Share

Bab 22

Penulis: Yan an
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Kenapa?" Rose langsung bertanya.

"Bertengkar dengan orang tua teman sekelas Jenson dan membuat anak itu bolos sekolah… Dan kau masih berani bertanya?”Jay mengertakkan giginya, amarah yang ia tahan sepanjang hari akhirnya ia luapkan.

Rose juga balas marah pada Jay.

Tampaknya Nancy yang licik pasti mengadu tentang tindakannya.

Wajah Rose mencibir. "Tuan Ares, apa kau tahu kenapa aku menghadapi orang tua itu? Kenapa aku mengeluarkan Jenson dari sekolah? Itu karena—"

Jay menyela dengan tenang, "Aku tidak perlu tahu kenapa. Apa yang telah kau lakukan sudah cukup untuk menunjukkan betapa tidak dewasa dan terbelakangnya dirimu!"

Rose segera membalas, "Aku menghadapi orang tua busuk itu karena ia menyakiti Jenson dan mengkritik caramu membesarkannya. Apakah kau tahu betapa buruknya hal itu dapat mempengaruhi Jens?

"Tuan Ares, kau tidak berhak mengkritikku sebelum menyelidiki apa yang terjadi lebih dulu."

Jay memandang tatapan tegas Rose dan mengangkat alisnya. Setelah tidak melihatnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
kamu riah
bagys critax
goodnovel comment avatar
Nha
Sayangx hrus pke koin
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
pengen punya anak kayak sikembar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 23

    Walaupun Rose langsung bergegas ke Kaki Langit Berwarna, tapi kondisi jalan yang macet dan waktu yang singkat membuatnya harus telat kembali.Jay berdiri di balkon taman di lantai dua vila dan menatap Rose yang bergegas masuk. Sebuah cibiran muncul di wajah dinginnya."Nona Rose, lagi-lagi kau telat."Rose mendengar suara dingin yang datang dari atas kepalanya dan jiwanya hampir meninggalkan tubuhnya karena ketakutan. Ketika ia melihat ke atas, ia disambut oleh senyum terkutuk Jay.Rose terengah-engah dan mencoba mengatur napas. Yang bisa ia kerahkan setelah lari cepat diiringi putus asa adalah serangkaian kata-kata yang putus. “Tuan— Ares— Jalan— Mengemudi…” Setelah beberapa kata, ia mulai bernapas dengan berat.'Tuan Ares mengemudi di jalan, ya? Kalimat yang sangat menarik. "Wajah Jay berubah gelap, segelap arang."Bisakah kau berbicara dengan benar?" Jay mendengus.Masih terengah-engah, Rose berkata, "Tuan Ares—— Jalanan pagi ini macet—— Itulah sebabnya —— Aku—— terlambat."

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 24

    Kedua anak kecil itu diam-diam bersembunyi di balik tangga di lantai dua dan menyaksikan debat menarik antara Rose dan Jay.Rose, sang penentang, bersikap pasif."Tuan Ares, kau selalu meremehkan segala sesuatu tentangku dan kau tidak pernah puas akan apa pun yang aku lakukan. Bagaimana denganmu? Kau membiarkan wanita yang berbeda menjemput dan mengirim anak-anakmu ke dan dari sekolah, tetapi pernahkah kau memikirkan apakah hal itu akan mempengaruhi Jenson atau tidak?""Rose, metodeku cukup baik. Aku tidak memerlukanmu untuk mengingatkanku. Selain itu, wanita berbeda yang kau bicarakan semuanya adalah kerabat Jenson. Kaulah yang berpikiran kotor. Kenapa harus mempermasalahkan apa yang aku lakukan?” Kata Jay dengan marah."Bagaimana dengan Nancy? Bagaimana hubungannya dengan Jenson?”"Rose, kau tidak punya hak untuk ikut dalam kehidupan pribadiku.""Aku tidak peduli dengan kehidupan pribadimu, tapi tolong buka matamu saat mencari pacar. Jangan temukan ibu tiri yang jahat untuk Jen

