Home / Romansa / Sayangilah Aku / Bab 3. Sedih

Share

Bab 3. Sedih

last update Last Updated: 2022-03-04 12:38:52

   Semenjak kepergian sang ibu, Aarav menjadi terpuruk. Dia sangat sedih. Apalagi, ayahnya juga sering mendiamkannya, bahkan pergi keluar rumah. Jarang sekali pulang. Membuat Aarav semakin kesepian.

Karena stres, Aarav menjadi sering menghabiskan waktunya di kamar. Mengurung diri dari keramaian. Bahkan dari teman-temannya. Kegelapan yang tadinya adalah hal yang menakutkan bagi Aarav, sekarang adalah hal yang paling menenangkannya. Kesunyian ini benar-benar indah meski harus dihiasi dengan tangis.

tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu, Aarav pun segera menghapus air matanya dan beranjak dari kasurnya kemudian membuka pintu. Dia melihat Ana, bibinya, sedang berdiri sambil membawa nampan yang terdapat makanan.

Ana tersenyum menatap Aarav.

"Aarav, ayo makan. Ini sudah malam, kamu belum makan dari pagi. Ayo makanlah nanti kamu bisa sakit. Baiklah kalau kamu tidak mau makan sendiri. Sini, biar Bibi suapin," kata bibi. Dia mengajak Aarav duduk di sofa. Saat dia hendak menyuapinya makan, tiba-tiba Aarav menghentikannya.

"Gak, Bi. Aku gak lapar," tolak Aarav.

Ana menatap Aarav. 

"Tapi? Dengar, kau harus makan. Nanti kalau kamu sakit gimana? Bibi pasti akan sedih. Apa kau mau bibi sedih?'' Ana berusaha membujuk Aarav agar mau makan.

Aarav menggeleng. 

"Tidak, Kan? Ya sudah, ayo makan," ujar Ana sembari menyuapi Aarav makan.

Aarav memandangi sekeliling kamarnya dengan tatapan sendu. 

Dia teringat masalah kemarin malam dan merasa sedih.

"Bi, Aarav boleh tanya gak?'' pintanya. Ana tersenyum.

"Tentu boleh, Sayang. Ada apa?" 

"Bi ... Bibi tahu tidak, Mama pergi kemana? Masa sejak kemarin malam, Mama gak pernah pulang. Aku kangen.." ucap Aarav. Dia menatap Ana dengan mata yang berkaca-kaca.

Ana yang melihat dan mendengar ucapan Aarav menjadi iba. Dia berusaha membuat alasan agar dia tidak membenci orang tuanya karena berburuk sangka.

"Aarav sayang, Mama sama Papa lagi ada urusan penting. Makanya mereka jarang pulang. Tapi kamu jangan sedih. Besok Papa sama Mama pasti akan pulang kok, kamu yang sabar," jelas Ana sambil membelai rambut Aarav.

Aarav hanya diam. Air matanya turun membasahi wajahnya. Ana mendekat pada Aarav dan memeluknya berusaha menenangkan Aarav yang sedang bersedih.

***

Hari demi hari berlalu, siang berganti malam. Kesunyian ini sekarang semakin menjadi. Dunia tak lagi indah seperti dulu. Rupanya memang cantik, hawanya memang sejuk, tapi tidak dengan hati yang sekarang semakin terluka akibat perpisahan.

Rumah kini tak lagi terlihat menyenangkan. Ini adalah hal yang mengerikan. Pulang kerumah, tidur dalam kegelapan, tidak ada lagi kehangatan keluarga, menangis dalam sunyi. Kau tau? Ini sangat menyiksa.

Meskipun hati Aarav sekarang benar-benar sedih. Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, bahwa semua akan baik-baik saja, walau itu sebenarnya tidak akan terjadi.

***

Suatu hari, sekolah Aarav mengadakan ulangan. 

Aarav berusaha mendapatkan nilai terbaik dengan belajar giat. Hingga sampai penerimaan raport, usahanya tidak sia-sia. Dia berhasil memperoleh nilai terbaik dan mendapat juara kelas. 

Aarav merasa sangat senang. Tapi di sisi lain, dia juga sedih karena ayahnya tak kunjung datang ke sekolah. 

Aarav memandangi sekelilingnya. Dia cemburu melihat kedekatan teman-teman dan orang tuanya yang terlihat saling menyayangi. Aarav menundukkan pandangannya ke bawah. Dia berusaha meyakinkan bahwa ayahnya pasti akan datang. Namun dia salah, bahkan saat pulang sekolah, ayahnya pun tidak datang menjemputnya dan akhirnya dia pulang ke rumah dengan diantar sopirnya.

