Share

Pilihan

Penulis: Quora_youtixs
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-06 16:37:37

Menyeret koperku ke luar kamar, itulah jalan satu-satunya untuk pilihanku saat ini. Alvian sudah menalakku, meski aku belum memberikan penjelasan. Ada rasa lega ada juga sesal sudah mengenal keluarga Yeni. Andai saja aku tidak memilih untuk menjadi istri Alvian mungkin nasibku tidak seburuk ini. Kulihat sekali lagi sosok yang terbaring tak beraturan di sofa kamar dengan rasa sesal.

Mengusap air mata agar tidak jatuh dan terlihat lemah. Kututup pintu kamar dan menuruni anak tangga sembari menyeret 2 koper besar. Aku memilih segera pergi tanpa menunggu Alvian bangun. Percuma jika aku memberikan penjelasan karena Alvian sudah memberikan talaknya kepadaku.

“Nona mau kemana?” Suara Bibik menghentikan langkahku.

“Aku harus pulang, Bik. Tuan Alvian sudah manalakku. Jaga baik-baik majikan Bibik.”

Bibik melongo dengan menutup bibirnya yang tak bergincu. Dia mencoba menarik lenganku tetapi aku memaksa dengan halus supaya melepaskannya. Dengan berbagai alasan aku meyakinkan Bibik jika aku baik-baik saja. Tetapi Bibik terlihat tidak percaya.

“Sebaiknya Non Riana menunggu Tuan bangun. Jangan buru-buru pulang,” cegah Bibik.

Aku tersenyum, “Tidak perlu, Bik. Karena statusku sekarang sudah beda. Aku pergi dulu.”

Terlihat di mata Bibik ada bayangan yang mengembun. Aku sadar jika kami punya rasa saling menyayangi sejak 3 tahun berada di rumah ini. Kulihat Bibik menyeka mata dan memelukku. Memberikan pesan selayaknya seorang ibu kepada anaknya.

Melangkah keluar rumah terasa kakiku melayang di udara. Selama 3 tahun kuhabiskan masa kerjaku di sini. Sepulang sekolah dengan masih memakai seragam berlarian ingin segera menemui Yeni yang selalu menyambutku dengan hangat dengan senyumnya. Jika tidak mengingat kebaikan wanita itu mungkin hatiku sudah dipenuhi amarah. Yeni wanita baik yang sudah pernah menolongku ketika aku dalam kesulitan.

“Jalan, Pak!”perintahku kepada sopir mobil online yang kupesan. Aku sudah tidak ingin menoleh ke belakang. Saat ini hanya menyusun kalimat untuk kusampaikan kepada kedua orang tuaku. Belum lagi aku harus memikirkan untuk mencari pekerjaan baru, untuk menghidupi semua anggota keluarga.

Selama dalam perjalanan tidak ada satupun notifikasi yang masuk. Itu artinya Alvian sudah melepaskan aku dengan sebenarnya. Kulirik saldo rekening di M-Banking masih ada 10 juta. Lega, aku masih bisa bertahan hidup dengan keluargaku untuk beberapa bulan ke depan. Sengaja aku tidak memberitahukan kepada keluargaku tentang kedatanganku lewat telpon.

“Riana, ka-kamu.”

Ibu celingukan melihat arah belakangku. “Riana pulang, boleh kan, Buk?”

Ibu terlihat mengangguk dengan ragu. Membimbingku masuk dan memanggil kedua adik-adikku untuk membawakan koper ke kamar. Sementara aku duduk di ruang tamu seperti orang disidang.

Tidak ada kata keluar dari bibir orang yang sudah melahirkan dan membesarkanku selama ini. Aku menangis tergugu dan memeluknya. Menumpahkan semua yang menyesakkan dada selama dalam perjalanan. Ibuku yang usianya hampir setengah abad selisih beberapa tahun dengan Alvian memelukku dengan lembut.  Menyuruhkan menangis hingga puas.

“Menangislah sepuasmu. Baru kalau sudah lega bicara sama Ibu.”