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 25

    "Okay." Jenson menangguk.Robbie menuruni tangga. Ketika Jay dan Rose mendengar langkah kaki anak itu, pertengkaran mereka berdua berhenti tiba-tiba.Robbie berjalan ke arah kedua orang itu. Ia menatap mata merah Mommy yang bengkak dan kemudian kembali menatap Jay; Ia merasakan gelombang kemarahan yang tak bisa dijelaskan pada Ayah.Ia tidak pernah menyangka bahwa atasan besar Mommy-nya itu ternyata adalah Ayahnya yang ia pikirkan siang dan malam.Meskipun Ayah terlihat keren, tampan dan kaya raya, tapi yang memperlakukannya paling baik di dunia adalah Mommy. Ia tidak akan pernah membiarkan siapa pun menindas Mommy. Bahkan Ayah sekalipun."Jenson. Apa yang kau lakukan di sini? Cepat naik, Nona Nancy harus mengantarmu ke taman kanak-kanak nanti." Jay menatap putranya, sedikit mengernyit. Ia sepertinya melihat sedikit kebencian terhadapnya di mata anak itu.Itu tidak pernah terjadi sebelumnya.Robbie berjalan kea rah Jay dan mengangkat kepalanya.Jay membeku.Jenson biasanya men

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 26

    Jay dan Rose melihat ke arah "Jenson" dengan kaget.Kata-kata "Jenson" mengkhawatirkan bagi Jay dan Rose.Rose memandang Jay dengan gugup, takut Jay akan curiga.Jay memelototi Rose dengan waspada, bibirnya yang tipis dan menawan mencibir. "Rose, mungkinkah Jenson menebaknya?"Rose melihat nyala api membubung dari mata Jay dan hatinya gelisah.Daripada membiarkan Jay mengetahui tentang kebenaran, Rose pikir akan lebih baik untuk mengatakan setengah kebenaran padanya. "Aku punya anak perempuan," katanya perlahan. "Satu tahun lebih muda dari Jenson ... Selama dua hari ini, ia demam. Aku terlambat karena harus merawatnya."Jay mengerutkan keningnya.Ia jijik oleh pemikiran wanita itu yang menemukan pria lain dan membuat bayi setelah meninggalkannya.Jay menyela dengan kasar, "Aku tidak ingin tahu tentang keluargamu. Karena kau tidak punya waktu untuk mengurus Jenson dengan sepenuh hati, kau tidak seharusnya mengambil pekerjaan ini sejak awal. Kemasi barang-barangmu dan segera perg

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 27

    Jay menatap dengan tajam ke arah Rose.Tapi, Jay harus memuji putranya terlebih dahulu. "Bagus sekali," kata Jay.Mendengar pujian dari Ayah, Robbie langsung bertanya dengan girang, "Jadi, Rose bisa tinggal?""Tidak," Jay berkata dengan tegas.Rose tahu apa yang mengganggu Jay dan dengan cepat berkata, "Bukan aku yang mengajarkan kedua puisi itu.”Jay pasti berpikir bahwa Rosa berusaha keras untuk menjejalkan cinta keibuan ketika mereka bertemu sebagai ibu dan anak.Ketika Robbie melihat ekspresi panik Mommy, ia menyadari ia telah melakukan kesalahan.‘Kedua puisi itu adalah mengenai cinta seorang ibu.‘‘Pantas saja Ayah tidak senang.’Robbie buru-buru berkata, "Ayah, tolong jangan langsung mengambil kesimpulan. Kau juga bisa mengujiku akan hal lain!"Jay memandang "Jenson" yang tidak normal dan bertanya, "Apa lagi yang kau pelajari selama dua hari ini?"Robbie melihat piano di sebelahnya, kemudian ia berjalan ke piano itu dan memainkan karya berjudul Ayah.Jay sangat terke

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 28

    Robbie panik dan buru-buru merangkak ke bawah tempat tidur untuk bersembunyi.Ketika Jenson sudah memastikan bahwa Robbie telah bersembunyi, Jenson berjalan ke pintu dan membukanya, wajahnya yang tampan tanpa ekspresi memandang Jay.Jay menatap dengan curiga ekspresi gunung es anaknya dan mengerutkan alisnya. Apa yang terjadi dengan ekspresi animasinya sebelumnya.Mengacak-acak rambut hitam Jenson, Jay mengucapkan selamat tinggal pada putranya."Ayah akan pergi bekerja sekarang. Pengasuh akan mengantarmu ke sekolah. Tidak masalah, kan?”Mata Jenson menunjukkan penolakan, tetapi ia masih mengangguk dengan patuh dan menjawab, "Uh-huh!"Jay memperhatikan keraguan itu dan mengingat apa yang dikatakan Rose kepadanya. Anak-anak dan orang tua di taman kanak-kanak itu mungkin tidak terlalu ramah kepada Jenson. Kekhawatiran muncul di hati Jay.Sosoknya yang tinggi tiba-tiba jongkok, dan ia bertanya pada Jenson dengan sangat serius, "Katakan pada Ayah. Benarkah kau tidak suka pergi ke tam

