Siapa sangka menjadi nahkoda kapal yang rusak membuatnya menjadi selelah ini. Setelah pagi harinya yang penuh dengan paksaan Eizel itu, Elsie tidak pulang dari kantornya selama beberapa hari lagi. Ia, Eizel, Anna, dan Via melakukan rapat bersama hingga mereka nyaris tidak pernah keluar ruangan direktur utama. Hanya Anna dan Via yang bolak-balik keluar ruangan untuk menyediakan kebutuhan perut mereka, sedangkan Eizel terus membahas materi mereka dan memimpin pertemuan panjang itu dengan sangat ketat.
Sebagai contoh, dipertemuan malam kemarin, Elsie menguap dan nyaris terlelap. Namun dengan kertas yang digulung, Eizel memukul bahunya dan menyuruhnya untuk tetap terjaga hingga tengah malam. Hal itu tidak hanya berlaku bagi dirinya, melainkan juga dua sekretaris mereka, yang seperti manusia pada umumnya mereka juga dapat merasakan kantuk.
Hingga rapat pun akhirnya ditutup sementara untuk mereka pulang sejenak untuk menyegarkan diri. Di situasi yang sangat berharga it
Pemandangannya tampak sedikit memudar, lalu kembali menjadi jelas, kemudian menjadi gelap lagi. Apa tadi, apa yang baru saja ia lihat?Dengan mata yang sangat berat, ia membuka matanya, lalu melihat ada sosok laki-laki di depannya.Astaga, sepertinya ia bermimpi. Bagaimana mungkin ...?!Anna jatuh dari sofa tempat ia tidur dan menimpa badan orang yang ada di tertidur di lantai yang ada di bawahnya dengan sangat keras. Sehingga pria yang tadinya tertidur pulas dalam damai meskipun di lantai itu, mendadak dia harus terbangun sambil menggeram kesakitan lantaran tubuhnya yang jatuh menimpanya.Cepat-cepat Anna menjauhkan diri dari pria itu dan memeluk badannya sendiri dalam rasa cemas. "Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?"Begitu kesadarannya memulih, ia pun tak perlu bertanya 'siapa' untuk mengetahui identitas dari laki-laki yang ada di depannya. "Direktur Eizel. Apa yang Anda lakukan di sini?""Seharusnya aku yang bertan
Di saat dirinya termenung dalam penjara, seorang petugas memanggilnya dan berkata kalau ada seorang tamu untuknya. Tamu yang ingin menemuinya adalah Elsie. Anak yang membuatnya terpenjara di tempat itu.Pikirannya kalut dan ia tak tahu apa yang nanti akan ia bicarakan padanya. Selama ini mereka selalu bertengkar dan mengindir, akankah mereka juga bertengkar di sini. Hingga akhirnya Direktur Johan dibawa ke sebuah bilik dan di depan bilik itu ia melihat Elsie yang duduk terdiam di sana."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya pertama kali ketika wanita itu datang ke tempatnya. "Kau ingin menertawakanku?"Dengan wajah yang sangat dingin, wanita itu menjawab, "Haruskah aku menertawakanmu? Jika kau mau aku seperti itu, aku akan melakukannya dengan senang hati."Direktur Johan mengambil duduknya yang berhadapan dengan Elsie lalu berdeham, "Apa yang kau lakukan di sini?"Tanpa terpasang senyum di wajahnya, Elsie menanyakan sebuah pertanyaan yang juga ia
Hari itu seorang tamu datang ke rumah ibu Alvan, dan tamunya yang menunggunya di depan pintu adalah bakal menantunya yang datang dengan kepala ditundukkan.Tidak ada Alvan di dalam dan tidak ada juga Bella di rumah. Hanya ada dirinya seorang diri dan ia tak merasa mampu menghadapi wanita yang saat ini sedang merisaukan hatinya."Tidak ada Alvan di rumah." ujarnya pada wanita itu dan menolaknya dengan sedikit kasar. Lalu dengan sangat dingin, ia hendak menutup kembali pintu rumahnya.Namun Elsie menahan pintu itu tertutup dan dengan suara yang sangat lirih dia mengatakan pada siapa dia ingin bertemu hari ini. "Saya bukan mencari Alvan, saya ingin berbicara dengan Anda. Bolehkah saya masuk?"Sebenarnya, ia ingin menolaknya dan cepat-cepat menjauhkan wanita itu dari pandangannya karena beberapa hari ini ia melimpahkan semua kesalahan itu pada wanita tersebut. Namun hati kecilnya mengetuk kemarahannya dan ia pun membukakan pintu, "Masuklah."