Kedua adikku yang masih duduk di bangku sekolah melipir pergi setelah melihatku menangis di pangkuan ibu. Mereka keluar membeli beberapa makanan untuk makan bersama. Dua adikku laki-laki keduanya masih di klas IX dan XII. Mereka masih membutuhkan biaya sekolah yang sangat banyak.

Tidak berapa lama terdengar suara deru motor masuk ke pekarangan rumah. Suara motor yang familiar milik Ayah yang baru pulang dari masjid. Ayah mengerutkan kening melihatku duduk sembari memeluk ibu. Terlihat isyarat dari ibu agar membiarkan aku dulu dan menyuruhnya masuk ke rumah.

Perasaanku semakin tidak enak ketika melihat ibu berkeringat dengan napas sesak.

“Bu … Ibu … Ibu sakit?” tanyaku setengah berteriak.

Dengan isyarat tangan ibu menyuruhku membawanya masuk ke kamar. Ayah yang melihat keadaan ibu menatapku dengan tajam, aku menunduk. Tanpa bicara Ayah membaringkan Ibu di ranjang dan menyuruhku keluar.

Sesak rasanya melihat kondisi ibu saat ini. Penyakit asma yang selama ini menggerroti tubuhnya tidak kunjung sembuh. Aku tidak mungkin menambah beban pikiran kedua orang tuaku.

Baru merebahkan diri di kamar terdengar notifikasi dari M-Banking. Mataku terbelalak melihat saldo 1 milyar masuk ke rekening. Antara senang dan sedih tidak mampu aku jabarkan.

“Sebaiknya biar uang ini untuk modal kedua orang tuaku. Aku akan cari pekerjaan di kota,” gumamku sembari mentransfer 100 juta ke rekening adikku.

“Kak, kamu kirim uang banyak sekali,” pesan dari adikku.

“Buat biaya sekolah. Kakak belum mendapatkan kerja, buat hemat sama adik, yak” balasku.

Kemudian aku berniat membawa Ibuku untuk periksa, tetapi Ayah bersikeras menolak tanpa memberitahu alasannya. Hatiku sangat sedih, semenjak aku menikah dengan Alvian sikap Ayah berubah terhadapku. Jika aku memberitahu sudah diceraikan Alvian pasti ayah bertambah marah denganku.

“Kamu pasti sudah diusir oleh keluarga Alvian. Sudah kuduga, mereka hanya memanfaatkan kamu saja. Kembalikan uang dari mereka. Ayah masih bisa memberi makan kalian,” titah Ayah.

Aku terkejut, “Tapi kenapa, Yah?”

Ayah tidak menjawab melainkan menuju pintu ruang tamu setelah mendengar deru mobil datang di pelataran rumah. Rahangnya terlihat mengeras menatap keluar.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hanny Abbarlah
apakah utusan alvian yg menjumpai ayah nya riana
goodnovel comment avatar
IM Lebelan
asyik, ayah yang baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Kembalikan Uangku

    Ayah menatap tajam keluar rumah. Aku mengikutinya dari belakang dengan penasaran. Nampak Weni dan beberapa laki-laki di belakangnya turun dan berjalan dengan angkuhnya menuju ke rumah. Senyum mengejek nampak dari wanita yang usianya lebih tua dari ibuku tersebut. “Apa kabar, Sandiaza?” Sapaan yang kurasa lebih tepatnya ejekan yang ditujukan kepada Ayahku. Aku mengernyit melihat interaksi kedua orang yang terlihat bermusuhan. Ayah tidak biasanya bersikap tidak sopan apalagi tahu jika Weni adalah ibu mertuaku, tepatnya mantan mertua. Para tamu duduk tanpa dipersilakan oleh pemilik rumah. Weni dengan angkuh melihat interior yang berada di sekitarnya. Sedangkan orang-orang yang mengikutinya turut mengawasi pergerakan kami, seolah ada kami seorang penjahat. “Berikan ponsel kamu!” perintahnya. Tentu aku terkejut, “Buat apa, Nyonya. Bukannya saya sudah keluar dari rumah itu. Apalagi yang Nyonya inginkan?” “Kamu baru dapat kiriman uang dari Alvian, kan. Kamu tidak layak menerima uang it

