Diandra lama berada di kota, dia belum kembali ke Mata Air Surga untuk waktu yang lama. Mungkin, dia sedang memikirkan soal perasaannya. Dia harus jujur pada dirinya dan menerima kenyataan hidupnya.Hidup hanyalah untuk menerima segela yang diberikan Allah swt. tidak ada kata lain selain itu. Jika sudah bisa menerima hidup dengan Ikhlas, maka itulah kebahagiaan sebenarnya.Urusan nanti, biarkan Allah yang menentukan. Manusia hanya cukup menjalaninya dengan baik dan berusaha sekuat mungkin. Diandra pun akhirnya kembali datang ke Mata Air Surga. Proyeknya belum selesai, mimpi untuk membentuk tempat yang bagus dan juga mega proyek.Diandra pun langsung menuju rumah Adam.Diandra bertamu di rumah Adam, seperti ajakan Adam. Adam sudah duluan di rumah dan membukakan pintu karena terdengar ada tamu wanita yang datang. Itu adalah suara Diandra.Adam membuka pintu dan Diandra datang bersama Jamilah yang selalu menemani Diandra sewaktu ke Mata Air Surga. Adam mempersilakan mereka masuk dan Adam
Sandi mondar – mandir di ruangan tunggu persalinan, dia sendiri tidak mau masuk karena dia sendiri takut melihat darah. Entahlah, bahkan untuk isterinya sendiri yang akan melahirkan dia sendiri malah takut dan menunggu di luar.Sandi hanya kangen dan rindu tiba – tiba ada suara bayi menangis dan itu pasti akan membuatnya bahagia. Kegelisahan menyelubungi waktunya saat ini. Di saat dia sedang terhimpit masalah keuangan yang hampir-hampir memecahkan kepalanya, namun ada rasa bahagia untuk menjemput bayinya.Meskipun..., benar bahwa masalah hidupnya kita luar biasa. Dia merasa beban berat sedang dipikulnya demikian besar. Kehidupannya dipertaruhkan, antara bahagia menunggu bayinya lahir atau hancurnya perusahaan pabrik yang sudah dirintis oleh ayahnya dan kini dilanjutkan estafet usaha itu olehnya.Jika sampai hancur usahanya, mau ditaruh dimana mukanya. Malu pada keluarga dan ayahnya, juga malu kepada teman – temannya. Kini, dia menyadari bahwa hidupnya selama ini hanya mengejar gengsi
Pilihan Adam untuk mengambil Pak Firman menjadi salah satu koki di hotel sangat tepat. Banyak orang bahkan karyawan hotel menyukai makanan pak Firman. Awal kisah pak Firman mulai membuatkan makanan untuk hotel.Masakan pak Firman dikirim ke hotel, pihak hotel ada yang mengambil makanan pak Firman. Awal pengiriman mereka sedikit ragu, apakah makanan itu akan bisa membuat banyak pelanggan hotel suka.Makanan itu sudah rapi dalam berbagai wadah besar. Nanti, petugas makanan di hotel yang akan memisah – misahkannya dan dibagikan kepada tamu hotel.Saat makanan sudah di hotel dan dipisahkan. Diandra mendapatkan laporan soal itu. Dia jadi penasaran seperti apa rasa makanan yang khusus dicari oleh Adam untuk melengkapi menu di hotel. Diandra sedikit ragu, apa Adam bisa mencicipi makanan dengan baik.Lihat saja nanti, Diandra paling bisa soal mencicipi makanan. Hal itu karena sejak dulu, dia hanya bisa merasakan dan tak melihat suatu makanan. Jika merasakan makanan, maka dia akan mampu meliha
Kebiasaan Naura memang tidak berubah sejak dulu. Sejak di pesantren, dia selalu membaca buku, buku apa saja dibacanya yang ada diperpustakaan. Setelah masuk sekolah menengah sekalipun. Naura tak bisa menghilangkan kebiasaan membacanya. Dia menyibukkan diri dengan membaca sejak sekolah.Kali ini, Naura kembali membaca buku. Sudah lama sekali dia lupa pada kebiasaan membacanya itu. Buku itu membuat kangen saat sedang sendirian dan bingung hendak melakukan apa.Namun, kebiasaan membaca yang dimulai lagi, memang lebih sulit. Naura bahkan sudah mulai bosan ketika membaca beberapa lembar buku. Namun, dia memaksanya untuk tetap membaca, hingga akhirnya, dia benar-benar merasa bosan.Naura jadi teringat pertemuannya dengan Adam. Adam yang terluka dan pernah menjadi penghuni di hatinya.Pertemuannya dengan Adam menyiratkan satu hal padanya. Adam sudah tidak seperti dulu, dia sudah lulus dari ujian sakitnya dan kini telah bisa menjalani hidupnya dengan baik.Ketenangan dalam dirinya pun muncul
