PESAN ABAH!
-BALIK KE POV SIFA YA❤️-"BEKAS TANDA MERAH PEMBERIAN SIAPA DIBAHUMU MAS?"Masih teringat jelas perkataanku pada Mas Rio pagi tadi, namun Mas Rio berusaha menyembunyikan dalam diamnya. Entah sampai kapan dia membohongiku lagi dan lagi. Aku seperti tak mengenalnya lagi. Hanya menangis di kamar sepuasnya yang aku lakukan, untung Farhat sedang bersama Umi dan Abah ke pesantren mengunjungi adik bungsunku.‘Tok...tok’ terdengar suara pintu kamar di ketuk,“Nduk, ini Um! Makanlah Umi masak rica -rica menthok sampung enak,” suara lembut Umi terdengar, mau tak mau aku keluar membuka pintu.“Kamu menangis Nduk?” tanya Umi.Mataku takkan pernah bisa berbohong. Menangis sedikit saja akan membuatnya sebab dan berwarna merah. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah bengep di wajah. Aku terdiam, lupa tak mengenakan cadar saat keluar.“Makanlah Nduk, ayok Umi temani! Abah sama Farhat belum datang,” ajak Umi lembut sambil membelai tanganku.TABAYUN!-BALIK KE POV SIFA YA❤️-"Mas Rio emang berubah tapi justru Mas Rio sebaliknya, Bah! Dia menafkahi Sifa dengan tambah baik, mulai perhatian, bahkan berubah memperbaiki komunikasi kami," jelas Sifa jujur“Bertabayyunlah dengan suamimu, bawa semua bukti yang kau punya. Dan tanyakan perlahan jangan emosi. Suguhilah dia dengan kopi, ajaklah bicara. Jangan pernah sekalipun kau meninggalkan rumah suamimu dalam keadaan marah, Abah tidak rido Nduk. Jika benar suamimu berselingkuh sama saja kau memberinya kesempatan bagi wanita lain datang. Bukankah saat ini suamimu di rumah sendiri? Jika tidak itu akan merugikan dirimu sendiri, karena Rio berpikir kau sudah tidak mempedulikannya lagi,” kata Abah. Pernyataan Abah membuatku khawatir. “Sifa takut menerima kenyataan Mas Rio mencinti atau menikah dengan wanita lain dibelakang Sifa, Bah! Hati Sifa tak rela Bah,” tangisku meleleh lagi.“Berarti kamu menentang poligami, Nduk?” tanya Abah.“Mboten Bah
SECANGKIR KOPI DAN SEGELAS SUSU!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-Malam harinya di sepertiga malam, Sifa bersujud syukur atas perubahan yang terjadi pada Rio. Dia mengambil buku catatan hariannya dan menuliskan sebuah puisi indah untuk suami tercintanya.Mas...Terimakasih karena kau mulai mencintaiku.Ciumanmu, pelukanmu tadi membuatku percaya,Bahwa doa dan kuasa Allahlah yang mampu merubah hatimu.Allah sang pencipta yang mampu membolak balikkan hati hambanya.Mas...Rumah tangga ini ibarat perahu, kau nahkoda aku penumpangnya.Aku tak akan loncat dari perahu selama masih bisa bertahan,Tak jemu ku ingatkan jika kau salah haluan atau tertidur hingga lupa kemudinya.Semoga allah senantiasa menjaga keluarga kecil kita sampai maut memisahkan.Sifa-Ponorogo,Pagi ini Sifa sudah bernit mengajak Rio mengobrol dari hati. Seperti saran Abah, tak memaksa dan menghakimi. Kopi susu panas terhidang di meja lengkap dengan kudapan, Ri
NGIDAM?-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Kenapa kau memandangiku seperti itu Dek?" tanya Rio"Mas bentar lagi berangkat sama Dimas," perintah Rio.Sifa mengangguk dan tersenyum. Dia segera berjalan menuju dapur melihat apa yang bisa di masak pagi hari ini untuk sarapan mereka. Melihat sisa nasi semalam Sifa ingin membuat nasi goreng sosis. Tak perlu waktu lama, harum nasi goreng sosis menguar."Harum sekali," puji Rio yang datang menghampiri untuk sarapan pagi. "Makan dulu, Mas," perintah Sifa.Siang ini Rio berencana akan berangkat bersama Dimas untuk mengunjungi salah satu vendor di Solo untuk menyiapkan tempat gathering. Tapi ternyata dia harus berangkat sendiri, Dimas tak akan ikut. Semalam Maya telah mengabari Rio jika Dimas tak bisa ikut badannya demam. "Dek, kau sudah dengar dari Maya kan," tanya Rio."Iya, katanya Mas Dimas semalam demam ya Mas?" tanya Sifa lagi."Katanya begitu! Mungkin karena kelelahan Dek, berapa hari ini ter