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Merampasnya

    “Kak … Kak Riana, buka pintunya!” teriak adikku sangat keras. Dengan cepat kubuka pintu yang terbuat dari papan triplek tersebut. Kulihat wajah ketakutan dari adikku Faris yang berdiri sembari mengulurkan ponselnya. Dari tatapannya aku bisa pastikan sesuatu sudah terjadi dengan adikku. “Apa yang terjadi?” “Mertua Kakak sudah merampas ponselku dan memintaku mentranfer uang yang ada di rekening,” kata Faris dengan tubuh gemetar. “Apa? Gila, tuh orang. Trus gimana?” tanyaku penasaran. Sekarang aku yang kalut jika uang yang ada di rekening adikku habis bagaimana kami melanjutkan hidup nantinya. Mantan mertua kejam, tidak berperasaan sama sekali. Aku panik dan menyuruh adikku untuk minum terlebih dahulu. Kulihat wajahnya pucat dan gemetar. Kutenangkan diri Faris di ruang tamu sedangkan pikiranku sekarang blank tidak tahu hendak melakukan apa selanjutnya. Setelah tenang kemudian Faris bercerita jika bertemu dengan Weni saat keluar dari warung yang berada di ujung jalan. Waktu itu jala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Pergi

    Alvian terkejut melihat sikap ayahku. Tidak biasanya dia menerima sikap kasar dari kedua orangtuaku selama ini. Meskipun mereka tidak suka dengan pernikahanku yang tiba-tiba. Terlihat senyum mengejek dari Weni, dengan tangan bersedekap. Diarihnya putra semata wayang tersebut dan maju ke hadapan ayahku.“Orang miskin yang tidak tahu budi.” Weni menoleh kepada Alvian, “lihatlah, dia tidak menghormatimu. Sudah ditolong tidak tahu terima kasih. Sebaiknya segera kau ceriakan Riana, dan jangan berhubungan dengannya lagi! Ayo pulang, jangan sampai kita kena penyakit miskin dari mereka. Hari ini aku putuskan untuk tidak lagi mengenal keluargamu, Sandiaza,” teriak Weni dengan kasar menarik tangan Alvian.“Aku tidak sangka, kau khianati kepercayaan istriku, Riana. Jangan harap kamu bisa bebas berkeliaran setelah membuat kekacauan ini. Kupastikan hidup kamu tidak akan tenang, camkan itu, Riana!” ancam Alvian.Pria yang masih menatap tajam ke arahku itupun mengikuti langkah Weni. Sebelum memaksak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Pertemuan Tak Terduga

    Segera kututup ponsel dan melirik ke arah dua orang berjarak agak jauh di belakang tempat dudukku. Rasa takut menjalar mengira jika orang-orang Weni atau Alvian membututi kepergianku. Kugeser tempat duduk memilih tempat yang lebih ramai. Dari cermin ponsel kulihat mereka celingukan mencari seseorang.Bunyi pengeras suara dari stasiun terdengar. Meminta para penumpang segera naik ke dalam kereta. Segera beranjak menuju arah kereta datang. Dengan menggunakan jaket berusaha menutupi wajahku. Baru melangkah terasa dua orang yang berkacamata hitam menarik bajuku.“Maaf, Nona. Kami utusan Tuan Alvian. Nona tidak bisa pergi dari kota ini begitu saja,” ancam salah satu pria berkacamata.“Kenapa, aku tidak ada urusan dengan Tuan kalian lagi,” dengusku kesal sembari meronta melepaskan cekalan tangan mereka.Aku memberi isyarat kepada petugas stasiun, mereka mendekat dengan lambaian tangan. Beruntung mereka mengerti dan segera mendekat ke arah kami. Dengan menarik tangan kedua orang suruhan Alvi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Hamil

