Share

Act. 73. Orang Baik

Penulis: LlamaTail
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-30 22:00:00

"Surga!!! Ini pasti surga yang Dewa berikan untukku!!! Kyaaaa!"

Anastazja menjerit kegirangan melihat makanan yang berjejer manis di rak bagian atas kitchen set. Tak lupa, ia juga mengintip isi kulkas yang ada di pojok area dapur, seolah mengakhiri panjangnya kitchen set yang ada. Berbagai jenis buah, susu, juga makanan-makanan beku lainnya yang sangat menggugah selera Anastazja. Ditambah perutnya amat sangat lapar setelah diperlakukan layaknya binatang oleh klannya sendiri.

Anastazja saling menepuk kedua tangannya, lalu menyatukan mereka di depan dada. Kemudian, ia memejamkan matanya. Senyumnya mengembang bagai seorang gadis yang baru saja menemukan cinta pertamanya yang hilang beberapa waktu lalu.

"Terima kasih atas segalanya," ucapnya riang.

Setelah
LlamaTail

Haloo, terima kasih atas dukungannya untuk SoFG 🥳 Selamat libur akhir tahun untuk semuanya 🥳

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 74. Tertangkap!

    Suara ledakan besar terdengar dari arah halaman depan. Entah apalagi yang kini Cleon perbuat. Bukan hanya Cesar, ayahnya, Hakim tertinggi bahkan sampai harus meninggalkan ruangan untuk melihat ulah putranya itu lagi. Terlihat Cleon yang terbatuk dengan asap yang mengepul di sekitarnya. "Apalagi yang kau lakukan, hah?" Hampir habis kesabaran Cesar melihat rumput-rumput mahal yang sengaja ia pasang di halaman berubah menghitam berkat ulah Cleon. "Aku tidak sengaja bermain dengan ini," sahut Cleon seraya melemparkan sebuah granat kecil menuju wajah Cesar. Semua orang yang terkejut berlari tak tentu arah. Hingga lagi-lagi ledakan besar terjadi. "Astaga! Cesar, kau baik-baik sajaaa?" tanya Cleon dengan gaya perempuan. Entah apa yang baru saja merasuki adiknya, sepertinya d

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 75. Permintaan Maaf

    Masih dengan bibir yang maju beberapa sentimeter, Anastazja terus menerus bergumam pelan, menyuarakan perasaan jengkelnya atas sikap Helio sebelumnya. Kini mereka berdua memang duduk saling berhadapan meski mereka menghindari itu. Mata dan tubuh mereka sengaja tidak mereka hadapkan satu sama lain. Meskipun begitu, sepuluh menit yang lalu, mereka bertengkar hebat. Helio yang tiba-tiba masuk sambil menodongkan tongkat dengan ujung runcing ke hadapan Anastazja, membuat gadis itu terdiam beberapa saat. Namun, setelahnya ia menjerit keras, lalu mengambil penggorengan—senjata yang ada di dekatnya—untuk bersiap memukuli Helio. Helio yang juga terkejut, meminta Anastazja untuk tenang, tetapi ia tidak mau mendengar. Ia lalu memukuli Helio dengan pantat penggorengan, lalu berteriak menuduh Helio adalah seorang perampok. Yang benar saja! Mana ada sese

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 76. Kembalikan Kalungku

    "Sudah kubilang, aku tidak pernah melihat kalungmu!" Teriakan Anastazja membuat Helio benar-benar tidak bisa menahan emosinya. Ia menjambak rambut Anastazja dengan kesal sambil berteriak memaksa Anastazja memberitahu di mana kalungnya. Teriakan Helio yang sangat kasar, ditambah menahan sakit akibat rambutnya dijambak oleh Helio, Anastazja meringis. Apa yang dipikirkannya sejak tadi ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Tangannya yang lebih kecil mencengkeran pergelangan Helio. Meminta Helio melepaskan rambutnya. Namun , Helio bagai orang yang kerasukan. Ia tidak mendengar permintaan Anastazja dan semakin kencang menjambak rambut merah itu. Beberapa bahkan sudah rontok ke lantai. "Lepaskan aku! LEPASKAN!!!" lengkingan suara Anastazja memenuhi pondok kayu. Cukup berhasil memang membuat Helio terdiam seketika. Aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 77. Puas

