Home / Romansa / Secret Reunion / 31. Perhatian yang Berlebih

Share

31. Perhatian yang Berlebih

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2021-06-19 00:48:56
"Kenapa sih kamu pakai kabur-kaburan segala?" tanya Yohan ingin tahu ketika mobil Kaluna mulai melaju kembali ke SMA Oasis.

"Ruwet ceritanya, Yo." Kaluna menyahut sementara Estefan memasang telinganya baik-baik.

"Cewek sih suka mendramatisir masalah ya?" komentar Yohan sok tahu.

"Kamu nggak akan ngerti," balas Kaluna sambil membuang muka.

"Lain kali kalau ada masalah, mending kamu berantem aja sama aku." Yohan memberi saran sesat. "Kayak waktu itu ...."

"Yohan!" tegur Estefan dari tempat duduk depan.

"Cuma bercanda, Pak Guru!" sahut Yohan dengan wajah tenang. "Itu juga kalau Luna berani baku hantam sama saya."

"Siapa takut?" sambar Kaluna dengan mata sembab. "Kapan-kapan kita baku hantam di halaman sekolah ...."

"Kaluna!" tegur Estefan tak bosan-bosan.

"Bercanda juga, Pak Guru!" sahut Kaluna, dia dan Yohan saling pandang kemudian nyengir bersamaan.

Meskipun suasana hati Kaluna sudah jauh lebih baik, tapi itu tidak mengubah keputusannya untuk tetap keluar dari SMA Oasis.

"Tan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
MiaKadir
bila ungkapan cintanya pak Estefan, dah Mula ada rasa ye, belum dapat ungkap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Secret Reunion   32. Visum ke Dokter

    "Kamu mau ke mana, Lun?" tanya Ola ketika melewati kamar Kaluna dan melihat keponakannya sedang berdandan di depan cermin. "Mau pergi sebentar, Tante." Kaluna menjawab tanpa menolehkan wajahnya. "Ada tambahan sama guru." Ola mengernyitkan keningnya. Tambahan dari guru di hari Minggu jelas sangat mencurigakan baginya. "Kamu diantar sopir, kan?" tanya Ola memastikan ketika Kaluna menyampirkan tasnya ke bahu. "Iya," jawab Kaluna. "Aku pergi sebentar ya, Tan!"Ola mengangguk saja, sesekali dia ingin membiarkan Kaluna main di luar seperti remaja kebanyakan. Sementara keponakannya pergi, dia justru bisa mengundang teman-teman sosialitanya untuk berpesta di rumah orang tua Kaluna. "Aku bisa panggil Dewa sekalian untuk menyusun rencana selanjutnya," gumam Ola sambil menggulir layar ponsel untuk menghubungi Dewa. "Kita mau ke mana, Nona?" tanya sopir keluarga Kaluna yang bernama Ito. "Ke sekolah, Pak." Kaluna memberi tahu sembari masuk mobil. "Nanti di sana aku mau bertemu sama guru."

    Last Updated : 2021-06-23
  • Secret Reunion   33. Bertemu Tante Ola

    Kaluna terus terdiam bisu saat dia dan Estefan sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tua Kaluna. Sebenarnya di luar sekolah, tidak masalah bagi Estefan jika dia ingin mengenal Kaluna lebih jauh sebagai orang yang akan dijodohkan dengannya. Namun, selama Kaluna tidak tahu bahwa Estefan dan laki-laki yang dikenalkan tantenya adalah orang yang sama, dia merasa akan lebih baik kalau dia tutup mulut untuk sementara waktu. "Pak Guru minus berapa?" tanya Kaluna membuka percakapan karena dia tidak tahan jika terus tenggelam dalam kesunyian yang terjadi antara dirinya dan sang wali kelas. "Tidak terlalu tinggi," jawab Estefan sembari terus mengemudi. "Entahlah, saya sudah lama tidak periksa mata." "Oh ..." Kaluna mengangguk paham dan tidak bertanya apa-apa lagi. Estefan sendiri masih enggan jika terlalu membuka diri kepada salah seorang muridnay seperti ini, karena itu dia lebih memilih diam dan tetap fokus mengemudi. "Sepi sekali rumah kamu," komentar Estefan ketika dia menepikan mo

