Beranda / Romansa / Secret Reunion / 25. Sedang di Surga (2)

Share

25. Sedang di Surga (2)

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-02 13:57:25
"Kamu meremehkan aku ya,” bisik laki-laki itu akhirnya.

“Aku memang tidak yakin.” Kaluna terkekeh. “Memangnya apa yang bisa kamu lakukan hingga aku tidak akan bisa meremehkan kamu lagi?”

“Aku bisa lakukan apa saja, termasuk membuatmu mengingatku selamanya.” Dengan lembut laki-laki itu mengecup bibir tipis merah Kaluna dan bodohnya, Kaluna hanya diam saja.

Laki-laki tampan itu tertawa melihat Kaluna menerima ciumannya tanpa sedikitpun berusaha menolaknya.

“Ini ...” Kaluna menyentuh bibirnya sendiri dengan tangan.

“Kenapa? Kamu sering melakukannya dengan teman sekolahmu?” tanya laki-laki itu dengan antusias. Perlahan Kaluna menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak pernah melakukannya,” ucap Kaluna jujur.

“Benarkah? Jadi aku orang pertama yang cium kamu?” Si tampan berucap bangga. “Kamu harus banyak belajar lagi.”

Kaluna mengerjabkan matanya seraya berdiri.

“Maaf saja, aku tidak yakin kamu bisa kasih aku lebih banyak hal untuk aku pelajari,” katanya sambil menyibakkan rambut lurusnya.

Kepercay
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
MiaKadir
wait, sempat lakukan ke?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Secret Reunion   26. Taktik Ola (2)

    Kaluna hanya memandang Estefan dengan berat, sekujur tubuhnya terasa lelah dan penat sekali. Dia menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur dengan nyawa yang seakan sudah tercerai berai.Kaluna memungut tas selempangnya kemudian menyampirkannya di atas bahu. Sebelum Estefan sempat berkata apa-apa kepadanya, Kaluna berjalan perlahan tanpa ekspresi karena ingin sesegera mungkin meninggalkan kamar untuk pulahhhbbng kembali ke rumah orang tuanya."Kaluna?" panggil Estefan buru-buru sambil menahan lengannya. "Saya akan antar kamu pulang.""Tidak perlu," sahut Kaluna datar tanpa ekspresi. "Saya bisa pulang sendiri."Estefan semakin merasakan perasaan bersalah yang menjadi-jadi. Terlebih saat dia menyadari bagaimana masa depan cerah salah satu muridnya harus ternoda di tangannya sendiri. "Saya akan tetap antar kamu pulang," kata Estefan tegas. "bagaimanapun kamu adalah tanggung jawab saya."Kaluna diam saja, tapi dia segera menarik lepas tangannya karena tidak ingin berlama-lama den

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Secret Reunion   27. Berpamitan (1)

    Kaluna bukan tidak tahu jika Ola sedang membodohi dirinya, tapi dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa tantenya itu tidak sengaja melakukannya. “Lun, makan dulu yuk?" panggil Ola setelah berhari-hari lamanya Kaluna tidak mau keluar kamar. "Nanti kamu bisa sakit kalau nggak mau makan." Kaluna terpaksa menyahut panggilan tantenya. “Makan yang banyak,” kata Ola pura-pura memohon seraya mengusap-usap kepala Kaluna. “Tante khawatir banget sama kamu ....” “Nanti saja,” sahut Kaluna sambil duduk di meja makan. “Tante, aku mau tanya sesuatu.” “Kamu makan dulu saja.” Ola menyahut dan mengambilkan sepiring nasi putih. “Jangan memikirkan apa-apa, kamu pasti lapar berat karena dari kemarin belum makan.” Kaluna menurut saja dengan semua yang diambilkan Ola kepadanya, dia biarkan tantenya menaruh tahu tempe di atas nasi. Namun, lama-lama Kaluna merasa curiga saat Ola menaruh piring di depannya dan menunggunya untuk makan. “Tante di mana saat itu?” tanya Kaluna seraya memandang Ola, mendadak pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Secret Reunion   28. Berpamitan (2)