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 29

    Kali ini, Jenson tiba-tiba menganggukkan kepalanya dengan patuh!Ia tidak ingin Mami berpikir bahwa ia adalah anak yang buruk.Setelah Rose menurunkan Jenson di sekolah, Jenson memasuki gerbang sekolah dengan sikap yang sangat baik.Rose sedikit tertegun. Mengapa anak ini begitu baik hari ini? Ia benar-benar mendengarkan apapun yang aku katakan?Sore hari, Rose pergi ke taman kanak-kanak untuk menjemput Jenson.Saat Jenson keluar dari taman kanak-kanak, Rose hampir menangis.Kemeja putih bersih Jenson dipenuhi kotoran dan tinta, dan wajahnya dipenuhi banyak tanda karena diintimidasi oleh murid lain. Ada banyak bekas cakaran yang panjang, serta belahan di bibirnya yang mengeluarkan darah segar.Setelah melihat Rose, Jenson berjalan ke samping, jelas ia tidak ingin memperlihatkan Rose kekacauan yang ia alami.Rose berlari dan menarik Jenson ke pelukannya. "Jenson!"Sambil memeluk Jenson dengan erat, air mata Rose mengalir.Jenson memandang Rose. Sebelumnya, ada saat-saat di man

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 30

    Setelah Rose membawa Jenson pulang dan menenangkannya, ia segera menelepon Jay.“Halo, Tuan Ares, Jenson sudah pulang. Anak itu mengalami penghinaan di sekolah hari ini. Aku harap kau benar-benar dapat mengatasi penolakan Jenson terhadap sekolah— "Rose dengan serius memberitahunya tentang situasi Jenson, tetapi ia tidak dapat menjelaskan dengan gambling karena Jay menyela dengan kasar. "Rose Loyle, bolehkah aku mengingatkanmu bahwa ini bukanlah tempatmu untuk mengajariku cara mendidik anakku sendiri."Kata-katanya adalah pernyataan yang jelas tentang siapa yang menguasai anak itu.Rose menghela napas tanpa daya.“Kau bisa pulang sekarang. Aku akan segera tiba. " Setelah mengatakan itu, Jay menutup telepon.Lalu ia memberi perintah pada Grayson. “Parkir mobil di samping.”Tak lama kemudian, Rose keluar dari vila keluarga Ares sambil membawa dompetnya. Ia tampak seperti sedang terburu-buru saat ia bergegas menuju halte bus.Saat Jay hendak keluar dari mobil, ia berubah pikiran s

Bab terbaru

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2667

    "Nyonya Angeline, apakah Anda punya kata-kata terakhir?" Pria itu menunjukkan belas kasihan Angeline dan memberinya kesempatan untuk menghirup udara segar. Angeline merenungkannya sejenak dan berkata, “Dulu, saya hanya mengharapkan kedamaian keluarga dan kesehatan anak-anak saya. Saat ini, saya berharap anak-anak saya dapat mencapai semua impian mereka. Saya berharap Jens dapat merevitalisasi bisnis keluarga kami. Saya berharap keinginan Baby Zetty agar tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan di dunia menjadi kenyataan. Saya harap keinginan Baby Robbie agar tidak ada lagi perpisahan dalam keluarga menjadi kenyataan juga. Pria itu tertegun. Pistol di tangannya sedikit miring. “Nyonya Angeline, orang kaya sepertimu menjalani kehidupan mewah yang bebas dari kekhawatiran. Bagaimana Anda bisa memahami penderitaan orang biasa seperti kami? Anda tidak bermaksud apa pun yang Anda katakan kepada saya sekarang, kan? Angeline berkata, “Aku akan mati. Mengapa saya berbohong kepada Anda

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2666

    Angeline berkata, “Meskipun Jens masih muda, Whitty tidak lagi dalam usia yang matang. Whitty telah menunggu Jens selama bertahun-tahun. Ia harus mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.”Tuan Ares tetap diam. Tetapi, masih ada ekspresi tidak menyenangkan di wajahnya.Saat melihat ekspresi wajah Tuan Ares, Whitty langsung berkata, “Ayah, Mommy, Jens, dan aku tidak terburu-buru untuk menikah. Jens telah memutuskan untuk menikah setelah punya karier yang stabil.”Tuan Ares tampak tenang.Jenson berdiri dan memberi tahu Tuan Ares, "Ayah, aku ingin menikah dengan Whitty."Tuan Ares melirik Jens dan bertanya, "Apa alasan di balik keputusanmu melakukannya?"Jenson berkata, "Aku mencintainya."Bibir Tuan Ares sedikit terangkat. Kepribadian Jens tidak hanya mirip dengannya, tetapi pandangannya tentang cinta juga mirip dengannya.Mengingat betapa gigihnya ia saat mengejar Angeline ketika masih muda, Tuan Ares tahu ia tidak bisa menghentikan Jenson.Hubungan ayah dan anak akan terpengaruh kalau i

