Share

Kekhawatiran Aldara

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-02 23:58:23
Alastair memilih beranjak pergi setelah mobil yang membawa Ryu menjauh. Dia tidak pulang ke kotanya, melainkan menginap di salah satu hotel.

"Besok aku akan ke sini lagi, siapa tahu bisa bertemu Ryu. Dia anak yang menyenangkan," gumam Alastair seraya melajukan mobil.

Dia sudah jarang pulang ke rumah. Meskipun sang mama dan Virly sudah jarang mencari perhatiannya, dia tetap malas menginjakkan kaki di rumah besar itu.

Selama lima tahun ini, dia juga tidak punya semangat hidup. Hanya pulang pergi kerja dan berdiam diri di dalam apartemen. Klub malam sudah tidak lagi menjadi tempatnya meluapkan kegundahan.

Karena nyatanya, mau seberapa banyak botol wine yang dia tenggak, tidak akan mampu membuat pikirannya teralihkan dari Aldara.

"Aku kira dulu bisa tenang setelah membalaskan dendam, tapi nyatanya ... aku malah menyesal dan semakin kehilangan," gumam Alastair.

Dia menghentikan mobil di depan sebuah hotel mewah. Kemarin dirinya sudah izin kepada Anthony kalau akan mengambil libur sela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rika Sartikawati
Lanjuuut thooor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Rasa Penasaran Ryu

    "Mama ...." Ryu berteriak, membuat tatapan Aldara beralih ke arah putranya yang tengah tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya. Sejurus kemudian ia menarik pandangan dan kembali melihat ke arah Alastair, detik itu juga jantungnya hampir rontok saat mendapati Alastair tengah menatapnya dengan pandangan yang tidak berkedip. Runtuh sudah pertahanan Aldara, lima tahun melarikan diri dan hari ini persembunyiannya diketahui. Putra merekalah yang tanpa sengaja mempertemukan, apakah ini juga rencana Tuhan? 'Tahan, tahan ... aku harus kuat!' batin Aldara saat merasakan tubuhnya panas dingin. Jantungnya berdebar kencang, kepalanya mendadak pening saat ingatannya kembali mengajak pada kejadian malam di hotel itu. Aldara mengepalkan kedua tangan, menahan trauma yang ia rasakan agar tidak meledak di sini. "Ryu, ayo pulang." Aldara berteriak dengan suara bergetar, beruntung putranya itu langsung mengangguk tanpa ada drama lagi. Anak laki-laki itu berlari kecil ke arahnya, tetapi tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Hari yang Menyakitkan

    Alastair yang tidak bisa tenang pun akhirnya memilih untuk menghubungi Raymond, beruntung tidak lama kemudian panggilan telepon itu langsung tersambung. "Halo, Ray. Kamu tidak sibuk, kan?" tanya Alastair. "Tidak, ada apa?" tanya Raymond dari seberang telepon. "Ray, aku tadi ... bertemu Aldara." Hening! Tidak ada respons dari seberang telepon. Hanya terdengar helaan napas kasar, sepertinya Raymond juga tidak kalah terkejut. "K-Kamu bertemu Aldara? Kamu yakin dia benar-benar Aldara?" tanya Raymond di seberang telepon. "Iya. Dia bersama seorang anak kecil. Aku tidak tahu siapa anak itu. Tapi wajahnya mirip sekali denganku, Ray. Aku seperti melihat masa kecilku di anak itu. Dan anak itu memanggil Aldara dengan sebutan ... mama." Lagi, Raymond tidak langsung menjawab. "Ray, apa jangan-jangan anak itu ... Anakku?!" Hening! Tidak ada respon. Tanpa Alastair sadari, di seberang sana Raymond juga tengah bingung. Apakah dia harus jujur tentang pertemuannya dengan Aldara lima tahun lalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Tawaran Kenneth

    Malam ini Aldara kembali meminta putranya untuk bercerita, hingga akhirnya Ryu menyerah dan mengatakan alasannya dengan jujur.Hal itu jelas saja membuat Aldara terkejut, ia tidak menjanjikan putranya menjadi garda depan untuknya di usia sekecil ini."Maaf, ya, Ryu. Mama kemarin terlalu khawatir, dan akhirnya hilang kendali. Seharusnya mama berterimakasih sama kamu," ucap Aldara sembari membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya."Iya, mama. Maafkan aku yang sudah membuat mama kepikiran, mulai hari ini aku tidak akan nakal lagi," bisik Ryu.Aldara mengangguk, setelahnya ia mengajak putranya untuk makan malam. Tidak lama kemudian Kenneth datang membawa banyak makanan."Terima kasih, Paman Ken," ucap Ryu dengan senang.Sementara Aldara hanya melirik sekilas kemudian membuang napas kasar. Ia bukannya tidak suka, tetapi ia takut Ryu jadi manja kalau sering diberikan barang-barang seperti ini."Sama-sama, Ryu. Kamu senang 'kan?" tanya Kenneth saat melihat Ryu memeluk erat hadiah dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Bertemu Alastair