    Kaluna menarik napas. "Saya mau keluar dari sekolah ini," katanya tanpa berbelit-belit. Yohan bahkan sampai teralihkan fokusnya begitu mendengar ucapan yang dilontarkan Kaluna. "Kamu ... kenapa tiba-tiba mau pindah sekolah?" tanya Bu Sita dengan wajah terkejut. "Wali kelas kamu sudah tahu?" Kaluna menggelengkan kepalanya. "Pak Estefan tidak perlu tahu," ucap Kaluna datar. Bu Sita buru-buru menarik satu kursi ke arah Kaluna. "Duduk dulu, sini dekat Yohan. Ayo," suruh Bu Sita dengan nada membujuk, ekspresi wajahnya yang awalnya jengkel kini seketika sirna. "Pak Stefan kan wali kelas kamu, jadi beliau harus tahu segala hal tentang anak kelasnya." Kaluna duduk, tapi tetap itu tidak mengubah apa pun tentang keputusannya untuk pindah sekolah. "Jadi Ibu mau saya pamit langsung sama Pak Estefan?" tanya Kaluna mengambil kesimpulan. "Bukan begitu juga," geleng Bu Sita, sementara Yohan memalingkan wajahnya dengan cuek. "Maksud saya, paling tidak kamu harus konsultasikan dulu masalah kam

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Secret Reunion   29. Menemukan Kaluna (1)

    Estefan tertegun mendengar ucapan Kaluna barusan, dia tahu jika permasalahan di antara mereka akan semakin melebar jika dibiarkan berlarut-larut seperti ini. "Kaluna, jangan mengambil keputusan karena emosi." Estefan mencoba mengingatkan. "Saya mengerti kalau sekarang ini kamu dalam keadaan tertekan, tapi jangan sampai kamu mengorbankan masa sekolah kamu karena hal ini." Kaluna merasakan kedua matanya semakin memanas, apa yang diucapkan hanya membuatnya berselimut gelombang kemarahan yang besar. "Memangnya salah siapa ..." ucap Kaluna dengan suara bergetar. "... saya bisa jadi seperti ini?" Estefan menarik napas, ujung jarinya terangkat untuk membetulkan kacamata yang dia kenakan. "Dengarkan saya," ucap Estefan tegas. "tidak pernah terjadi apa-apa antara kamu dan saya." "Buktinya?" sahut Kaluna. "Bapak dan saya ...." Estefan diam dan membiarkan Kaluna menyelesaikan kalimatnya. Namun, anak kelasnya itu mendadak diam. "Tidak di sekolah lama atau di sekolah yang baru, semuanya sam

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Secret Reunion   30. Menemukan Kaluna (2)

    Yohan masih menyisir area pemakaman, tak dapat dipungkiri jika dia juga khawatir dengan permasalahan pelik yang dialami Kaluna. Sementara itu Kaluna masih bersimpuh di depan makam kedua orang tuanya. Bagi Kaluna, tidak ada obat sedih yang lebih mujarab lagi selain kesedihan itu sendiri. Dengan mengenang kedua orang tuanya yang telah tiada. "Kaluna?" panggil Estefan ketika dia sudah sampai di belakang Kaluna. "Saya dan kamu harus bicara." Kaluna diam, dia masih tidak sudi menoleh untuk memandang guru sekolahnya. "Kalau kamu mau masalah ini selesai sekarang, setidaknya kita harus mulai bicara." Estefan melanjutkan. "Silakan kalau kamu mau membenci saya, tapi setidaknya saya ini masih guru kamu." Kaluna memejamkan matanya, bayangan Dewangga saat mencoba melecehkannya, lalu Estefan yang muncul sebagai pahlawan, tapi kenapa pada akhirnya Estefan sendiri yang berbuat tak senonoh kepadanya? Kaluna tidak akan semudah itu percaya kepada guru sekolahnya. "Tidak lama lagi ... Bapak bukan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Secret Reunion   31. Perhatian yang Berlebih