Sesampainya di rumah, Aarav berusaha mencari keberadaan sang ayah. Tapi ternyata dia juga tidak ada di rumah. 

Aarav pun pergi ke kamarnya dan melemparkan tasnya asal ke lantai karena kesal.

Dia mengacak-acak rambutnya dan duduk di ranjang sambil memandangi kamar dengan sedih.

Karena kepergian orang tua yang tiba-tiba tanpa alasan membuat Aarav menjadi terpuruk. Dia benar-benar terluka.

***

Malam hari, Aarav sedang belajar di ruang tamu. Dia tidak lagi di kamar lagi, Karena sekarang dia tidak ingin terus sendiri seperti itu. Dan ditemani oleh Ana.

Tiba-tiba, di saat asyik belajar, terdengar suara ketukan pintu. Aarav yang mendengarnya pun hendak membuka pintu, tapi Ana mencegahnya.

Dia beranjak membuka pintu dan terkejut melihat Angga.

"Tuan!?"

"Di mana Aarav?" tanya Angga sembari melihat sekeliling ruangan.

"Dia sedang belajar, tadi---" ucapan Ana terpotong melihat Aarav yang sekarang ada di depannya sambil memeluk sang ayah.

"Pa ... Papa dari mana aja?" tanya Aarav.

"Aku kangen," lanjutnya.

Angga hanya diam. Dia tidak menghiraukan ucapan anaknya tersebut. Kemudian pergi meninggalkan nya tanpa sepatah kata pun, membuat Aarav kembali kecewa.

Dia menunduk. Ana yang melihat hal itu berjalan menghampiri Aarav dan memenangkannya.

"Sudahlah. Jangan sedih. Papa hanya kelelahan."

Aarav hanya diam.

-Bersambung-

Related chapters

  • Sayangilah Aku    Bab 4. Hancur

    Aarav pulang ke rumah. Sesampainya di sana, dia bergegas pergi menemui ayahnya karena tidak sabar menahan rasa rindunya setelah lama tidak bertemu dengan orang tua. Ingin menghabiskan waktu bersama sang ayah meski hanya sebentar. Namun saat dia hendak membuka pintu, samar-samar dia mendengar suara aneh dari balik pintu. Karena penasaran, Aarav pun segera membuka pintu kamar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Dan .... Deg Mata Aarav melotot terkejut tak percaya melihat apa yang ada di depannya saat ini. Tangisannya tumpah membasahi pipinya. Bagai ditusuk seribu duri, hati Aarav kini menjadi hancur melihat ayah yang dia sayangi bersama seorang wanita selain ibunya dalam satu ranjang. "Tidak ... Aku pasti lagi halu," ucap Aarav sambil menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya, berusaha untuk menyakinkan dirinya sendiri bahwa itu salah. Me

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sayangilah Aku    Bab 5. Keretakan

    Aarav berjalan sempoyongan. Dia tidak bisa mengontrol tubuhnya sendiri akibat kehilangan kesadaran setelah meminum banyak alkohol. Di tengah jalan, Aarav terkejut melihat sebuah mobil datang melaju cepat ke arahnya. Sebisa mungkin, dia segera berlari menghindari mobil tersebut, tapi tidak bisa. Mobil itu justru berhenti saat Aarav hendak melarikan diri. Sesaat Aarav terdiam. Dia melihat plat mobil yang tak asing di depannya ini. _Ceklek_ Seorang pria turun dari mobil. Dia membuka kaca mata hitam yang dipakai dan meletakkannya di saku, kemudian berjalan menghampiri Aarav. Aarav mengedipkan matanya. Dia berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari mabuknya itu sembari melihat pria yang sekarang ada di dekatnya. Sebelum kesadaran Aarav terkumpul. Tiba-tiba saja pria itu menjewer telinga Aarav sehingga membuatnya kesakitan.

