Nyonya Banners menegur dengan marah, "Charles Banners, kalau bukan karena Forks, kau akan terus menjadi anak haram dari Keluarga Banners. Kau akan hidup seperti anjing liar! Sekarang perutmu sudah kenyang karena diberi makan oleh orang tuaku, kau sudah mulai menggigit tangan yang memberimu makan! Kau pikir siapa dirimu?"Charles mengambil cangkir teh di atas meja kopi dan melemparkannya ke Miranda, yang gagal mengelak tepat waktu. Cangkir itu mengenai dahinya dan segera, darah mulai menyembur keluar.Wajah Bebe pucat karena ketakutan.Angeline memandangi keluarga yang hancur, memejamkan mata, dan menghela napas.Ia mengira itu akhirnya waktu untuk pembalasan.Ketika ia membuka matanya lagi, tatapannya beralih ke Roxie. Kemudian, ia melihat Roxie menatap Charles dengan ekspresi dingin dan tegas. Bahkan ada kebahagiaan di matanya, dan sudut bibirnya sedikit terangkat, tampak agak jahat.Angeline kemudian tahu ketenangan Roxie selama bertahun-tahun hanyalah penyamaran. Sepanjang hidupnya,
Tapi, Angeline keras kepala. Ia percaya upaya yang gigih akan mengatasi kesulitan apa pun. Ia berpikir suatu hari, ia akan bisa sepenuhnya mengusir kegelapan yang tersegel di hati anak-anak ini."Roxie, bisakah kau memberi tahu Mommy beberapa cerita tentang Divisi Intelijen Militer?" Angeline merasa ia sepertinya tidak pernah bisa mengenal anak-anak ini dan ia mengabaikan tugasnya.Roxie memandang Angeline dan ada emosi yang tak bisa dijelaskan di matanya.Dulu, ia tidak pernah mempercayai siapa pun di dunia ini. Tetapi, Robbie menggunakan kebaikan dan sinar mataharinya untuk meyakinkannya tentang adanya kekerabatan di dunia ini.Selain itu, ia tidak akan peduli dengan emosi orang-orang di luar Divisi Intelijen Militer karena ia penuh dengan permusuhan terhadap dunia luar.Tetapi, ia tidak bisa bersikap begitu dingin di hadapan Angeline, ibunya. Ia mencintai Angeline karena Angeline tanpa pamrih memberikan cinta keibuannya.Ia tahu Angeline tidak dalam kesehatan yang baik dan tidak tah
Setelah Zayne selesai berbicara, ia dengan cepat menutup telepon.Angeline tiba-tiba menangis.Ia mengejutkan Josie, yang ada di sampingnya, dan Josie dengan cepat menghiburnya. “Jangan menangis, Angeline. Zayne akan baik-baik saja. Ia hanya menggertak dan dengan sengaja berusaha mendapatkan simpatiku. Ia selalu suka menggunakan trik semacam ini.”Angeline berbaring di bahu Josephine dan menangis sedih. “Josie, aku tahu Zayne melakukan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan, jadi kau mungkin tidak akan bisa memaafkannya, kan?”Josie tidak memberi Angeline jawaban.Adapun masa depannya dengan Zayne, terus terang, ia belum bisa mengambil keputusan.Dengan kepribadian Josie yang blak-blakan dan lugas, tidak ada pria selingkuh yang akan mendapatkan kesempatan kedua darinya. Pria itu harus benar-benar pergi dari dunianya. Tetapi, ketika kejadian itu menimpanya, Josie menyadari betapa kusut dan tersiksanya hatinya.Kata-kata Angeline mengakhiri semua konflik batik Josie.“Jose, aku pikir kau m
Beberapa waktu yang lalu ketika Josie merasa sedih, ia berkata ceroboh, mengutuk Zayne dan mengatakan Zayne tidak mampu melakukan apa-apa. Ia mengatakan pada Zayne bisnisnya selalu gagal dan Zayne benar-benar mengabaikan tugasnya dalam melakukan pekerjaan rumah dan merawat anak mereka. Zayne pasti terprovokasi oleh Josie, jadi Zayne mulai belajar cara melakukan tugas setelah itu.Josie tersedak saat ia berkata, “Aku seharusnya tidak memarahi Zayne. Ia pasti sangat sedih, itulah sebabnya ia berusaha keras untuk membuktikan dirinya padaku. Begitulah cara ia membuat dirinya lelah.”Angeline menghela napas lemah. “Lalu apa kau masih mau memberi Zayne kesempatan? Jose, kalau kau masih mencintainya, jangan menyiksanya. Kalau kau tidak mencintainya, tolong lepaskan ia. Lakukan saja mengingat ia hanya memiliki satu ginjal yang tersisa.”Josie sedikit gemetar. Itu semua karena Zayne telah memberinya salah satu ginjalnya.Ia bisa merasakan Kak Angeline makin kritis terhadap caranya menghukum Za
Kak Angeline bisa mentolerir ketidakpedulian dan keterasingan Jay. Bahkan setelah ditinggalkan dengan kejam olehnya, ia bersedia melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka untuk Jay. Bahkan setelah menderita begitu banyak keluhan, ia tidak pernah menyerah pada Jay.Tidak heran kalau Jay sangat mencintai Angeline.Adapun Josie dan Zayne, mereka berdua berbagi kenangan yang terukir jauh di dalam tulang mereka juga. Bagaimanapun, mereka adalah orang biasa. Pada akhirnya, mereka tidak bisa menghindar untuk menimbang kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Segera, hati mereka menjadi sangat dingin dan membuat mereka kecewa satu sama lain.Hasil tes Zayne keluar dan ia menderita penyakit ginjal lanjut.Dokter memberi tahu Angeline dengan sangat menyesal, “Pasien kehilangan ginjal di masa lalu dan sekarang ginjalnya yang tersisa gagal. Ia saat ini dalam situasi yang mengancam jiwa. Kalau keluarga berencana untuk mengobatinya, maka transplantasi ginjal harus dipertimbangkan sesegera mungkin.