PARFUM DIOR-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Sebenarnya memang Mbak sedang......" ujar Sifa."Mbak hamil?" tanya Gendhis penasaran."Bajingan Rio ternyata menipuku!" batin Gendhis.Selama ini Rio memang mengatakan tak pernah tidur bersama Sifa, semenjak menjalin hubungan dengan Gendhis. Mengapa sekarang Sifa hamil."Dasar lelaki, awas kau!" umpat Sifa dalam hati.Tangan Gendhis mengepal tanda marah."Hehehe! Ngidam tapi tidak hamil, kenapa muka Gendhis tegang begitu?" tanya Sifa."Ah syukurlah! Gendhis lega, Mbak! Eh," ucap Gendhis menutup mulutnya yang tak sengaja keceplosan mengatakan hal tersebut."Apa maksud Gendhis?' tanya Sifa heran."Iya Mbak, Gendhis bersyuku kalau Mbak Sifa ndak hamil! Bagaimanapun rujak ini pedas sekali lo Mbak, Gendhis kan takut jika ada apa- apa dengan kandungan Mbak Sifa! Nanti Gedhis lagi yang di salahkan," ujar Gendhis sambil cemberut.Gendhis merutuki kebodohannya sendiri yang keceplosan mengatakan
ME TIME MENDADAK!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-“Oalah ini adalah mobil Samuel, Mbak Sifa! Bukan mobil aku sendiri, ini mobil pacar aku! Em mantan sih lebih tepatnya atau gimana ya bingung jelasinnya, di bilang pacar enggak di bilang gak pacar juga enggak," sahut Gendhis.Plong hati Sifa mendengarnya. Hampir saja dia berburuk sangka dengan Gendhis gara- gara parfumnya sama."Mobilku mah cuma innova, masih di bengkel, Mbak! Ganti oli, dari pada kepanasan jarak jauh naik motor jadi aku pinjam aja mobilnya! Heheheh," Gendhis menjelaskan sambil tertawa."Parfumnya sangat enak," kata Sifa menjawab asal."Ya, dia memang lelaki modis!" sahut Gendhis."Alhamdulillah, pikiranku sudah berburuk sangka saja karena parfum!" batin Sifa.Sifa beristigfar bekali-kali dalam hati. Sesampainya di RSUD Gendhis sangat membantu, mulai menemani antri, mengambilkan obat, bahkan karena tidak bisa membayar pakai gesek dia menalangi obat Farhat lebih dahulu. Sifa merasa
KEDATANGAN ABAH!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Emmm benar, aku benar- benar ingin me time kok," jawab Gendhis."Ke Bali?" tanya Dimas."No, gak deh Mas kayaknya kalo ke Bali dah terlalu biasa. Mending ke Karimun jawa aja. Tapi tuh di sana minim sinyal makanya aku mau selesaikan semua kerjaan dulu, Mas! Biar gak ada tanggunggan, takutnya nanti kalau ada tangunggan dan gak ada sinyal," jelas Gedhis."Tenang aja kalau untuk seminggu ini sepertinya aman, tak ada pekerjaan yang berat! Aku bisa handle sendiri, have fun ya," kata Dimas.'Tut Gendhis menutup telponnya,"Gendhis sampai pelataran rumah mamanya. Dia memarkirkan mobil. Gendhis harus mengambil kopor andalannya yang besar untuk berlibur, karena koper yang ada di rumah Madiun semuanya kecil. Sedangkan berlibur memerlukan banyak baju untuk OOTD dan kebutuhan sosial media."Assalamualaikum, Mah!" teriak Gendhis dari luar rumah.Rumah tampak sepi. Mungkin ibu dan adiknya sedang ke luar. Gen
