Share

Bab 3

Author: Belva Carlise
Setelah sebulan dirawat di rumah sakit, Lolly akhirnya dipulangkan, dan Andrew lah yang menjemputnya. Sementara aku sudah mati dengan hanya Ethan yang ada di sampingku, suasana di kamar Lolly begitu ramai. Keluarga dan teman-temannya memenuhi ruang itu, dan begitu Andrew datang, suasana langsung menjadi riuh.

“Andrew, kapan kalian menikah? Melihat betapa cemasnya kau terhadap Lolly, dia pasti sangat beruntung.”

Lolly menundukkan kepalanya dengan malu, suaranya begitu kecil, hampir seperti suara nyamuk.

“Jangan begitu, Kak Andrew sudah menikah. Aku nggak mau membuat Kak Laura salah paham, aku juga nggak mau jadi orang ketiga. Kalau nggak, dia pasti akan menyulitkan aku lagi.”

Salah satu temannya mencibir,

“Perempuan cemburuan dan picik seperti itu apa bagusnya? Yang dicintai oleh Andrew itu kau, Lolly! Justru yang nggak dicintai itulah orang ketiga! Selain menyakitimu, apa lagi yang bisa dia lakukan? Kalau aku sih, sudah lama aku ceraikan dia!”

Mendengar ucapan itu, aku hanya merasa geli. Jadi akulah yang dianggap sebagai orang ketiga, ya?

Lolly memang selalu seperti ini. Dia selalu mengarahkan segalanya agar terlihat seolah-olah akulah yang bersalah.

Namun yang paling membuatku kecewa adalah sikap Andrew. Dia sama sekali tidak membela atau menyangkal ucapan itu. Dia hanya diam, sibuk membantu Lolly berkemas, sementara semua orang di ruangan itu tak ada yang ikut membantunya.

Aku teringat hari-hari setelah menikah dengan Andrew. Dia selalu berkata akan mencintaiku selamanya, tapi semua pekerjaan rumah tangga tetap aku yang mengerjakan. Semua penderitaan juga aku yang menanggung. Aku pernah mengira dia akan melindungiku dari badai kehidupan, tapi ternyata, semua badai itu justru berasal darinya.

“Andrew, Lolly sudah sendiri selama bertahun-tahun hanya demi menunggumu. Kau nggak boleh mengecewakannya!”

Orang yang paling bersemangat bicara tadi langsung menarik lengan Andrew, berusaha keras menjodohkan mereka berdua.

Hatiku terasa pahit. Jadi, begini cara mereka membicarakanku di belakang? Seolah-olah aku adalah seseorang yang tak terampuni, seseorang yang seharusnya tak pernah ada.

Andrew tak langsung menjawab. Tapi dari diamnya, aku bisa menebak, mungkin dia juga berpikir seperti mereka.

Lolly akhirnya dibawa ke apartemen pribadi Andrew. Tempat itu adalah wilayah pribadinya setelah pertengkaran kami, tempat yang tak pernah sekalipun ia izinkan aku untuk kumasuki.

Aku seharusnya sudah menyadarinya sejak awal. Lolly adalah pengecualian dalam hidup Andrew. Segala prinsip yang pernah ia pegang, semuanya bisa berubah hanya demi dia.

Andrew dengan rapi menata barang-barang Lolly. Saat dia membungkuk, Lolly tiba-tiba melangkah maju dan memeluk pinggangnya dari belakang.

Dadaku terasa sesak. Aku bahkan belum lama meninggal, tapi mereka sudah sedekat ini. Suasana di antara mereka seolah-olah pernikahanku dengan Andrew tak pernah ada.

Tubuh Andrew menegang. Dia tampak ingin menghindar, tapi Lolly justru semakin mengeratkan pelukannya. Dia menyandarkan kepalanya ke punggung Andrew, suaranya lirih penuh harapan.

“Kak Andrew, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? Aku nggak pernah sengaja meninggalkanmu dulu. Kalau bukan karena ibuku sakit, aku nggak akan menerima uang dari Om Gunawan dan pergi darimu…”

Oh, jadi semuanya karena uang untuk menyelamatkan nyawa, lalu berakhir dengan takdir yang tragis. Klise, tapi cukup untuk membuat Andrew mengingatnya selama ini.