    Last Updated : 2021-06-27
  • Secret Reunion   34. Hasil Visum

    Tidak membutuhkan waktu lama bagi Kaluna dan Estefan untuk mendapatkan hasil tes visum di rumah sakit. "Ini ... boleh dibuka sekarang, Pak?" tanya Kaluna ragu-ragu ketika dia dan Estefan baru saja pergi meninggalkan rumah sakit. Tangan cewek itu bergetar ketika menggenggam sebuah amplop berlogo rumah sakit. "Buka saja," suruh Estefan sambil menganggukkan kepalanya. Untuk sejenak Kaluna merasa ragu-ragu, bagaimana kalau dirinya ternyata sudah tidak suci lagi gara-gara guru sekolahnya sendiri? Sambil menarik napas dalam-dalam, Kaluna membuka amplop dari rumah sakit itu. Kaluna merobek perekatnya dengan hati-hati, setelah itu dia menarik selembar kertas dari dalamnya dengan hati-hati dan membacanya dengan saksama. Estefan melirik sekilas muridnya yang sedang duduk di sampingnya itu dengan datar. "Kenapa diam saja?" tanya Estefan sembari fokus menyetir lagi dan membiarkan Kaluna sibuk berperang dengan pikirannya sendiri. "Ah, itu ..." Kaluna menggantungkan kalimatnya sebentar. "Ap

    Last Updated : 2021-07-04
  • Secret Reunion   35. Pengkhianatan yang Tak Terlupakan

    "Kenapa harus bawa-bawa Dewangga sih, Tante?" tanya Kaluna dengan wajah mengeras. "Aku sudah putus sama dia, aku nggak mau lagi ketemu sama yang namanya Dewa." Ola merepet sedikit, dia agak terkejut dengan respons Kaluna saat mendengar nama Dewangga disebut. 'Cowok itu pasti memiliki dosa yang nggak bisa dimaafkan,' batin Ola dalam hatinya. "Lun, tante minta maaf. Tante nggak ... mungkin tante nggak tahu kamu sesakit itu sama Dewa ..." ucap Ola buru-buru. "Tante ingatnya kamu dulu sempat pacaran kan sama dia? Maaf kalau tante salah karena kamu nggak mau cerita kisah cinta kamu sama tante." Kaluna memalingkan wajahnya. "Enggak Tante, itu bukan salah Tante kok." Dia menggeleng. "Aku sudah nggak peduli soal Dewa atao Rara lagi." "Rara?" ulang Ola dengan kening berkerut. "Ah iya! Sudah lama juga Rara nggak main ke sini ...." "Tante, sudah aku bilang kalau aku nggak mau dengar nama Rara juga." Kaluna menarik napas panjang. "Lun, tante memang nggak tahu apa yang terjadi antara kamu d

    Last Updated : 2021-07-14
  • Secret Reunion   36. Memilih Penyendiri

    Kaluna terasa pegal-pegal selama menunggu pelajaran matematika berakhir. Sesekali Estefan melongok melewati jendela untuk melihat apakah dirinya masih berdiri di tempat semula atau tidak. "Sudah kapok?" Estefan langsung mendatangi Kaluna saat jam pelajaran matematika itu akhirnya berakhir. "Lain kali kalau kamu telat lagi, saya akan suruh kamu berdiri di tengah-tengah halaman sekolah sana." Estefan mengangkat tangannya dan menunjuk ke pusat halaman sekolah hingga Kaluna menoleh dan mengikuti arah pandangannya. "Panas, Pak!" komentar Kaluna. "Makanya jangan banyak tingkah," sahut Estefan datar. "Kamu sudah kelas tiga, bisa tidak sih kamu jangan bikin saya repot?" Kaluna hanya meringis saja dan memilih melipir perlahan meninggalkan Estefan yang masih berdiri. "Kamu hobi banget sih bikin Pak Stefan marah?" komentar Kiki ketika Kaluna muncul di dalam kelas. "Heran." "Habis gimana," sahut Kaluna sambil mengangkat bahunya. "Aku tadi sih niatnya nggak mau sekolah, tapi ... telanjur mas