    Aku menggeliat merasakan tubuhku remuk redam. Mata terbuka perlahan, masih teringat ketika berada dalam satu kamar dengan Dewi. Kuedarkan pandangan sekeliling tidak kutemui teman SMP ku itu di dalam kamar. “Mungkin dia sudah keluar kamar,” batinku. Setelah membersihkan diri aku bersiap untuk segera melanjutkan perjalanan menuju kantor perkebunan yang letaknya beberapa jam dari sini. Kulihat dari gogle mab tempat itu berada di perbukitan yang menarah ke utara. Aku menunggu Dewi hingga beberapa menit. Bodohnya aku semalam tidak minta nomer telponnya. Mondar-madir menunggu dengan perasaan tidak sabar akhirnya kuputuskan untuk bertanya kepada recepsionist. Aku terkejut mendapatkan pesan jika Dewi sudah pergi meninggalkan hotel duluan. Tetapi tagihan hotel sudah dibayar lunas, aku lega. Setidaknya dia tidak membohongi aku. Tapi yang membuatku heran mengapa menghilang tiba-tiba. Tidak ada pesan pula untukku. Bodo amat pikirku, mungkin dia tergesa-gesa dengan urusan keluarganya. Segera

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Ternyata Dia Bosnya

    Aku mulai gelisah ketika ia mengetahui bahwa diriku sedang hamil. Garis dua di tes peck membuatku sempat syok dan tidak dapat berpikir jernih. Terlebih lagi, sudah resmi diceraikan oleh Alvian. Hatiku dipenuhi dengan perasaan campur aduk, tidak tahu harus menghadapi kedepannya bagaimana. “Apa aku harus menghubungi Ibu. Takut beliau malah sakit. Tapi … ah … sudahlah. Sementara aku bisa menyembunyikan kehadiran anak ini terlebih dahulu. Nanti dipikirkan sambil jalan. Aku harus kerja ekstra sekarang, demi keluarga dan juga … anak dalam kandunganku,” batinku mencoba menenangkan diri. Tiba di kantor perkebunan Sari memberondong pertanyaan yang semakin membuatku bertambah pusing. Seandainya dia bukan sahabat yang sudah menolongku pasti aku sudah pergi dari hadapannya. Rupanya Sari tidak melihat kekalutan yang sekarang menderaku. Telinga kupasang handsed supaya tidak mendengar lagi ocehan Sari yang tidak ada hentinya. Sahabatku itu hanya menggeleng kepala melihat sikapku yang tidak menanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Tamu tak Diundang

    Aku hanya menunduk, bukan karena pasrah dengan tuduhan Dewi yang terang-terangan menyudutkan pekerjaanku. Kutahan kuat-kuat emosi dengan meremas kedua jari tanganku. Beruntung, Sari menenangkanku dengan menggenggam tanganku yang sedang meremas. Setelah tenang aku menatap Dewi tanpa rasa bersalah. “Baik, saya kerjakan ulang,” kataku tanpa ingin menyebut nama atau sebutan sebagai Bos di sini. Kulihat sudut bibir Dewi mencebik mengejek. Kenapa dia jadi berubah di depan orang-orang? Apa ini memang sifat Dewi? Kemana kebaikan yang kemarin ditujukan kepadaku? Pikiran penuh dengan pertanyaan tentang siapa Dewi sesungguhnya. “Bagus, dan ingat! Jangan sampai aku dengar perusahaan ini merugi hanya karena karayawan baru yang tidak becus kerjaannya.” Dewi menatap kearah Sari, “Sari, jangan kamu lindungi dia!” perintah Dewi dengan menunjuk ke arahku. “Ta-tapi, Mbak … Ri-“ ucap Sari terpotong. “Mau aku pecat kamu?! Dengar, selama aku di sini tidak ada yang boleh membantah perintahku, NGERTI SEM

