Share

77). Jogging

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-02-13 14:07:32

***

"Capek!"

Untuk yang kesekian kalinya, Aludra berjongkok ketika rasa lelah mendera. Entah sudah berapa kali dia berhenti. Namun, yang jelas Arka hanya bisa mengukir senyum karena mereka bahkan baru berlari belasan meter saja menyusuri komplek perumahan.

"Kenapa?" tanya Arka yang berhenti beberapa meter di depan Aludra.

"Capek," rengek Aludra sambil menyeka keringat—lebih tepatnya menyeka kening, karena keringat pun bahkan belum ada.

Memakai celana training dan kaos berwarna biru, Aludra ikut jogging bersama Arka yang memakai setelan sama, tapi dengan warna kaos yang berbeda.

Arka terkekeh. "Kita bahkan belum ada setengah jam lari, masa udah capek?" tanyanya.

"Ya, capek," jawab Aludra. "Pokoknya aku capek."

Arka menghela napas lalu melangkahkan kakinya mendekat. Tepat berada di depan Aludra yang masih berjongkok, dia membungkukan badan sambil menumpukan kedua tangannya pada lutut.

"Jadi mau gimana? Pulang aja?" tanya Arka.

Aludra menggeleng. "Jangan," larangnya. "Aku masih pengen me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
duh nasib mu nanti gimana ra ra
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
nasib mu ra si benci ma arka kamu
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
waduh itu nanti gimana kalau kebohongan terbongkar ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sebatas Pengantin Pengganti   78). Tertangkap Basah

    ***"Ya udah kamu mandi dulu aja, habis itu kita sarapan. Nanti perginya jam sembilan atau sepuluh aja.""Siap, Ma.""Mama mau pindahin dulu pancakenya ke dapur ya.""Iya, Ma. Alula ke kamar dulu ya.""Sip."Pukul tujuh pagi, Amanda datang sesuai rencana. Bertemu di depan komplek, Aludra dan Arka langsung pulang ketika mobil yang ditumpangi Amanda memasuki perumahan dan tentunya kini—seperti biasa, Amanda datang membawa sarapan untuk anak dan menantunya."Malas mandi," keluh Aludra yang kini merebahkan tubuhnya di atas kasur, sementara Arka duduk di depan monitor."Kok malas? Kan mau jalan sama Mama, masa enggak mau mandi?" tanya Arka. Untuk sejenak, dia yang sedang mengawasi Rania juga sang Mama di dapur, menoleh— memandang Aludra gang berada di sampingnya. "Sana mandi. Kasian Mama.""Kenapa?" tanya Aludra."Ya kasian kalau kamu enggak mandi, pasti bau," ujar Arka."Enak aja," protes Aludra. "Enggak mandi seminggu pun, aku tetap wangi tau.""Mana ada," kata Arka. Kali ini dia menjawa

    Last Updated : 2024-02-13
  • Sebatas Pengantin Pengganti   79). Permainan Dimulai

    ***"Gimana, Mas. Cantik enggak?"Arka yang sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk, menoleh ketika Aludra melayangkan pertanyaan tersebut. Saat ini, Aludra sudah rapi dengan penampilannya.Mengenakan dress putih bunga-bunga berlengan pendek, Arka mengukir senyum karena jujur Aludra terlihat cantik."Cantik," jawab Arka. "Udah cantik kok.""Beneran?" tanya Aludra—sekali lagi meyakinkan.Jalan berdua bersama Amanda untuk pertama kalinya membuat Aludra mempersiapkan penampilannya serapi mungkin agar tak membuat mertuanya itu malu bersamanya. Aludra juga sudah berjanji untuk bersikap seanggun mungkin nanti."Iya beneran, Sayang," ucap Arka. Berjalan mendekat, dia menyelipkan bagian rambut Aludra ke belekang telinga. "Lagipula enggak usah dandan cantik banget, nanti kamu jadi bahan tontonan cowok nakal. Aku enggak suka.""Hm, iya deh. Gini aja cukup.""Nah."Selesai bersiap-siap, Aludra keluar dari kamar bersama Arka yang terlihat segar setelah mandi. Berbeda dengan Aludra yang suda