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sayangilah Aku    Bab 6. Diam-diam

    Aarav sedang duduk di kelas sambil membaca buku IPA, mata pelajaran kesukaannya apalagi tentang materi biologi. Di saat sedang santai belajar, tiba-tiba Dennis datang dan memukulnya tanpa alasan, membuat Aarav merasa kesakitan. Dia memegangi bahunya yang terasa perih itu dan menatap Dennis dengan ketakutan. Jantungnya berdetak kencang merasa gugup dan kakinya gemetar. Keringat dingin mengucur membasahi rambut hingga tubuhnya. Aarav menjadi sangat gugup. Apalagi saat Dennis melempar sebuah buku ke arahnya sambil tersenyum licik. "Hei culun, tolong kerjain tugasku!" pinta Dennis dengan kasar pada Aarav. Aarav hanya diam. Dia berusaha menolak permintaannya itu dengan menggelengkan kepalanya. "Maaf, aku tidak bisa. Aku lagi sibuk soalnya, lebih baik kamu belajar mengerjakan soalnya sendiri," tolaknya halus. Dennis memandang A

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sayangilah Aku    Bab 7. Rayuan

    Ana sedang membersihkan ruang keluarga. Di sana dia melihat Angga sedang duduk sambil fokus bekerja dengan menggunakan laptopnya. Dia terus mengamati majikannya itu sambil menyapu lantai. Samar-samar, saat sedang menyapu, tanpa disengaja Ana mendengar percakapan Angga yang sedang bertelepon. Suara Angga saat itu terdengar sangat emosi dan cemas, membuat Ana menjadi penasaran akan percakapan mereka. Karena penasaran, dia pun mencoba untuk menguping pembicaraan Angga di belakang sofa sambil pura-pura menyapu agar tidak menimbulkan rasa curiga. "Apa? Aku gak bisa ke sana. Aku lagi sibuk. Lain kali saja," tolak Angga pada si penelpon. "Tidak bisa, Pak. Anda harus datang. Ada hal penting yang harus saya bicarakan," desak penelpon. Angga memegang dahinya dan menundukkan tatapannya. Dia mengembuskan napasnya kemudian melanjutkan obrolannya. "Baiklah kalau begitu. Saya akan ke sana," pungkas Angga. Dia lalu mematikan

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sayangilah Aku    Bab 8. Masa lalu

    Angga sedang duduk makan malam bersama Aarav. Seperti biasa, mereka hanya diam dan memakan makanannya tanpa berkata apa-apa. Sikap dingin mereka membuat suasana menjadi sunyi. Aarav memakan makanannya dengan lahap kemudian pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Angga yang melihatnya merasa kesal. Dia memandang kepergian Aarav dan menggelengkan kepalanya pelan kemudian melanjutkan makannya. Selesai makan, Angga pergi ke ruang kerjanya. Di sana di lantas membuka laptopnya dan segera membuka berkas-berkas yang ada di dalamnya kemudian menyelesaikan kekurangan pekerjaannya tadi sore. Angga mengerjakan pekerjaannya dengan fokus dan cepat diiringi dengan pertanyaan dan bayangan akan sosok wanita yang tadi dia temui. Wanita itu benar-benar telah membuat Angga menjadi gelisah. Dengan perasaan kesal. Angga menggerakkan bola matanya ke kanan atas sembari berpikir mengingat apa yang terjadi padanya waktu itu.#FlashbackAngga mera

    Last Updated : 2022-03-09
  • Sayangilah Aku    Bab 9. Diam-diam (2)

    Aarav berangkat ke sekolah. Sesampainya di sana, dia segera memakirkan motornya dan melepas helmnya. Kemudian merapikan seragamnya sejenak. Sekilas Aarav memandangi bunga-bunga yang ada di halaman sekolah sambil tersenyum kecil.Aldo, teman Aarav datang menghampirinya dan menepuk bahunya.Aarav berbalik dan menatap Aldo sambil tersenyum kecil."Iya? Ada apa?""Ayo berangkat ke kelas sama aku!" ajak Aldo. "Baik!'Aldo pun menggenggam tangan Aarav dan mengajaknya masuk ke kelas bersama.***Saat istirahat, Tiara jajan di kantin bersama Annisa.Bisa dikatakan, Tiara dan Annisa Mereka berdua adalah sahabat dekat, setiap hari, bahkan setiap saat mereka selalu bersama. Dimana ada Annisa disitu pasti ada Tiada. Kadang karena kedekatan mereka, mereka sering disebut saudara yang tak terpisahkan.Tiara memandangi sate yang ada di depannya. Dia memegang sate tersebut kemudian pergi menemui ibu kantin

