Share

23. Kam (3)

last update Last Updated: 2022-04-11 13:32:04

Aku telah menangani banyak sekali pasien gangguan otak dan gangguan mental di sepanjang hidupku. Begitu banyaknya hingga aku merasa muak dengan semua itu. Dari pengalamanku yang begitu panjang itu, aku mendapati bahwa semua pasienku memiliki suatu kesamaan yang spesifik dalam kondisi kejiwaan mereka. Itu adalah sebuah ekspresi manusiawi yang seragam yang muncul melalui raut wajah, tutur kata, dan gestur tubuh mereka. Kesamaan kondisi kejiwaan itu menjadi benang merah yang menghubungkan mereka semua satu sama lain, diteruskan dengan menghubungkan mereka semua denganku.

Tetapi lelaki ini, pasien yang sedang kutangani saat ini, yang oleh semua orang di tempat ini disebut sebagai Aggus, lelaki ini beda. Dia ... bagaimana cara menjelaskannya. Dia kasus paling aneh yang pernah kutangani. Benar-benar kasus paling aneh yang pernah kutangani. Aku tak bisa menjelaskannya.

Mungkin ini kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan dirinya: bukan m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   24. Kam (4)

    Program cuci otak adalah sebuah istilah yang telah menjadi rahasia umum dalam dunia medis, tapi masih tersembunyi dari masyarakat. Yang dimaksud dengan program cuci otak di sini berbeda dengan pemahaman umum orang awam. Program cuci otak bukanlah aktivitas mengubah keyakinan atau ideologi manusia dari yang satu ke yang lainnya. Pencucian otak yang seperti itu tidak efektif. Itu memiliki kelemahan besar, yaitu pasien tidak kehilangan ingatannya. Dalam pencucian otak yang seperti itu tidak ada jaminan jika suatu saat nanti pasien akan kembali kepada keyakinan atau ideologinya yang lama. Program cuci otak yang dimaksud dalam dunia medis adalah aktivitas menghapus total ingatan manusia, lalu menanamkan pemikiran baru ke dalam otak yang telah bersih itu. Ketika seorang pasien telah dihapus total ingatannya, ia tak lagi memiliki ingatan apa pun mengenai identitas maupun masa lalunya. Yang tersisa darinya hanyalah ingatan esensial mengenai kodrat hakiki manusia seper

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   25. Kam (5)

    “Ini adalah ...,”-aku melihat ke arah jam tanganku yang tertempel di dinding-”hari ke-28, bulan ke-9, tahun ke-3.” Ini adalah rekaman ke-45. “Dalam satu bulan terakhir aku disibukkan oleh pasien baruku ini. Ia ditemukan begitu saja oleh asistenku. Ia mengalami amnesia total. Ia tidak ingat apa pun sedikit pun. Sudut pandangnya terhadap dunia ini sungguh luar biasa; luar biasa polosnya. Ia seperti bayi yang baru lahir dengan kecerdasan setingkat orang dewasa.” Aku mengambil waktu sejenak. “Ia dinamai Aggus. A-G-G-U-S. Aggus sangat cerdas. Kecerdasannya luar biasa. Itu adalah kecerdasan yang setingkat dengan seorang profesor. Itu membuatku sampai pada kesimpulan bahwa ia adalah seorang pasien program cuci otak. Tak ada yang menitipkan lelaki ini kepadaku. Aku pun tak tahu apa-apa tentang asal usulnya. Tapi aku percaya pada diriku sendiri. Ia pasti seorang pasien program cuci otak.” &nbs

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   26. Kam (6)