    Last Updated : 2021-09-08
  • Secret Reunion   37. Mendapatkan Hati Mantan

    Kaluna tiba di rumah dengan wajah kusut dan lelah meskipun dia pulang sekolah dengan menumpang mobil yang menjemputnya. "Capek, Lun?" sambut Ola ketika keponakannya muncul di dapur. "Sini, makan dulu." "Iya, Tante ..." sahut Kaluna tidak bersemangat. "Aku mau cepat-cepat lulus aja deh, capek sekolah begini terus ...." "Habis itu menikah?" celetuk Ola sambil tersenyum menggoda ke arah Kaluna. "Tante, aku nggak tertarik menikah." Kaluna menggelengkan kepalanya. "Aku mau kerja aja deh, jadi wanita karir." Ola menarik napas. "Kamu lebih baik menikah sama pengusaha sukses kalau mau cara instan menjadi seorang wanita karir," sahut Ola, dengan sangat hati-hati dia tidak menyinggung nama Dewangga karena jelas dia masih anak sekolah dan juga mantan kekasih Kaluna. "Pikiran aku nggak sependek itu, Tante. Gampang deh," keluh Kaluna sementara salah satu asisten rumah tangga menyiapkan makan untuk Kaluna. "Tapi kan setidaknya kalau kamu sudah punya tunangan, kamu nggak akan kebingungan menc

    Last Updated : 2021-10-10
  • Secret Reunion   38 Calon Istri Orang

    "Itu siapa sih, Tante?" tanya Kaluna dengan suara berbisik ketika mereka dipersilakan masuk ke dalam rumah. "Masa kamu lupa?" balas Ola seraya ikut berbisik. "Itu Rey, yang rencananya mau Tante nikahkan sama kamu ...." "APA?!" "Shhhh!" Ola buru-buru membekap mulut Kaluna dengan telapak tangannya. "Ngomongnya jangan keras-keras kenapa sih, Lun?" Ola meringis dan segera melepas tangannya dari wajah Kaluna. "Selamat datang!" Ola berdiri anggun di depan pintu ketika Vivian dan Rey lewat. "Terima kasih," sahut Vivian. "Kamu apa kabar, Luna?"Disapa sedemikian rupa, membuat Kaluna tersentak pelan dan menoleh dengan malu-malu ke arah wanita itu."Baik, Tante ..." jawab Kaluna tersendat. Acara makan-makan itu pun berlangsung lancar dan satu minggu kemudian, acara berganti di kediaman Vivian. Entah apa tujuan pastinya, pikir Kaluna."Rey, kamu temani Luna ngobrol dulu." Vivian menoleh ke arah putranya yang berdiri mematung tidak jauh dari mereka. Kaluna ikut menoleh dan memicingkan mat

    Last Updated : 2021-11-26
  • Secret Reunion   39 Siapa Bapak Sebenarnya?

    Sambil mengendap-endap seperti maling, Kaluna berjalan pelan mendekati mobil wali kelasnya, setelah itu dia melongok ke jendela yang terbuka untuk membuat Estefan terkejut dan ...."Hayo, Pak Guru ... eh?"Kaluna menutup mulutnya dengan tangan ketika tatapan matanya tertumbuk kepada cowok paling tampan yang pernah dia lihat seumur hidupnya.Bahkan lebih tampan daripada Dewangga, mantan terindahnya."Kok ...?" Kaluna tergeragap, matanya menyipit memandang Estefan yang balas menatapnya dengan ekspresi malas dan dingin yang bercampur menjadi satu.Paling tidak, Kaluna pikir cowok itu adalah Estefan."Apa?" balas cowok itu menantang.Kaluna terdiam dengan mulut terkatup rapat, bahkan suaranya pun terdengar persis sama."Kamu ... eh ... kamu Rey kan?" tunjuk Kaluna, refleks jarinya terangkat dan nyaris menyentuh wajah rupawan yang ada di hadapannya. "Anaknya Tante Vivian?""Jangan tunjuk-tunjuk, yang sopan sedikit." Cowok itu menepis jari Kalu