    Last Updated : 2022-03-09
  • Sayangilah Aku    Bab 10. Penolakan

    Sesampainya di rumah, Tiara berterimakasih pada Aldo karena mau mengantarkannya pulang. Sedangkan Aldo hanya diam dan tersenyum, dia kemudian pamit pergi.Di perjalanan, Aldo terus saja tersenyum. Hatinya merasa lega dan bahagia bisa mengantarkan Tiara pulang ke rumah dengan motornya itu. Dia begitu bahagia bisa dekat dengannya meski hanya sekedar boncengan motor, seolah sedang memadu kasih. Hujan yang turun deras membuat cinta ini semakin terasa indah.Aldo tersenyum memejamkan matanya dan menikmati setiap tetes air hujan yang membasahi wajahnya sambil bergumam, "Aku suka kamu, Tiara.''Dia yang tidak bisa menahan perasaannya itu pun memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya di kampus besok.***Tiara dan Annisa sedang mengobrol bersama di kelas. Sekilas, Tiara mengalihkan perhatiannya dari Annisa dengan memandangi kelas Aarav. Matanya masih setia menunggu kedatangan Aarav di kelasnya. "Apa yang kau lakukan?" tany

    Last Updated : 2022-03-09
  • Sayangilah Aku    Bab 11. Kesedihan

    Tiara sedang duduk di bangku taman belakang sekolah sambil menunduk dan meneteskan air matanya. Hati kecilnya masih terasa sakit dengan sikap Aarav kemarin. Di saat menangis, tiba-tiba Dennis datang. Dia tersenyum sinis melihat Tiara."Kau kenapa menangis? Dia itu memang cupu. Seharusnya kamu gak usah ngejar dia lagi. Apalagi dia itu bukan anak baik-baik," ujar Dennis.Tiara menatap Dennis terkejut. Dia mengerutkan keningnya."Hah? Apa katamu tadi? Aarav bukan cowok baik-baik? Maksudnya apa?" tanya Tiara berusaha tetap positif thinking pada pujaan hatinya."Ya dia bukan cowok baik. Dia itu suka minum, apalagi ayahnya itu---" ucapan Dennis terpotong saat melihat Aarav berdiri di belakang Tiara kemudian berbalik dan membaca artikel yang ada di tembok.Dennis mengedipkan matanya beberapa saat. Dan menatap Tiara.Tiara yang melihat Dennis terdiam tiba-tiba menjadi semakin penasaran. Dia menggaruk rambutnya."S

    Last Updated : 2022-03-09

Latest chapter

  • Sayangilah Aku    Bab 51

    "Tidak, Mama darimana saja? Aarav habis beli makanan kesukaan mama, tau?" ujar Aarav berusaha mengalihkan pembicaraan.Vira menatap putranya dengan dingin. Dia berjalan mendekat sambil bertanya, "Kamu tadi bilang Mama kenapa?"Aarav tersenyum. "Tadi, Aarav juga pengen disuapi Mama cuma mama tidak ada di sini.. jadi Tante Farah yang menyuapi Aarav," jelasnya.Vira terdiam. Dia menghela napas sambil melirik Farah dengan kesal. Sementara wanita itu justru membalasnya dengan senyuman."Biar aku makan sendiri," ujar Aarav mengambil makanan yang dipegang Farah lalu memakannya sendiri.Farah tersenyum menatap Aarav. "Gimana? Kamu suka?" tanyanya ramah melihat lelaki itu makan dengan lahap.Aarav mengangguk. Dia tersenyum senang. "Makanan Tante memang selalu enak. Aku suka..""Baguslah. Kapan-kapan main ke rumah Tante, biar Tante masakin makanan yang lebih banyak buat kamu.." ujar Farah pada Aarav sambil melirik Vira yang sedang menatapnya dingin."Sepertinya itu lain kali. Karena, Aarav juga

  • Sayangilah Aku    Bab 50

    Reina berjalan menghampiri Aarav. Dia tersenyum ramah menatap lelaki yang merupakan kakak kandungnya itu."Hai. Good morning," sapa Reina.Aarav membalas senyuman Reina. "Morning. Bagaimana kabarmu? Kau pasti senang kan bisa tidur di kamar mewah?" tebaknya.Reina menghela napas. Dia mengangguk pelan."Iya, tapi aku juga sedih. Aku rindu Mama. Oh ya, bagaimana harimu dengan beliau? Rasa rindumu sudah berkurang bukan?" Aarav menggeleng. Wajahnya menjadi datar dan hanya tersenyum. "Iya, aku senang bisa sama Mama. Jujur, aku ngga enak dengan keputusan papa buat tukaran posisi seperti ini..." ujar Aarav sambil menunduk.Reina merangkul Aarav. "Kau yang sabar. Kita pasti akan jadi keluarga harmonis.."Aarav hanya diam dan tersenyum kecil. Dia membelai rambut Reina dengan kasih. "Makasih adikku sayang," ucapnya.***"Aarav dan Reina kakak adik? Itu berarti aku bisa menjadi pacarnya?" tanya Tiara pada dirinya sendiri karena senang mengetahui kenyataan hubungan Reina dan Aarav."Mereka sauda

