BAJU MANA PILIHANMU, MAS?"Mas, di sini saja," perintah Sifa menyuruh rio untuk segera ke meja makan."Sebentar aku menunggu gojek, Dek! Sudah sampai gerbang perumahan. Aku keluar dulu," sahut Rio."Aku harus menanyakan lagi perkara baju itu," tekat Sifa dalam hati.Tak lama Rio kembali ke dalam rumah. Dia menuju ke ruang makan menemui istrinya. Sifa yang sudah berada di meja, Rio datang kembali sambil membawa beberapa kresek tentengan yang berisi pesanan makanannya."Ambilkan piring, Dek!" perintah Rio sambil meletakkan kresek berisi makanan itu di atas meja. Dengan sigap Sifa segera mengambilkan piring untuk suaminya dan mebuka bungkusan itu. Di dalamnya terdapat dua ayam bakar bagian dada dan paha, satu gurame jumbo, dan dua lele goreng tanpa nasi putih. Itu semua adalah makanan kesukaan mereka berdua, tak lupa sambal terasi dan lalapan juga sebagai pelengkapnya.Sifa segera mengambil nasi di magic com yang masih bagus dan hangat. Kemudian meletakkannya di
POLIGAMI?-POV AUTHOR-“Jawablah Mas, atau kau ingin waktu?” tanya Sifa lagi.Rio tetap terdiam tak bisa lagi menanggapi ucapan istrinya. Dia tak ingin bertengkar dengan Sifa namun juga tak memiliki alasan untuk mengelak lagi. Dia hanya diam.“Baiklah, Mas! Mungkin Mas butuh waktu, katakan pada Sifa jika Mas sudah menemukan jawabannya. Mas, ingatlah tidak semua baju baru senyaman baju yang lama. Tidak pula berarti baju yang lama lebih jelek dari pada yang baru, kadang baju yang lama itu lebih bagus kwalitasnya, lebih awet, dan lebih memberikan kenyamanan. Namun ada kalanya Mas bosan dengan baju lama karena warnanya, ukurannya, atau bentuknya," terang Sifa."Masalahnya di sini gampang Mas! Mas tak perlu sampai membeli baju baru, bawalah baju lama Mas ke tukang jahit untuk mempermak baju itu! Atau bisa juga ke toko aksesoris memberi sentuhan aksesoris baru agar terlihat lebih baik bajunya. Mas paham kan?” ujar Sifa lirih dan terisak menahan perih di dadanya.Rio tetap diam tak bergeming
JANGAN BERMIMPI, MAS!-POV AUTHOR-"Kenapa sekarang mas Rio hanya diam saja?" bentak Sifa mulai termakan emosinya sendiri."Dek, aku hanya ingin..."“DIAM! Asal Mas Rio tahu Syarat Allah SWT mengizinkan poligami namun harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tentukan. Jika tidak berdasar pada syarat, bukan bebas karena alasan mencintai wanita lain atau menghalalkan zina secara sah. Bukan seperti itu. Banyak syarat dan ketentuan yang harus di siapkan. Tidak sewenang-wenang melakukan poligami. Syarat Poligami dalam Islam Dikutip dari buku Poligami Tanya Kenapa, Oleh Isham Muhammad al Syarif di terangkan dengan jelas bahwa bagi seorang suami yang hendak melakukan poligami, maka perlu diperhatikan tiga syarat poligami dalam Islam. Pertama Jumlah Istri Tidak Lebih dari Empat. Syarat poligami dalam Islam yang pertama adalah jumlah istri. Batas jumlah istri yang sesuai dengan syariat adalah empat. Pembahasan terkait hal ini tercantum dalam Al-Qur'an surat An Nisaa ayat 3 memiliki arti