    Last Updated : 2021-12-31

Latest chapter

  • Secret Reunion   50 Keputusan Terakhir

    Estefan mengepalkan tangannya."Dewa, stop! Aku akan lakukan apa pun untuk Yohan!" teriak Kaluna lagi.Dewangga tersenyum dan meminta temannya berhenti memukul Yohan."Kamu tunangan sama aku," kata Dewangga sambil menatap Kaluna. "Aku jamin semua pihak akan selamat tanpa perlu adanya pertumpahan darah, itu juga kalau dia mau kembali kepada Fiona."Kaluna terdiam dengan air mata yang masih menetes."Kamu tidak perlu melakukan itu, Luna ..." ucap Yohan dengan suara lirih. "Kamu harus benar-benar memilih ... orang yang kamu cintai ...."Kaluna menangis tersedu. "Aku tidak bisa membiarkan temanku dipukuli."Dewangga masih menatap Kaluna. "Kamu jawab sekarang atau ....""Aku mau tunangan sama kamu!" seru Kaluna. "Tapi lepaskan Yohan, Pak Reyvonda biar kembali sama adik kamu!"Estefan menatap Kaluna tidak percaya. "Jangan ngawur kamu!""Kita menikah pun, akan ada hati yang tersakiti!" kata Kaluna sedih. "Fiona juga harus mendapatkan kebahagiaan, sama seperti kita."Estefan mengepalkan tanga

  • Secret Reunion   49 Menyelamatkan Seseorang

    Fiona langsung menangis histeris ketika mendengar ucapan kakaknya.Dewangga memegang keningnya. Sudah hampir beberapa bulan ini Fiona jarang menangis, tapi kemunculan Estefan telah menghancurkan semuanya."Aku tidak percaya ini, Estefan tidak mau menemuiku!" raung Fiona dengan suara menyayat hati. "Apa salahku? Aku tulus menyukainya, aku tulus!""Aku tahu!" ucap Dewangga, hatinya tetap ikut tersakiti saat melihat Fiona sakit karena perasaannya terhadap Estefan tidak berbalas. "Aku akan paksa Estefan untuk menemui kamu!"Fiona masih menangis sesenggukan dengan Dewangga terus membelai punggungnya."Apa Tante masih yakin untuk menjodohkan aku sama Rey?" tanya Kaluna ketika bertemu Ola di meja makan. "Rey ternyata memiliki masa lalu yang rumit dengan adik Dewa."Ola memegang keningnya. Masalah menjadi semakin rumit, tapi dia merasa masih bisa memanfaatkan peluang yang tercipta karena permasalahan yang terjadi antara Kaluna, Dewa, dan juga Estefan."Kenapa Tante malah jadi terkesan sama De

  • Secret Reunion   48 Menolak Perasaan Fiona

    Estefan terdiam setelah mendengar jawaban Dewangga."Kamu kenal Fiona, Pak?" tanya Kaluna sambil memandang Estefan.Es krim di masing-masing tangan mereka mulai meleleh karena tidak segera mereka makan."Mana mungkin dia tidak mengenal adikku?" sela Dewangga dengan ekspresi diliputi kemarahan. "Dia yang bikin Fiona depresi sampai harus berhenti sekolah!"Kaluna memandang Estefan dengan penuh tanda tanya. "Pak, bisa jelaskan apa maksud Dewa ....""Nanti aku jelaskan," potong Estefan sambil menarik Kaluna pergi."Tunggu, di mana tanggung jawab kamu sebagai gurunya?" tanya Dewangga penuh emosi. "Kamu tidak pernah tahu bagaimana rasanya melihat Fiona menangis hampir setiap hari kan?"Estefan tidak menjawab dan tetap berjalan pergi bersama Kaluna."Kenapa kamu diam saja, Pak?" Kaluna melirik Estefan. "Dewa tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.""Diamlah dulu," sahut Estefan tanpa menoleh."Aku bilang berhenti!" Dewangga terpaksa menarik lengan Kaluna untuk menghent