    "Apa pekerjaanku sudah selesai atau masih ada pekerjaan lain?" tanya Kenneth, pada sektertarisnya yang sedang memegangi tab."Untuk sekarang tidak ada jadwal. Sementara besok ada jadwal meeting bersama perusahaan Wilson. Rapat diadakan pukul 08.00 pagi," papar sang sekretaris menjelaskan jadwal Kenneth yang tak terlalu padat. Besok hanya acara meeting saja keluar kota.Kenneth mengangguk paham, pikirannya jadi tertuju pada Ryu. Dia tahu jika anak itu sudah mulai memasuki masa libur sekolah. Haruskah ia mengajaknya?'Sepertinya ini ide bagus, supaya aku lebih dekat dengan Ryu,' batin Kenneth."Baik, kau boleh pergi. Siapkan saja hal yang diperlukan!" titahnya pada sang sekretaris di perusahaannya.***Setelah mengerjakan urusan kantor. Kenneth berniat ingin pergi ke kediaman Aldara, ingin menyampaikan maksud dan tujuannya besok. Dia harap, semoga Aldara mengizinkannya membawa Ryu keluar kota.Hingga tibalah ia di kediaman Aldara pada malam harinya, dia mengetuk pintu terlebih dahulu, g

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Kemarahan Aldara

    Sekembalinya Kenneth dan Ryu dari luar kota, keduanya kembali ke tempat asal dan dalam perjalanan pulang. Ryu sudah tertidur pulas di kursi penumpang, karena anak kecil itu kecapean, lantaran terlalu aktif sepanjang hari.Jika biasanya Kenneth ikut bahagia melihat Ryu ceria, kali ini tidak. Sebab Ryu asik bercanda dengan Alastair, tentu itu membuat Kenneth jadi bertambah kesal."Aku akan berusaha mendekati Ryu dan Aldara, tidak akan kubiarkan Alastair itu merebut posisiku," gumam Kenneth.Beberapa jam kemudian, akhirnya mereka sudah sampai tujuan dengan selamat. Ketika mobil berhenti, tiba-tiba Ryu menggeliatkan badannya, mungkin pegal tidur dengan posisi tak nyaman.Kenneth pikir Ryu hanya menggeliat saja, rupanya si kecil sudah bangun dari tidur."Paman Ken, apakah kita sudah sampai?" tanya Ryu, mengubah posisi menjadi duduk, sembari mengucek matanya.Memutar badan ke belakang, Kenneth mengangguk. Mobilnya terparkir di kediaman Aldara."Sudah dong, tuh lihat, kita sampai di rumahmu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Dilema

    Alastair membawa langkah ke dekat meja tanpa menjawab pertanyaan Virly, pria itu langsung memesan sebotol wine baru dan mulai membuka ponsel.Seutas seringai tipis terukir di ujung bibir Virly. Tanpa disadari Alastair, otaknya tengah memikirkan banyak rencana.'Malam ini aku harus mendapatkanmu, Al,' batin Virly.Kaki jenjangnya melangkah menuju bartender, ia memesan dua gelas minuman favorit dan diam-diam menuang setetes cairan.Ujung netranya melirik ke arah Alastair, wanita itu tersenyum saat Alastair masih asyik bermain ponsel. Ia merasa tidak ada yang melihat yang dilakukannya tadi."Ini, Al. Aku bawakan minuman," ucap Virly saat baru saja mendudukkan diri di hadapan Alastair.Wanita itu menyodorkan gelasnya, tetapi Alastair terlihat tidak berselera."Coba lah, Al. Ini menu baru di sini, siapa tahu kamu suka," ujar Virly seraya meminum gelas miliknya."Aku sudah tahu tentang minuman itu, karena Raymond juga menjualnya. Dan aku tidak terlalu cocok dengan rasanya."Rahang runcing it

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Kepikiran Alastair?