    Aku dan asistenku memasuki ruangan lelaki itu. Ia sedang duduk tenang menghadap ke arah salah satu dinding ruangan. Hal pertama yang kudapati darinya adalah kenyataan bahwa ia memang aneh. Namun keanehannya saat ini berbeda dengan sebelumnya. Keanehannya saat ini adalah bahwa ia sama sekali tidak memperlihatkan keanehan apa pun dalam dirinya. Tidak ada ekspresi yang tidak manusiawi, tidak ada aura yang tidak mengenakkan, tidak ada keanehan apa pun. Sangat normal seperti bukan dirinya. Aku semakin tidak mengerti. “Mengapa wajahmu cerah begitu?” ucap asistenku kasar. Lelaki itu tak menjawabnya. “Hapus senyuman itu dari wajahmu!” kata asistenku lagi. Aku hanya diam dan mengamati. Lelaki itu terlihat tak peduli. Tak selang berapa lama, ia pun beranjak dari tempat duduknya. Lelaki itu berjalan menuju ke arahku dan asistenku. Kupikir ia hendak melakukan sesuatu, atau setidaknya mengatakan sesuatu kepada kami. Ternyata ti

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   27. Kam (7)

    “Ikut aku. Kita pergi dari sini.”Aku menoleh ke arah asistenku dengan heran. “Apa maksudmu?”“Aku tidak menjamin kau bisa menemukan jawabanmu di sana. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada berada di sini. Di sini kita tidak akan menemukan apa-apa,” lanjut asistenku, seperti dengan sengaja mengabaikanku.“Kam!”Aku berusaha menggapai asistenku. Tapi sesuatu seperti menghalangiku. Aku tak bisa menggerakkan tubuhku. Sekejap bulu kudukku merinding. Pemikiran aneh yang tak pernah melintas di kepalaku tiba-tiba datang menyerangku. Selama ini perhatianku terlalu tertuju kepada Aggus. Itu mengaburkan pandanganku terhadap hal lain yang lebih besar. Aku pun melirik ke arah asistenku. Dan ia tersenyum kepadaku.Tak pernah kusadari sebelumnya keberadaan Kam sebagai teka-teki terbesar dalam hidupku.“Kam?” kat

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   28. Ayu (1)

    “Hei, kalian sudah dengar?” “Dengar apa?” “Ayu, perempuan itu.” “Ada apa dengannya?” “Aku tidak tahu detailnya. Tapi katanya, dia baru saja turun dari Tanah Langit.” “Dia bertemu dengan Kam?” “Ya.” “Lalu apa yang terjadi?” “Itulah yang ingin kuberitahukan kepada kalian semua. Katanya, dia kembali dari puncak Tanah Langit dengan kondisi yang baik-baik saja.” “Maksudmu dia bertemu dengan Kam dan tidak terjadi apa-apa padanya.” “Itu yang kudengar.” “Luar biasa.” “Sudah kukatakan pada kalian, dia itu berbeda.” “Sepertinya aku terlalu meremehkannya.” “Lalu di mana dia sekarang?” “Katanya dia sekarang sedang berkeliling lagi menemui para penghuni lai

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   29. Ayu (2)

    Ayu tak menginginkannya. Lebih tepatnya, ia tak ambil pusing akan apa pun yang disematkan kepadanya oleh para penduduk asli. Ia tak ingin menjadi orang asing. Ia bahkan tak ingin menjadi penghuni Scylaac. Sejak awal ia hanya ingin menghancurkan Scylaac. Ia hanya berada di Scylaac untuk tujuan itu. Dan jika saat ini ia terkesan telah berhasil mengambil satu langkah maju mendekati tujuannya tersebut, maka itu hanyalah sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Ayu tidak merencanakannya.Faktanya Ayu memang telah berhasil mengambil satu langkah maju mendekati tujuannya terhadap Scylaac. Itu dirasakan dan diakui oleh para penduduk asli. Tidak demikian dengan Ayu. Ayu tidak peduli. Bagi Ayu ada hal lain yang lebih penting dan lebih menarik. Sebuah pemahaman baru yang dapat mempermudah pekerjaannya. Dan itu adalah bahwa para penduduk asli Scylaac ternyata memiliki level kedalaman pikiran yang berbeda-beda.Tidak semua dari penduduk asli Scylaac memili

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   30. Ayu (3)

