Home / Romansa / Secret Twin Baby / 10. Artemis Sang Pelukis Cilik

Share

10. Artemis Sang Pelukis Cilik

Author: Your Highness
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Singapura

"Kenapa lo mendadak tertarik sama seni dah?" tanya Kiram sambil melihat-lihat lukisan.

"Iseng aja. Keluarga gue harus keliatan dermawan kan."

Kiram mendecih. "Kalo mau keliatan dermawan tuh donasi ke mana gitu kek. Kirim bantuan makanan ke Afrika atau apa gitu. Terus suruh wartawan cetak beritanya besar-besar. Ananda Diras Efendy, pemimpin baru EFY, si tampan dan dermawan yang menyumbangkan uang sebesar 1 triliun rupiah untuk anak-anak di Afrika. Terus seluruh surat kabar, berita televisi, sampai artikel di internet memuat kebaikan hati lo itu.” Kiram tersenyum lucu. “Lo ngelakuin ini karena perusahaan mainan itu, kan? Leoco?”

“Kalau udah tahu kenapa nanya?”

“Basa-basi aja." Kiram mengedikkan bahu. "Kenapa lo tertarik banget sih sama pabrik mainan? Emang apa hebatnya? Lo juga kagak punya anak.”

Terkadang pertanyaan Kiram bisa sangat bodoh dan tidak berguna. Yang dia ucapkan hanya supaya ada hal yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Secret Twin Baby   11. Pergi Membujuk Artemis

    “Kenapa tidak boleh?” Artemis tampak ingin menangis. Dengan tegas Nadhima mengutarakan keberatannya, “Mama sudah pikirkan. Sebaiknya kau sekarang fokus sekolah saja dulu. Bagaimanapun kau hanya anak-anak Artemis. Apa kau tak ingin punya kehidupan normal seperti anak-anak pada umumnya?” “Tidak! Aku mau ikut pameran! Pokoknya aku mau terus ikut pameran itu.” Nadhima sudah menduga tak akan gampang membujuk anaknya. Ia sendiri tak masalah jika ikut pameran memang keinginan Artemis sendiri, tapi sekarang tak bisa lagi. Ada masalah yang lebih gawat. “Apa kau segitu inginnya membuka toko alat gambar itu dengan Mama? Kau tak perlu melakukan ini. Mama yang akan mengumpulkan uangnya. Karya baru Mama menunjukkan hasil yang bagus. Kau tak perlu melakukan ini.” “Aku tak melakukannya hanya karena Mama, aku melakukannya untuk diriku sendiriku juga. Ini mimpiku, Mama.” Hati Nadhima teriris. Bagaimana bisa ia menghancurkan mimpi anaknya seperti ini. Ta

  • Secret Twin Baby   12. Anak Itu Sangat Mirip Denganmu

    “Dan sekarang kita pergi ke rumah penduduk setempat buat bujuk bocah ingusan ikut pameran lagi,” Kiram masih saja mengeluh. “Kalo lo gak seneng mending turun deh.” Diras memutar kemudi ke kiri sesuai petunjuk G****e Maps. “Gue lebih suka pergi sendiri daripada harus dengar ocehan lo terus.” “Uhh.. dinginnya. Ras, lo jelas banget butuh gue buat masalah ini. Emang lo kira mudah apa buat bujuk mahmud.” “Siapa Mahmud?” Kiram terawa terbahak. “Pengetahuan lo tentang bahasa gaul menurun. Tujuh tahun di Inggris bikin lo sekuno kakek gue. Mahmud tuh singkatan mama muda. Gue yang sama-sama tinggal di negeri orang juga tahu.” Kiram berhenti sejenak. “Lo jelas gak tahu gimana teknik memenangkan hati perempuan dari kata-kata. Man, wajah aja sekarang tuh gak cukup. Apalagi buat para mama. Plus, lo juga pasti gak paham gimana memikat hati anak perempuan.” Diras tak menjawab. “Hah... lo diem lagi. Apa gak bisa lo jawab dikit aja buat nunjuki