Zayne tersenyum cerah. “Aku tidak akan mau menerimanya bahkan kalau kau memperkenankannya. Angeline tidak dalam keadaan sehat. Mungkin orang lain tidak memahaminya, tapi aku tahu lebih baik daripada orang lain setelah kehilangan satu organ, seseorang tidak bisa lagi menjalani kehidupan biasa. Bagaimana aku bisa tega membiarkan Angeline mengalami rasa sakitku?”Jay berkata, “Jangan khawatir, Zayne. Aku pasti akan menemukan cara untuk membantumu menemukan ginjal yang cocok.”Zayne tersenyum pahit. “Aku tidak takut mati, Kakak. Josie tidak lagi memperhatikanku akhir-akhir ini dan aku menjalani hari-hariku dengan bingung. Setiap hari ketika aku membuka mata, hanya ada satu pikiran di benakku, yaitu aku harus menebus dan mendapatkan pengampunan Josie. Adapun tubuhku, aku sudah lama meninggalkannya.”Jay berkata, "Masih ada harapan untukmu dan Josie."Tetapi, Zayne tiba-tiba menunjukkan ekspresi panik dan berkata, “Lihat aku, Jay. Apa aku masih bisa membawa kebahagiaan bagi Josie dalam kea
"Josie, apa kau yang memberi tahu Angeline ia bisa mendonorkan ginjalnya untuk Zayne?" Jay sangat marah.Mata Josie merah saat ia mengangguk takut-takut.Jay mengangkat tangannya dengan marah, ingin mendaratkan tamparan di wajah Josie. Pada akhirnya, ia bisa dengan paksa menahan amarahnya yang luar biasa. Ia dengan marah berteriak, “Apa kau tahu kau menjadi makin egois, Josephine Ares? Kau jelas punya ginjal Zayne di tubuhmu, jadi kenapa kau tidak berpikir untuk mengembalikan ginjal Zayne padanya? Kenapa kau berencana mengambil ginjal Angeline?”Josie merasa malu ketika ia menjelaskan dengan berlinang air mata, “Bukannya aku tidak mau memberikan ginjalku pada Zayne, Kakak. Aku hanya takut ada yang tidak beres selama operasi dan aku juga takut setelah kehilangan ginjal, tubuhku tidak akan seperti dulu. Kalau itu terjadi, siapa yang akan menjaga Joseph untukku?”“Josephku sangat menyedihkan. Ayahnya sakit, jadi bagaimana ia bisa punya ibu yang sakit juga? Tapi Kak Angeline berbeda. Ia pu
Jay tidak tahan melihat Angeline yang berduka, jadi ia tidak punya pilihan selain membiarkannya mengunjungi Zayne.Ketika Angeline datang ke bangsal Zayne, ia tahu karena tubuh kakaknya telah mencapai titik membutuhkan transplantasi ginjal, Zayne akan sangat lemah. Tetapi, ketika ia melihat wajah Zayne yang kehijauan dan kusam yang cekung dan kurus, ditambah dengan matanya yang tampaknya tidak bersemangat, Angeline merasakan sengatan tajam di hatinya.Ia terhuyung-huyung ke arah Zayne. Ia awalnya mencoba memaksakan senyum agar Zayne bisa hidup bahagia di hari-hari terakhirnya. Tetapi, ia mulai meneteskan air mata sebelum ia bisa berbicara.Sebaliknya, Zayne-lah yang menghibur Angeline dengan senyum di wajahnya. "Berapa usiamu sekarang? Bagaimana kau bisa menangis begitu saja? Kau benar-benar dimanjakan oleh Tuan Ares, Angeline.”Angeline memegang tangan Zayne dengan erat dan tubuhnya gemetar saat ia menangis. “Kalau kau merasa tidak nyaman, Kakak, kau harus memberitahuku. Kau tidak h