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Perdebatan

    Ancaman Alvian ternyata tidak terbukti. Selama beberapa hari semenjak dia berkunjung ke perumahan tidak ada yang mengangguku. Masa bodoh jika dia mengawasi pergerakanku dari tempat tersembunyi, kurang kerjaan saja pikirku. Dia bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dariku tanpa bertanggung jawab dengan janin yang ada di perutku. Jika mengiginkan aku masuk penjara atas tuduhan membunuh Yeni, pasti sekarang aku sudah di kantor polisi. Tapi nyatanya dia tidak menyeretku ke sana. Semoga pikirannya berubah. Selama beberapa minggu, aku bergulat dengan ketidakpastian dan kecemasan. Ia tidak ingin mendapatkan rasa kasihan atau kecewa dari keluarga kuputuskan untuk tidak memberitahu soal kehamilanku kepada mereka. Dalam diamku mencoba mencari solusi sendiri. Dengan membaca banyak buku dan mencari informasi tentang kehamilan. Perubahan fisik semakin terlihat. Sejauh ini teman-teman tempatku bekerja belum ada yang bertanya tentang hal. Bersyukur mempunyai patner kerja seperti Sari dan Joko. B

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11

Bab terbaru

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Cinta dan Kebahagiaan

    Kami saat ini sedang berkumpul untuk merayakan unversari pernikahanku dengan Alvian. Gedung mewah menjadi momen kebahagiaan kami yang sudah mengaruhi bahtera rumag tangga selama 15 tahun. Undangan para kolega dan sahabat kami berikan memperingati kebahgiaan kami saat ini. Aku dan Alvian berdiri menatap para tamu yang datang. Sari dengan keluarganya, Siti dengan calon tunagannya. Hari yang membuat kami bahagia setelah melewati semuanya dengan penuh ketegangan selama ini. Cahaya lampu kristal yang berkilauan menerangi ruangan ballroom yang megah. Alunan musik romantis mengalun merdu diiringi tarian para tamu undangan. Di tengah keramaian, aku dan Alvian berdiri bergandengan tangan, saling menatap dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Malam ini adalah malam spesial, malam di mana kami merayakan 15 tahun pernikahan kami. Lima belas tahun telah berlalu sejak kami mengucapkan janji suci pernikahan hanya di depan para saksi dan keluarga. Perjalanan pernikahan kami tidak selalu mulus. Ada rin

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Takdir Cinta Kami

    Sebagai manusia, kita hanya punya rencana. Selebihnya adalah Tuhan yang punya kuasa. Aku dan Alvian tidak hentinya bersyukur dengan kondisi kami saat ini. denga cobaan yang sering datang silih berganti dengan keterbatasan kemampuan akhirnya kami berhasil melewati semua ini dengan baik. Perjodohan dari sebuah perjanjian yang menjadikan kami pelajaran hidup yang tidak bisa digantikan. Benih-benih cinta tumbuh seiring perjalanan cinta yang luar biasa. Kami tidak sangka jika akan dipertemukan dalam situasi sepertisaat ini di mana Alvian yang uasianya jauh di atasku menjadi suamiku dengan semua ketulusan dan kasih sayangnya. Di malam hari, saat bulan bersinar kami mengungkapkan rasa cinta dengan dari dalam diri dengan penuh kekaguman. Aku memandangi Alvian dengan penuh kasih sayang. Kubalut tubuh polos kami dalam selimut tebal dengan mengungkapkan kata-kata mesra. “Mas, tak pernah kubayangkan perjodohan yang awalnya terasa asing dan penuh keraguan ini, justru mengantarkan kita pada cinta

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Sari dan Hendra Membangun Usaha

    Lima tahun berlalu, persahabatanku dengan Sari dan Hendra tidak pernah putus meski mereka tidak lagi menjadi bagian milik kami. Sari membuka usaha baru dengan toko makanan sebagai pendamping butiknya yang masih kecil dengan Hendra. Ditambah kedua orang tuanya ikut membantu usahanya seperti ayah dan ibuku. Sari dan Hendra bagaikan dua pasang sepatu yang serasi. Sejak awal pernikahan mereka, mereka selalu saling mendukung dan bahu membahu dalam segala hal. Semangat kewirausahaan yang mereka miliki mendorong mereka untuk membangun usaha bersama. Awalnya, mereka memulai usaha kecil-kecilan di rumah. Sari, dengan bakat memasaknya yang luar biasa, mulai membuat kue dan camilan rumahan. Hendra, yang pandai dalam hal pemasaran dan penjualan, mempromosikan produk Sari melalui media sosial dan menjajaki pasar online. Usaha mereka yang kecil perlahan-lahan mulai berkembang. Kue dan camilan Sari mendapat banyak pujian dari pelanggan karena kelezatan dan kualitasnya. Hendra pun berhasil memperlu