  • Sayangilah Aku    bab 49

    Angga menatap Reina tak percaya. Dia memangku pipi putrinya itu sambil menatap dengan mata yang berkaca-kaca. "Putriku.." ucapnya senang lalu memeluk Reina.Reina membalas pelukannya. "Papa? Selama ini, papa ada dimana? Kenapa mama tidak pernah bercerita bahwa--""Sudahlah. Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Sekarang, yang penting kita bisa bertemu dan berkumpul kembali. Aku senang sekali," ucap Aarav sambil berjalan menghampiri Reina.Reina menatap Aarav tak percaya. Dia masih ling lung. Pikirannya butuh waktu untuk mencerna keadaan. Angga menatap Vira dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca. Namun, sang istri justru membalasnya dengan tatapan dingin."Ini sudah malam. Kau harus istirahat. Reina, kau di sini, temani mama. Dan kau Aarav, ayo pulang. Kita akan menyiapkan sesuatu untuk mama nanti.." jelas Angga.Reina mengerutkan kening. "Sesuatu apa?"Aarav hendak menjawab pertanyaan Reina, namun saat melihat ekspresi Angga yang melarangnya memberi tahu rencana surprise mereka pu

  • Sayangilah Aku    Bab 48

    Saat sedang terpaku akan keadaan, tiba-tiba ponsel Aarav berbunyi. Segera, diapun pamit keluar untuk menjawab telepon tersebut."Halo, iya ada apa, Pa?" tanya Aarav dengan suara serak seperti ingin menangis, namun juga tersenyum senang."Kau dimana? kenapa belum pulang sore begini?" Angga juga terdengar khawatir.Mengetahui ayahnya yang sedang mencemaskan keadaan dia, Aarav pun merencanakan sesuatu untuk kedua orang tuanya tersebut. Dia tersenyum."Papa, Aarav lagi di rumah sakit, kepala Aarav sangat sakit," jelas Aarav sembari memegang kepalanya, membuat Angga terkejut."Apa?! Kenapa tidak menghubungi papa? sebentar, papa ke sana sekarang juga!" Telepon terputus. Terlihat raut panik Angga, dia segera mengeluarkan mobil dan bergegas ke rumah sakit. Berbeda dengan sang ayah yang panik setengah mati, Aarav justru tersenyum kesenangan. Saking senangnya, dia hampir melempar ponselnya. Namun, Reina datang dan menangkapnya sehingga ponsel lelaki itu tidak jadi menyentuh lantai."Kau ini, p

  • Sayangilah Aku    Bab 47

    "Mama, aku pulang," ucap Reina setelah membuka pintu dan berjalan menghampiri ibunya, sedangkan Aarav hanya terdiam. Dia masih memikirkan perasaanya yang gelisah tanpa sebab setiap saat. Reina yang melihatnya langsung menegur Aarav."Hei, kau kenapa diam di situ? Ayo masuk," ajaknya.Aarav mengedipkan matanya. Dia tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Reina yang sedang duduk di samping ibunya.Vira yang tadinya tertidur kini menjadi bangun saat mendengar percakapan Aarav dan Reina di ruangannya. Pelan-pelan dia membuka kedua matanya sambil menyandarkan tubuhnya di pojok ranjang. Dia memandangi sekelilingnya sekilas lalu kembali menatap Reina. Dia tersenyum kecil."Kamu sudah pulang? Kapan?" tanya Vira ramah.Reina tersenyum mengangguk. "Baru saja kok, Ma," jawabnya.Saat mendengar suara ibu Reina, perasaan Aarav menjadi makin gelisah. Suara itu sangat tidak asing di telinganya bahkan itu adalah suara yang biasa dia dengar sewaktu masih kecil saat ibunya masih bersamanya. Aara