  • Secret Twin Baby   13. Pertemuan Nadhima dan Diras

    “Apollo?” Nadhima mengernyit menatap dua orang yang sedang membelakanginya itu. Apollo sedang berbicara dengan orang asing. “Permisi, Anda-anda sekalian ini siapa?” Diras berbalik ke belakang dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Dengan Ibu Nadhima?” tebak Diras. Hal ini sama sekali tak Diras sangka-sangka. Wanita itu sangat sesuai dengan tipe kesukaannya. Wajah, postur, dan hal yang paling menonjol, lehernya. Benarkah dia ibunya Apollo dan Artemis? Sementara itu Nadhima juga tampak kaget. Namun bukan karena wajah Diras terasa familier, melainkan karena pria itu menggunakan bahasa Indonesia. Jujur saja perasaannya berubah waswas. Indonesia tak pernah berarti baik untuknya. “Iya. Anda siapa, ya?” Nadhima mendekati Apollo dan memeluk bahunya. Bentuk perlindungan yang tanpa sadar ia lakukan. Sebenarnya Diras sudah bersiap jika mendadak Nadhima akan berkata, "Kamu! Cowok berengsek! Ngapain kamu di sini, ha? Setelah ngelupain saya yang lagi hamil, k

  • Secret Twin Baby   14. Begini Rasanya Punya Ayah

    “Seharusnya kau jangan memakai pita bodoh begitu kalau tidak mau diganggu anak laki-laki,” cibir Apollo melihat Daphne yang ngos-ngosan sehabis mengejar anak laki-laki yang menarik rambutnya. “Kau tidak belajar dari kesalahan ya.”Wajah cantik Daphne cemberut. “Memang apa salahnya? Aku memakainya karena cantik.”Apollo semakin kesal. “Kau pasti senang sekali mengejar anak laki-laki begitu.”“Apa? Apa maksudmu? Kau menganggap aku ini genit?” Daphne kecil tak habis pikir, ia sungguh memakainya karena cantik.“Aku tak berkata begitu. Aku hanya bilang kau terlihat senang. Dan pita itu sama sekali tak cantik. Kau kelihatan bodoh memakainya."Pipi Daphne menggembung. Wajahnya memerah. “Kau benar-benar menyebalkan,” jeritnya lalu meninggalkan Apollo.Apollo sendiri hanya diam. Memperhatikan rambut Daphne yang bergoyang-goyang karena pergerakannya. Perlahan wajahnya memera

  • Secret Twin Baby   15. Artemis Menghilang

    “Jadi Artemis tidak ada di sana?”“Tidak, Mrs. Nadhima. Artemis tidak datang kemari. Kukira dia ikut pameran.”“Dia tak mengikutinya, Bu. Kalau begitu saya tutup teleponnya. Jika Ibu bertemu Artemis tolong hubungi saya.”Nadhima gelisah. Sejak tadi Artemis tak kunjung pulang. Padahal hari sudah mulai sore. Ia sudah menelepon sekolah, teman-teman Artemis, Mrs. Leong, dan juga akademi menggambar yang diikuti Artemis, semuanya tak tahu di mana dia.Miss Harisson yang sedari tadi mendengarkan percakapan di telepon terlihat tak kalah cemas. “Coba kau hubungi ponselnya sekali lagi. Mungkin tadi dia hanya tidak mendengar.”“Iya.” Sekali lagi Artemis tak menjawab panggilannya. “Apollo ada di taman bukan, Miss Harisson?”“Iya. Dia pamit untuk pergi bermain. Mungkin saja mereka bermain bersama.” Sedikit harapan terpancar di wajah kedua wanita itu. Mungkin Artemis hanya

  • Secret Twin Baby   16. Nadhima Bertemu Vanilla

    “Ada dua perawatan yang dapat diterapkan. Pertama pemasangan ransel verband sebagai penopang. Anda diharuskan untuk istirahat total selama dua bulan dan bahu tak boleh digerakkan.”Tulang selangka Diras patah. Sebelum Nadhima berhasil meraih Artemis laki-laki itu sudah lebih dulu menyambarnya, lalu terserempet badan truk, kemudian terjatuh. Artemis tak mengalami luka serius. Namun Diras terluka cukup parah. Terutama lengan kanannya yang terasa amat menyakitkan saat digerakkan.“Metode kedua adalah operasi pemasangan pen. Sehari setelah pemasangan Anda sudah bisa menggerakkan tangan Anda.”“Lo gak takut operasi, kan?” Kiram yang mendampingi Diras bertanya.“Enggaklah.” Sejujurnya Diras masih malas menanggapi Kiram. Tubuhnya sakit dan ia mudah merasa kesal. Namun jika ia marah sekarang, Nadhima yang sejak tadi menatapnya khawatir pasti akan semakin merasa bersalah.Setelah mendengar beberapa penjelasan

