Janji makan di luar, benar! Adam sudah berjanji pada Syarif untuk mengajak Ibunya makan bersama keluarga baru Syarif.”Ayo Bu, kita berangkat,” Adam mengetuk pintu kamar Ibunya, dia tak sabar untuk mengajak ibunya itu makan di luar. Waktunya hampir sibuk untuk bekerja setiap hari dan tidak atau jarang makan di luar. Biasanya mereka makan di rumah bersama dan Ibunya selalu menunggunya.Jika diajak makan di luar pun, Ibunya pasti menolak. Ibunya pasti merajuk, apakah masakan ibunya itu tak enak. Lalu, Adam pun akan mengalah dan membatalkan acara makan di luarnya. Dia lebih tak ingin melihat wajah ibunya sedih, dan mereka pun setiap malam makan bersama. Ibunya selalu menunggunya untuk makan bersama. Itulah cinta Ibu, yang tak punya tepi seperti samudera luas.Kali ini, bu Halimah pasti akan ikut dan benar saja Ibunya setuju. Hal itu karena tentu saja bahwa Syarif yang mengajak mereka pergi. Ibunya tak bisa menolak jika Syarif yang memintanya.”Tunggu sebentar, Ibu baru saja membereskan r
Lelaki yang menyapa Adam adalah pemilik dari rumah makan sederhana di pinggir jalan tersebut.”Benar Pak, ada apa ya?” Adam menjadi penasaran, lelaki itu mendekat dan berdiri di dekat meja dan di dekat mereka yang tengah duduk lesehan itu.”Apakah anda Adam yang dulu memiliki airmata ajaib itu ya?” Lelaki itu terlihat makin sumringah wajahnya, seolah wajahnya menunggu jawaban dengan segera.”Iya, saya orangnya pak. Dan, ini sahabat saya Syarif, dan ini Ibu saya bu Halimah.”Lelaki itu mencoba mengingat, benar saja itu ibu Halimah dan juga Syarif yang dulu selalu menjaga para tamu rumah Adam yang ingin berobat dengan air ajaib yaitu air mata milik Adam.Lelaki itu tersenyum, ”Saya adalah Firman Mas, saya adalah salah satu pasien anda saat itu. Saya belum sempat mengucapkan terima kasih kepada anda secara langsung karena saya belum sempat datang.”Adam jadi tahu sekarang, siapa dia dan bagaimana dia mengenalnya. Adam pun menerima ucapan terima kasihnya dan tak perlu memikirkan soal yang
Rumah sakit sudah sepenuhnya ada di Mata Air Surga. Adam juga sering berkunjung kesana dan mengawasi jalannya kinerja Rumah Sakit tersebut.Rendra ternyata juga ketika liburan selalu datang ke Mata Air Surga dan bertemu dengan Adam. Mereka menjadi sahabat yang baik, Rendra belajar banyak dari Adam dan dia selalu mendapatkan ilmu dan pemahaman baru saat bertemu dengan Adam.Rendra yang setiap hari kerja begitu sibuk dan saat liburan dia datang untuk menenangkan diri di Mata Air Surga. Soal Diandra, Rendra dapat mengontrol dirinya dengan baik. Dia sudah percaya jika jodoh tidak akan lari kemana pun. Meskipun dia takjub dengan kecantikan Diandra. Tapi lebih dari itu semua, dia sedang menemukan Tuhan, maka semuanya akan menjadi takdir Tuhan.Perubahan sikap dan sifat Rendra menjadi jelas. Bahkan, keluarganya heran dengan perubahan Rendra yang drastis. Dia tak lagi marah-marah dan bahkan sangat menghormati orangtuanya.Kata Rendra, semua karyawannya menjadi kagum dengan perubahan Rendra.