    Cleon tidak tahu seberapa banyak kerusakan dan luka yang menghiasi wajahnya. Sudah hampir tiga puluh menit dan Cesar terus memukulinya. Wajah, pelipis, lengan, perut, bahu, kaki, punggung, belakang leher, bahkan kepala. Semua bagian tubuh Cleon sudah mencicipi manisnya tinju amarah kakaknya. Bahkan ia tidak berhenti meski tiga buah gigi Cleon patah. Tinju terakhir Cesar layangkan pada pangkal rahang bagian kanan. Tinju itu membuat Cleon terpental hingga beberapa meter ke depan dan hampir saja jatuh pingsan. Andai salah seorang penjaga tidak datang dan berbisik di telinga Cesar. Tanpa perlu mengetahui apa yang dikatakan oleh penjaga itu, Cleon menyeringai melihat wajah Cesar yang berubah warna terus menerus. Sepertinya Cleon harus berterima kasih pada Vahmir kali ini. Ia sudah mengerjakan tugas darinya dengan baik. Dengan sisa tenaga terakhirnya, Cleon

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-04
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 78. Membiarkan Begitu Saja

    Aldephie berjalan dengan tangan memegangi sikunya. Bagaimana dia bisa tiba di lorong ini, masih menjadi hal yang berada di luar jangkauan pemikirannya. Suasana pengap yang membumbung di udara bercampur dengan bau amis dari sampah-sampah yang tersendat di antara aliran sungai selokan. Gadis dengan tubuh tinggi itu bahkan bisa mendengar suara tikus berjalan dari tempatnya. Tempat yang sangat jelas akan disukai oleh tikus-tikus got. Selain dapat menyembunyikan dirinya, mereka juga dapat membawa makanan mereka dengan tenang tanpa harus was-was dengan keberadaan manusia. Aldephie bahkan menjerit kecil melihat seekor kecoak yang merayap dan terbang dari dinding sebelahnya. Ia membuat Vahmir ikut terkejut, tetapi pria tua itu menyadari bahwa Aldephie memang wanita yang akan berteriak dengan seekor kecoak kecil.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 79. Sepatu

    "Anda baik-baik saja, Nona?" Vahmir mengulurkan tangannya. Membantu Aldephie bangkit dari dalam air kubangan yang sangat bau dan menjijikkan. Aldephie menyambut uluran tangan itu dan segera naik. Jika boleh jujur dia merasa sangat malu karena sudah berpikir jelek mengenai Vahmir. Ditambah sebelumnya, Vahmir memintanya melepaskan sesuatu dengan menunjuk roknya. Jika Aldephie memutar lagi memorinya ke belakang, betapa malunya ia mengira Vahmir menyuruhnya untuk menanggali baju-bajunya. Aldephie bahkan berpikir sesuatu yang erotis. Dengan pria paruh baya? Dan di dalam gorong-gorong? Astaga! Yang benar saja! Ia bahkan tidak memikirkan pria lain selain Cleon. Hanya ada Cleon dan Cleon dan akan selalu ada Cleon di dalam dirinya. Dia tidak bisa membayangkan jika nantinya orang yang akan melakukan hubungan erotis dengannya bukanlah Cleon. Apa ia harus me

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 80. Makan Malam

    "Dasar bodoh! Bodoh! Manusia bodoooohhh!!!!" Anastazja menarik napas dalam-dalam. Memaksakan angin pantai di malam hari mengisi penuh paru-parunya. Pada akhirnya, dia harus kembali ke tempat di mana ia terbangun dari tidur panjang sebelumnya. Sambil meneriakkan ribuan kalimat makian untuk Helio ke langit yang malam itu penuh dengan kelap-kelip yang indah. Ia menjatuhkan dirinya di atas pasir pantai yang putih. Dalam radius pandangan matanya, langit begitu cerah dengan sedikit awan menggantung, juga bintang-bintang yang turut serta menghiasi. Sementara rembulan berdiri tepat sejajar dengan keningnya. Entah karena semilir angin sejuk juga musik dari ombak yang begitu menggelitik telinga, atau hangatnya pasir yang sebelumnya terbakar matahari meski hari sudah berganti gelap, Anastazja merasa kantuk menyerangnya secara perlahan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 81. Gemuruh Petir

    Malam yang seharusnya indah dengan cahaya kelap-kelip bintang di langit, juga keromantisan dari merdunya nyanyian ombak berubah hancur hanya dalam satu jentikan jari. Beruntung Anastazja segera sadar. Dia bangun dengan kesadaran yang belum penuh sembari panik mencari tempat berteduh. Karena sudah berlari sepanjang pantai dan tidak menemukannya, akhirnya gadis itu kembali ke gua pertama kali ia muntah. Sebenarnya dia jijik sekali harus kembali ke sana. Namun, dia tidak punya pilihan lain. Dia tentu tidak ingin tubuhnya basah kuyup karena itu akan membuat daya tahan tubuhnya menurun. Dia juga tidak ingin kembali ke pondok itu dan meminta maaf pada Helio. "Lebih baik aku bermalam dengan para semut, atau entah apa pun itu dari pada harus memohon maaf pada—" Anastazja menjerit ketika kilat seolah terasa dekat padanya. Disusul gemuruh petir yang sangat keras. Sepert