  • Secret Reunion   47 Calon Suami Kaluna

    "Kalau kamu terpaksa, bilang saja terus terang." Rey alias Estefan mengemudi sembari berkomentar dengan nada datar seperti biasa.Kaluna melirik sebal kepada seseorang yang duduk di sampingnya itu."Sudah tahu kalau saya terpaksa, kenapa kamu—Pak ...? Argh, saya bingung harus panggil apa!" omel Kaluna yang tidak bisa lagi menahan diri.Ketika berada di sekolah, dia masih mampu untuk bersikap hormat dan sopan kepada Estefan sebagai gurunya. Namun, ketika sadar bahwa Rey yang duduk di sampingnya ini adalah orang yang dijodohkan dengannya, Kaluna serasa ingin mengamuk detik itu juga."Panggil saja sesuka hati kamu," kata Estefan tanpa memandang Kaluna. "Kamu yang di sekolah atau kamu yang ada di rumah kan sama saja."Kaluna mengembuskan napas keras."Itulah masalahnya!" Dia menjadi sangat emosional. "Saya jadi sulit untuk menghadapi seseorang yang terbiasa membagi dirinya menjadi dua kepribadian, lagipula kenapa sih harus menyamar?""Siapa yang menyamar?""Kamu!""Menyamar sebagai apa?""

  • Secret Reunion   46 Berubah di Saat Terakhir

    Sebagai bentuk protes keras terhadap ulah tantenya, Kaluna sengaja pura-pura sibuk dengan kegiatan sekolahnya supaya agenda kencan bersama Rey tidak direalisasikan. Bukan apa-apa, Kaluna sama sekali tidak tertarik untuk kencan dengan Rey atau siapa pun. “Lun, mau ke mana?” tanya Ola ketika melihat keponakannya yang sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas. “Jangan bilang kalau kamu ada les tambahan? Tumben ....” Kaluna meringis dan tidak segera menjawab. “Kalau nggak ikut les, masa iya kamu mau main di luar?” tanya Ola sambil mendatangi Kaluna semakin dekat. “Kamu kan selama ini lebih suka berdiam diri di rumah, atau tante yang sudah salah kira?” Kaluna berdehem sebentar, setelah itu dia memandang sang tante. “Kalau aku nggak salah ingat, kegiatan sekolah aku memang sedang padat-padatnya ... Biasa, mau ujian tengah semester.” Kaluna menjelaskan. Ola mengerutkan keningnya dengan superheran. “Kamu ... sehat-sehat saja kan, Lun?” tanya Ola seraya menyentuh kening keponakannya. Dia

  • Secret Reunion   45 Ajakan Kencan

    Kalau bukan karena ingin mematuhi nasihat Ola, tentu Kaluna sudah sedari tadi mengusir Dewangga dari hadapannya."Oh ya, ngomong-ngomong kamu mau pergi ke mana, Lun?" tanya Dewangga lagi."Nggak ke mana-mana," jawab Kaluna tidak ramah. 'Yohan lama banget sih,' sambungnya dalam hati."Aku bisa kok antar kamu," ujar Dewangga lagi. "Atau kamu mau jalan-jalan dulu?"Kaluna tersenyum sinis."Apa sih yang bikin kamu yakin kalau aku mau pergi sama kamu?" tanya Kaluna sambil berkacak pinggang. "Karena kamu udah menerima kehadiran aku dan nggak mengusir aku lagi," jawab Dewangga penuh percaya diri. "Bagiku itu udah cukup membuktikan kalau kamu sebenarnya nggak sebenci itu sama aku ....""Alah, gombal!" sela Kaluna sinis. "Aku nggak peduli sama kamu, aku bisa aja sih usir kamu dari tadi kalau aku mau. Tapi buat apa sih, buang-buang energi aja."Dewangga langsung berubah sedikit ekspresi wajahnya setelah Kaluna bersikap sangar kepadanya. "Lun, tolonglah ..." bujuk Dewangga. "Nggak ada salahnya