Andrew tertawa, entah mencemooh atau meratapi.

“Kalau saja dulu kau berkata jujur, kita nggak perlu berakhir seperti ini. Kalau ayahku bisa memberimu uang, apa kau pikir aku nggak bisa?”

Lolly terdiam, kehilangan kata-kata.

Namun, dia cukup cerdas. Dia tahu bahwa Andrew kini membenciku, jadi dia segera mengalihkan pembicaraan ke arahku.

“Jadi karena kau membenciku, kau memilih untuk diam saat Laura menyiksaku? Dia menyebarkan rumor buruk tentangku di kantor, bahkan menyuruh preman hampir memperkosaku. Saat aku sakit, dia juga menolak mendonorkan ginjalnya untukku! Apa ini caramu membalas dendam?”

Bohong!

Lolly sedang berbohong! Semua yang dia katakan adalah dusta belaka. Aku bahkan tak tahu di mana kantornya, apalagi punya kuasa untuk menyuruh preman menyerangnya.

Siapa aku? Aku hanyalah seorang yatim piatu. Dari mana aku bisa mendapatkan pengaruh sebesar itu?

Seandainya ada yang mau menyelidiki sedikit saja, tuduhan Lolly akan segera runtuh. Tapi Andrew? Dia mempercayainya bulat-bulat tanpa ragu sedikit pun.

Dan semua tuduhan bahwa Andrew tak peduli padanya? Omong kosong! Begitu dia mendengar cerita Lolly, dia langsung menyeretku keluar dari kantor di hadapan semua rekan kerja. Wajahnya penuh amarah, seakan aku telah melakukan dosa yang tak terampuni.

Lalu dia benar-benar mencari sekelompok preman dan membiarkan mereka menghancurkanku.

Aku terpuruk di sudut ruangan, menggigil ketakutan, sementara mereka mengangkat ponsel, merekam tubuhku yang dipermalukan.

Andrew hanya duduk di sana, menonton.

Pada akhirnya, dia mengangkat ponselnya, mengayunkannya di depan wajahku, dengan seringai penuh ancaman.

“Kalau kau berani menyakiti Lolly lagi, aku nggak akan ragu untuk mengunggah video ini ke internet. Ini akan menjadi aib yang menghantuimu seumur hidup.”

Aku sudah mengatakan berkali-kali bahwa itu bukan aku, tapi Andrew seolah tuli. Dia tak pernah percaya.

Sekarang, Lolly mengungkit kembali kejadian itu. Tapi Andrew? Dia tak mengakui sedikit pun bagaimana dia telah menyiksaku hanya karena satu tuduhan palsu dari Lolly.

Betapa ironisnya.

Aku tak pernah mengerti. Jika dia tak mencintaiku, mengapa dia menikahiku?
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 4

    “Kak Andrew, ayo kita mulai lagi dari awal. Anggap saja kau nggak pernah menikah, dan aku nggak pernah mengkhianatimu. Aku sungguh mencintaimu.”Lolly melihat wajah Andrew semakin tegang, maka nada suaranya melunak.Dalam hal membujuk Andrew, Lolly memang ahli. Dan Andrew, seperti biasa, selalu luluh olehnya.Sementara aku? Saat Andrew marah, sekalipun aku berusaha mati-matian, dia bahkan tak sudi memberiku seulas senyuman.Cinta dan ketidakcintaan begitu jelas, tapi aku justru sebodoh itu dan baru menyadarinya setelah aku mati.Pria yang selalu dingin padaku, di hadapan wanita lain bisa begitu lembut. Batasannya bisa ia turunkan berkali-kali hanya demi Lolly.Hatiku penuh dengan luka yang menyakitkan. Tapi sekarang, aku tak lagi peduli bagaimana Lolly memfitnahku atau seberapa besar kebencian Andrew terhadapku.“Kau baru saja keluar dari rumah sakit. Lebih baik kau istirahat lebih awal,” katanya.Andrew mendorong Lolly menjauh. Dia tak langsung menjawab pertanyaannya, hanya berbalik d