    Last Updated : 2024-02-13
  • Sebatas Pengantin Pengganti   80). Hasrat Gila

    ***"Lu, kartu kredit yang dikasih Arka, kamu simpan aja ya. Hari ini Mama yang belanjain kamu. Semenjak kalian nikah, kayanya Mama belum pernah belanjain kamu."Aludra yang sedang sibuk melihat-lihat dress yang digantung rapi berjejer lalu menoleh ketika ucapan itu dilontarkan Amanda."Tapi, Ma. Yang seharunya bayarin itu kan, aku. Masa Mama?" tanyanya."Ya enggak apa-apa," jawab Amanda. "Udah, kamu pilih aja mau yang mana, nanti tanyain sizenya ada enggak buat kamu.""Oh ya udah, Ma.""Ini butik langganan Mama, jadi untuk kualitas, kamu tenang aja."Aludra tersenyum. "Iya, Ma," jawab Aludra."Mama mau ke sana dulu ya, kalau ada apa-apa, panggil aja."Dijawab anggukkan pelan dari Aludra, Amanda melangkahkan kakinya ke sudut lain butik, sementara Aludra kembali melanjutkan kegiatannya.Namun, tiba-tiba saja Aludra terdiam ketika dia teringat Arka. Terhitung sudah setengah jam lebih dia pergi dari rumah, Arka sedang apa?"Mas Arka lagi apa ya?" gumam Aludra pelan. Penasaran, dia kemudi

    Last Updated : 2024-02-14
  • Sebatas Pengantin Pengganti   81). Kejadian Tak Terduga

    ***"Ini seriusan mau pulang aja, Lu?"Lagi, pertanyaan tersebut dilontarkan Amanda ketika mobil yang dia dan Aludra tumpangi melaju menuju jalan pulang.Perasaannya tiba-tiba saja tak enak, Aludra memang segera mengajak Amanda pulang setelah memilih tiga setelan dengan alasan tiba-tiba rindu Arka.Mungkin alasan yang dilontarkannya terkesan lebay, tapi nyatanya Aludra tak peduli karena yang dia inginkan sekarang adalah benar-benar pulang dan memastikan jika semuanya baik-baik saja, tanpa ada sesuatu yang terjadi."Iya, Ma. Pulang aja," kata Aludra. Dia yang semula memandangi jalanan langsung menoleh pada Amanda. "Enggak apa-apa, kan?""Enggak apa-apa," jawab Amanda. "Cuman itu kenapa wajah kamu kok kaya gelisah gitu, ada apa? Enggak ada sesuatu terjadi, kan? Kamu ... enggak berantem sama Arka, kan?"Aludra menggeleng. "Enggak, Ma," jawabnya. "Lulu sama Mas Arka enggak berantem kok, ini gelisah karena nahan pipis."Aludra berbohong. Feelingnya belum tentu benar, dia memilih untuk berb

    Last Updated : 2024-02-14
  • Sebatas Pengantin Pengganti   82). Penjelasan

    ***"Agh!"Arka menghempaskan tubuhnya di samping Aludra, setelah kurang lebih sepuluh menit penyatuan mereka berlangsung.Tak lama memang. Namun, nyatanya apa yang dilakukan Arka pada Aludra mampu menghentikan hasrat dan gairah gila yang sejak tadi menyiksanya, karena memang setelah meminum obat perangsang, yang dibutuhkan adalah pelampiasan.Meskipun, sekarang Arka dihadapkan dengan masalah besar karena harus menjelaskan semuanya pada Amanda, Dewa, juga Aurora. Setidaknya, dia bersyukur karena tak jadi melakukan sesuatu yang macam-macam dengan Rania.Sungguh, tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya kalau Amanda tak datang. Setelah meminum minuman itu Arka memang sadar, tapi kesadarannya hampir kalah dengan gairah yang benar-benar memuncak."Mas." Aludra yang masih tidur di sisi Arka—dengan selimut yang menutupi tubuhnya, memandang Arka yang sontak menoleh ketika dia memanggil."Lu," kata Arka. Perlahan—masih dengan kondisi yang telanjang, Arka mengubah posisi tidurnya jadi menyamping