  • Secret Reunion   44 Momen Melanggar Peraturan

    Estefan tidak segera menanggapi nasehat ibunya, terlebih lagi dia tidak bisa menerima kelakuan Kaluna yang diperbuatnya bersama Yohan di sekolah.Hari-hari seterusnya, Kaluna menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa. Diam-diam dia mengusung misi tersendiri untuk melanjutkan perang dinginnya dengan Estefan yang beberapa waktu lalu memberikan peringatan di kantor guru.Kaluna bertekad untuk tidak akan meninggalkan SMA Oasis satu langkah pun kecuali pihak sekolah sendiri yang lebih dulu menendangnya keluar.Hari itu mendadak murid-murid dipulangkan lebih awal karena para guru akan melangsungkan rapat, kelas Kaluna menjadi salah satu kelas yang paling bersemangat menerima kabar ini.“Asyik, pulang pagi ....”“Nongkrong dulu yuk di depan?”“Kopi aja, aku ikut!”Sebagian teman-teman Kaluna sibuk membuat acara seru alih-alih langsung pulang ke rumah, tapi dia memilih untuk mendengarkan dan sama sekali tidak berniat ikut bergabung.“Lun!” Kepala Yohan melongok melewati jendela kel

  • Secret Reunion   43 Kaluna Versi Dewasa

    “Masih satu setengah jam lebih, jangan sampai kita pingsan.” Kaluna beralasan. “Kamu juga boleh bersandar di punggung aku kok, nggak usah gengsi.”Yohan tentu tidak mau rugi, kini punggungnya ikut bersandar di punggung Kaluna hingga hukuman mereka berakhir saat bel istirahat berdering nyaring.“Gimana, bubar nggak nih?” tanya Yohan sambil menoleh. “Atau nunggu wali kelas kita yang suruh ...?”Kaluna menarik napas. Malu juga kalau dilihat murid-murid dari tingkat satu sampai tiga seperti ini, pikirnya.“Ini Pak Estefan ngapain dulu sih?” gerutu Kaluna. “Keburu kita jadi bahan tontonan banyak murid kayak begini.”Yohan mengedarkan pandangan ke arah murid-murid yang sebagian sudah keluar dari ruang kelas masing-masing. “Bodo amat lah,” komentar Yohan. “Aku sih bukan tipe senior yang jaim, jadi biarkan adik-adik tingkat itu melihatku apa adanya.”Kaluna melengos mendengar pengakuan Yohan, dia bersandar dengan nyaman di punggungnya dan memasang wajah tak peduli ketika beberapa muri

  • Secret Reunion   42 Persaingan Sengit Kaluna - Estefan

    Baik Kaluna maupun Yohan sama-sama menoleh dan melihat Pak Kemal berkacak pinggang dari koridor kelas satu, membuat mereka berdua nyengir tanpa rasa bersalah sama sekali.“Kamu, Kaluna! Saya akan laporkan ini kepada wali kelas kamu, Pak Stefan!” lanjut Pak Kemal lagi, setelah itu dia meneruskan langkahnya sementara Kaluna masih tergantung di gerbang dengan Yohan memegangi kedua pinggangnya.“Mampus deh kita ...” keluh Kaluna seraya berpegangan pada gerbang. “Yo, ini gimana ....”“Alah, biasanya juga kita sering kena hukuman.” Yohan menyahut tanpa mendongak, beberapa murid koridor sebelah kanan dan kiri mereka kini mulai menunjuk-nunjuk sambil nyengir tertahan karena melihat Kaluna yang tergantung di gerbang sekolah sedemikian rupa.“Bukan masalah itu!” tukas Kaluna sambil mengayunkan kedua kakinya. “Ini gimana cara turunnya maksud aku!”“Jangan nendang-nendang!” balas Yohan, kali ini terpaksa mendongak untuk memandang Kaluna. “Kayak bayi dalam kandungan aja kamu ....”“Ini aku t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status