Beranda / Romansa / Secret Agent Maddox / Chapter 47. The Root of Crime

Share

Chapter 47. The Root of Crime

Penulis: Theresia Rini S
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-23 12:15:37
Malam baru saja menyingkirkan sore. Maddox kembali dari tempat Jimmy dengan tampang kusut. Pamela menawari untuk makan malam, tapi pria itu justru membereskan semua pakaian dan berpamitan untuk kembali ke apartemennya.

Tim yang baru saja selesai menelepon, mengernyitkan dahi dengan tatapan menyelidik.

“Ada apa, Mad? Peter baru saja memberitahu jika Chris yang sekarang menjadi penjaga Foxy. Ada apa ini? Kenapa aku baru tahu? Aku adalah kapten kalian, tapi semua terjadi seperti di luar kendaliku!”

Tim juga terdengar kecewa. Maddox menghela napas dengan raut yang masih muram, ada sesuatu yang menganjal dalam hatinya.

“Kau harus tanya pada Peter dan Foxy sendiri. Aku tidak akan mencampuri lagi urusan tentang perlindungan saksi.” Maddox tidak sedikit pun menatap Tim.

“Tapi kau bisa memberitahuku siang tadi, Mad!” tuntut kaptennya.

“Sejak kapan aku menjadi siswa teladanmu, Tim? Bukan aku yang menyalahi dan mengubah aturan! Chris dan Peter, bosmu, yang mengacaukan segalanya!” pekik Mad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Secret Agent Maddox   Chapter 48. Saving Daniel

    Apartemen yang baru saja ia sewa tersebut akan menjadi tempat tinggal sementara. Claire telah mengurus semuanya dan Foxy membutuhkan tempat baru untuk meninggalkan jejak dari semua orang yang mencoba mengejar dirinya saat ini. Entah itu Joe, bekas kekasihnya, Maddox, detektif yang cukup membuatnya menjadi pribadi yang berbeda, atau pihak yang mengincar dirinya demi sebuah informasi. Chris terdengar bersiul dari arah dapur. Foxy membetulkan posisi kakinya dengan gerakan hati-hati dan sangat pelan. Lukanya mulai sembuh, tapi dia tahu jika ini akan berlangsung bulanan untuk benar-benar pulih seperti semula. “Perawat akan datang sepuluh menit lagi dan semoga semua yang aku siapkan cukup.” Claire muncul dari kamar Foxy dengan selimut kecil di tangan. Dengan cekatan, sekretarisnya menyelimuti kaki Foxy yang sedang setengah berbaring di sofa. “Aku membenci siulannya,” bisik Foxy dengan ekspresi kesal, seraya melirik ke arah dapur. Claire tersenyum miring seperti mencibir. “Karena kau t

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Secret Agent Maddox   Chapter 49. April’s New Mate

    Maddox berhasil mendapatkan dukungan dari Tim untuk menggunakan helikopter demi menyelamatkan Daniel malam itu. Begitu pihak hotel memberikan persetujuan, Maddox mendarat di rooftop hotel bintang lima. Detektif itu menemui Daniel di kamar yang terlihat ketakutan. “Kau terluka!” seru Maddox. Pemuda itu menepis tangan Maddox yang mencoba memeriksa goresan di pipinya. “Bukan apa-apa. Dia berhasil menghantamku sedikit,” sahut Daniel. Maddox mengangguk dan segera mengajaknya untuk bergegas ke landasan heli malam itu juga. Keduanya segera meninggalkan Seattle menuju Las Vegas. Selama perjalanan, Daniel terlihat termenung dengan wajah tertekan. Maddox sangat iba padanya. Anak itu tidak seharusnya mengalami hal ini. Kehilangan orang tua saja sudah cukup berat dan kini harus menghadapi satu persatu musuh ayahnya yang terus mengejar. Jika saja Foxy menyingkirkan sedikit egonya, mungkin masalah ini tidak akan berlarut-larut. “Aku tidak ingin menemui Foxy!” seru Daniel saat mereka sampa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Secret Agent Maddox   Chapter 50. Barbecue Party Disaster