    “Pendatang baru lagi? Ini yang kedua kalinya sejak aku datang ke sini,” kata Baskara.“Tidak, dia bukan pendatang baru. Dia penghuni lama,” tanggap Tono.“Maksudmu, dia penghuni Scylaac tapi dia tidak tinggal menetap di Scylaac?” tanya Baskara.“Begitulah. Dia senang berkelana keliling dunia. Dia tidak suka tinggal menetap di suatu tempat. Tapi dia adalah penghuni Scylaac yang sah. Salah satu penghuni tertua di Scylaac.”“Bukan salah satu. Memang dialah penghuni tertua di Scylaac. Usianya sudah 66 tahun,” sambung Baskoro, salah satu penduduk asli Scylaac.“66 tahun? Dia penghuni pertama Scylaac?” tanya Baskara dengan nada sedikit terkejut.“Mana mungkin, bodoh. Penghuni pertama itu Schoistuedie, Yuhita, Lala, dan Acsac. Mereka yang menciptakan Scylaac. Nama Scylaac saja diambil dari

    Last Updated : 2022-04-11
  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   31. Ayu (4)

    “Gila. Dia benar-benar gila. Dan Vith pun juga ternyata tak kalah gilanya,” kata Baskara yang sedang bersembunyi di kejauhan. “Ya. Setidaknya kesan pertamaku tidak mengecawakan,” tanggap Ayu. “Lalu bagaimana? Apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya Baskara. “Kepala siapa yang dia pegang itu?” tanya Ayu balik. Ayu tidak menjawab pertanyaan Baskara. Ia mendengar suara Baskara, tapi pikirannya tidak fokus kepadanya. “Hmm ... aku tidak yakin, tapi sepertinya itu Chris,” kata Baskara menjawab pertanyaan Ayu. “Chris? Chris yang itu?” tanya Ayu dengan sedikit terkejut. “Ya, Chris yang itu. Orang aneh itu.” “Begitu. Jadi dia membunuh Chris, tapi dia tampak tidak tertarik untuk melakukan hal yang sama kepada Vith,” gumam Ayu. “Apa kesimpulanmu dari hal itu?” tanya Baskara. “Bagaimana

    Last Updated : 2022-04-11

Latest chapter

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   50. Ayu (23)

    Semua penghuni Scylaac menjalani hidup tanpa mengenal kewajiban. Mereka semua tidak pernah membebani diri dengan pekerjaan. Itu tidak diperlukan. Hal itu bukan berarti penghuni Scylaac tidak bekerja sama sekali. Sebagian kaum campuran masih memiliki pekerjaan tetap di dunia luar. Mereka memang hidup berpindah-pindah dari Scylaac ke dunia luar dan sebaliknya hingga seterusnya. Tapi mereka tidak terikat pada pekerjaan mereka. Jika mereka mau, mereka dapat melepaskan status mereka di dunia luar dan hidup nyaman di alam Scylaac kapan pun mereka mau.Untuk orang asing, sebagian dari mereka bekerja dengan menjalankan apa yang mereka yakini. Ayu adalah contoh yang paling gamblang. Mungkin misinya di Scylaac tidak berorientasi kepada hasil berupa upah pekerjaan. Tetapi baginya apa yang dilakukannya itu tetaplah sebuah pekerjaan. Kebanyakan orang asing yang bekerja melakukan hal yang berbeda dengan dasar yang serupa. Mereka yakin dan percaya pada kebenaran diri sendiri.

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   49. Ayu (22)

    Jika aku mengatakan bahwa para penduduk asli bisa dan biasa berinteraksi dengan hewan liar, mungkin itu sudah tidak lagi terdengar mengejutkan. Tetapi pengertian hubungan sosial bagi para penduduk asli jauh melebihi itu. Bagi mereka apa pun yang ada di alam Scylaac, hidup maupun mati, semua itu adalah sama. Semua itu adalah sesama mereka yang sama-sama hidup dan mati dalam satu kesatuan. Penduduk asli bisa menghabiskan waktu seharian penuh berinteraksi dengan pohon, air, bahkan batu. Itu sudah menjadi pemandangan yang sangat biasa di alam Scylaac. Mereka berinteraksi dengan menggunakan pikiran dan batin mereka - sesekali dengan mulut. Mereka berbincang-bincang, mereka bermain bersama, mereka saling berbagi kesenangan dengan semua yang ada di alam Scylaac. Mereka melakukan itu semua secara alami tanpa pernah sekali pun mereka paksakan untuk mereka umbar kepada para penghuni lainnya. Penduduk asli hidup dengan menjadikan alam sebagai bagia