  • Secret Twin Baby   17. Merawat Pasien

    “Mama minta maaf karena buat kamu ikut dalam kekacauan tadi.”“Kenapa Mama selalu merasa bersalah. Aku memang anak kecil, tapi Mama gak perlu melindungiku sampai segitunya. Aku paham beberapa hal, dan aku terima semua itu, Mama.”Nadhima terdiam. Apollo paham dan tak masalah disebut anak haram serta menerima hal tersebut.“Itu bukan salah Mama. Yang penting selama ini Mama baik samaku dan Artemis. Gak bersyukur banget kalau aku masih merasa kurang padahal udah punya Mama. Dan gak tau diri banget kalau aku nyalahin Mama.”Yang penting bukan status kelahiran anak tersebut, anak siapa yang dia lahirkan itu, tapi cara orang itu memaknai dan menjalani hidupnya sebagai orang tua. Tak semua orang beruntung mendapat pernikahan yang layak. Memiliki hubungan yang normal. Sekuat apa pun ia telah berusaha.Dan lagi apa salah anak itu sampai dilabeli "haram". Saat ia sendiri tak tahu kenapa ia berada di dunia ini. Saat ia bel

  • Secret Twin Baby   18. Undangan Ulang Tahun Vanilla

    “Ma, aku mau pamitan sama Om dulu,” seru Artemis langsung menghambur menuju pintu. Miss Harisson yang baru masuk hampir saja diseruduk oleh Artemis.“Hati-hati, Sayang, kau bisa menjatuhkan seekor banteng dengan kecepatanmu itu.”“Maafkan aku, Miss Harisson.” Gadis itu menghilang secepat kilat.“Dia sangat bersemangat. Kecepatan penyembuhan anak-anak memang mengagumkan.” Miss Harisson mendatangi Nadhima yang sedang berkemas, bersiap-siap untuk pulang. “Mau pergi ke mana dia bersemangat sekali begitu?”“Dia mau ke kamar sebelas, Miss Harisson. Mereka jadi akrab sejak tadi pagi.” Anak-anak memang sangat mudah akrab. Ditambah lagi kalau orang tersebut adalah penyelamatnya yang ramah dan menyenangkan.Miss Harisson menatap penuh rasa ingin tahu. “Apa dia seperti yang kupikirkan?”“Seperti yang kau pikirkan apa?” Nadhima masih sibuk memilah-milih pakai

Latest chapter

  • Secret Twin Baby   34. Sahabat

    "Parah banget ya lo. Apa gue ini masih teman lo." Ucapan penuh drama itu keluar dari mulut Kiram yang baru saja menerobos masuk kantor Diras. "Bisa-bisanya lo nikah di Indonesia sampe bulan madu di sana tapi gue gak tahu apa-apa. Nikah loh, Ras, nikah. Lo nikah dan gue jangankan diundang, dikasi tau juga kagak." Wajah Kiram berubah semakin patah hati. "Lo manusia terparah. Kayaknya gue bukan benar-benar teman lo." Setelah berkata begitu pria itu berbalik dan bersiap meninggalkan Diras."Gue kan udah ngasi tahu elo," ucap Diras santai dari kursi kerjanya. Kiram berbalik lagi."Kapan lo ngasi tau gue, ha? Gak mungkin gue gak ingat kalo elo ngasi tahu gue informasi sepenting ini.""Lo gak ingat malam itu?"Kiram berusaha mengingat-ngingat sesuatu. Tapi malam yang paling ia ingat adalah malam-malam dia dengan gadis-gadis cantiknya. Dia tak ingat satu pun malam dengan Diras."Gak usah ngarang deh lo. Sementang udah kepojok. Malam apa emangnya?""

  • Secret Twin Baby   33. Ancaman Vanilla

    Seharian ini sangat menyenangkan. Setelah melihat matahari terbit mereka pergi mencari sarapan, kemudian naik kapal untuk melihat lautan biru dan pulau-pulau di sekeliling. Waktu memang terasa begitu cepat berlalu saat kau merasa bahagia. Tiba-tiba hari sudah menjelang malam dan waktu untuk beristirahat pun tiba. Sama seperti hari sebelumnya Apollo dan Artemis pun susah sekali untuk diajak mengakhiri hari ini. Apa lagi saat tahu besok mereka tak akan ada di sini lagi. Setelah melakukan banyak bujukan sepasang anak kembar itu akhirnya tertidur di kamar mereka. Membuat Nadhima dan Diras bisa kembali ke kamar mereka sendiri juga.Begitu keduanya selesai mandi, Diras mengajak Nadhima duduk berdua di atas kasur.“Ada hal penting yang mau aku bicarain sama kamu,” mulai Diras. Membuat Nadhima diliputi rasa cemas yang aneh.“Apa itu?” sahutnya.“Kayaknya berita pernikahan kita udah tersebar di kalangan atas.”Sontak deba

  • Secret Twin Baby   32. Siapa Istri Diras Effendy?