    Pagi itu Pamela sudah terlihat sibuk mengatur halaman belakang, tempat biasa mereka berkumpul untuk mengadakan pesta barbekyu. Maddox melihat Daniel dan April sedang menata alat makan, sementara Apple mondar mandir membawa berbagai camilan. Dalam hati Maddox mengumpat, karena baru mengingat hari ini adalah ulang tahun Apple! Dia belum membeli kado untuk remaja kesayangannya tersebut. Tim sudah berangkat ke kantor dan dirinya harus segera menyusul untuk bertemu dengan Jean. Pamela terdengar berseru pada ketiga remaja untuk mulai menyiapkan bara dan kayu. Daniel terlihat benar-benar menikmati keberadaannya saat ini. Tadi malam, Maddox mengirimkan pesan pada Foxy dengan menyampaikan bahwa Daniel memilih untuk tinggal bersama keluarga Tim sementara waktu. Wanita itu paham akan keputusan Daniel yang masih menyimpan kekecewaan terhadapnya. Entah apa rencana berikut Maddox, tapi kali ini dia harus meminta bantuan Jean demi mendapatkan informasi mengenai Foxy dan juga Russel. “Jangan lup

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Secret Agent Maddox   Chapter 51. Family is First

    Tim terlihat begitu tenang dan menguasai diri jauh lebih baik dibandingkan Maddox sendiri. Detektif itu berkali-kali menanyakan pada perawat jaga, sementara operasi sedang berlangsung. Apple terkena tembakan di perut dan pundaknya. Gadis itu mengalami masa kritis, karena peluru tersebut memecahkan lambungnya. April dan ibunya tidak berhenti menangis dan Daniel mulai cemas akan nasibnya. Jika pihak kepolisian yang kini sedang mencoba menguak pembunuhan orang tuanya saja dalam bahaya, apalagi dia? “Mereka tahu jika kau dan aku mencurigai sesuatu,” gumam Maddox pada Tim. “Bukti jejak digital Jean,” timpal Tim yang segera memahami maksud anak buahnya tersebut. “Kita harus mencari cara, supaya ini tidak akan mereka ketahui lagi, Tim.” Maddox menelan ludah dengan kalut. Kaptennya mengangguk dengan lesu. “Ini sebagai bukti kuat bahwa dugaanmu seratus persen benar,” balas Tim dengan lirih. Maddox menoleh dan melihat bahu Tim yang terkulai lemah. “Aku harus menyelamatkan keluargaku,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Secret Agent Maddox   Chapter 52. Bloodline

    Joe masih dalam kebimbangan yang semakin sulit untuk ia putuskan. Bel kembali berdering dan makin terdengar tidak sabar. “Ayolah, Joe! Aku tahu kau melihatku!” teriak Maddox dari luar. Mendadak Joe merasakan kerinduan yang menghentak. Dari lubang itu ia melihat wajah Maddox dengan jelas. Terakhir kali ia memiliki kenangan indah adalah saat Maddox bayi dan ibunya membiarkan Joe memangkunya. “Er ist mein kleiner bruder, Mama!“ seru Joe atau Leroy kecil pada Merelyn. (Dia adalah adik laki-lakiku, Mama) “Ja, ist er,” sahut ibunya dengan senyum. Joe tampak bangga karena memiliki saudara laki-laki adalah impiannya. (Ya, betul). Magda yang hanya terpaut satu tahun dengan Joe terlihat iri, karena perhatian kakak sulungnya tertuju pada Maddox kecil. Bayangan yang kabur itu kini menyeruak serta menimbulkan keharuan yang mendalam. Dirinya baru berusia enam tahun dan tidak tahu apa yang harus diperbuat saat kedua orang tua mereka terbantai di depan mata. Satu-satunya yang Joe lakukan ad