    "Kenapa sih kamu pakai kabur-kaburan segala?" tanya Yohan ingin tahu ketika mobil Kaluna mulai melaju kembali ke SMA Oasis. "Ruwet ceritanya, Yo." Kaluna menyahut sementara Estefan memasang telinganya baik-baik. "Cewek sih suka mendramatisir masalah ya?" komentar Yohan sok tahu. "Kamu nggak akan ngerti," balas Kaluna sambil membuang muka. "Lain kali kalau ada masalah, mending kamu berantem aja sama aku." Yohan memberi saran sesat. "Kayak waktu itu ...." "Yohan!" tegur Estefan dari tempat duduk depan. "Cuma bercanda, Pak Guru!" sahut Yohan dengan wajah tenang. "Itu juga kalau Luna berani baku hantam sama saya." "Siapa takut?" sambar Kaluna dengan mata sembab. "Kapan-kapan kita baku hantam di halaman sekolah ...." "Kaluna!" tegur Estefan tak bosan-bosan. "Bercanda juga, Pak Guru!" sahut Kaluna, dia dan Yohan saling pandang kemudian nyengir bersamaan. Meskipun suasana hati Kaluna sudah jauh lebih baik, tapi itu tidak mengubah keputusannya untuk tetap keluar dari SMA Oasis. "Tan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Secret Reunion   32. Visum ke Dokter

    "Kamu mau ke mana, Lun?" tanya Ola ketika melewati kamar Kaluna dan melihat keponakannya sedang berdandan di depan cermin. "Mau pergi sebentar, Tante." Kaluna menjawab tanpa menolehkan wajahnya. "Ada tambahan sama guru." Ola mengernyitkan keningnya. Tambahan dari guru di hari Minggu jelas sangat mencurigakan baginya. "Kamu diantar sopir, kan?" tanya Ola memastikan ketika Kaluna menyampirkan tasnya ke bahu. "Iya," jawab Kaluna. "Aku pergi sebentar ya, Tan!"Ola mengangguk saja, sesekali dia ingin membiarkan Kaluna main di luar seperti remaja kebanyakan. Sementara keponakannya pergi, dia justru bisa mengundang teman-teman sosialitanya untuk berpesta di rumah orang tua Kaluna. "Aku bisa panggil Dewa sekalian untuk menyusun rencana selanjutnya," gumam Ola sambil menggulir layar ponsel untuk menghubungi Dewa. "Kita mau ke mana, Nona?" tanya sopir keluarga Kaluna yang bernama Ito. "Ke sekolah, Pak." Kaluna memberi tahu sembari masuk mobil. "Nanti di sana aku mau bertemu sama guru."

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Secret Reunion   33. Bertemu Tante Ola

    Kaluna terus terdiam bisu saat dia dan Estefan sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tua Kaluna. Sebenarnya di luar sekolah, tidak masalah bagi Estefan jika dia ingin mengenal Kaluna lebih jauh sebagai orang yang akan dijodohkan dengannya. Namun, selama Kaluna tidak tahu bahwa Estefan dan laki-laki yang dikenalkan tantenya adalah orang yang sama, dia merasa akan lebih baik kalau dia tutup mulut untuk sementara waktu. "Pak Guru minus berapa?" tanya Kaluna membuka percakapan karena dia tidak tahan jika terus tenggelam dalam kesunyian yang terjadi antara dirinya dan sang wali kelas. "Tidak terlalu tinggi," jawab Estefan sembari terus mengemudi. "Entahlah, saya sudah lama tidak periksa mata." "Oh ..." Kaluna mengangguk paham dan tidak bertanya apa-apa lagi. Estefan sendiri masih enggan jika terlalu membuka diri kepada salah seorang muridnay seperti ini, karena itu dia lebih memilih diam dan tetap fokus mengemudi. "Sepi sekali rumah kamu," komentar Estefan ketika dia menepikan mo