Adam sudah berkeliling baik ke Rumah Sakit, hotel maupun usaha yang lainnya. Dia senang berada di taman dan juga berada di kampung bahasa. Anak – anak bersemangat ceria belajar dan bermain.Water bomb juga ramai, kalau sore hari berjubel keluarga datang bersama anak – anak mereka. Kalau pagi, biasanya sepi.Adam juga mengecek pembangunan perumahan, jalur gang juga dilihatnya baik namun masih ada saja orang yang membuang sampah sembarangan di got. Hal itu karena kebiasaan lama di sekitar mereka atau rumah yang dulu dibawa hingga kebiasaan saat pindah rumah.Adam bahkan masuk ke got mengambil sampah, bagian security melihat hal itu lalu dia tak enak.Adam kemudian berpesan, siapa saja yang membuang sampah sembarangan maka harus diingatkan. Catatan itu kemudian langsung dibawa ke manajer perumahan dan diminta untuk dibuat di ujung setiap gang ada poster atau banner dipajang untuk mengingatkan untuk menjaga kebersihan.Juga, dituliskan dalam bentuk stiker dan ditempelkan dalam pintu setia
Hotel semakin ramai, salah satu penyebabnya adalah menu makanan yang enak yang dimasak oleh pak Firman. Pak Firman merasa bersyukur karena kini dia sudah pasti mendapatkan pendapatan dan tak perlu bingung untuk membayar angsuran rumah dan juga sekolah putri – putrinya.Putri yang pertama sudah hampir selesai dan hanya tinggal wisuda saja. Biaya wisuda dapat terbayarkan.Pak Firman semakin bersemangat dan dia pun memberi semangat kepada kedua puterinya untuk terus sekolah dan memiliki cita – cita tinggi. Pak Firman pun selalu menceritakan soal Adam kepada kedua puterinya bahwa Adam adalah salah satu contoh orang yang mau bekerja keras dan kini memperoleh hasil dari usaha kerasnya.Adam juga tidak pernah sombong dan selalu rendah hati. Dia lulusan pesantren dan terus bersekolah hingga perguruan tinggi.Puteri pertama pak Firman adalah Nada dan puteri kedua masih sekolah menengah atas bernama Ratih. Keduanya sangat penurut dan bahkan sering membantu pak Firman dan Ibunya untuk membantu m
Adam sungguh tidak mengerti kenapa sejak tadi Diandra hanya tersenyum dan selalu berbahagia. Menghilangnya Diandra karena alasan dia sedang mengurus sesuatu di tempat tinggalnya, di Ibukota.Kini, Diandra memberikan secarik lembaran yang diberikan pada Adam. Sambil melirik penuh senyuman. Dia memberikan lembaran itu pada Adam. Berharap Adam tidak bingung lagi dan melihat lembaran tersebut lebih dulu.Diandra hanya berpikir dia sedang berusaha menolong Adam serta menolong dirinya yang mencintai Adam sepenuhnya.Keputusan apapun nantinya yang akan diambil oleh Adam. Diandra akan menyerahkan segalanya kepada Allah swt. Entah, apakah Adam tetap pada pendirian janjinya, atau dia akan berubah dengan mencoba untuk bangkit dari sumpah yang tak masuk akal.Sumpah yang membuat Adam terpenjara dan tak bisa melakukan apapun untuk membuat dirinya sendiri bahagia.Adam melihat lembaran yang diberikan Diandra tersebut. Lampu taman menyorot lembaran itu dan mata Adam tertuju pada tulisan di lembaran
Adam duduk di kantornya, dia sedang memberesi beberapa hal dan melihat beberapa catatan – catatan.Ada beberapa perjanjian baru dan Adam juga harus menandatanganinya, sebelum tanda tangan, dia akan mengecek terlebih dahulu semua poin dalam kesepakatan jangan sekedar tanda tangan karena itu bisa berbahaya tanpa kita mengetahui maksud poin yang ada dalam surat perjanjian.Adam juga melihat banyak hal terutama laporan dari setiap bidang usaha dan juga seluruh bisnis usaha dari Mata Air Surga.Di samping itu, dia sedang menunggu pak Firman. Bukan untuk urusan bayaran atau apapun, melainkan karena pak Firman ingin menghadap pada Adam karena ada sesuatu hal.Adam menyanggupinya, dia ingin bertemu di rumah saja namun Pak Firman mengatakan ini urusan bisnis jadi dia ingin di kantor pusat Mata Air Surga saja. Adam pun mengiyakan dan sudah menunggu sejak pagi tadi.Meskipun mereka janjian pukul 09 pagi, namun Adam juga harus mengerjakan banyak hal jadi dia datang lebih awal. Beberapa lembaran a