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 5

    Begitu selesai berbicara, perawat itu tak lagi menggubris Andrew dan langsung pergi.Andrew terpaku di tempat, tak bergerak untuk waktu yang lama.Mungkin, saat itu dia teringat telepon terakhir yang aku lakukan padanya saat aku terbaring putus asa di meja operasi. Atau mungkin, dia mengingat hari ketika Ethan melewati dirinya dengan tubuhku yang sudah tak bernyawa.Namun, seolah-olah kehilangan akal, Andrew bukan pergi mencariku, dia malah melesat menuju tempat Lolly.Aku hanya merasa ini begitu ironis. Kupikir setelah mengetahui kematianku, setidaknya dia akan merasa bersalah. Tapi nyatanya, bahkan setelah aku mati, aku tetap tidak lebih penting dari Lolly di matanya.Namun, saat tiba di apartemen, pintunya sedikit terbuka. Andrew menghentikan langkahnya dan mendengar suara dari dalam.“Kalian ini belum puas juga? Bukankah aku sudah memberikan uangnya? Kalau kalian terus begini, aku akan lapor polisi!”Suara Lolly yang penuh ketegasan terdengar dari dalam.Andrew, secara naluriah, he

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 6

    Setelah kematian Lolly, Andrew tak menunjukkan reaksi besar. Dia hanya menanggapi orang yang memberitahunya dengan satu kalimat singkat, “Aku tahu.”Baginya, yang lebih penting saat ini adalah menemukan jasadku. Tapi sekalipun dia menemukannya, apa gunanya?Dengan panik, Andrew mengobrak-abrik rumah, akhirnya menemukan nomor telepon Ethan.Begitu panggilan tersambung, suaranya terdengar cemas.“Di mana Laura?”Di ujung sana, Ethan terdengar lebih tenang dari sebelumnya. Tidak ada kemarahan, tidak ada makian, hanya tawa getir yang terdengar begitu lelah.“Aku kira seumur hidup ini kau nggak akan pernah mengingat Laura. Bukankah kau sibuk merawat cinta pertamamu? Ternyata kematian Laura masih bisa membangunkan sedikit nuranimu, ya?”Andrew mengabaikan sindiran itu. Dia mengulang pertanyaannya dengan suara yang lebih tegas.Namun, Ethan hanya tertawa dingin.“Kalau kau punya kemampuan, datanglah cari sendiri. Tapi menurutku, Laura nggak mau melihat kau lagi.”Benar, aku memang tidak ingin

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 7

    Hari-hari seperti ini terus berlalu, Andrew menjalani hidup dalam kebingungan selama dua bulan. Ia mulai sering keluar rumah, dan setiap kali pulang, tubuhnya selalu tampak lelah.Sementara itu, jiwaku semakin melemah. Aku tak lagi sanggup bertahan di bawah sinar matahari, sehingga aku sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya Andrew lakukan di luar sana.Hingga suatu malam, saat Andrew keluar rumah, aku memutuskan untuk mengikutinya. Langkahnya membawaku ke sebuah pemakaman.Di sana, di hadapan sebuah nisan yang terpampang fotoku, aku melihat ukiran nama yang tertera di atasnya.[Makam Laura, istri Ethan.]Barulah aku sadar, selama ini Andrew keluar rumah untuk mencari makamku.Namun saat melihat nisan itu, baik aku maupun Andrew sama-sama terkejut.Andrew murka. Sementara aku, hanya merasakan kepedihan yang tak terkatakan.Sebenarnya, antara aku dan Ethan memang tak pernah ada apa-apa. Kami sama-sama tahu tak mungkin ada masa depan untuk kami berdua, jadi perasaan itu kami pendam dala

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 8

    Ethan tiba-tiba duduk, tertawa sinis.“Benar, kenapa orang yang mati bukan kau saja?”Setelah itu, Ethan pergi sambil memperingatkan Andrew agar memperbaiki makamku. Jika tidak, dia akan menggunakan semua koneksi yang dimilikinya untuk menghancurkan Keluarga Gunawan.Aku tak tahu apa yang dipikirkan Andrew, dia hanya tergeletak di tanah lama sekali. Angin malam menyapu rambutnya yang rontok, mengingatkanku pada saat-saat kami berdua pernah berkemah. Malam itu, bintang-bintang lebih indah daripada malam ini.Saat itu, Andrew tiba-tiba berkata padaku.“Laura, maukah kau menjadi istriku?”Dari suka menjadi cinta, dari cinta menjadi benci, hanya butuh lima tahun. Rasanya terlalu cepat.Tiba-tiba Andrew berdiri, menggigit ujung jarinya, dan menulis di batu nisanku.[Makam Pasangan Gunawan]Dengan perlahan, Andrew berbaring di dalam lubang yang digalinya sendiri, tersenyum lega. Dia mengeluarkan pisau belati dan memotong pergelangan tangannya.Aku melihat darah mengalir dari pergelangan tang