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   48. Ayu (21)

    “Kak?”“Kamu sudah bangun?” kata Baskara sambil tersenyum.“Itu apa?”“Tanaman obat. Bunga-bunga di sini bisa menjadi obat yang baik untukmu.”Ayu memandangi ramuan yang sedang dibuat oleh Baskara. “Aku baru tahu Kakak mengerti tentang ilmu tanaman.”“Tidak, kok. Aku hanya kebetulan saja mendengarnya dari percakapan para penduduk asli saat sedang mencari tempat untuk kita tinggali.”Ayu bangun dan mengambil posisi duduk.“Kakak tak perlu terus menjagaku di sini. Aku baik-baik saja, kok. Kalau Kakak mau, Kakak boleh jalan-jalan.”“Tidak, aku tidak mau meninggalkanmu. Kamu sedang sakit. Kamu pasti perlu bantuan sewaktu-waktu.”“Tak usah khawatir. Aku baik-baik saja. Aku juga tak mau jadi beban buat

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   47. Ayu (20)

    “Kompresnya sudah dingin?” tanya Baskara.“Sedikit lagi,” jawab Ayu.Baskara menghela napas jenuh.“Mengapa kamu belum juga tidur?” tanyanya khawatir. “Dengan kondisimu yang seperti ini, kamu juga tidak akan bisa berbuat apa-apa. Lebih baik kamu istirahat saja sekarang. Kamu kan belum tidur lagi sejak tumbang subuh tadi.”“Kakak malah sama sekali belum tidur sejak semalam.”“Jangan pikirkan orang lain.”Ayu membuka kedua matanya.“Tuh, kan. Matamu juga sudah sangat merah. Tidurlah. Kamu pasti sudah sangat mengantuk, kan?”“Seharusnya aku tetap memejamkan mata saja tadi.”Baskara tersenyum. Ayu pun ikut tersenyum.“Kakak benar tidak mau tidur? Kakak juga pasti mengantuk, kan?&r

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   46. Ayu (19)

    Selama berada di Scylaac, tak pernah sekali pun Ayu dan Baskara bertemu dengan penghuni perempuan - setidaknya yang bernyawa. Padahal mereka telah beberapa kali mendengar cerita tentang penghuni-penghuni perempuan. Bahkan dua dari keempat pencetus Scylaac pun adalah perempuan. Selama ini Ayu tak pernah ambil pusing akan hal itu. Tapi begitu akhirnya ia benar-benar melihat seorang penghuni perempuan, seluruh perhatian dan pemikirannya langsung terfokus penuh kepadanya.“Ya, Kakak benar. Itu memang perempuan. Tidak salah lagi.”Baskara kembali memandang Ayu. “Mungkin dia Yuhita atau Lala.”Ayu tidak menjawab. Ia seperti tertegun oleh pemandangan yang seharusnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang dari tadi disaksikannya.“Apa mungkin itu ... Zia.”Baskara sedikit mengerutkan dahinya. “Kamu percaya yang seperti itu?”