    Aldara turun dari ranjang setelah memastikan putranya benar-benar terlelap, kakinya beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka. Rasa kantuk sudah hilang, lagi-lagi penyakit susah tidurnya menyerang."Besok ada banyak pesanan kue, tapi aku nggak bisa tidur," gumam Aldara. Tangannya meraih ponsel, mungkin dengan bermain ponsel matanya bisa mengantuk.Hingga saat asyik berselancar di media sosial, tanpa sengaja ia membaca berita tentang pewaris Wilson Group yang kedapatan masuk ke dalam sebuah klub elite dengan seorang wanita."Wi-Wilson Grup?" Aldara memperbesar layar ponsel dengan tatapan yang semakin tajam memperhatikan foto di layar itu Detik itu juga jantungnya berdetak kencang saat menyadari wanita itu adalah Virly."Jadi, mereka benar-benar ada hubungan setelah kepergianku?" bibir tipis itu tersenyum kecut.Entah kenapa hatinya nyeri, sakit tak tertahan saat tahu Alastair bersama wanita lain. Padahal selama ini ia menolak semua tentang Alastair, bukan?"Dari banyaknya berita tent

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Memecat Virly

    Sepulang mengantar Ryu dari sekolah, Aldara kembali ke rumah dan langsung mendudukkan dirinya di kursi yang terletak di teras.Wanita itu menghela napas kasar saat kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu, yaitu saat putranya hendak masuk ke gerbang sekolah.Aldara masih ingat tatapan Ryu yang memperhatikan temannya diantar oleh seorang Ayah. Wajah mungil nan tampan itu berubah datar dan sedikit murung, seperti menyimpan rasa iri, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa."Apa aku egois kalau hanya menuruti diriku sendiri? Aku ... dan hatiku belum sembuh. Tapi putraku sepetinya butuh sosok ayah," gumam Aldara.Ia bisa menghidupi Ryu seorang diri, tetapi jujur saja waktu menemani tumbuh kembang putranya harus terbagi.'Ryu tidak pernah mengatakan iri tentang temannya yang punya ayah. Tapi aku tahu maksud tatapan itu. Ah, kenapa juga Ryu jadi seperti itu?! Perasaan selama ini putraku baik-baik saja,' batinnya gelisah.Aldara kembali menghela napas kasar, detik berikutnya ia lantas berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10

Bab terbaru

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Ending

    Alastair terkejut Bukan main saat membaca pesan dari papanya, pria itu tidak menyangka sang papa mengambil keputusan setegas itu.[Papa masih ada hati untuk tidak memenjarakan mamamu, Al. Ini sudah keputusan yang terbaik, setelah ini papa akan pulang ke Indonesia dan melanjutkan hidup sendiri. Semoga kamu bahagia, ya, di sana.] tulis Anthony yang semakin napas Alastair tercekat.Dia memang sudah mengatakan akan menatap di Jerman setelah menikahi Aldara. Anthony tidak masalah, malah mendukung keputusannya. "Ada apa, Al?" tanya Aldara yang sontak membuat tubuh pria tampan itu berbalik. "Sudah lima belas menit kamu diam saja di balkon, memangnya nggak dingin?"Alastair mengulas senyum, tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku sambil merangkul bahu istrinya. "Tidak, pemandangan di sini indah sekali, Ra. Aku nggak sadar sudah berdiri cukup lama. Maaf, ya," kata Alastair.Dia belum sanggup untuk mengatakan apa yang sudah terjadi selama satu malam ini, takut moment malam pertama mereka ak

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Bercerai

    Mobil Anthony sudah berhenti di depan hotel, ia lekas masuk dan Elle mengikutinya dari belakang. Sampai di dalam kamar, Anthony langsung mengunci pintu dan meminta istrinya untuk duduk di sofa. "Ada apa, Pa? Katanya tadi mau foto sama Alastair dan Aldara? Kok malah ngajak balik ke hotel?" Pria paruh baya itu tidak menyahut, tangannya mengambil sebuah map yang ada di dalam koper. Kemudian melemparkannya ke depan Elle. "Tandatangani surat itu," katanya. "Apa ini, Pa?" tanya Elle sambil tangannya membuka map tersebut. Kedua matanya membelalak lebar dengan mulut menganga. "Akta cerai?" gumamnya dengan jantung berdegup kencang. Wanita paruh baya itu menggelengkan kepala, netranya terus membaca deret huruf yang ada di sana. Terdapat namanya dan nama sang suami. Kapan suaminya mengurus ini semua? Kenapa dia tidak tahu? "Kamu sudah nggak nurut sama aku, Ma. Aku nggak bisa mempertahankan hubungan yang seperti ini. Aku merasa tidak dihormati sebagai laki-laki, lebih baik kita berpi