LONTONG KRUBYUK!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Setan Modern akan menggoda dengan cara yang lebih canggih lagi, Bah!" jawab Sifa.“Ya, benar itu! Karakter setan itu akan menggoda melalui berbagai cara dan media sesuai zamannya. Jangan salah setan itu pintar dalam beradaptasi dan menyesuaikan perkembangan manusia! Dan sekarang ini jalan yang paling banyak di gunakan oleh setan untuk menggoda manusia adalah media HP," jelas Abah Furqon."Mengapa Hp, Bah?" tanya Sifa penasaran."Karena tanpa di sadari manusia saat ini tak bisa hidup tanpa Hp atau gadget! Benar tau tidak? Semuanya sekarang serba HP dengan alih- alih teknologi yang modern dan praktis. Apalagi HP di satukan dengan sosial media seperti facebook, WA, Tiktok, dan macam medial sosial lainnya. Makanya pesan Abah jadilah Istri yang tak terlalu ingin tahu dan mencari tahu suamimu! Diam itu lebih baik, karena jika kamu nekat mencari tahu dengan membongkar Hp suamimu, atau memata-matainya dan menemukan s
BATAL MENYEBRANG!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-Gendhis menoleh melihat nama Rio tertera di layar. Bagaimana ini? Apakah Gendhis harus mengangkatnya."Nanti saja lah Ko, aku sedang malas berbicara padanya," jawab Gendhis.Mereka menikmati sarapan bersama, sebelum menuju pelabuhan Jepara. Pelabuhan pagi ini nampak sepi tak ada aktifitas. Beberapa turis asing terlihat berlalu lalang di pelabuhan."Mbak mau nyebrang ya?" tanya seorang warga."Iya Bu, apakah kapal ferry tak bisa berlayar? Kok masih sepi," tanya Gendhis."Iya Mbak, tadi ada pengumuman bahwa penyebrangan di ganti besok pagi, Mbak! Di Karimun Jawa gelombangnya sedang tinggi, jadi kapal tak berani berlayar," jawab Ibu itu."Yahhh," keluh Gendhis sedikit kecewa artinya dia baru bisa besok ke Karimun Jawa."Kenapa Me?' tanya Samuel yang baru turun dari mobil."Ferry nya gak bisa layar Ko, baru besok layarnya pagi," jawab Gendhis."Lalu bagaimana?" tanya Samuel."Cari hote
IZINKAN AKU POLIGAMI"Tidak Mas, Sifa hanya ingin me time sendiri. Sifa ingin memanjakan diri sekedar pergi ke salon memotong rambut dan melakukan spa Syariah. Apakah boleh, Mas?" tanya Sifa."Kau akan pergi dengan siapa?" selidik Rio."Perginya biar diantarkan oleh santri Abah yang wanita, Mas. Toh mobil Umi ada di rumah kok, Mas," kata Sifa."Kebetulan tadi Abah pergi menggunakan mobilnya sendiri dengan Mulki. jadi ada satu mobil yang menganggur di rumah. Bagaimana, Mas?" tanya Sifa."Baiklah jika seperti itu, Dek. Yang penting Humairah aman ya?" ucap Rio mencoba memastikan."Tenang saja, Mas. Kau tak usah takut, insya Allah anak kita aman. Humaira akan dijaga oleh Umi sehingga Sifa benar-benar nyaman dan aman serta tenang saat meninggalkannya," jawab Sifa."Baiklah kalau begitu, Dek. Kau butuh uang berapa? Akan Mas transfer saja ya," ujar Rio."Tak usah, Mas. Kebetulan jatah bulanan yang Mas berikan masih ada kok. Itu saja insya Allah sudah cukup," jawab Sifa agar tak membuat suami
IDE GILA SIFA!"Ya sudah kita akan langsung saja bertemu dengan Rio tanpa kau harus pulang dulu. Setelah semua jelas, baru kau nanti mengatakan semua kepada Mbakmu, agar Mbakmu tak salah paham dan kecewa. Sekarang Mbakmu sebenarnya ada di posisi dilema, Le," jelas Abah Furqon."Astagfirulloh. Kenapa lagi, Bah?" tanya Mulki."Dia ingin percaya kepadamu sebenarnya, Le. Tetapi apa yang dilihat dengan mata kepalanya itu justru bertentangan dengan semua kepercayaananya. Melihat kau dan Rio duduk bersama wanita itu, bahkan wanita itu duduk di hadapanmu. Wajar kan kalau Mbakyu mu kecewa," jawab Abah Furqon."Bah, tolong kali ini jangan Abah berpikir bahwa Mulki turut andil dan ikut campur terlalu dalam masalah keluarga Mbak Sifa, tolong jangan, Bah. Tolong jangan berpikir itu lagi, karena jika Abah masih berpikir seperti itu sampai selamanya Mbak Sifa nasibnya akan seperti ini, Mbak Sifa akan mencintai sendiri dan itu sakit, Bah," ujar Mulki dengan menghela nafasnya panjang."Biarlah, Bah. B