    Seperti janjinya kemarin Diras mengajak Nadhima dan anak-anaknya ke pantai untuk menyaksikan matahari terbit. Awalnya Apollo dan Artemis agak susah disuruh bangun. Namun begitu mendengar kata "sunrise" dan "pantai" mereka lekas bangun dan bersiap-siap."Papa-papa apa aku juga boleh punya kamera kayak Om itu?"Mereka berempat duduk di pinggir pantai. Tak jauh dari tempat mereka berada seorang pria sedang sibuk memasang kamera pada tripod-nya."Memangnya Artemis bisa pakai kamera?" tanya Diras.Wajah gadis itu berubah cemberut. Bibirnya mencebik menggemaskan. "Enggak bisa sih."Diras tersenyum. "Kalau Artemis mau nanti Papa belikan.""Benar?""Iya.""Tapi aku gak bisa pakainya." Gadis itu memasang tampang takut dan cemas."Kan Artemis bisa belajar. Nanti Papa yang ajari."Semangat gadis mungil itu yang sempat sirna kembali lagi. "Papa bisa pakai kamera?""Bisa dong. Nanti Papa ajarin semuanya.""Apa Papa udah punya kamera di rumah?""Punya. Tapi Papa bakal belikan kamera sendiri buat Ar

  • Secret Twin Baby   31. Liburan Bersama Keluarga

    "Miss kami akan pergi ke Pulau Seribu!" teriak Artemis pada sebuah tablet yang dipegangnya. Miss Harisson yang berada dalam sambungan video call dengan mereka tertawa. "Oh, itu bagus sekali Sayang. Kau harus mengirimiku foto-foto liburan kalian nanti." Artemis tersenyum sangat lebar. "Tentu saja aku akan mengirimnya padamu. Sayang sekali kau tidak mau ikut dengan kami." Seperti kata Artemis hari ini mereka berempat pergi ke Pulau Seribu. Diras memutuskan untuk menyetir mobil seorang diri dengan alasan ini adalah liburan keluarga. Nadhima yang duduk di kursi penumpang depan melirik putrinya yang bersemangat di kursi belakang. "Wanita tua sepertiku tidak cocok berjalan-jalan jauh. Tulang-tulangku tak sekuat dulu lagi." Apollo yang duduk di samping Artemis di kursi belakang mendengus. "Semua orang tahu tulang-tulangmu masih sangat kuat, Miss. Kau selalu menggunakan alasan yang jelas diketahui semua orang bahwa itu adalah kebohongan." Miss Harisson tertawa. "Apollo tak seharusnya k

  • Secret Twin Baby   30. Pernikahan

    Nadhima tidak begitu yakin dengan semua yang telah terjadi beberapa hari ini. Semuanya terasa sangat tidak nyata. Tapi keributan yang dibuat oleh Miss Harisson menyadarkannya kalau semuanya memang terjadi."Sempurna. Kau harus memilih yang satu ini. Kurasa ini yang terbaik dari semua gaun sebelumnya." Dia tersenyum sangat lebar melihatku yang mengenakan sebuah gaun pengantin putih sederhana."Aku benar-benar tak membutuhkan ini, Miss. Kami hanya menikah di kantor urusan agama. Tak akan ada pesta. Tak akan ada tamu. Aku tak perlu mengenakan gaun seperti ini."Wanita tua itu melambaikan tangannya. "Omong kosong. Tentu saja kau membutuhkan gaun pengantin di acara pernikahanmu. Tak peduli kau menikah di mana, kau tetap membutuhkan pakaian yang layak. Kau hanya menikah sekali. Apa salahnya mempersiapkan sesuatu yang cantik untuk kau kenakan."Nadhima tahu jika perempuan biasanya menginginkan sesuatu yang spesial untuk hari pernikahannya, termasuk gaun. Mereka akan mempersiapkan segalanya d