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 134

    "Aaargh ...!" Virly berteriak histeris saat melihat Megan ditembak tepat di jantung. Tubuhnya menggigil tak tertahan, keringat dingin semakin mengucur deras dari pelipisnya.Ia tidak bisa kabur, tidak ada celah untuk keluar dari ruang bawah tanah ini. Niatnya menghabisi Aldara, malah nasibnya yang akan berakhir mengenaskan di sini.Virly semakin gemetar saat bodyguard perempuan berjalan ke arahnya. Tubuhnya digelandang ke tempat di mana Megan dieksekusi lagi, bibirnya terus memohon untuk dilepaskan, tetapi Alastair seolah menutup telinganya. "Kita pernah tunggu bersama, Al. Kita satu kakek dan aku ini saudaramu. Kamu tega padaku? Kamu tega Mommy Sarah kehilangan anaknya dengan cara mengerikan ini?" ruang Virly dengan wajah berderai air mata. "Aku tidak akan begini kalau kau tidak memulainya. Apa kau lupa telah berbuat jahat kepada Aldara? Maka nikmati saja karmamu," jawab Alastair.Wanita itu menggeleng, sorot matanya terus memohon. Namun, bodyguard-bodyguard perempuan itu telah me

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Eksekusi

    "Alastair," gumam Virly, seringai senyum tercetak jelas di sudut bibirnya. "Wanita ini menghalangiku bertemu Ryu. Padahal aku hanya ingin menyapa keponakanku."Tidak ada sahutan dari Alastair, pria itu hanya melirik ke arah Anetha dengan tatapan datar."Mampus kau," bisik Megan tepat di samping telinga Anetha.Anetha enggan menanggapi, hingga Alastair tiba di tengah-tengah mereka."Kalian berdua, ayo ikut aku," kata Alastair kepada Virly dan Megan.Pria itu kembali membawa langkah panjang menuju luar gedung, membuat Virly dan Megan terpaksa mengikuti."Kita mau diajak ke mana?" tanya Virly saat Alastair hendak masuk ke dalam mobil."Tidak usah banyak tanya, lebih baik ikut saja."Kedua wanita itu saling berpandangan, tetapi tetap mengikuti Alastair yang sudah masuk ke dalam mobil. Kendaraan mewah itu membawa mereka ke kediaman Alastair, di sana meraka disambut oleh Ernest yang berdiri di tengah pintu.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Alastair langsung keluar dan berjalan masuk. Lagi

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 132

    "Kenapa, sih, anak itu nempel-nempel terus sama orang tuanya?" ucap Virly."Iya, kita jadi nggak bisa menjalankan rencana. Harusnya 'kan dia main sama temen-temennya yang lain," sahut Megan."Sudah nggak usah berdebat, nanti akan ada saatnya kita beraksi," timpal Elle. "Kalau tidak Ryu, kita bisa membawa Aldara. Toh Alastair sudah mengira mama baik, pasti dia nggak akan curiga kalau istrinya mama ajak pergi sebentar."Virly menghela napas kasar. "Gitu saja terus, ma. Tapi nggak pernah berhasil. Nyatanya Aldara tetap bisa bebas dan kembali sama Alastair, nanti kita juga yang kena imbas."Elle memelototkan matanya, membuat Virly menghela napas kasar. Ia sudah lelah dengan rencana Elle yang tidak pernah berhasil, tetapi ia juga tidak mungkin mau menolak.Sementara Megan sibuk berperang dengan pikirannya sendiri. Kalau Aldara dibunuh, lalu Alastair untuk siapa? Sudah jelas ia akan kembali saingan dengan Virly. Namun, kalau tidak bekerjasama juga ia tidak sanggup sendirian.'Jalanku untuk

