Setelah makan pil solanum, Sera tidur selama lebih dari dua jam. Setelah bangun, dia merasa lukanya sudah tidak terlalu sakit, selain itu lukanya juga sudah kering.Dia turun dari tempat tidur dan berjalan beberapa langkah, rasa sakitnya memang sudah berkurang banyak, setidaknya saat berjalan dia tidak merasa lukanya ditarik. Dayang Merry membuka pintu dan masuk. Melihat Sera sudah bangun dia berkata, "Selir tampak lebih segar sekarang. Ayo jalan-jalan di luar, setelah minum pil solanum harus banyak bergerak untuk membantu melancarkan peredaran darah.”Sera berkata, "Baik, kebetulan aku ingin jalan-jalan di luar.""Hamba akan menemani Selir."Saat mereka baru beranjak keluar, seorang kasim muda berlari dengan tergesa-gesa dengan wajah pucat dan berkata, "Selir, Raja Deon mengundang Anda ke Istana Qian Kun."Dayang Merry menarik tangan kasim itu, "Ada apa? Mengapa begitu tergesa-gesa?"Kasim itu sudah hampir menangis, "Lucky jatuh dari Pagoda Wen Chang dan hampir kehabisan napas. Ketik
"Lucky..."“Masih dapat diselamatkan!” Sera segera berkata, melemparkannya handuk yang digunakan untuk membersihkan lukanya sebelumnya, “Aku akan menjahit limpanya yang pecah, cepat bantu aku menyerap darahnya dengan handuk. Kakek Kaisar sangat menyayangi Lucky. Jika Lucky pergi, dia akan merasa sangat terpukul dan akan memperburuk kondisi penyakitnya."Raja Deon menerima handuk yang dia lemparkan dan menatapnya dengan tercengang, sekarang wajah Sera sudah mengenakan masker, dia terlihat jelek, tetapi juga sangat menarik.Setelah membius Lucky, Sera dengan terampil mencukurnya lalu membedahnya, tidak lama kemudian, dia sudah menemukan limpanya.“Cepat serap darahnya!” Melihat Raja Deon menatapnya dengan tercengang, dia berteriak.Raja Deon segera meletakkan handuk di sekitar luka untuk menyerap darahnya, lalu Sera memasukkan kedua tangan ke dalamnya, mengapa wanita ini tidak takut sama sekali?Darah segera menyembur keluar, mengenai wajah, kening dan alisnya.“Pembuluh darahnya pecah!”
Sera dapat melihat dari ekspresinya."Kau adalah sasaran mereka yang sebenarnya? Kau pernah berada di Pagoda Wen Chang?"Raja Deon tidak menjawab dan duduk perlahan, menatap penampilan Lucky yang menyedihkan, dia merasa sangat marah.“Ada yang menyelam sambil minum air, mencelakakan Kakek Kaisar kemudian menjadikan aku kambing hitam.” Raja Deo mencibir.Sera terdiam beberapa saat kemudian menatapnya dan berkata, "Meskipun tidak berhasil mencelakakan Kaisar Tertinggi, Raja Deon tetap akan disalahkan. Kaisar pasti akan menyelidiki masalah ini dan pada saat itu, aku khawatir Raja Deon akan sulit melepaskan diri. Meskipun Kaisar tidak menyalahkan Raja Deon, Kakek Kaisar juga akan sangat kecewa terhadap Raja Deon”Sera tidak melanjutkan kalimat terakhir, yaitu, dengan demikian, Raja Deon tidak mungkin dinobatkan menjadi putra mahkota.Raja Deon tetap terdiam beberapa saat dan mengerutkan kening.Dia tampak sangat menakutkan, Sera tidak berani menyinggungnya.Dia juga tidak ingin terlibat da