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27

Bab terbaru

  • Secret Reunion   50 Keputusan Terakhir

    Estefan mengepalkan tangannya."Dewa, stop! Aku akan lakukan apa pun untuk Yohan!" teriak Kaluna lagi.Dewangga tersenyum dan meminta temannya berhenti memukul Yohan."Kamu tunangan sama aku," kata Dewangga sambil menatap Kaluna. "Aku jamin semua pihak akan selamat tanpa perlu adanya pertumpahan darah, itu juga kalau dia mau kembali kepada Fiona."Kaluna terdiam dengan air mata yang masih menetes."Kamu tidak perlu melakukan itu, Luna ..." ucap Yohan dengan suara lirih. "Kamu harus benar-benar memilih ... orang yang kamu cintai ...."Kaluna menangis tersedu. "Aku tidak bisa membiarkan temanku dipukuli."Dewangga masih menatap Kaluna. "Kamu jawab sekarang atau ....""Aku mau tunangan sama kamu!" seru Kaluna. "Tapi lepaskan Yohan, Pak Reyvonda biar kembali sama adik kamu!"Estefan menatap Kaluna tidak percaya. "Jangan ngawur kamu!""Kita menikah pun, akan ada hati yang tersakiti!" kata Kaluna sedih. "Fiona juga harus mendapatkan kebahagiaan, sama seperti kita."Estefan mengepalkan tanga

  • Secret Reunion   49 Menyelamatkan Seseorang

    Fiona langsung menangis histeris ketika mendengar ucapan kakaknya.Dewangga memegang keningnya. Sudah hampir beberapa bulan ini Fiona jarang menangis, tapi kemunculan Estefan telah menghancurkan semuanya."Aku tidak percaya ini, Estefan tidak mau menemuiku!" raung Fiona dengan suara menyayat hati. "Apa salahku? Aku tulus menyukainya, aku tulus!""Aku tahu!" ucap Dewangga, hatinya tetap ikut tersakiti saat melihat Fiona sakit karena perasaannya terhadap Estefan tidak berbalas. "Aku akan paksa Estefan untuk menemui kamu!"Fiona masih menangis sesenggukan dengan Dewangga terus membelai punggungnya."Apa Tante masih yakin untuk menjodohkan aku sama Rey?" tanya Kaluna ketika bertemu Ola di meja makan. "Rey ternyata memiliki masa lalu yang rumit dengan adik Dewa."Ola memegang keningnya. Masalah menjadi semakin rumit, tapi dia merasa masih bisa memanfaatkan peluang yang tercipta karena permasalahan yang terjadi antara Kaluna, Dewa, dan juga Estefan."Kenapa Tante malah jadi terkesan sama De

  • Secret Reunion   48 Menolak Perasaan Fiona

    Estefan terdiam setelah mendengar jawaban Dewangga."Kamu kenal Fiona, Pak?" tanya Kaluna sambil memandang Estefan.Es krim di masing-masing tangan mereka mulai meleleh karena tidak segera mereka makan."Mana mungkin dia tidak mengenal adikku?" sela Dewangga dengan ekspresi diliputi kemarahan. "Dia yang bikin Fiona depresi sampai harus berhenti sekolah!"Kaluna memandang Estefan dengan penuh tanda tanya. "Pak, bisa jelaskan apa maksud Dewa ....""Nanti aku jelaskan," potong Estefan sambil menarik Kaluna pergi."Tunggu, di mana tanggung jawab kamu sebagai gurunya?" tanya Dewangga penuh emosi. "Kamu tidak pernah tahu bagaimana rasanya melihat Fiona menangis hampir setiap hari kan?"Estefan tidak menjawab dan tetap berjalan pergi bersama Kaluna."Kenapa kamu diam saja, Pak?" Kaluna melirik Estefan. "Dewa tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.""Diamlah dulu," sahut Estefan tanpa menoleh."Aku bilang berhenti!" Dewangga terpaksa menarik lengan Kaluna untuk menghent