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Alvian Membangun Usaha Yeni

    Alvian, dengan tekad dan kegigihannya, berhasil mengembangkan perusahaan milik Yeni hingga mencapai puncak kejayaan. Perusahaan yang dulunya hanya sebuah usaha kecil di Medan, kini telah menjelma menjadi raksasa di bidangnya, dengan jangkauan yang mendunia. Alvian melangkah dengan penuh keyakinan dan tekad di lorong-lorong kantor pusat perusahaan Yeni. Dasi yang rapi dan kemeja putihnya tak lekang oleh keringat yang membasahi dahinya. Tatapan matanya tajam dan berbinar, memancarkan aura optimisme yang tak tergoyahkan. Langkahnya tegas dan penuh tujuan, seolah-olah dia tahu persis ke mana dia ingin pergi dan apa yang ingin dia capai. Di balik kesuksesan Alvian, tersembunyi sebuah perjuangan panjang dan penuh rintangan. Dia memulai karirnya di perusahaan Yeni sebagai karyawan biasa, dengan gaji yang pas-pasan dan jam kerja yang panjang. Namun, dia tidak pernah puas dengan keadaan yang ada. Dia selalu memiliki mimpi besar untuk membawa perusahaan Yeni ke puncak kejayaan. “Mas, melihat

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Prestasi dan Tantangan

    Andini dan Aldo, dua buah hatiku, tumbuh dengan pesat, mekar menjadi tunas-tunas cerdas dan berprestasi. Kecerdasan mereka bagaikan mentari pagi, menerangi setiap langkah mereka. Di bangku sekolah, mereka selalu bersinar, menorehkan prestasi demi prestasi. Andini, si sulung, dengan kecerdasannya yang analitis, selalu unggul dalam bidang matematika dan sains. Ia bagaikan kompas yang selalu menunjukkan arah yang tepat, memecahkan setiap soal dengan kejelian dan logika yang luar biasa. Malam hari di ruang keluarga, setelah makan malam. Aku dan Alvian duduk di sofa, menikmati teh hangat sambil berbincang tentang anak-anak. "Mas, kamu lihat Andini dan Aldo hari ini? Mereka benar-benar luar biasa!" "Iya, aku juga perhatikan. Prestasi mereka di sekolah selalu membanggakan." "Andini, si sulung, makin jago aja nih di bidang matematika. Dia selalu mendapatkan nilai sempurna di setiap ujian." "Iya, dia memang cerdas dan tekun belajar. Aku yakin dia akan menjadi seorang yang sukses di masa de

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Kunjungan Penuh Bahagia

    Akhirnya Sari dan Hendra mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya. Kami sekeluarga sangat senang dengan kondisi Sari yang telah diterima oleh kedua orang tuanya pasca penolakan. Mereka tetap bekerja di butik milikku. Hendra sedikir demi sedikit diajari oleh Alvian tentang cara membuka usaha baru agar tidak dipandang rendah oleh kedua mertuanya. Dia mengajarkan bagaimana bertanggung jawab kepada keluarga besar Sari yang tinggal bersamanya. Setahun berlalu, kami, aku dan Sari memiliki keluarga yang bahagia dengan pencapaian masing-masing. Aku tidak lagi memperkerjakan Sari di butik karena dia sudah memilih usaha barunya bersama suami meski hanya kecil-kecilan. Kedua orng tuanya sudah mulai menerima Hendra yang menyayangi Sari dan keluarganya tanpa pilih kasih. Sari juga sudah dikaruniai seorang anak dari pernikahannya. Hawa hangat pagi hari menyelimuti rumah kecil Sari dan Hendra. Suara tawa riang anak mereka, Dinda, terdengar dari ruang tamu. Sari sedang menyiapkan sarapan di dapu