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Secret Agent Maddox   Chapter 53. Secret Code to Revelation

    Maddox telah yakin benar-benar, jika Tim dan keluarganya tidak akan bisa terjamah. Dia berpikir akan meminta pada Mark untuk menyediakan akses khusus, supaya bisa menelusuri jaringan Russel selama ini. Sayangnya, Maddox harus mencari tahu terlebih dahulu, bahwa Mark bukanlah orang yang ia curigai terlibat dalam konspirasi dengan andil Russel. Ini hal yang cukup sulit bagi Maddox untuk membuktikan. Seandainya Mark ternyata salah satu dari ‘mereka’, posisi Maddox akan menjadi semakin terjepit. Tidak ada lagi bantuan yang bisa dia andalkan sedikit pun. Akan tetapi, ia masih bisa mengingat dengan baik, bagaimana Mark menginginkan dirinya menangani kasus ini. Itu membuat kesimpulan sementara, jika kepala sheriff tersebut cukup meyakinkan sebagai pihak yang tidak terlibat. Buat apa Mark bersusah payah meminta Maddox, yang dikenal sebagai detektif tanpa kompromi, untuk menangani kasus yang besar ini jika dia terlibat di dalamnya? Dengan tekad bulat, Maddox berangkat untuk menemui Mark

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Secret Agent Maddox   Chapter 54. The Promise

    Selama ini kemajuan Foxy dalam pemulihan cukup bagus. Perlahan namun pasti, dirinya bisa mulai menggerakkan jari juga kakinya. Chris menjadi alasan bagi Foxy untuk segera sembuh dalam waktu dekat. Semakin lama ia bersama detektif tersebut, dirinya tidak lagi merasa nyaman. Berkali-kali pria itu meluncurkan rayuan basi dan mencoba menarik simpati Foxy. Meski sering mendapat respon yang cukup ketus, tapi Chris sepertinya bukan pria yang gampang menyerah jika dalam hal mendapatkan wanita untuk ia tiduri! Peter mengunjungi Foxy hampir setiap hari. Tampak sekali pria itu sangat perhatian padanya. Begitu banyak yang ia harus balas dari seluruh kebaikan Peter selama ini. Akan tetapi, sepertinya Peter melakukan karena Foxy adalah tanggung jawab yang harus ia pikul. Janji Peter pada sahabatnya, ayah Foxy, harus dipenuhi. “Tidak seharusnya kau terus melakukan ini, Peter,” cetus Foxy dengan pelan. Peter melipat tangan dan menatap wanita muda yang terkesan sangat ia sayangi seperti anakny

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Secret Agent Maddox   Chapter 55. Behind the Scenes

    Sudah lima kali ini, Russel berusaha menghubungi Joe. Namun, tidak ada satu pun panggilannya yang mendapat tanggapan. Pria dengan rambut yang sudah hampir semuanya memutih tersebut mengeraskan rahang dengan geram. Dia tidak ingin Joe terlepas dari genggaman. Kenyataannya, Russel menerima segala kesetiaan dan dedikasi Joe sebab anak asuhnya itu memutuskan demikian. Bila Joe berniat bebas, pria itu bisa saja meninggalkan dirinya dan Russel tidak akan mampu menghalangi. Bahkan usahanya untuk memberikan bisnis besar pada Joe pun tidak akan membuat anak angkatnya tersebut tunduk dan menurut pada semua perintah Russel. Memikirkan kelemahan posisi saat ini, menghempaskan Russel pada kenyataan pahit yang harus dia hadapi. Pikiran yang kalut dan batin tidak tenang, membangkitkan kemarahan secara perlahan. Mata tua itu masih terlihat tajam dan bengis, Russel bagaikan singa tua yang matang dan masih sanggup menghancurkan musuhnya dengan sekali terkam. Dia tidak menyukai situasi yang dirinya t