BISMILLAH LANGKAH AWAL!Dengan penuh takzim, Simbok mengantarakan pesanan Abah Furqon. Mereka pun menikmati nasi pecel itu dan tak membahas masalah ini lagi. Sejak dulu memang pantangan bagi Mulki dan Abahnya untuk berbicara ketika makan. Meskipun hal sepenting apapun setelah selesai makan dan menghirup kopinya, baru mereka berbicara lagi."Lalu harus bagaiman, Abah?" tanya Abah Furqon."Menurut Mulki sekarang kita harus memanggil Mas Rio lagi, Bah. Bagaimana lagi? Semua sudah kadung terlanjur terjadi. Mbak Sifa pun juga sudah tahu masalah ini, jadi jangan sampai hal ini makin membuat Mbak Sifa berpikir macam- macam, Bah. Kita harus menyelesaikan masalah ini hari ini juga, Bah. Kita tak bisa menundanya makin lama, Bah. Mulki tak ingin dan tak mau kehilangan kepercayaannya juga, kita harus segera menyelesaikan masalah ini, Bah. Sungguh," tegas Mulki."Selain itu ada satu hal lain yang menghantui pikian Mulki, Bah. Karena satu sisi pun kita harus memikirkan kondisi wanita itu dan anakn
TENTANG PERNIKAHAN SIRI"Dia tak ingin menikahi wanita itu, Bah. Namun dia juga tak ingin dianggap sebagai pecundang mengkhianati anak itu padahal Mas Rio juga mengakui bahwa dia adalah darah dagingnya hanya saja dia tak ingin namanya tercantum di akta. Tapi Bah...""Kenapa?" tanya Abah Furqon."Mas Rio ingin tetap menafkahinya. Bagaimana menurut Abah?" tanya balik Mulki.Abah Furqon menghela nafasnya panjang. Saat seperti ini lah sebenarnya dia sang anak bisa bertukar pikiran, saling mengupgrade ilmu agama masing- masing. Kali ini abah Furqon ingin mengangkat topik pernikahan siri dan perzinahan."Pertama Abah ingin menyoroti ucapanmu, Le. Tetang pernikahan yang dilakukan secara rahaasia atau lebih akrab disebut nikah siri adalah pernikahan yang tidak dicatat di kantor KUA. Nikah siri, dikatakan sah menurut agama tapi tidak sah menurut Negara karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, tidak tercatat di KUA. Benar katamu, nikah siri memang memiliki banyak kekurangan. Namun di beberap
RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!"Bahkan sepertinya foto itu diambil kemarin siang saat kita bersama toh? Abah sedang mengisi kajian dan mata kuliah, sedangkan kau berpamitan berdiskusi tentang dakwah masa kini. Lalu kenapa kok tiba- tiba kau ada di cafe itu? Bagaimana ceritanya?" tanya Abah Furqon.Mulki menghela nafas panjang sekaali. Dia harus menceritakan sedetails mungkin sekarang pada Abahnya. Karena dia yakin hanya Abahnya yang bisa menyelesaikan masalah ini."Bah, sungguh ini sebenarnya tidak sengaja, itu bukan pertemuan yang di bentuk lantas sengaja, bukan seperti itu, Bah. Semua di luar kendali Mulki, saat itu memang Mulki ada berpamitan kepada Abah saat Abah mengisi ceramah. Mulki akan berpamitan dan akan berdiskusi bersama teman-teman dari beberapa universitas perwakilan salah satu organisasi agama yang memang sengaja membahas dakwah modern. Mereka meminta tolong Mulki sebagai pengisinya untuk kelas akhwat dan akhirnya Mulki pun setuju- setuju saja saat itu," jawab Mulki
DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN"Abah pergilah ke ke mushola dulu. Kita akan mendengarkan versi dari Mulki," perintah Umi Laila lagi."Iya, Umi. Assalamualaikum," pamit Abah Furqon."Kau lebih percaya adikmu kan sekarang?" tanya Umi Laila. Sifa pun menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau aku percaya dengan adikmu sekarang, kau tak usah berpikir macam-macam," kata Umi Laila."Kau jangan takut sekarang, Nduk. Pasrahkan semuanya pada Gusti Allah. Kau jangan berpikir hal-hal yang aneh. Itu akan mempengaruhi kualitas Asi mu sekarang itu, Nduk. Sudah tak perlu kau pikir lelaki yang seperti itu lagi. Benar dia suamimu kau harus baik kepadanya, berpikirlah seperti tak ada masalah yang sekarang itu dan harus diutamakan adalah anakmu. Nasib dan kualitas asimu harus bagus demi masa depan anakmu yang lebih baik. Biarlah, biar semua nanti akan di balas oleh gusti Allah saja. Kau tak perlu ikut campur, biar semua di catat olehnya," sambung Umi Laila."Karena kau tahu kan sebaik-baiknya sutradara itu
KECURIGAAN SIFASampai adzan subuh dan suara tahrim berkumandang dia masih belum bisa tidur. Dia masih penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa adiknya bisa bertingkah seperti ini, apa yang dirahasiakan adiknya dan sang suami. Mengapa mereka tega menyembunyikan kenyataan pahit seperti ini. Bahkan mereka diam-diam bertemu dengan Gendis di belakangnya tanpa ada pemberitahuan pada Sifa."Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" gumam Sifa.Dia segera keluar dari kamar mencari Mulki. Tapi rupanya kalah cepat, karena Mulki sudah tak ada di sana. Entah sejak kapan adiknya itu sudah pergi ke mushola. Mungkin sejak subuh tadi, ingin rasanya Sifa menyusul ke depan lalu menanyakan semuanya langsung pada adiknya. Tapi tak mungkin karena di depan sangat ramai dan pondok putra milik keluarganya. Dia harus bisa menahan emosi dan menjaga marwahnya."Allah, kapan dia pergi," gumam Sifa.Dia benar- benar tak mendengar suara Mulki saat membuka kamarnya. Padahal biasanya dia
MENDADAK VIRAL DI SOSIAL MEDIA"Dia itu sangat pandai, aku menghalangimu menikah dengannya bukan karena aku masih mencintainya atau aku ingin menikahi dia suatu saat nanti, tidak. Justru sebaliknya, aku tak hanya ingin saja kau terjebak dalam permainan mu sendiri, dengarkan aku kali ini saja," sambung Rio."Benarkah? benarkah kau tak mencintainya lagi?" tanya Mulki dengan penekanan.Rio menghela nafasnya panjang. Munafik memang jika dia mengatakan bahwa dia tak mencintai wanita itu. Dia memang masih mencintai wanita itu namun dia kali ini bisa berpikir jernih, tak seperti dulu."Ya memang aku sedikit mencintainya. Namun tak segila dulu," kata Rio Jujur."Jika sudah seperti ini masalah tak akan menjadi gampang, Mulki. Justru masalah ini akan melebar. Bagaimana jika Sifa tahu?" tanya Rio.Mulki pun langsung juga menyadari bahwa ikut campur terlalu dalam masalah rumah tangga Rio dan Sifa. Dia menghela nafasnya panjang, orang tuanya memang terbiasa untuk tak malu meminta maaf tanpa geng
APAKAH KAU YAKIN TAK MENCINTAINYA?"TIDAK BISA!" tegas Mulki.Semua terdiam, Rio pun tak bisa berkutik dengan semua ucapan Mulki. Mulki pun hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Ternyata apa yang dikatakan oleh Rio memang tidak bohong. Gendis memvalidasi semuanya bahwa apa yang pernah di jelaskan pada Rio padanya memang benar. Karena sebelumnya Rio dan Gendis tidak pernah bertemu lagi. Mereka baru bertemu beberapa hari kebelakangan ini dan itu pun perkara Gendhis menuntut akta kelahiran."Kenapa tak mungkin?" tanya Gedhis lirih."Aku dengar kau kuliah hukum ya? Atau pasanganmu sekarang orang yang tahu hukum. Aku rasa dia juga sedikit banyak pasti telah menjelaskannya padamu kan? Kalau tidak aku akan jelaskan semua padamu. Seperti yang kau tahu sendiri, akta kelahiran itu tak mungkin didapatkan tanpa ada pernikahan sah. Biar bagaimanapun juga aku ini juga kuliah hukum walaupun kuliah secara online saja, tapi aku sedikit banyak tahu tentang permasalahan ini. Kau tak mungkin menunt