JANGAN BERMIMPI, MAS!-POV AUTHOR-Rio terdiam bingung, entah apa yang sebenarnya terjadi dengan Sifa mengapa sekarang Sifa malah tertawa dengan jawabannya. Sifa menangis tetapi tertawa juga apa maksud dari istrinya itu. Mengapa dia bisa melakukan keduanya di saat yang bersamaan.“Mas Rio heran ya mengapa Sifa tertawa?” Tanya Sifa.Rio mengangguk perlahan. Jujur saja sekarang ini Rio takut jika Sifa kenapa-kenapa. Ingat jika mereka masih memiliki anak kecil. Apalagi kalau memang benar Sifa sampai depresi alasan apa yang akan ia katakan kepada keluarga Sifa. Dia juga tak tahu bagaimana menjelaskan ini semua kepada Abah dan uminya. “Itu karena Mas lucu sekali! Mengapa Mas dengan dangkalnya menjawab yang penting bisa memberikan nafkah terhadap adik madu dan diriku? Tidak semudah itu Mas Rio sayang. Artikanlah ayat ini secara luas, jangan sempit dan mempersempit artiannya untuk membenarkan alasanmu berpoligami. Memang benar sekarang Mas Rio memiliki penghasilan yang tinggi, bisa menafkah
DATANG DAN PERGI SESUKA HATI!-POV AUTHOR-"Ya Allah akankah aku terus menjalani dan bertahan dengan semua suratan serta takdir hidup mereka yang sangat pahit? Bagaimana jika suamiku tetap memilih selir kesayangannya?" Kata Sifa dalam hati. Tubuh Sifa luruh bersama dengan air matanya yang mulai berjatuhan, dia menyandar pada tembok sambil memeluk bingkai foto itu.“Allah apa yang harus aku lakukan?” teriak Sifa di tengah tangisnyaSifa mendekap foto pernikahan itu dengan menangis dan air mata yang berderai. Rio mendengar teriakan Sifa. Dia berdiri beranjak bangun dari kursi ruang makan lalu berjalan menuju kamar Farhat putranya. Tidur dalam kamar mereka membuatnya semakin sesak di hati. Karena menghadapi kenyataan bahwa suaminya tak mencintai dirinya lagi dan berniat poligami.Rio mematung di depan pintu, ingin rasanya masuk dan menenangkan Sifa tapi entahlah hatinya tak ingin melakukan hal itu. Rio beranjak pergi ke kamarnya mengambil air wudhu dan sholat m
CATATAN HATI ISTRI TERZALIMI!-POV AUTHOR-"Jika memang suatu saat aku tak menjadi istrimu lagi, biar buku ini yang menjadi saksi betapa aku pernah memperjuangkan rumah tangga ini," gumam Sifa dalam hati.Bagaimana kesabarannya sebagai seorang istri di uji, bagaimana dia harus mempertahankan biduk rumah tangga saat kapal bahteranya mulai kehilangan nahkoda. Pahit kecilnya perjuangan seorang istri untuk menyadarkan suami yang telah melenceng jauh dari jalan takdir rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah. Entah bagaimana nanti ending hasil akhirnya. Hanya Allah yang tahu dan buku harian usang ini saksinya betapa Sifa sudah berjuang bertahan selama dan sejauh ini. Ponorogo,Hari ini terjadi juga Mas,Hari yang sebenarnya sudah aku duga sebelumnya ternyata hatiku masih belum kuat menerimanya Mas.Kau meminta izin untuk mendua, dengan mengambil ibarat memiliki dua baju sekaligu. Yang baru dan lama.Wanita siapa dan mana sebenarnya yang mampu membu
MENGAMBIL MELATI AGAR KETULARAN NIKAH?-POV AUTHOR-Setelah salat Rio kembali teringat tentang ucapan Sifa dalam mimpinya. Perkataan itu terus berulang-ulang seperti rekaman voice pesan di kepala Rio. Rio menghela nafasnya panjang, tanpa disadari ucapan Sifa itu merasuki alam bawah sadarnya. Menghantui dirinya sampai ke alam mimpi. Teringat jelas saat itu Sifa berkata."Ceraikan aku, Mas! Jika kau terus bersama wanita itu," ucap Sifa.Ucapan itu yang selalu terbayang dalam ingatan Rio. Dia segera menepisnya. Kemudian Rio berjalan ke luar kamar. Nampak rumah sudah di buka gorden sudah di ibak. Tanda bahwa Sifa juga sudah bangun."Kenapa dia tak membangunkanku ya?" batin Rio dalam hati.***Hari ini rencananya Aam dan istrinya akan menjenguk Sifa, istri dari koleganya Rio. Aam baru saja mendengar berita tentang kabar bahwa Istri Rio mendapatkan musibah keguguran. Dia baru sempat untuk datang berkunjung karena kemarin- kemarin dia sedang melakukan taaruf dan