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Pernikahan Penuh Bahagia

    Pernikahan Sari dan Hendra dilangsungkan dengan khidmat dan penuh kebahagiaan. Suasana dipenuhi dengan tawa, haru, dan doa dari keluarga dan teman-teman yang hadir. Sari yang terlihat cantik dan anggun dalam balutan gaun pengantin putih, tak henti-hentinya memancarkan aura kebahagiaan. Hendra pun tampak gagah dan berseri-seri di sisinya.Suara musik pernikahan mengalun merdu mengiringi langkah kaki Sari yang anggun menuju altar. Gaun putihnya yang berkilauan bagaikan gaun putri, memantulkan cahaya lampu yang menerangi ruangan. Hendra, sang mempelai pria, sudah menunggunya dengan penuh kerinduan di altar.Upacara pernikahan dipimpin oleh seorang penghulu yang terkenal bijaksana. Doa-doa dipanjatkan untuk kelancaran pernikahan mereka dan agar mereka selalu dilimpahi kebahagiaan."Sari, maukah kau menjadi istriku?" tanya Hendra dengan suara mantap."Ya, Hendra," jawab Sari dengan suara bergetar karena haru. "Aku bersedia menjadi istrimu."Suara tepuk tangan dan sorak-sorai menggema di ru

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Dukungan dari Sahabat

    Melihat betapa rumitnya hubungan mereka, aku tak kuasa untuk melepaskan masalah ini. Sari sudah banyak membantuku selama aku dalam kesulitan. Demi sahabat aku dan Alvian akan berbicara dengan kedua orangtuanya Sari. Usia Sari sudah waktunya untuk berumah tangga. Selama ini ia selalu menghindar dari perkotaan karena tidak cocok dan tidak cinta dengan calon suaminya. Cinta tidak dapat dipaksakan, demikian juga dengan hati. Pengalaman mengajarkan aku untuk tidak memaksaku diri atas cinta. Kalau cinta seimbang dan sama-ada rasa tidak masalah. Tetapi jika cinta bertepuk sebelah tangan, jangan berharap akan bahagia untuk selamanya. "Sayang, kita harus bantu Sari. Aku ingin dia bersama dengan Hendra. Dia lelaki baik yang selama ini aku kenal. Alvian yang sering bersama anak-anak menoleh ke arahku. Aku belum cerita tentang Sari dan masalahnya. Andini dan Aldo yang bermain akhirnya masuk ke dalam kamar. Mereka tahu kedua orang tuanya sedang membicarakan masalah serius. Inilah kelebihan anak

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Cinta Terhalang Restu

    Cahaya rembulan menembus jendela kamar Sari, menemaninya yang terduduk di atas ranjang. Air mata membasahi pipinya, membasahi surat yang baru saja dia baca. Surat itu berisi penolakan keras dari orang tuanya terhadap hubungannya dengan Hendra."Aku bingung harus bagaimana, Riana. Orang tuaku tidak merestui hubungan aku dengan Hendra. Hatiku terasa bagaikan teriris pisau. Aku tak habis pikir mengapa orang tuaku begitu menentang hubunganku dengan Hendra. Bagiku, Hendra adalah cinta sejati, pria yang selalu membuatku bahagia dan selalu ada untukku.”Aku mengusap punggung Sari yang baru bercerita setelah aku mendesaknya. Awalnya dia menolak tak ingin hubungannya yang belum mendapat restu diketahui oleh publik. Bagaimanapun Sari adalah orang terdekat yang membantuku selama ini. Dalam keadaan susah sekalipun dia tidak pernah pergi dari sisiku.Di tengah kesedihan yang tak berujung, Sari teringat padaku yang tadi memergoki mereka sedang berdua di dalam ruangan. Meski aku tidak ingin ikut cam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status