  • Sayangilah Aku    Bab 46

    Aarav mencoba untuk mengontrol tubuhnya dan berjalan dengan benar seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, itu selalu gagal sebab dia sering terjatuh akibat tidak sengaja kesenggol batu yang ada di jalan.Tiba-tiba, sorot mata Aarav tertuju pada sosok wanita yang sedang berjalan di pojokan jalan. Dia menyipitkan kedua matanya berusaha untuk melihat wanita itu untuk mengenali wajahnya. Aarav terdiam, saat sedang sibuk berpikir sambil menatap, tiba-tiba wanita itu sudah ada di dekatnya. "Ada apa?" tanya wanita itu yang penasaran sekaligus tidak nyaman karena ditatap oleh Aarav.Mendengar suara yang menurutnya tidak asing, Aarav menoleh ke arah sumber suara tersebut. Lagi dan lagi, kini dia malah melihat wajah ibunya. Aarav mengerutkan keningnya. 'Sebenarnya ada apa ini? Apa aku halusinasi?' "M---ma---ma. Ini Mama?" tanya Aarav terbata-bata dan sedikit gugup.Vira mengerutkan keningnya. Dia menggelengkan kepalanya pelan."Mama? Dengar, kau pasti salah. Aku bukan ibumu, sudah ya, aku

  • Sayangilah Aku    Bab 45

    Di dalam mobil, Aarav duduk sambil memandangi pemandangan yang ada di jalanan seperti pepohonan, warung makan sederhana, bengkel dan masih banyak lagi. Meski tatapannya sibuk menatap pemandangan tersebut, tapi pikirannya masih terfokus oleh hal yang sama. Rasa penasaran kembali menyelimuti benaknya. Sekian tahun berlalu, akhirnya dia bisa melihat sekaligus dekat dengan sosok wanita yang dia rindukan meski sebentar. Tapi tunggu dulu, apa benar apa yang lihat itu memang nyata? Atau dia hanya terlalu rindu hingga tidak sengaja halusinasi?Angga yang melihat anaknya terdiam sambil melamun berusaha menyadarkannya. Dia tersenyum menatap Aarav."Ada apa Aarav?" tanya Angga ramah.Aarav menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa kok, Pa.." jawabnya lalu menunduk dan mengembuskan napasnya berat. Sedangkan Angga hanya diam sembari menyetir mobil.***"Aarav, kamu mau nggak nanti malam main sama aku di sini kaya biasa?" pinta Nathan pada Aarav di telepon.Aarav mengerutkan keningnya."Tempat b

  • Sayangilah Aku    Bab 44

    Melihat suasana yang kini sedikit tegang dan sunyi, pak guru berusaha menenangkan para siswa dan mereka pun melanjutkan pelajaran.Reina dan Aarav kembali ke bangku masing-masing. Semua pun terdiam dan mengerjakan tugas. Sedangkan Dennis, dia terus menatap Reina kesal.***Sepulang sekolah, Reina masih merasa bersalah pada Aarav sebab gara-gara kesalahannya, laki-laki itu jadi kena hukuman. Reina melirik Aarav yang terdiam sejak tadi pagi, dia mengembuskan napasnya berat. Saat hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba dia terkejut karena Aarav tidak ada di depannya. Dia pun ikut berdiri dan bergegas menyusul Aarav yang keluar kelas."Aarav," panggil Reina sambil menepuk bahu Aarav.Aarav menoleh. Dia menatap Reina sambil tersenyum kecil."Iya ada apa?"Reina menunduk kemudian kembali menatap Aarav."Kamu kenapa?""Kenapa bagaimana?"Reina menggaruk rambutnya. "Tadi itu kamu serius? M

  • Sayangilah Aku    Bab 43

    Sepulang sekolah, Dennis diam-diam mengikuti Reina yang ia berjalan pulang ke rumahnya. Dia melangkahkan kakinya pelan-pelan tepat di belakang Reina.Reina menghentikan langkahnya. Dia mengerutkan keningnya, merasa heran dengan apa terjadi. _"Seperti ada yang mengikuti_" tanyanya dalam hati kemudian menoleh ke belakang. Sorot matanya terkejut melihat Dennis tepat di depannya saat ini. Dia menatap Dennis sambil mengerutkan keningnya karena heran sekaligus kaget."Kamu? Kenapa kamu ngikutin aku?" tanya Reina penasaran pada Dennis.Dennis tersenyum kecil. "Ya gak apa-apa kan? orang aku pengin jalan ma kamu," jawabnya. Reina menggekeng. Dia melirik Dennis kesal."Apaan sih? sudah sana pergi! Aku gak mau jalan sama kamu!" usirnya.Dennis menggeleng. Dia tidak menghiraukan permintaan Reina dan tetap keras kepala mengikuti gadis itu. Reina berusaha tetap diam sambil berjalan. Hatinya menjadi gelisah apalagi pria itu kini berada tepat di sampingnya. Dia m

DMCA.com Protection Status