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27

Bab terbaru

  • Secret Agent Maddox   Chapter 110. Epilog

    Suara tangis bayi terdengar menambah kemeriahan pesta di halaman belakang kediaman Maddox. Apple dan April sibuk bergantian menggendong bayi mungil yang terbalut kain lampin ungu. Dia sangat cantik, mewarisi kejelitaan Shelby. “Jadi kau benar-benar pensiun dari semuanya?” tanya Tim Muller, sembari membalik steak di panggangan. Shelby tertawa tanpa suara, mengerling pada Joe yang tak berhenti menatapnya dengan mesra. Dia menjadi ayah yang bahagia, saat Shelby memberikan bayi mungil cantik dalam pernikahan mereka. “Entahlah, tawaran Nick sangat menggiurkan. Tapi, kupikir aku akan sedikit rehat untuk sementara waktu, sampai Bow besar nanti.” Wanita itu mengarahkan pandangan pada putrinya yang berada dalam dekapan Apple. “Aku bisa menjaganya, Shelby! Jangan khawatir, aku adalah pengasuh terhebat di kompleks rumahku!” tawar Apple dengan cepat. “Kuliahmu, Ape! Kau pikir bisa sekolah sambil mengasuh bayi?!” tukas April. “Aku kandidat yang sempurna, karena sebentar lagi akan lulus dan pu

  • Secret Agent Maddox   Chapter 109. End of the Game

    Chapter 109. End of the Game Seiring matahari tenggelam, keesokan harinya, semua yang Jimmy kumpulkan merapat di pulau tersebut. Joe dan Shelby tampak kaget, sebab dia juga melihat Maddox serta Foxy. Satu sama lain saling menyapa, sementara Joe menggelengkan kepala tidak percaya. “Apa-apaan ini, Jim?!” Jimmy tertawa, merapatkan kapal dan melompat turun dengan gesit. Gibs di belakangnya tampak tidak kalah tangkas. Sepertinya Jimmy-Gibs telah menjadi sahabat dekat yang tak terpisahkan. “Kita akan menyudahi dengan pertempuran terepik, Joe!” Jimmy mengatakan bagaimana rencana ini telah dia rancang sedemikian rupa. “Memancing dalang sesungguhnya?” ulang Shelby kaget. “Apa maksudnya?” Maddox dan Foxy mendekat, mereka menambahkan apa yang telah didapatkan sejauh ini. Mendengar bagaimana semua sudah diperhitungkan, benar-benar mengejutkan Joe dan Shelby. “Aku menembak Josh sendiri dan itu bukan hanya sekali. Analisa kalian yang mencurigai dia masih hidup rasanya mustahil,” tangkis Joe.

  • Secret Agent Maddox   Chapter 108. Be My Man

    Shelby mencapai pulau dengan kapal sewa yang dia kemudikan sendiri. Tidak segera menuju kediaman Russel yang masih berjarak setengah jam lagi, wanita itu justru menghabiskan beberapa saat di dermaga hingga helikopter Joe Black mendarat di sana. Terkejut melihat pria yang dia cintai menyusul, Shelby menolak permintaan Joe yang meminta untuk mengurungkan niatnya. “Aku harus menanyakan, kenapa Russel membiarkan aku dan mama seperti manusia sampah selama ini!” Joe menghela napas berat, merebut botol minuman yang ada di tangan wanita itu. “Kita tidak akan datang tanpa persiapan, Shelby!” cetusnya. “Tunggu sampai bantuan datang!” Akhirnya, wanita itu mengalah. Mereka menanti di kapal, yang sebenarnya bisa saja terdeteksi oleh Russel. “Mustahil dia mengetahui kedatangan kita. Pelayan setianya sudah mati, ayahmu bisa jadi ada di rumahnya tanpa siapa pun.” Analisa Joe sepertinya benar, sebab selama mereka menunggu di kapal hingga menjelang tengah malam, tak ada satu pun yang datang mengus