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Salah Menduga

    Di gerbang sebelah selatan, seorang anak laki-laki sedang menunggu kedatangan temannya. Akira, gadis kecil berusia sepantaran Ryu.Meskipun ia terlihat dingin dan terkesan angkuh, tetapi nyatanya ia selalu merindukan Akira. Bukan rindu layaknya kepada teman sepermainan, tetapi kerinduan lain yang membuat Ryu resah dan selalu terbayang wajah gadis kecil itu.'Kok nggak sampai-sampai? Padahal papa sudah mengundang. Masa nggak tahu gedungnya?' batin Ryu yang semakin resah.Ryu tidak punya banyak teman akrab di sini, wajar saja ia merindukan Akira. Setiap hari membayangkan Akira, membuat anak laki-laki itu terobsesi dengan temannya.Hingga sebuah suara bariton memecah lamunan Ryu, kepalanya menoleh dan mendapati dua orang laki-laki asing sedang berbincang dari balik pot besar tempatnya bersandar.'Pakai Bahasa Indonesia? Apa mereka temannya mama?' batin Ryu sambil memperhatikan dua pria itu.Ia hendak mendekat dan ingin menyapa, tetapi urung saat mendengar satu pria itu berkata, "kita ngg

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 130

    Aldara berdandan sangat cantik untuk acara malam ini. Tubuh mungilnya dibalut gaun bertabur swarovski, tampak megah dan sangat mempesona."Cantik," bisik Alastair sambil memeluk tubuh Aldara dari belakang.Pria itu mekanika kecupan pada pundak Aldara yang terekspose, membuat wanita itu terkekeh karena merasa geli."Aku sudah siap untuk malam ini, Al. Ryu sudah ku pakaian kalungnya, begitu juga denganku. Tapi mau seperti apapun, aku berharap semuanya baik-baik saja," bisik Aldara.Siapa yang menyangka di dalam kalung berlian itu terdapat alat GPS yang berukuran sebagai kecil? Hal itu disiapkan Alastair untuk melindungi keluarganya."Ayo kita turun, kita harus tampil mesra agar orang-orang iri itu semakin panas."Wanita cantik dengan rambut digerai itu mengangguk, ia terus mempertahankan senyuman selama langkahnya menuju ballroom.Alastair tampak memegang earphone, terdengar Ernest mengatakan Megan baru saja datang diikuti oleh Virly dan satu pria asing. Berarti Rangga akan menyelinap s

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 129

    Megan dan Rangga baru saja tiba di bandara pagi ini, mereka sengaja datang terlambat agar Alastair tidak curiga. Keduanya akan menjalankan misi nanti malam, sementara Elle bersama suaminya sudah sampai di gedung lebih dulu."Kita akan ke hotel yang tidak jauh dari gedungnya. Saat nanti malam aku datang ke pesta, kau harus menyelinap ke dalam gedung dan menjalankan rencana. Pokoknya aku mau semua berjalan lancar," kata Megan.Ia dan Rangga mengendarai mobil, sesekali wanita itu akan berinteraksi dengan Elle tentang situasi di gedung pernikahan."Baik, Bu.""Nanti ada Juan yang akan membantu, jadi kau tidak perlu khawatir."Rangga mengangguk patuh, pria itu fokus melihat jam tangan seakan menunggu waktunya eksekusi.Sementara di gedung pernikahan, Alastair dan Aldara baru saja selesai akad. Dua pengantin itu duduk di atas pelaminan dengan raut bahagia, ada Ryu juga yang duduk di sana ditemani oleh Anetha.Alastair tampak beberapakali membenarkan letak earphone, pria itu memantau kabar d

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Tangisan Aldara

    Hari ini Aldara sudah diperbolehkan pulang, semua orang menyambut bahagia, terutama Ryu. Anak laki-laki itu terus di samping mamanya tidak mau berpisah sama sekali.Sementara Alastair langsung menuju gudang bawah tanah bersama Ernest, di sana seorang pria tengah duduk di kursi dengan kedua tangan terikat ke belakang."Tuan," bisik Juan dengan wajah memelas. "Maafkan saya, Tuan. Saya menyesal.Alastair tersenyum smirk. Ia sudah lama tidak berurusan dengan darah, melihat Juan seperti ini membuat jiwanya kembali bergejolak."Aku tidak mengenal kata maaf," desis Alastair seraya mendudukkan dirinya di kursi lai. "Dibayar berapa kau sama Megan?" tanyanya lagi.Juan langsung menyebutkan sebuah nominal, Alastair mengakui itu sangat fantastis. Pantas saja Juan mau jadi penyusup, bayarannya saja dua kali dari gaji yang diberikan Alastair."Lalu kenapa kau langsung mengaku? Bukankah seharusnya kau melindungi nama Megan?" tanya Alastair."Saya khilaf saat itu, Tuan. Saya buta karena uang dan tida

DMCA.com Protection Status