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 1

    Saat Andrew menemani Lolly di luar ruang perawatan, aku justru terbaring di atas meja operasi yang dingin, menunggu kematian dengan penuh keputusasaan.Tubuhku dipenuhi selang dan alat-alat medis, suara mesin terdengar seperti panggilan maut, seolah-olah mengingatkanku bahwa waktuku sudah habis.Hingga garis pada monitor detak jantungku berubah menjadi lurus, kabar keberhasilan operasi Lolly pun tersebar. Lampu darurat di ruang operasi perlahan redup, dan mataku pun tertutup selamanya.Mungkin karena aku menyimpan terlalu banyak dendam sebelum mati, jiwaku justru melayang ke sisi Andrew.Melihatnya memeluk Lolly yang baru saja lolos dari maut dengan mata memerah karena haru, hatiku terasa tenggelam semakin dalam.Aku ingin bertanya padanya, saat kami berdua didorong masuk ke ruang operasi, apakah ia pernah, walau hanya sesaat, mengkhawatirkan hidup dan matiku?Jawabannya jelas tidak.Lagipula, demi kesembuhan Lolly, Andrew telah menggugatku ke pengadilan. Ia menyewa pengacara paling te

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 2

    Setelah Andrew dan Lolly masuk ke dalam kamar rawat, Ethan berlari masuk dari luar, melewati Andrew tanpa sempat menghentikannya.Dengan tangan gemetar, Ethan meraih tanganku yang sudah membeku. Suaranya bergetar dan penuh dengan kepedihan.Dia ingin mengusap rambutku, namun saat ujung jarinya menyentuh dahiku yang sedingin es, air matanya mengalir begitu saja, jatuh tanpa bisa ia tahan.“Bodoh… Andai saja dulu kau mau menikah denganku, kau nggak akan berakhir seperti ini… Bahkan setelah mati pun, nggak ada yang peduli padamu.”Melihat Ethan yang datang dengan napas tersengal dan wajah penuh debu perjalanan, hidungku terasa sedikit perih. Sepertinya dia baru saja kembali dari luar kota.Sejak aku menikah, Ethan memang meninggalkan kota ini. Saat itu, alasan yang ia berikan kepadaku sederhana, Andrew tak akan pernah membiarkan keberadaannya, dan dia juga tak ingin membawa masalah padaku. Pergi adalah pilihan terbaik.Aku adalah seorang yatim piatu. Saat berusia tujuh tahun, Keluarga Bas

Latest chapter

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 8

    Ethan tiba-tiba duduk, tertawa sinis.“Benar, kenapa orang yang mati bukan kau saja?”Setelah itu, Ethan pergi sambil memperingatkan Andrew agar memperbaiki makamku. Jika tidak, dia akan menggunakan semua koneksi yang dimilikinya untuk menghancurkan Keluarga Gunawan.Aku tak tahu apa yang dipikirkan Andrew, dia hanya tergeletak di tanah lama sekali. Angin malam menyapu rambutnya yang rontok, mengingatkanku pada saat-saat kami berdua pernah berkemah. Malam itu, bintang-bintang lebih indah daripada malam ini.Saat itu, Andrew tiba-tiba berkata padaku.“Laura, maukah kau menjadi istriku?”Dari suka menjadi cinta, dari cinta menjadi benci, hanya butuh lima tahun. Rasanya terlalu cepat.Tiba-tiba Andrew berdiri, menggigit ujung jarinya, dan menulis di batu nisanku.[Makam Pasangan Gunawan]Dengan perlahan, Andrew berbaring di dalam lubang yang digalinya sendiri, tersenyum lega. Dia mengeluarkan pisau belati dan memotong pergelangan tangannya.Aku melihat darah mengalir dari pergelangan tang