  • Secret Agent Maddox   Chapter 107. Cradle in Paradise

    Joe terhenyak, panggilan baru saja berakhir dan adiknya mengatakan jika Shelby adalah putri dari Russel Brown! Bagaimana mereka baru mengetahuinya sekarang? Jika rencana membunuh anak mafia itu masih dia dan Maddox lanjutkan, itu berarti dirinya akan siap kehilangan wanita yang sudah menjadi teman kencan tersebut. Sanggupkah dia berhadapan dengan Shelby, jika benar itu terjadi? Entahlah, Joe benar-benar kebingungan, terlalu syok dengan fakta yang terkuak beberapa menit lalu. Masih meraba-raba dengan situasi saat ini, Joe harus menenggak minuman yang dia beli di minimarket pom bensin lebih dulu untuk kembali menguasai diri. Dia duduk selama beberapa belas menit, mengatakan pada diri sendiri untuk cepat berpikir dan mengambil keputusan. Dirinya butuh menempuh tiga jam lebih untuk mencapai kediaman Russel, dan itu pun jika ada transportasi yang bisa membawanya lewat udara. Melalui jalan darat akan sangat panjang dan mustahil bisa mengejar Shelby. Tempat Russel tinggal adalah sebu

  • Secret Agent Maddox   Chapter 106. Mafia’s Daughter

    Maddox menegakkan tubuh, melatih pelan-pelan fisiknya yang terhajar selama lima hari terakhir dengan vonis keracunan makanan. Foxy membantunya, memastikan dia tidak terlalu lemah melanjutkan proses tersebut. Bagaimanapun juga, Maddox perlu diingatkan untuk istirahat yang banyak demi pemulihan diri. Bobotnya tampak berkurang, walau baru lima hari dia terkapar. “Jangan terlalu memaksakan, kau masih butuh untuk mengembalikan energi,” ucap Foxy, penuh kelembutan mengingatkan. Maddox mengatur napas, meletakkan tubuhnya di salah satu kursi tanpa bantahan. Wanita yang saat ini mendampinginya mendekat, memberikan botol minuman untuk dia. Sambil meneguk, Maddox membiarkan Foxy mengusap keringat di leher juga pundaknya. Ia melirik pada wanita yang begitu setia berada di sisi, tak peduli akan urusannya sendiri. “Aku bisa keluar besok, bisakah kau mencari hotel untuk kita? Aku tidak mau kembali ke rumah yang Titus sediakan,” pinta Maddox. Foxy mengangguk. “Jangan khawatir,” sahutnya pelan.

  • Secret Agent Maddox   Chapter 105. The Riddle of Death Man

    Joe melangkah dengan cepat, mendatangi kendaraan yang berhasil mereka catat plat dan lokasinya. Mobil yang dipakai oleh pria yang memalsukan diri menjadi tukang masak restoran itu diselubungi terpal dan Joe terpaksa menyingkap semuanya. SUV keluaran lama itu terparkir di depan apartemen kumuh di pinggir kota. Begitu berada di sisi kaca pengemudi, Joe mulai mengayunkan linggis yang ada di tangannya. Praang! Kaca itu hancur dalam sekejap. Ia membuka pintu dari dalam, memeriksa dashboard dan setiap sudut kendaraan. Selama lima belas menit, dirinya mengacak-ngacak isi mobil tersebut hingga gerakannya terhenti. Di bawah jok belakang, Joe menemukan topeng beserta pakaian chef serta sepatu! Dia segera menarik keluar plastik dari saku celana, lalu memasukkan satu persatu ke dalam. Usai mendapatkan semua, Joe meninggalkan mobil dengan santai. Sebentar lagi, sidik jari itu akan menjelaskan, siapa pelaku yang telah membuat Maddox terkapar tak berdaya! ** Jimmy dan Gibs menunggu dengan tid