TERPERGOK?-POV AUTHOR-"Kenapa Kau tampak panik sampai ter batuk-batuk begitu, Mas? Kau takut akan kehilanganku kan tetapi kau juga tak bisa tegas pada istrimu," batin gendis dalam hati."Hati- hati, Mas! Keslalapen atau tersedak loh," seloroh Gendhis yang hanya di balas lirikan oleh Rio.“Duduk sini, Mbak Gendhis,” kata Rio sambil mempersilahkan Gendis duduk di sebelahnya.Alih- alih duduk di samping Rio justru Gendhis tak mengindahkan tawarannya, dia memilih duduk di samping istri Mas Aam. Dia sangat malas untuk duduk di dekat lelaki yang dicintainya itu bukan karena apa-apa menurut Gendis tak elok jika dia duduk di sampingnya. Mengingat terkadang Rio tak bisa menjaga tingkahnya sendiri dia takut jika banyak orang yang tahu hubungan mereka.“Oh saya sini saja, Pak! Mau kenalan sama istrinya Mas Aam! Hay Mbak, kenalkan Gendhis! Maaf ya kalau suaranya keras! Emang dari lahir begini,” ucap Gendhis sambil mengulurkan tangannya berjabat tangan. Tanpa memperdulikan Rio lagi yang sedang m
IZINKAN AKU POLIGAMI"Tidak Mas, Sifa hanya ingin me time sendiri. Sifa ingin memanjakan diri sekedar pergi ke salon memotong rambut dan melakukan spa Syariah. Apakah boleh, Mas?" tanya Sifa."Kau akan pergi dengan siapa?" selidik Rio."Perginya biar diantarkan oleh santri Abah yang wanita, Mas. Toh mobil Umi ada di rumah kok, Mas," kata Sifa."Kebetulan tadi Abah pergi menggunakan mobilnya sendiri dengan Mulki. jadi ada satu mobil yang menganggur di rumah. Bagaimana, Mas?" tanya Sifa."Baiklah jika seperti itu, Dek. Yang penting Humairah aman ya?" ucap Rio mencoba memastikan."Tenang saja, Mas. Kau tak usah takut, insya Allah anak kita aman. Humaira akan dijaga oleh Umi sehingga Sifa benar-benar nyaman dan aman serta tenang saat meninggalkannya," jawab Sifa."Baiklah kalau begitu, Dek. Kau butuh uang berapa? Akan Mas transfer saja ya," ujar Rio."Tak usah, Mas. Kebetulan jatah bulanan yang Mas berikan masih ada kok. Itu saja insya Allah sudah cukup," jawab Sifa agar tak membuat suami
IDE GILA SIFA!"Ya sudah kita akan langsung saja bertemu dengan Rio tanpa kau harus pulang dulu. Setelah semua jelas, baru kau nanti mengatakan semua kepada Mbakmu, agar Mbakmu tak salah paham dan kecewa. Sekarang Mbakmu sebenarnya ada di posisi dilema, Le," jelas Abah Furqon."Astagfirulloh. Kenapa lagi, Bah?" tanya Mulki."Dia ingin percaya kepadamu sebenarnya, Le. Tetapi apa yang dilihat dengan mata kepalanya itu justru bertentangan dengan semua kepercayaananya. Melihat kau dan Rio duduk bersama wanita itu, bahkan wanita itu duduk di hadapanmu. Wajar kan kalau Mbakyu mu kecewa," jawab Abah Furqon."Bah, tolong kali ini jangan Abah berpikir bahwa Mulki turut andil dan ikut campur terlalu dalam masalah keluarga Mbak Sifa, tolong jangan, Bah. Tolong jangan berpikir itu lagi, karena jika Abah masih berpikir seperti itu sampai selamanya Mbak Sifa nasibnya akan seperti ini, Mbak Sifa akan mencintai sendiri dan itu sakit, Bah," ujar Mulki dengan menghela nafasnya panjang."Biarlah, Bah. B