  • Secret Twin Baby   29. Memberitahu Anak-anak

    "Ah... Om!" Artemis berlari dan langsung menubruk tubuh Diras. Mereka berdua tertawa. Kemudian Diras menggendong Artemis. "Kalian udah makan?""Belum. Miss Harisson baru saja mau mengajak kami makan di luar.""Bagus. Om bawa makanan kesukaan Artemis.""Yey.""Dia bersemangat sekali. Ayo, masukklah," ucap Miss Harisson yang tadi membukakan pintu."Di mana Apollo?" tanya Nadhima."Sedang pergi ke kamarnya.""Mama sudah pulang?" Apollo baru saja muncul. "Oh, ada Om? Ada apa lagi ini?""Kami bawakan kalian roti. Kita akan makan bersama." Nadhima melirik Diras sambil tersenyum kaku.Selepas itu mereka makan bersama. Semua orang hanya berbicara seadanya. Cuma Artemis yang berceloteh ceria tentang ini dan itu.Saat berkumpul di ruang duduk, Miss Harisson duduk dengan Artemis dan Apollo. Sementara itu Nadhima dan

  • Secret Twin Baby   Bab 28. Menjawab Tawaran Pernikahan

    Nadhima dan Diras kembali bertemu di kafe hari itu.“Maaf saya merepotkan. Kamu pasti susah harus bolak-balik Jakarta-Singapura.”“Gak masalah. Ini kan urusan penting. Lagi pula kantor cabang kami ada di sini. Aku bisa ngurus semuanya dari sini.”“Aku?” cicit Nadhima.Air muka Diras tampak tak mengerti. “Kamu kenapa?”“Bukan. Bukan apa-apa,” jawab Nadhima cepat-cepat. Ini bukan saat yang tepat untuk mempermasalahkan cara menyebut diri sendiri di antara mereka berdua.“Jadi apa keputusan kamu? Maaf, kalau terkesan buru-buru. Jujur aku penasaran banget sama jawaban kamu selama beberapa hari ini.”Serangan gugup dialami Nadhima saat sadar cara bicara Diras benar-benar berubah lebih santai. Bukan hanya salah sebut semata.“Aku—“ Nadhima memejamkan mata. Merasa konyol sebab dirinya ikut-ikutan bicara lebih santai. Saat tawa geli

  • Secret Twin Baby   Bab 27. Kesempatan Untuk Bahagia

    “Jadi apa yang dia katakan padamu?” tanya Miss Harisson begitu Nadhima kembali.“Seperti yang sudah kau tahu, Miss.”Wanita tua itu duduk di kursi, yang kemudian juga diikuti oleh Nadhima. “Maafkan aku. Aku tak bisa mendadak memberitahumu yang sebenarnya. Itu urusan kalian. Jadi pria itu juga tahu?”“Dia diam-diam mencari tahu tentang kami. Dan mendapat informasi Apollo melakukan tes DNA.”“Oh, Sayang. Aku benar-benar minta maaf. Entah apa yang ada di pikiran wanita tua ini sampai membantu anak itu melakukan hal ini.”“Tak perlu merasa bersalah, Miss. Jika kau tak mau, Apollo punya seribu satu cara untuk mencapai tujuannya. Jika tak ada kejadian ini, kebenaran pun tak akan terungkap. Tapi bukan berarti aku senang mendengar anakku yang mencari tahu sendiri.”“Jadi apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?”“Dia... menawarkan pernikahan.”

  • Secret Twin Baby   Bab 26. Mendekat Lebih Jauh

    "Saya minta maaf." Kepala Nadhima mendongak. Melihat pada sesosok laki-laki yang kini terlihat pilu. "Kenapa kamu minta maaf?" "Karena baru berhasil menemukan kamu sekarang." Jantung Nadhima bertalu cepat. Jadi benar Diras mencarinya selama tujuh tahun ini. Kata-kata maaf Diras malah membuat perasaan Nadhima makin kacau. Jika Diras bersikap acuh tak acuh atau malahan sombong, sekarang dia pasti bisa menyalahkan pria ini dan dapat dengan tegas menyuruhnya untuk tak mengganggu keluarganya lagi. "Apa kamu marah sama saya?" Diras memejamkan mata lalu memijat pelipisnya. "Kamu pasti kaget banget. Kalau belum siap cerita sekarang--" "Enggak. Saya siap kok." Jika harus menunggu Nadhima tak akan tenang. Selama apa pun menunggu dia tak akan pernah siap. Lebih baik masalah ini diselesaikan sesegera mungkin. "Saya cuma bingung harus gimana. Kamu... Sebenarnya

DMCA.com Protection Status