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08

Bab terbaru

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 135. Epilogue

    Shi yang memasuki ruangan, disambut oleh dongakan kepala Aldephie. Dengan wajah berhiaskan senyum puas, Shi berjalan mendekat. Tidak ada reaksi penolakan yang biasanya Aldephie keluarkan. Hanya sebuah tatapan kosong. Matanya seperti seekor ikan yang mati. "Kekasih yang kau cintai itu sudah tidak lagi di sini. Dia hanya menitipkan ini untukmu," ungkap Shi seraya mengeluarkan sepucuk surat dari saku dalam jas hitamnya. Aldephie tidak mengatakan apa pun. Hanya menerima uluran sepucuk surat dan mengambilnya dari tangan Shi. Kepergian Cleon untuk menemani Anastazja cukup memukul habis kekuatan batinnya. Bukankah seharusnya seseorang memberitahu mereka jika Anastazja sudah kembali? Kenapa justru memisahkan mereka semua dan mengirimnya ke tempat yang tidak dikenalinya? Aldephie paham, seharusnya ia merasa lebih tenang kar

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 134. Ending

    Tidak ada seorang pun dari mereka saling berbicara. Mereka bahkan tidak saling menatap satu sama lain. Waktu yang mereka yang telah hilang, kini memang kembali meski tidak seperti semula. Namun, pikiran mereka sudah tidak saling terpaut. Dengan helaan napas panjang, Cleon memandang laut luas sembari menbayangkan wajah Aldephie terakhir kali sebelum semuanya berakhir seperti ini. Aldephie yang baru bangun dan entah sudah diberitakan apa oleh Shi, berlari masih dengan mengenakan piama orang sakit menemui Cleon yang sedang diringkus karena terus menerus memberontak. Ia memasuki ruang interogasi nomor dua dan memeluk Cleon sambil menangis tersedu-sedu. Gadis itu bahkan memintakan maaf untuk adiknya. Sikap Aldephie yang seperti itu, memberitahu Cleon bahwa tidak ada lagi perlawanan yang bisa ia berikan pada Cesar. Kalah. Begitulah bagaimana akhirnya Cleon harus men

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 133. Babak Akhir

    Memasuki sebuah ruangan besar yang gelap dan pencahayaan seadanya. Terdapat sebuah meja dengan dua kursi di sisi kanan dan satu kursi di sisi kiri, juga lampu yang menggantung di atasnya. Anastazja mengira pendingin ruangan disetel dengan suhu sekitar delapan belas sampai dua puluh derajat. Terlalu dingin baginya. Apalagi dengan kondisi tubuh yang terus menerus memproduksi keringat dingin. Awalnya, ia ragu-ragu untuk masuk, tetapi salah satu polisi Alastor mendorong punggungnya dengan kasar hingga ia terjerembab mencium lantai yang dingin, lalu menutup pintu dengan cara membantingnya. Kesal mulai menggelayuti wajahnya. Andai dia tidak mengikuti rencana Hakim, dia tidak perlu lagi mendapat perlakuan kasar seperti ini! Namun, apa gunanya dia tetap di sana jika Hakim itu juga di sana? Ah, Hakim tertinggi sudah merusak esensi dari tempat kenangannya bersama Helio.

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 132. Akhir dari Pelarian

    Bau menyengat, udara pengap, juga hawa yang memuakkan menebar keluar melalui pintu kayu yang berwarna samar. Anastazja melihat ke dalam ruangan dengan perasaan bingung. Kenapa Helio tidak pernah menceritakannya? Hakim tertinggi segera menyalakan korek api gasnya untuk penerangan. Tidak seperti dirinya yang tenang dan seolah tahu apa yang tersimpan di dalam ruangan aneh ini. Anastazja justru merasa mual dan pusing. Sebuah tubuh yang membusuk. Seperti baru, tetapi karena dia berada di pondok dan tidak seorang pun antara dia dan Helio melakukan itu, artinya tubuh itu sudah lama berada di sana! Pembunuhankah? "Kau tahu siapa ini?" Sembari menutup hidung kencang, Anastazja menggeleng lemah. "Kakek buyutku."