BISMILLAH LANGKAH AWAL!Dengan penuh takzim, Simbok mengantarakan pesanan Abah Furqon. Mereka pun menikmati nasi pecel itu dan tak membahas masalah ini lagi. Sejak dulu memang pantangan bagi Mulki dan Abahnya untuk berbicara ketika makan. Meskipun hal sepenting apapun setelah selesai makan dan menghirup kopinya, baru mereka berbicara lagi."Lalu harus bagaiman, Abah?" tanya Abah Furqon."Menurut Mulki sekarang kita harus memanggil Mas Rio lagi, Bah. Bagaimana lagi? Semua sudah kadung terlanjur terjadi. Mbak Sifa pun juga sudah tahu masalah ini, jadi jangan sampai hal ini makin membuat Mbak Sifa berpikir macam- macam, Bah. Kita harus menyelesaikan masalah ini hari ini juga, Bah. Kita tak bisa menundanya makin lama, Bah. Mulki tak ingin dan tak mau kehilangan kepercayaannya juga, kita harus segera menyelesaikan masalah ini, Bah. Sungguh," tegas Mulki."Selain itu ada satu hal lain yang menghantui pikian Mulki, Bah. Karena satu sisi pun kita harus memikirkan kondisi wanita itu dan anakn
TENTANG PERNIKAHAN SIRI"Dia tak ingin menikahi wanita itu, Bah. Namun dia juga tak ingin dianggap sebagai pecundang mengkhianati anak itu padahal Mas Rio juga mengakui bahwa dia adalah darah dagingnya hanya saja dia tak ingin namanya tercantum di akta. Tapi Bah...""Kenapa?" tanya Abah Furqon."Mas Rio ingin tetap menafkahinya. Bagaimana menurut Abah?" tanya balik Mulki.Abah Furqon menghela nafasnya panjang. Saat seperti ini lah sebenarnya dia sang anak bisa bertukar pikiran, saling mengupgrade ilmu agama masing- masing. Kali ini abah Furqon ingin mengangkat topik pernikahan siri dan perzinahan."Pertama Abah ingin menyoroti ucapanmu, Le. Tetang pernikahan yang dilakukan secara rahaasia atau lebih akrab disebut nikah siri adalah pernikahan yang tidak dicatat di kantor KUA. Nikah siri, dikatakan sah menurut agama tapi tidak sah menurut Negara karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, tidak tercatat di KUA. Benar katamu, nikah siri memang memiliki banyak kekurangan. Namun di beberap
RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!"Bahkan sepertinya foto itu diambil kemarin siang saat kita bersama toh? Abah sedang mengisi kajian dan mata kuliah, sedangkan kau berpamitan berdiskusi tentang dakwah masa kini. Lalu kenapa kok tiba- tiba kau ada di cafe itu? Bagaimana ceritanya?" tanya Abah Furqon.Mulki menghela nafas panjang sekaali. Dia harus menceritakan sedetails mungkin sekarang pada Abahnya. Karena dia yakin hanya Abahnya yang bisa menyelesaikan masalah ini."Bah, sungguh ini sebenarnya tidak sengaja, itu bukan pertemuan yang di bentuk lantas sengaja, bukan seperti itu, Bah. Semua di luar kendali Mulki, saat itu memang Mulki ada berpamitan kepada Abah saat Abah mengisi ceramah. Mulki akan berpamitan dan akan berdiskusi bersama teman-teman dari beberapa universitas perwakilan salah satu organisasi agama yang memang sengaja membahas dakwah modern. Mereka meminta tolong Mulki sebagai pengisinya untuk kelas akhwat dan akhirnya Mulki pun setuju- setuju saja saat itu," jawab Mulki
DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN"Abah pergilah ke ke mushola dulu. Kita akan mendengarkan versi dari Mulki," perintah Umi Laila lagi."Iya, Umi. Assalamualaikum," pamit Abah Furqon."Kau lebih percaya adikmu kan sekarang?" tanya Umi Laila. Sifa pun menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau aku percaya dengan adikmu sekarang, kau tak usah berpikir macam-macam," kata Umi Laila."Kau jangan takut sekarang, Nduk. Pasrahkan semuanya pada Gusti Allah. Kau jangan berpikir hal-hal yang aneh. Itu akan mempengaruhi kualitas Asi mu sekarang itu, Nduk. Sudah tak perlu kau pikir lelaki yang seperti itu lagi. Benar dia suamimu kau harus baik kepadanya, berpikirlah seperti tak ada masalah yang sekarang itu dan harus diutamakan adalah anakmu. Nasib dan kualitas asimu harus bagus demi masa depan anakmu yang lebih baik. Biarlah, biar semua nanti akan di balas oleh gusti Allah saja. Kau tak perlu ikut campur, biar semua di catat olehnya," sambung Umi Laila."Karena kau tahu kan sebaik-baiknya sutradara itu