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 7

    Hari-hari seperti ini terus berlalu, Andrew menjalani hidup dalam kebingungan selama dua bulan. Ia mulai sering keluar rumah, dan setiap kali pulang, tubuhnya selalu tampak lelah.Sementara itu, jiwaku semakin melemah. Aku tak lagi sanggup bertahan di bawah sinar matahari, sehingga aku sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya Andrew lakukan di luar sana.Hingga suatu malam, saat Andrew keluar rumah, aku memutuskan untuk mengikutinya. Langkahnya membawaku ke sebuah pemakaman.Di sana, di hadapan sebuah nisan yang terpampang fotoku, aku melihat ukiran nama yang tertera di atasnya.[Makam Laura, istri Ethan.]Barulah aku sadar, selama ini Andrew keluar rumah untuk mencari makamku.Namun saat melihat nisan itu, baik aku maupun Andrew sama-sama terkejut.Andrew murka. Sementara aku, hanya merasakan kepedihan yang tak terkatakan.Sebenarnya, antara aku dan Ethan memang tak pernah ada apa-apa. Kami sama-sama tahu tak mungkin ada masa depan untuk kami berdua, jadi perasaan itu kami pendam dala

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 6

    Setelah kematian Lolly, Andrew tak menunjukkan reaksi besar. Dia hanya menanggapi orang yang memberitahunya dengan satu kalimat singkat, “Aku tahu.”Baginya, yang lebih penting saat ini adalah menemukan jasadku. Tapi sekalipun dia menemukannya, apa gunanya?Dengan panik, Andrew mengobrak-abrik rumah, akhirnya menemukan nomor telepon Ethan.Begitu panggilan tersambung, suaranya terdengar cemas.“Di mana Laura?”Di ujung sana, Ethan terdengar lebih tenang dari sebelumnya. Tidak ada kemarahan, tidak ada makian, hanya tawa getir yang terdengar begitu lelah.“Aku kira seumur hidup ini kau nggak akan pernah mengingat Laura. Bukankah kau sibuk merawat cinta pertamamu? Ternyata kematian Laura masih bisa membangunkan sedikit nuranimu, ya?”Andrew mengabaikan sindiran itu. Dia mengulang pertanyaannya dengan suara yang lebih tegas.Namun, Ethan hanya tertawa dingin.“Kalau kau punya kemampuan, datanglah cari sendiri. Tapi menurutku, Laura nggak mau melihat kau lagi.”Benar, aku memang tidak ingin

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 5

    Begitu selesai berbicara, perawat itu tak lagi menggubris Andrew dan langsung pergi.Andrew terpaku di tempat, tak bergerak untuk waktu yang lama.Mungkin, saat itu dia teringat telepon terakhir yang aku lakukan padanya saat aku terbaring putus asa di meja operasi. Atau mungkin, dia mengingat hari ketika Ethan melewati dirinya dengan tubuhku yang sudah tak bernyawa.Namun, seolah-olah kehilangan akal, Andrew bukan pergi mencariku, dia malah melesat menuju tempat Lolly.Aku hanya merasa ini begitu ironis. Kupikir setelah mengetahui kematianku, setidaknya dia akan merasa bersalah. Tapi nyatanya, bahkan setelah aku mati, aku tetap tidak lebih penting dari Lolly di matanya.Namun, saat tiba di apartemen, pintunya sedikit terbuka. Andrew menghentikan langkahnya dan mendengar suara dari dalam.“Kalian ini belum puas juga? Bukankah aku sudah memberikan uangnya? Kalau kalian terus begini, aku akan lapor polisi!”Suara Lolly yang penuh ketegasan terdengar dari dalam.Andrew, secara naluriah, he

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 4

    “Kak Andrew, ayo kita mulai lagi dari awal. Anggap saja kau nggak pernah menikah, dan aku nggak pernah mengkhianatimu. Aku sungguh mencintaimu.”Lolly melihat wajah Andrew semakin tegang, maka nada suaranya melunak.Dalam hal membujuk Andrew, Lolly memang ahli. Dan Andrew, seperti biasa, selalu luluh olehnya.Sementara aku? Saat Andrew marah, sekalipun aku berusaha mati-matian, dia bahkan tak sudi memberiku seulas senyuman.Cinta dan ketidakcintaan begitu jelas, tapi aku justru sebodoh itu dan baru menyadarinya setelah aku mati.Pria yang selalu dingin padaku, di hadapan wanita lain bisa begitu lembut. Batasannya bisa ia turunkan berkali-kali hanya demi Lolly.Hatiku penuh dengan luka yang menyakitkan. Tapi sekarang, aku tak lagi peduli bagaimana Lolly memfitnahku atau seberapa besar kebencian Andrew terhadapku.“Kau baru saja keluar dari rumah sakit. Lebih baik kau istirahat lebih awal,” katanya.Andrew mendorong Lolly menjauh. Dia tak langsung menjawab pertanyaannya, hanya berbalik d