  • Secret Reunion   47 Calon Suami Kaluna

    "Kalau kamu terpaksa, bilang saja terus terang." Rey alias Estefan mengemudi sembari berkomentar dengan nada datar seperti biasa.Kaluna melirik sebal kepada seseorang yang duduk di sampingnya itu."Sudah tahu kalau saya terpaksa, kenapa kamu—Pak ...? Argh, saya bingung harus panggil apa!" omel Kaluna yang tidak bisa lagi menahan diri.Ketika berada di sekolah, dia masih mampu untuk bersikap hormat dan sopan kepada Estefan sebagai gurunya. Namun, ketika sadar bahwa Rey yang duduk di sampingnya ini adalah orang yang dijodohkan dengannya, Kaluna serasa ingin mengamuk detik itu juga."Panggil saja sesuka hati kamu," kata Estefan tanpa memandang Kaluna. "Kamu yang di sekolah atau kamu yang ada di rumah kan sama saja."Kaluna mengembuskan napas keras."Itulah masalahnya!" Dia menjadi sangat emosional. "Saya jadi sulit untuk menghadapi seseorang yang terbiasa membagi dirinya menjadi dua kepribadian, lagipula kenapa sih harus menyamar?""Siapa yang menyamar?""Kamu!""Menyamar sebagai apa?""

  • Secret Reunion   46 Berubah di Saat Terakhir

    Sebagai bentuk protes keras terhadap ulah tantenya, Kaluna sengaja pura-pura sibuk dengan kegiatan sekolahnya supaya agenda kencan bersama Rey tidak direalisasikan. Bukan apa-apa, Kaluna sama sekali tidak tertarik untuk kencan dengan Rey atau siapa pun. “Lun, mau ke mana?” tanya Ola ketika melihat keponakannya yang sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas. “Jangan bilang kalau kamu ada les tambahan? Tumben ....” Kaluna meringis dan tidak segera menjawab. “Kalau nggak ikut les, masa iya kamu mau main di luar?” tanya Ola sambil mendatangi Kaluna semakin dekat. “Kamu kan selama ini lebih suka berdiam diri di rumah, atau tante yang sudah salah kira?” Kaluna berdehem sebentar, setelah itu dia memandang sang tante. “Kalau aku nggak salah ingat, kegiatan sekolah aku memang sedang padat-padatnya ... Biasa, mau ujian tengah semester.” Kaluna menjelaskan. Ola mengerutkan keningnya dengan superheran. “Kamu ... sehat-sehat saja kan, Lun?” tanya Ola seraya menyentuh kening keponakannya. Dia

  • Secret Reunion   45 Ajakan Kencan

    Kalau bukan karena ingin mematuhi nasihat Ola, tentu Kaluna sudah sedari tadi mengusir Dewangga dari hadapannya."Oh ya, ngomong-ngomong kamu mau pergi ke mana, Lun?" tanya Dewangga lagi."Nggak ke mana-mana," jawab Kaluna tidak ramah. 'Yohan lama banget sih,' sambungnya dalam hati."Aku bisa kok antar kamu," ujar Dewangga lagi. "Atau kamu mau jalan-jalan dulu?"Kaluna tersenyum sinis."Apa sih yang bikin kamu yakin kalau aku mau pergi sama kamu?" tanya Kaluna sambil berkacak pinggang. "Karena kamu udah menerima kehadiran aku dan nggak mengusir aku lagi," jawab Dewangga penuh percaya diri. "Bagiku itu udah cukup membuktikan kalau kamu sebenarnya nggak sebenci itu sama aku ....""Alah, gombal!" sela Kaluna sinis. "Aku nggak peduli sama kamu, aku bisa aja sih usir kamu dari tadi kalau aku mau. Tapi buat apa sih, buang-buang energi aja."Dewangga langsung berubah sedikit ekspresi wajahnya setelah Kaluna bersikap sangar kepadanya. "Lun, tolonglah ..." bujuk Dewangga. "Nggak ada salahnya