  • Secret Agent Maddox   Chapter 104. Clue Under the Shadow

    ‘Bangunlah, Mad.’ Foxy memandang pria yang terbaring dengan wajah pucat. Kondisi detektif itu lumayan membaik, akan tetapi masa kritisnya belum berlalu. Menguras lambung yang menyebabkan muntah berkepanjangan terjadi dalam beberapa jam. Foxy harus menyaksikan pria tersebut merintih, meratap dengan tubuh menggigil gemetar karena sakit juga lelah. Tak pernah sedetik pun ia meninggalkan sang detektif. Foxy mendampingi setiap saat, meski ada waktu di mana dia sendiri menangis sambil berharap Maddox tidak akan pernah meninggalkan dirinya. Tersudut dalam situasi yang tidak menyenangkan, Foxy sedang berjuang untuk melupakan duka yang bertubi-tubi menimpa. Belum mampu mengenyahkan kepedihan atas kematian Peter, Arthur menyusul dengan kondisi kematian tidak kalah menggenaskan. Setiap mengingat kilasan masa lalu, Foxy menyalahkan semua atas kiprahnya. Jika dua pria tersebut tidak terlalu peduli terhadap dirinya, mungkin mereka masih hidup dan baik-baik saja. Jauh di lubuk hati Foxy mey

  • Secret Agent Maddox   Chapter 103. Fun Way to Kill Someone

    Mereka tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Para dokter dan perawat yang bertugas mengikuti protokol yang Nick tetapkan dengan disiplin. Joe baru selesai melakukan panggilan dengan Titus. Baru saja ia menutup ponsel, dari jauh Raymond Gibs datang bersama Jimmy dengan tergopoh-gopoh. Jean dan Foxy masih berbicara di lorong, sementara Jimmy dan Gibs berlari menuju ke arah Joe. “Dia sudah stabil, tapi hingga sekarang belum sadar. Entah kenapa, tapi Maddox masih belum bisa diajak komunikasi.” Wajah Joe tampak kalut dan gusar. “Sial! Keparat!” Jimmy melontarkan kata umpatan yang ia teriakan dengan keras. “Jika aku tahu bedebah yang melakukannya, jangan harap dia masih bernyawa!” pekik Jimmy. Bekas kepala FBI, Raymond Gibs mencoba meminta Jimmy untuk bertenang. Semua orang kini menatap mereka. “Wah, wah! Maddox tidak hanya mengundang penegak hukum negara untuk turun tangan! Tapi kumpulan manusia dalam bayang-bayang juga keluar dari persembunyiannya!” seru Nick dari ujung lorong. Se

  • Secret Agent Maddox   Chapter 102. The Same Grief

    Di sebuah bunker tersembunyi seorang pria bangkit dari kursi makannya dan berjalan menuju ke arah ruangan yang terdapat berbagai monitor dalam jumlah banyak. Ruangan yang didesain dengan sangat canggih tersebut dikendalikan oleh dua orang ahli teknologi yang usianya masih sangat muda. Sembari memegang gelas wine, pria itu mengamati satu persatu layar yang menunjukkan grafik saham. Senyumnya tersungging penuh kepuasan. “Mereka pikir akan bisa melenggang bebas dan melebarkan kekayaan setelah kematianku! Cih! Manusia-manusia itu terlalu merasa diri pintar!” Tidak lama, muncul pria satunya lagi dan berdiri di sebelahnya. “Hingga detik ini kau belum membuat perhitungan dengan pengacara wanita tersebut, Master.” Pria yang dipanggil ‘Master’ kembali tersenyum licik. “Tenang. Dia akan menerima pembalasan yang jauh lebih menyakitkan, Troy. Pembalasan yang paling menyakitkan!” desis Master dengan sinis. “Bagaimana jika CIA mengetahui keberadaanmu? FBI mungkin dengan mudah bisa kau tipu.

DMCA.com Protection Status