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 3

    Setelah sebulan dirawat di rumah sakit, Lolly akhirnya dipulangkan, dan Andrew lah yang menjemputnya. Sementara aku sudah mati dengan hanya Ethan yang ada di sampingku, suasana di kamar Lolly begitu ramai. Keluarga dan teman-temannya memenuhi ruang itu, dan begitu Andrew datang, suasana langsung menjadi riuh.“Andrew, kapan kalian menikah? Melihat betapa cemasnya kau terhadap Lolly, dia pasti sangat beruntung.”Lolly menundukkan kepalanya dengan malu, suaranya begitu kecil, hampir seperti suara nyamuk.“Jangan begitu, Kak Andrew sudah menikah. Aku nggak mau membuat Kak Laura salah paham, aku juga nggak mau jadi orang ketiga. Kalau nggak, dia pasti akan menyulitkan aku lagi.”Salah satu temannya mencibir,“Perempuan cemburuan dan picik seperti itu apa bagusnya? Yang dicintai oleh Andrew itu kau, Lolly! Justru yang nggak dicintai itulah orang ketiga! Selain menyakitimu, apa lagi yang bisa dia lakukan? Kalau aku sih, sudah lama aku ceraikan dia!”Mendengar ucapan itu, aku hanya merasa gel

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 2

    Setelah Andrew dan Lolly masuk ke dalam kamar rawat, Ethan berlari masuk dari luar, melewati Andrew tanpa sempat menghentikannya.Dengan tangan gemetar, Ethan meraih tanganku yang sudah membeku. Suaranya bergetar dan penuh dengan kepedihan.Dia ingin mengusap rambutku, namun saat ujung jarinya menyentuh dahiku yang sedingin es, air matanya mengalir begitu saja, jatuh tanpa bisa ia tahan.“Bodoh… Andai saja dulu kau mau menikah denganku, kau nggak akan berakhir seperti ini… Bahkan setelah mati pun, nggak ada yang peduli padamu.”Melihat Ethan yang datang dengan napas tersengal dan wajah penuh debu perjalanan, hidungku terasa sedikit perih. Sepertinya dia baru saja kembali dari luar kota.Sejak aku menikah, Ethan memang meninggalkan kota ini. Saat itu, alasan yang ia berikan kepadaku sederhana, Andrew tak akan pernah membiarkan keberadaannya, dan dia juga tak ingin membawa masalah padaku. Pergi adalah pilihan terbaik.Aku adalah seorang yatim piatu. Saat berusia tujuh tahun, Keluarga Bas

  • Seandainya Waktu Bisa Kembali   Bab 1

    Saat Andrew menemani Lolly di luar ruang perawatan, aku justru terbaring di atas meja operasi yang dingin, menunggu kematian dengan penuh keputusasaan.Tubuhku dipenuhi selang dan alat-alat medis, suara mesin terdengar seperti panggilan maut, seolah-olah mengingatkanku bahwa waktuku sudah habis.Hingga garis pada monitor detak jantungku berubah menjadi lurus, kabar keberhasilan operasi Lolly pun tersebar. Lampu darurat di ruang operasi perlahan redup, dan mataku pun tertutup selamanya.Mungkin karena aku menyimpan terlalu banyak dendam sebelum mati, jiwaku justru melayang ke sisi Andrew.Melihatnya memeluk Lolly yang baru saja lolos dari maut dengan mata memerah karena haru, hatiku terasa tenggelam semakin dalam.Aku ingin bertanya padanya, saat kami berdua didorong masuk ke ruang operasi, apakah ia pernah, walau hanya sesaat, mengkhawatirkan hidup dan matiku?Jawabannya jelas tidak.Lagipula, demi kesembuhan Lolly, Andrew telah menggugatku ke pengadilan. Ia menyewa pengacara paling te

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status