  • Secret Reunion   44 Momen Melanggar Peraturan

    Estefan tidak segera menanggapi nasehat ibunya, terlebih lagi dia tidak bisa menerima kelakuan Kaluna yang diperbuatnya bersama Yohan di sekolah.Hari-hari seterusnya, Kaluna menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa. Diam-diam dia mengusung misi tersendiri untuk melanjutkan perang dinginnya dengan Estefan yang beberapa waktu lalu memberikan peringatan di kantor guru.Kaluna bertekad untuk tidak akan meninggalkan SMA Oasis satu langkah pun kecuali pihak sekolah sendiri yang lebih dulu menendangnya keluar.Hari itu mendadak murid-murid dipulangkan lebih awal karena para guru akan melangsungkan rapat, kelas Kaluna menjadi salah satu kelas yang paling bersemangat menerima kabar ini.“Asyik, pulang pagi ....”“Nongkrong dulu yuk di depan?”“Kopi aja, aku ikut!”Sebagian teman-teman Kaluna sibuk membuat acara seru alih-alih langsung pulang ke rumah, tapi dia memilih untuk mendengarkan dan sama sekali tidak berniat ikut bergabung.“Lun!” Kepala Yohan melongok melewati jendela kel

  • Secret Reunion   43 Kaluna Versi Dewasa

    “Masih satu setengah jam lebih, jangan sampai kita pingsan.” Kaluna beralasan. “Kamu juga boleh bersandar di punggung aku kok, nggak usah gengsi.”Yohan tentu tidak mau rugi, kini punggungnya ikut bersandar di punggung Kaluna hingga hukuman mereka berakhir saat bel istirahat berdering nyaring.“Gimana, bubar nggak nih?” tanya Yohan sambil menoleh. “Atau nunggu wali kelas kita yang suruh ...?”Kaluna menarik napas. Malu juga kalau dilihat murid-murid dari tingkat satu sampai tiga seperti ini, pikirnya.“Ini Pak Estefan ngapain dulu sih?” gerutu Kaluna. “Keburu kita jadi bahan tontonan banyak murid kayak begini.”Yohan mengedarkan pandangan ke arah murid-murid yang sebagian sudah keluar dari ruang kelas masing-masing. “Bodo amat lah,” komentar Yohan. “Aku sih bukan tipe senior yang jaim, jadi biarkan adik-adik tingkat itu melihatku apa adanya.”Kaluna melengos mendengar pengakuan Yohan, dia bersandar dengan nyaman di punggungnya dan memasang wajah tak peduli ketika beberapa muri

  • Secret Reunion   42 Persaingan Sengit Kaluna - Estefan

    Baik Kaluna maupun Yohan sama-sama menoleh dan melihat Pak Kemal berkacak pinggang dari koridor kelas satu, membuat mereka berdua nyengir tanpa rasa bersalah sama sekali.“Kamu, Kaluna! Saya akan laporkan ini kepada wali kelas kamu, Pak Stefan!” lanjut Pak Kemal lagi, setelah itu dia meneruskan langkahnya sementara Kaluna masih tergantung di gerbang dengan Yohan memegangi kedua pinggangnya.“Mampus deh kita ...” keluh Kaluna seraya berpegangan pada gerbang. “Yo, ini gimana ....”“Alah, biasanya juga kita sering kena hukuman.” Yohan menyahut tanpa mendongak, beberapa murid koridor sebelah kanan dan kiri mereka kini mulai menunjuk-nunjuk sambil nyengir tertahan karena melihat Kaluna yang tergantung di gerbang sekolah sedemikian rupa.“Bukan masalah itu!” tukas Kaluna sambil mengayunkan kedua kakinya. “Ini gimana cara turunnya maksud aku!”“Jangan nendang-nendang!” balas Yohan, kali ini terpaksa mendongak untuk memandang Kaluna. “Kayak bayi dalam kandungan aja kamu ....”“Ini aku t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status