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2665

    Tuan Ares menatap Angeline tanpa berkata-kata. Pada saat ini, cinta kenangan mereka terlintas di benaknya.Ia pernah mencintai seseorang dengan sangat dalam. Ia bisa melawan orang tuanya untuk Angeline juga.Tuan Ares menghela napas dan berkata, "Kau benar-benar tidak bisa menjaga anak-anakmu di sisimu begitu mereka dewasa."Angeline menatap Tuan Ares yang putus asa di depannya. Hatinya terluka untuk Tuan Ares. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangan Tuan Ares. Tuan Ares tersenyum padanya saat Angeline menghangatkan tangannya. Ia berkata dengan nada pengertian, "Angeline, kau tetap yang terbaik."Angeline tersenyum dan berkata, “Tentu saja, aku yang terbaik. Itu karena aku satu-satunya orang yang akan tetap di sisimu sampai akhir. Gale adalah takdir bagi Angel, dan Finn juga merupakan takdir bagi Zetty.”Tuan Ares berkata, “Baiklah, berhentilah menggodaku. Aku mengerti."Ya, cinta berada di atas segalanya di dunia.Itulah tradisi Keluarga Ares.Tuan Ares sangat mencintai Angeline.

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2664

    Tetapi, ketika Angeline mengetahui tentang pernikahan Grayson dan Andy, ia bersikeras mengadakan pernikahan akbar untuk mereka.Angeline dan Tuan Ares memanggil Andy. Angeline berbicara dengan suara menyentuh, “Andy, aku selalu memperlakukanmu seperti putri kandungku. Sekarang setelah kau menikah, aku akan menikahkanmu seolah kau putriku.”Angeline menyerahkan satu set perhiasan, kartu bank, dan kunci pada Andy. Ia berkata, “Andy, meskipun Zetty sudah menikah, kami tidak mengadakan pernikahan besar untuknya. Aku tidak tahu bagaimana keluarga lain menikahkan putri mereka. Karena kau perempuan, kau akan merasa aman setelah punya properti sendiri. Kau akan punya kebebasan sendiri setelah punya mobil sendiri. Kau akan berusaha berdandan setelah punya perhiasan sendiri.”Andy menangis, "Terima kasih, Mommy."Angeline memeluk Andy dan menepuk punggungnya sambil berkata, “Jangan menangis. Kau harus sering kembali untuk berkunjung di masa depan."Baik."Setelah Angeline selesai bicara, Tuan Ar

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2663

    Whitney menyerahkan amplop itu pada Andy dan berkata, "Nona Laurel memintaku untuk menyerahkan ini padamu."Andy perlahan membuka amplop di bawah tatapan ingin tahu para saudari. Spesimen jakaranda jatuh dari amplop.Air mata memenuhi mata Andy ketika ia melihatnya.Semua saudari menangis.Whitney berkata, “Aku tidak tahu apa artinya bagimu, tapi aku kira Laurel ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua karena ia ingin aku menyerahkannya padamu. Apa kau mengerti apa yang ingin ia katakan padamu?”Andy berteriak keras, “Ini adalah sumpah darah yang kami buat di Divisi Intelijen Militer. Ketika kami bersumpah untuk menjadi saudari, Daisy menyebutkan meskipun nasib kami telah ditentukan sebelumnya di kehidupan ini dan kami tidak bisa memutuskan berapa lama kami bisa hidup, kami bisa menunggu saudari di akhirat setelah kematian. Kami harus menunggu semua orang berkumpul sebelum reinkarnasi. Kami kemudian bisa bereinkarnasi sebagai saudari di kehidupan kami selanjutnya.”Whitney tersentu