KECURIGAAN SIFASampai adzan subuh dan suara tahrim berkumandang dia masih belum bisa tidur. Dia masih penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa adiknya bisa bertingkah seperti ini, apa yang dirahasiakan adiknya dan sang suami. Mengapa mereka tega menyembunyikan kenyataan pahit seperti ini. Bahkan mereka diam-diam bertemu dengan Gendis di belakangnya tanpa ada pemberitahuan pada Sifa."Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" gumam Sifa.Dia segera keluar dari kamar mencari Mulki. Tapi rupanya kalah cepat, karena Mulki sudah tak ada di sana. Entah sejak kapan adiknya itu sudah pergi ke mushola. Mungkin sejak subuh tadi, ingin rasanya Sifa menyusul ke depan lalu menanyakan semuanya langsung pada adiknya. Tapi tak mungkin karena di depan sangat ramai dan pondok putra milik keluarganya. Dia harus bisa menahan emosi dan menjaga marwahnya."Allah, kapan dia pergi," gumam Sifa.Dia benar- benar tak mendengar suara Mulki saat membuka kamarnya. Padahal biasanya dia
MENDADAK VIRAL DI SOSIAL MEDIA"Dia itu sangat pandai, aku menghalangimu menikah dengannya bukan karena aku masih mencintainya atau aku ingin menikahi dia suatu saat nanti, tidak. Justru sebaliknya, aku tak hanya ingin saja kau terjebak dalam permainan mu sendiri, dengarkan aku kali ini saja," sambung Rio."Benarkah? benarkah kau tak mencintainya lagi?" tanya Mulki dengan penekanan.Rio menghela nafasnya panjang. Munafik memang jika dia mengatakan bahwa dia tak mencintai wanita itu. Dia memang masih mencintai wanita itu namun dia kali ini bisa berpikir jernih, tak seperti dulu."Ya memang aku sedikit mencintainya. Namun tak segila dulu," kata Rio Jujur."Jika sudah seperti ini masalah tak akan menjadi gampang, Mulki. Justru masalah ini akan melebar. Bagaimana jika Sifa tahu?" tanya Rio.Mulki pun langsung juga menyadari bahwa ikut campur terlalu dalam masalah rumah tangga Rio dan Sifa. Dia menghela nafasnya panjang, orang tuanya memang terbiasa untuk tak malu meminta maaf tanpa geng
APAKAH KAU YAKIN TAK MENCINTAINYA?"TIDAK BISA!" tegas Mulki.Semua terdiam, Rio pun tak bisa berkutik dengan semua ucapan Mulki. Mulki pun hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Ternyata apa yang dikatakan oleh Rio memang tidak bohong. Gendis memvalidasi semuanya bahwa apa yang pernah di jelaskan pada Rio padanya memang benar. Karena sebelumnya Rio dan Gendis tidak pernah bertemu lagi. Mereka baru bertemu beberapa hari kebelakangan ini dan itu pun perkara Gendhis menuntut akta kelahiran."Kenapa tak mungkin?" tanya Gedhis lirih."Aku dengar kau kuliah hukum ya? Atau pasanganmu sekarang orang yang tahu hukum. Aku rasa dia juga sedikit banyak pasti telah menjelaskannya padamu kan? Kalau tidak aku akan jelaskan semua padamu. Seperti yang kau tahu sendiri, akta kelahiran itu tak mungkin didapatkan tanpa ada pernikahan sah. Biar bagaimanapun juga aku ini juga kuliah hukum walaupun kuliah secara online saja, tapi aku sedikit banyak tahu tentang permasalahan ini. Kau tak mungkin menunt