Di hari libur berikutnya, tiba-tiba Elsie menghubunginya ketika hari masih gelap. Dengan suara yang sangat bersemangat, dia membangunkan harinya dengan berkata ingin pergi ke sebuah tempat wisata bersama dengannya. Lalu dengan terus-menerus memohon, dia berhasil membangunkan Alvan yang masih berada dalam mimpinya. Lalu dengan persiapan yang singkat dan mapan, ia pun menjemput Elsie dan seorang wanita lain yang ingin di ajaknya pergi bersama-sama.Wanita itu sudah cukup tua, mungkin dia berumur sekitar tujuh puluh hingga delapan puluh. Namun energinya melebihi dirinya. Dia tampak cukup kuat dan penuh semangat. Elsie yang duduk di kursi belakang bersamanya juga sangat ceria.Hingga dirinya yang diam-diam mengintip dari kaca spion belakang dibuat tersenyum ketika melihat tingkah mereka selama perjalanan.Setelah perjalanan dua jam, tibalah mereka di sebuah pemancingan dekat pantai. Meskipun pasirnya tidak seindah pantai pada biasanya, tapi di tempat itu mereka dibe
Perjalanan pulang sedikit lebih berbeda dengan perjalanan saat mereka berangkat. Ketika mereka berangkat semua orang tampak merasa senang dan ceria. Namun diperjalanan pulang, sepertinya semangat mereka menjadi luntur di dalam rasa lelah yang rasakan."Kita ke tempat peristirahatan dulu, ya?" ujar Alvan sebelum dia berbelok masuk ke tempat peritirahatan.Sambil keluar, Alvan merenggangkan seluruh titik tubuhnya lantaran perjalanan yang lumayan jauh. Sedangkan Elsie, Elsie tidak bisa melakukan apapun lantaran ia menyangga kepala nenek yang sedang tertidur pulas dengan bahunya."Kau pasti sangat lelah", ujarnya sambil melongok ke arahnya dari kursi kemudi. "Mau kubelikan sesuatu? Minuman atau makanan?"Elsie sebenarnya tidak tertarik dengan minuman atau makanan apapun, dan hanya menginginkan tidur. Namun karena tidak bisa membiarkan Alvan terjaga sendiri, ia rasa makanan dan minuman akan menjadi cara baginya untuk dapat membuat dirinya tetap terbangun.&nb
Tanpa terasa, setelah masalah demi masalah terlewati, perayaan hari ke seratus Direktur Jere akan segera tiba. Semua orang diperusahaan tampak sibuk menyiapkan acara hari itu, kecuali satu orang. Elsie.Untuk ukuran seorang cucu yang dibesarkan oleh kakeknya, Elsie tergolong tidak terlalu peduli dan hanya terus bekerja di ruangannya. Bahkan untuk skenario terburuk, Elsie tidak akan mau datang ke acara tersebut lantaran dia sangat membenci kakeknya.Namun yang menjadi masalah adalah jabatan Elsie itu sendiri. Elsie menjabat sebagai direktur utama perusahaan dan adalah sebuah keharusan untuk direktur utama menghadiri setiap acara yang dibuat oleh perusahaannya, lantaran dia adalah tuan rumah itu sendiri.Dalam acara seratus hari Direktur Jere ini pun sama. Untuk menghormati Direktur Jere yang adalah pembangun perusahaan dan pemimpin dari perusahaan tersebut dalam periode waktu tertentu, perusahaan ingin membuat pesta kecil untuk mengenang beliau.
Perlahan para tamu untuk perayaan seratus hari Direktur Jere, berdatangan. Sebagai perwakilan keluarga dan perusahaan, Eizel berkeliling dan mengucapkan rasa terimakasihnya atas kehadiran mereka di acara tersebut. Hingga setelah berputar kedua kalinya di ruangan tersebut, ia melihat Elsie.Tentu ia pun merasa antusias dengan keberadaannya. Namun ketika melihat dia menatap foto Direktur Jere untuk waktu yang lama, Eizel menjadi curiga.Dia tidak akan berlaku aneh-aneh, kan?Diam-diam Eizel mendekatinya dan berdiri di sampingnya seolah mereka sedang melihat foto itu bersama."Kau sudah datang?" tanyanya pada Elsie, tanpa menoleh ke arahnya."Apa kau tidak melihat siapa yang ada di sini?"Lalu ia beralih ke pertanyaan berikutnya, "Kau tidak melakukan hal yang aneh-aneh, kan? Kau tidak akan membuat keributan, kan?"Dengan wajah yang datar, Elsie memiringkan kepalanya dan menatap foto itu baik-baik. "Wah, apa ini telepati? Kau
Sejak awal, Alvan merasa ada yang tidak beres dengan perayaan ini. Meskipun acara peringatan ini dipersiapkan dengan sangat matang, tapi itu tidak membuat firasatnya menjadi tenang.Pagi itu, Alvan yang sudah berencana hendak datang ke peringatan hari ke seratus, harus terkurung di dalam ruangan rapat lantaran ada masalah yang terjadi. Rapat itu berjalan dengan sangat lama dan lambat, hingga sesekali ia melirik ke arah jam tangannya dan merasakan waktu yang berputar cukup keras. Namun rapat itu tak kunjung selesai juga.Mendadak di saat rapat baru saja berakhir, Alvan dihubungi kalau Elsie menghilang.Meskipun Elsie tidak mengatakannya secara langsung kalau dia akan datang, tapi dari ucapannya yang seperti, 'hati-hati nanti dijalan', 'pagi ini aku ada urusan', dan 'jangan hubungi aku hingga nanti siang', Alvan tahu kalau dia datang ke acara tersebut.Lantas jika begitu kenapa dia mendadak meninggalkan acara? Kenapa dia menghilang? Apa yang terjadi?