    Last Updated : 2024-02-14
  • Sebatas Pengantin Pengganti   83). Terbongkar

    ***"Seharusnya aku lebih waspada."Arka menyandarkan tubuhnya pada jok mobil yang dikendarai langsung oleh Aksa. Datang ke rumah di saat yang tepat, Aksa langsung menyanggupi dengan senang hati ketika Amanda meminta dia mengantar Arka pergi ke rumah sakit.Hasrat gila sialan itu datang setelah Arka meminum minuman pemberian Rania ditambah pengakuan perempuan itu yang samar-samar dia ingat, Arka akhirnya menelepon dokter Giza dan meminta tolong. Cukup akrab, pada akhirnya Arka dipersilakan datang ke rumah sakit untuk melakukan pengetesan di lab tentang kandungan pada minuman tersebut dan ternyata benar.Minuman yang diminum Arka mengandung obat perangsang dari jenis yang cukup berbahaya karena memiliki dosis yang tinggi."Udahlah, semua udah terjadi. Yang terpenting sekarang kita ada bukti buat keluarin Rania dari rumah," ujar Aksa. "Kalau perlu laporin sekalian dia ke kantor polisi.""Enggak usah," ujar Arka.Aksa mengerutkan keningnya lalu menoleh sekilas pada sang adik. "Kenapa eng

    Last Updated : 2024-02-14
  • Sebatas Pengantin Pengganti   84). Makan Siang Keluarga

    ***Suasana kembali seperti biasa setelah Rania pergi, Arka, Aludra juga keluarganya yang lain kini menggelar makan siang bersama di dekat kolam renang.Tak di meja, mereka memutuskan untuk menggelar karpet dan makan lesehan di bawah dan tentu saja ide tersebut dicetuskan oleh Amanda.Bekerja sama dengan besannya—Aurora, Amanda sibuk menghangatkan semua masakan di dapur, sementara Aludra dan Arka berkumpul dengan yang lainnya di pinggir kolam renang.Suasana tambah ramai karena kehadiran Ananta juga ketiga anaknya. Aileen yang santai bermain ipad di pangkuan Aksa, sementara Danial juga Azura sibuk merangkak ke sana kemari dijaga dua pria berusia matang, Dewa dan Dirga."Sini ganteng, ke Opa!" Dewa berseru bahagia ketika Danial merangkak ke arahnya. Menggendong tubuh balita gembul itu, Dewa membawa Danial mendekati Aludra yang sejak tado terus menempeli Arka, seola takut sedikit saja jarak memisahkan, Arka diambil orang."Heh kalian, kapan kasih ini buat Papa?" tanya Dewa sambil menunj

    Last Updated : 2024-02-15
  • Sebatas Pengantin Pengganti   85). Feeling yang Masih Sama

    ***"Mama sama Papa pulang dulu ya, kalau ada apa-apa jangan lupa telepon.""Iya, Ma. Padahal, kenapa enggak nginep aja sih?"Aludra bertanya setengah merengek di depan Aurora ketika tepat pukul tujuh malam, mama juga papanya itu berpamitan bersamaan dengan Amanda juga Dirga yang pulang.Berkumpul seharian rasanya sudah cukup. Meskipun, sempat diwarnai insiden, setidaknya rindu Aurora pada Aludra sudah terobati. Namun, entah kenapa feelingnya tetap sama seperti tempo hari. Aurora merasa aura berbeda pada putrinya. Bukan Alula, dia masih merasa gadis berambut coklat di depannya adalah Aludra, karena memang dia Aludra, bukan Alula."Pengennya gitu, tapi besok Papa ada meeting penting, Sayang. Enggak enak kalau diundur," ungkap Aurora. "Nanti lagi deh ya."Aludra mengangguk. "Iya," jawabnya, lalu sedetik kemudian perhatiannya beralih pada Arka yang juga mengantar pulang orang tuanya sampai mobil mereka pergi. "Pokoknya harus sering-sering ke sini.""Pasti, Sayangku," kata Aurora. Dia kem

    Last Updated : 2024-02-15

Latest chapter

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status