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   45. Ayu (18)

    “Kakak? Kakak tak apa-apa?” tanya Ayu khawatir.“I-iya. Aku baik-baik saja,” jawab Baskara, mencoba bersikap tenang. Tak lama kemudian, ia pun mengoreksi, “Tidak. Aku tidak baik-baik saja. Aku mual.”Baskara pun akhirnya kembali muntah untuk yang kedua kalinya – sebelumnya ia juga telah muntah.“Sebaiknya Kakak tak usah melihatnya lagi. Awasi saja keadaan di sekeliling kita ini. Aku masih membutuhkan bantuan Kakak untuk itu,” kata Ayu lagi, sambil memegang pundak pacarnya itu.“Ya, kamu benar. Mungkin itulah yang terbaik untukku,” jawab Baskara sambil menyeka air matanya yang keluar secara natural oleh karena dirinya muntah.Baskara terguncang melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Wajar saja. Aku tak menyalahkannya. Aku pun juga akan mengalami hal yang sama jika menjadi dirinya. Itu bukan sesuatu yang dapat

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   44. Ayu (17)

    “Apa itu?”Baskara menengok ke arah Ayu. “Ada apa?”Ayu tidak menjawab. Ia tidak memerhatikan pertanyaan Baskara. Tidak begitu pun, Ayu tetap tidak akan bisa menjawab pertanyaan Baskara. Yang ada di sana itu bukan sesuatu yang pernah dilihatnya sebelumnya. Scylaac tak pernah memperlihatkan yang seperti itu sebelumnya. Itu adalah sesuatu yang baru.“Aku tidak mengerti. Apa maksud semua ini? Mengapa seperti ini?” kata Ayu lagi. Perkataannya kali ini mengindikasikan bahwa ia sudah mulai bisa mencerna apa yang ada di pandangan matanya itu. Walaupun pada akhirnya itu hanya memunculkan tanda tanya baru.Baskara sangat ingin melihat apa yang disaksikan oleh Ayu. Tapi ia takut fokusnya teralihkan dari tugasnya untuk mengawasi sekeliling. Ayu terlihat begitu terkejut. Ia tahu bahwa apa yang disaksikan pacarnya itu bukanlah sesuatu yang normal. Ia yakin dirinya pun juga akan

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   43. Ayu (16)

    “Kakak sudah siap?”“Ya.”“Baik. Ayo kita lakukan.”Ayu dan Baskara pun berjalan menuju kaki gunung Tanah Langit.Ayu dan Baskara berjalan berdua di tengah terpaan salju tebal. Mereka hanya mengandalkan cahaya bulan, bintang, dan aurora untuk menerangi jalan mereka. Selama mereka berjalan, Ayu bertugas mengawasi area di depan dan di sebelah kiri mereka. Sementara itu Baskara bertugas mengawasi area di belakang dan di sebelah kanan. Mereka tidak boleh sampai ketahuan oleh penghuni Scylaac lainnya. Ayu tak percaya pada seorang pun penghuni Scylaac selain Baskara. Ia tak ingin ada seorang pun mengetahui apa yang mereka lakukan, sekalipun itu hanyalah seorang pecundang.Perjalanan yang memang sudah semestinya memakan waktu cukup lama itu, semakin terasa lebih lama karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Salju lebat turun semakin hebat. Ayu dan

  • Scylaac. Kembalinya Dunia yang Sempurna.   42. Ayu (15)

    “Sudah kuduga. Ternyata memang akan seperti ini jadinya.”Baskara menoleh ke arah Ayu. “Apa maksudmu?” tanyanya.“Para penduduk asli itu. Aku memang sudah menduganya dari awal. Ternyata aku memang mendapatkannya. Kepura-puraan pada mereka.”Baskara terkejut mendengarnya.“Jadi mereka memang bersandiwara?”“Tidak semuanya. Hanya beberapa yang sudah bisa kupastikan begitu. Sisanya, mereka tetap belum bisa kupastikan.”Baskara mengerutkan dahi.“Aku memang sempat ragu awalnya. Sebab ternyata di antara mereka yang sudah kueliminasi pun, banyak juga yang tampil dengan tidak terlihat bersandiwara. Itu benar-benar nyata dan meyakinkan. Aku jadi bingung karenanya. Untungnya, setelah mencari lebih jauh lagi, pada akhirnya aku dapat menemukan juga orang-orang bodoh yang memang jelas-

DMCA.com Protection Status