Benar saja! Dua orang yang dilihat Adam sebelumnya memang salah satunya adalah lelaki yang pernah membuatnya kehilangan Naura dan membuatnya hancur berkeping-keping.Lelaki itu adalah Sandi. Sosok pria kaya yang saat itu sudah merebut Naura dari Adam. Namun, itu hanyalah masa lalu, dan masa lalu hanya untuk dikenang. Lelaki bernama Sandi itu hampir dikaruniai seorang anak dari pernikahan keduanya dengan Firla.Mereka memilih Rumah Sakit yang dekat dengan rumah mereka. Di proyek Mata Air Surga, mereka mendengar bahwa Rumah Sakit itu sangat besar dan didukung dnegan biaya yang sangat besar pula. Kawasan di ujung desa dan perbatasan itu menjadi proyek mega dengan banyaknya usaha yang berdiri di sekitar Danau Kenanga.Maka, Sandi pun segera membawa isteri keduanya itu untuk melakukan pemeriksaan pada bayi mereka. Mereka segera ke sana dan melihat bahwa Rumah Sakit itu memang memiliki pelayanan dan peralatan kesehatan yang lengkap.Sandi sangat bahagia dengan kehadiran buah hatinya sendiri
Diandra masih belum datang ke Mata Air Surga. Sepertinya, Adam merasakan kalau percakapan terakhir lalu melukai hati Diandra. Jika demikian, maka obat dari itu semua adalah waktu untuk berpikir.Benar, waktu akan membuat seseorang mampu merenungi sesuatu sehingga mereka akan mendapatkan pencerahan. Dan, Adam membiarkan beberapa waktu itu untuk Diandra memikirkan pembicaraan sebelumnya soal cinta dan sumpah.Sudah hampir dua minggu Diandra tidak terlihat di Mata Air Surga. Entahlah, mungkin ada urusan penting yang dilakukannya di rumahnya sana. Adam lebih fokus pada urusan di Mata Air Surga dan ingin menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Jika Diandra tak ada maka Adam juga menghandle semua hal yang menjadi tanggung jawab Diandra.Rumah Sakit dan Hotel, keduanya harus beres dan tidak ada kendala dan bahkan harus semakin maju.Kali ini, Adam setelah dari Rumah Sakit menuju hotel. Ya, itu adalah hotel yang dibawahi langsung oleh Diandra bagaimana pengelolaanya memang Adam tak pernah
Adam merasa bahwa pak Firman sangat tepat untuk menjadi salah satu rekan dari Hotel yang ada di Mata Air Surga. Makanan yang dibuatnya enak, sehingga Adam langsung terpikirkan dengan hal itu agar cita rasa pengunjung hotel saat maka dapat membuat mereka menjadi betah.Selain itu, rasa yang berbeda saat makan di hotel akan memberikan para pelanggan di hotel tersebut teringat dengan baik masakan disana. Mereka kemungkinan akan kembali lagi saat ada sesuatu kegiatan di luar kembali.”Jadi begini Pak, saya akan menawarkan kerjasama dengan Bapak,” aku mencoba bernegosiasi tenang agar pak Firman tidak merasa canggung dan kaget, ”Jika pak Firman mau, saya akan memesan banyak makanan pada Bapak setiap harinya.”Aku menjelaskan satu – persatu agar pak Firman mengerti. Soal hotel bagaimanapun juga kami butuh beberapa rumah makan sebagai pemasok makanan yang higienis untuk hotel. Oleh sebab itu, kami butuh rumah makan lebih dari satu untuk mendukung program hotel kami untuk menyediakan makanan
Adam langsung memarkir mobilnya di depan hotel. Dia bergegas keluar dan menuju hotel. Saat menuju ke ruang pengelola, dia kaget karena disana ada seorang wanita berkerudung yang sedang bicara dengan pengelola di ruang tamunya. Adam pun tersenyum, sudah lama tak melihatnya dan timbul rasa kangen dalam diri Adam begitu saja.Diandra! Dia sudah datang.Adam memperhatikannya dari luar jendela, Diandra tengah bicara dengan dua orang yang menjadi pengelola dan sekretarisnya. Disana, Diandra nampak menjelaskan dengan seksama dan sesekali memberikan arahan dan kata – kata.Adam mencoba mencermati wanita itu, entah apa yang terjadi pada hatinya. Dia tidak bisa bohong bahwa ada ketertarikan dalam dirinya untuk Diandra. Perasaan cinta atau perasaan ingin memiliki, Adam sendiri sudah lupa dengan perasaan – perasaannya. Namun yang jelas, ada rasa yang tertinggal dan bahagia ketika menatap wajah itu saja.Apakah dia kangen pada Diandra sehingga dia berhalusinasi untuk memiliki wanita itu? Sehingga
Tiga orang terlihat mengawasi sebuah kantor, mereka mengawasi sejak pagi siapa saja yang memasuki pabrik tersebut. Mereka mengawasi dari dalam mobil dan memarkirnya di tempat yang tepat untuk mengawasi pabrik tersebut.Mereka munggu seseorang yang tengah mereka incar. Mereka mendapatkan tugas khusus untuk mengawasi satu orang tersebut. Tugas mereka sangat jelas dan sudah terarah.Hingga, ada satu orang yang turun dari mobilnya. Itu adalah orang yang mereka cari dan tunggu. Lelaki yang mereka tunggu itu keluar dari mobil dan seolah melirik kesana dan kemari. Sepertinya, dia merasa tidak nyaman dengan segala hal di sekelilingnya. Lelaki itu masuk ke dalam kantor dimana pabrik yang diawasi tiga orang di dalam mobil.”Saatnya bergerak, sebelum orang itu lari lagi dan kita akan sulit menemuinya,” kata salah satu di antara mereka.Dua orang yang berada di dalam mobil itu pun mengangguk dan berkata untuk segera bergerak. Mreka bertiga pun keluar dari mobil itu dan bergegar menuju pabrik yang