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 131. Sisi Lain Hakim Tertinggi

    Kedua kaki tangannya bergetar hebat. Dia bahkan bisa merasa bulu-bulu halusnya meremang, seolah alarm alaminya tahu bahwa bahaya di hadapannya tidak bisa ditolerir lagi. Di saat yang sama, tenaganya hilang entah ke mana. Lenyap tersapu riuh badai kepanikan diri. Bulir demi bulir keringat dingin mengucur tiada henti. Mati aku! Hanya itu kalimat yang terus berdentum di telinga dan otaknya. Selama lima detik, Anastazja mengusap dada, berharap jantungnya tenang agar napasnya tidak terlalu memburu. Ia tidak ingin terjebak pada lingkaran jawaban atas pertanyaan "bagaimana". Yang ia ketahui sekarang, dirinya sudah tertangkap basah dan tidak bisa lagi melarikan diri. Hatinya merintih, tidak pernah hal seperti ini terjadi kala Helio berada di sisinya. Namun, setelah lelaki yang dicintainya itu pergi, tiba-tiba mimpi buruk kembali datang.

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 130. Tertangkap! (3)

    "Cesar ...." Tidak ada keceriaan dalam nada suara Cleon. Tenggorokannya tercekat. Dadanya berdentum-dentum tak karuan. Habis sudah! "Wah, wah, kau tidak ingin memberiku pelukan rindu? Aku bahkan sudah merindukanmu meski kau hanya meninggalkan kediaman selama tiga hari lamanya!" Tawa Cesar menggaung bengis baik di telinga Cleon ataupun Aldephie. Tidak ada doa dan pinta lain selain dijauhkannya Cesar dari mereka. Cleon memang sudah tahu Cesar mencarinya, tapi kenapa? Bukankah Aldephie sudah merapal mantranya? Bukankah seharusnya jejak mereka menghilang? Kedua bola mata Cleon melirik Aldephie yang sedang tegang di tempatnya. Kemudian, kembali menatap Cesar yang sedang tertawa seraya mengacungkan moncong senapannya tepat di d

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 129. Ketahuan (2)

    Apa yang paling mengiris hati selain duka karena kenyataan yang terlalu pahit untuk ditelan? Tentu saja Anastazja akan menjawab paling lantang kenangan dan harapan kosong. Menggambarkan kesedihannya hingga jarum detik terus berputar sampai matahari kembali muncul dan menyinari dunia, gadis itu masih terduduk di sebelah dipan milik kekasih hatinya yang baru saja meninggalkannya semalam. Ia membungkukkan setengah badannya di atas tempat tidur dan separuh tengah ke bawah masih setia mencium lantai kayu yang tidak lagi hangat. Pondok ini memang indah, tetapi tanpa Helio, rasa sepi lebih banyak mencengkeram suasana hatinya. Membuat aura pondok menjadi kelam dan menyedihkan. Entah bagaimana wajahnya saat ini, ia tidak berani menatap cermin. Kacau. Satu kata yang ada dalam pikirannya. Matanya sembab, bahkan mungkin bengkak dan memerah. Seperti baru saja dicium oleh p

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 128. Hadiah Terakhir

    Helio tersentak. Lamunannya buyar ketika Anastazja menyentuh pipinya. Isakan yang sebelumnya memenuhi wajahnya berkurang. Anastazja kini memandang Helio dengan rasa cemas. "Helio ... kau baik-baik saja?" "Tentu. Tentu saja. Aku baik." "Tapi kau memelukku dengan erat. Kau yakin?" "Ya, aku yakin. Aku hanya sedang menangisi takdir." "Menangisi takdir?" Anggukan Helio menjadi tanda tanya besar. Namun, Helio peka dengan hal itu. Tidak perlulah sang dewi memintanya untuk bercerita, Helio segera membeberkan apa yang pernah Sean katakan padanya. Kini, bukan hanya Helio, tetapi Anastazja juga ikut terharu dan terbawa suasana. Cinta yang k

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 127. Semangat yang Bertumbuh karena Luka

    "Sayang." Helio melangkah mendekati Anastazja yang sedang mencuci piring. Memeluk dan mencium bagian belakang leher kekasih hatinya adalah salah satu hal yang menjadi favoritnya sejak mereka resmi menjadi pasangan. Bukan hanya itu, Helio sangat suka dengan reaksi Anastazja yang merasa kegelian. Ia akan mengangkat bahu kirinya dan menempelkannya pada telinga di bagian yang sama. Kemudian, ia juga akan terkikik pelan. "Hentikan! Aku sedang mencuci piring," ujarnya melarang Helio untuk mendekat. Namun, alih-alih menjauh, Helio justru semakin mengeratkan pelukannya. Seraya bersenandung pelan, Helio menumpukan dagunya di bahu Anastazja. Sangat suka dengan kelakuan Helio, Anastazja menyerah dan mencoba menikmati kegiatannya yang menggelikan. "Hei, aku ingin bicara sesuatu p

DMCA.com Protection Status