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2662

    Jenson kemudian memerintahkan para pelayan untuk menggeledah setiap sudut dan celah Kebun Turmalin dan Ibukota Pemerintahan. Robbie sepertinya telah menghilang begitu saja. Tidak ada tanda-tanda ia di mana pun.Tuan Ares menghela napas setelah mendengar berita itu.Angeline menyerah setelah pencarian yang lama. Ia memberi tahu Jenson, “Jangan mencarinya. Ia sudah dewasa. Kita tidak bisa menahannya lagi. Jangan buang lebih banyak sumber daya manusia dan fisik untuk mencarinya. Kelola Kebun Turmalin dengan baik. Kau dan Whitty harus bertanggung jawab atas rumah tangga ini di masa depan.”Jenson menatap mata ibunya yang tenang. Meskipun ia penasaran kenapa ibunya, yang mencintai putranya lebih dari hidupnya sendiri, bisa bereaksi dengan tenang atas kepergian Robbie, ia menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya."Ya, Mommy."Setelah meninggalkan Chateau de Selene, Jenson kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Whitty masuk ke kamarnya dengan secangkir teh panas dan meletakkannya di tang

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2661

    Robbie mengangguk tegas.Setelah kesehatan Angeline pulih sedikit, Robbie segera mengunjunginya. Wajahnya tidak lagi memancarkan aura kekanak-kanakan. Wajahnya yang tampan memancarkan ketajaman yang mirip dengan ayahnya.Angeline tahu Robbie akan diliputi rasa bersalah selama sisa hidupnya setelah kejadian ini. Ia juga tahu ia akan mengubah kebiasaannya bermain-main dan tidak berpikir sebelum bertindak.“Mommy, ini semua salahku. Kalau aku tidak percaya begitu saja padanya, ia tidak akan punya kesempatan untuk merusak Kebun Turmalin,” kata Robbie. Ia dipenuhi dengan rasa bersalah pada diri sendiri.Angeline berkata, “Robbie, aku tahu apa yang kau pikirkan. Aku punya pemikiran yang sama sekarang.”Robbie tertegun. Ia melirik penuh penilaian pada ekspresi lemah dan lelah di wajah ibunya. Entah bagaimana, Robbie merasa kesal atas nama ibunya.Ternyata ia bukan satu-satunya yang tidak memperhatikan orang. Ibunya juga berada di kapal yang sama.Sama seperti dirinya, ibunya merasa sangat te

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2660

    Jenson memutuskan untuk membangun kembali Kebun Turmalin dengan tema yang mendasari 'kenangan'. Robbie terdiam setelah melihat-lihat rencana desain."Jens, apa menurutmu aku telah melakukan dosa besar?" Robbie tiba-tiba menyuarakan pikirannya.Jenson menggelengkan kepalanya dan berkata, “Robbie, kau tidak ingin semua ini terjadi. Tapi, kau seharusnya sudah belajar dari pengalamanmu. Kau tidak bisa bersikap baik pada semua orang setiap saat.”Robbie mengangguk dan berkata, “Aku tidak mengerti arti di balik kata-kata ini di masa lalu. Aku mengerti sekarang."Jenson tertegun.Setelah Robbie meninggalkan tempat Jenson, ia mengunjungi kediaman Angel.Angel sekarang berusia sekitar tujuh tahun. Ia sangat tinggi dan matang secara mental. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil.“Kakak, kudengar akhir-akhir ini suasana hatimu sedang tidak baik. Aku ingin mencarimu sejak beberapa waktu lalu. Tapi, lihat keadaanku saat ini. Bagaimana aku bisa keluar?” Angel melambaikan

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2659

    Tuan Ares menatap Tiga Belas dengan dingin. Tatapannya tanpa cinta kebapakan yang selalu ia tunjukkan pada Tiga Belas.“Aku tahu kau punya motif tersembunyi ketika kau pindah ke Keluarga Ares saat itu. Tapi, aku tidak menyangka kau begitu jahat dan punya hati yang begitu kejam di usia yang begitu muda. Cinta dan pemujaan Angeline terhadapmu sama sekali tidak menghangatkan hatimu. Bagiku, kau bukan hanya pengkhianat. Kau tidak punya hati sama sekali.”Tiga Belas menatap Tuan Ares dengan kaget. Omelan Tuan Ares tampaknya membantu Tiga Belas memahami dirinya dengan lebih baik.“Kau menyakiti ayahku. Kau menyakiti ayahku. Itu sebabnya aku menguatkan hati dan memutuskan untuk membalas dendam pada Keluarga Ares,” teriaknya keras.Tuan Ares berkata dengan nada kasar, “Karma ada di dunia. Kenapa aku menyakitinya kalau ia tidak menculik anak-anakku? Kau tidak punya kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Kau hanya membuat alasan untuk diri sendiri. Apa kau pikir kau masuk akal?”Tiga Belas

DMCA.com Protection Status