Dia telah bekerja di Keluarga Hardi selama hampir 30 tahun. Meski dia seorang kepala pelayan, dia memiliki kekuasaan yang besar, hanya berada di bawah satu orang.Dulu dia sama sekali tidak memedulikan putra kedua yang tidak disukai ini.Namun, waktu telah berubah. Sekarang Adis akan menjadi pewaris Keluarga Hardi, bagaimana mungkin dia tidak menghormatinya?"Sesuai dengan yang kamu katakan, Pak Adis. Kamu adalah majikanku, kamu bisa melakukan apa saja tanpa harus melaporkannya kepadaku.""Kalau begitu, soal Ayah ....""Pak Erga sudah tua, mulai sekarang kamu adalah majikanku."Adis hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, tetapi sorot matanya penuh dengan sindiran.Setelah Adis pergi jauh, Violet baru menoleh untuk menatap Leon yang tampak tidak senang. Dia berkata, "Pak Leon secara khusus menahanku, apakah kamu nggak puas dengan tindakanku barusan?"Leon memandangnya. Dia tidak menjawab, tetapi malah balik bertanya, "Pengasuh?""Ternyata karena ini ...." Violet berpura-pura tampak terk
Cemburu?Leon juga bertanya pada dirinya sendiri dalam benaknya, jawabannya adalah ....Bibir tipisnya melengkung membentuk tanda ejekan, lalu dia bergumam, "Seorang mantan istri yang sudah bercerai, menurutmu apa itu mungkin?"Violet tersenyum alih-alih marah dan menjawab, "Kalau begitu, Pak Leon nggak punya kendali atas apa yang ingin aku lakukan!"Setelah selesai berbicara, Violet melepaskan tangannya dari telapak tangan Leon sambil berkata, "Apa masih ada hal lain, Pak Leon? Kalau nggak ada, aku akan pergi dulu. Tuan Muda di rumahku masih menungguku untuk menjaganya!"Sebelum pergi, Violet tersenyum pada Leon dan kembali menambahkan, "Di pihak Pak Adis, Pak Leon sebaiknya nggak mengatakan sesuatu yang nggak boleh dikatakan. Kalau nggak, aku mungkin akan menemui Nona Mia untuk mencari kenyamanan setelah aku kehilangan pekerjaan."Leon hanya terdiam.Di kamar Adis, Violet dan Adis sedang duduk berhadap-hadapan di sofa.Violet pikir bahwa Adis akan punya beberapa pertanyaan.Namun, se
Violet pasti punya alasan karena sengaja menyembunyikan hubungannya dengan Leon.Jika dia tidak memberitahu Adis, maka Adis tidak akan bertanya!Malam harinya.Sheva yang diam-diam datang membantu mengantarkan barang, mulai menyatakan ketidakpuasannya, "Walaupun ingin melindungi Adis, apa kamu perlu berperang secara langsung?"Bertha, Noah dan Sandy, siapa yang tidak bisa?Violet yang sedang berbaring di tempat tidur dengan kaki menyilang, sontak melirik ke samping sambil berkata, "Beberapa baju ini sudah cukup. Aku masih memerlukan beberapa buku kedokteran, tapi saat ini masih nggak mendesak!"Sheva tahu tempramen Violet dengan baik dan tidak akan ada yang bisa mengubah keputusannya. Meskipun tidak puas pada Sheva, dia juga tidak akan mengatakan apa-apa. Sheva membantunya mengemas barang-barang Violet dan bersiap untuk pergi.Begitu sampai di pintu, ponselnya berdering.Joshua menelepon.Setelah menutup telepon, Sheva menyampaikan, "Leon mendesakku dan bilang kalau urusan yang harus d
Violet sedang bersiap menemani Adis ke kantor.Sekarang, Violet adalah perawat pribadinya, jadi tentu saja Violet akan mengikuti Adis ke mana pun dia pergi!Dia pergi untuk berganti pakaian, dan dia menunggu di luar pintu.Violet merasa bosan sambil menendang batu di kakinya, tetapi lengannya tiba-tiba dicengkeram oleh kekuatan yang sangat besar.Sentuhan yang familier ini tidak perlu melihat ke belakang lagi, Violet tahu itu adalah Leon.Leon menyeretnya ke sudut yang sepi. Sebelum Leon dapat berbicara, Violet menyela sambil tersenyum dan berkata, "Pak Leon, kamu datang menemuiku sepagi ini. Apa kamu sangat merindukanku?""Violet, sebaiknya kamu nggak menguji kesabaranku," sahut Leon seraya memegang erat pergelangan tangan Violet dan tatapan matanya yang sedingin es.Violet tampak polos dan menyahut, "Aku nggak ingat kamu bisa semarah ini. Apalagi yang sudah aku lakukan sampai menyinggung perasaanmu?""Aku nggak akan menyerah sampai akhir!"Leon mengulurkan tangan kepada Joshua yang m
Entah sudah berbagai cara untuk menyelidikinya, dalang dari balik kejadian itu tetap tidak bisa ditemukan. Ini karena pemahaman Violet sebelumnya terhadap Mia yang belum terlalu dalam.Dia baru saja minum sedikit teh, tetapi siapa yang tahu bahwa tehnya tidak hanya cukup, tetapi juga cukup murah!"Mia, kita bisa hidup damai dan harmonis, tapi kamu terus datang untuk memprovokasiku. Kalau begitu, jangan salahkan aku!""Keluarga Hardi?"Setelah mengetahui bahwa Leon segera pergi ke rumah Keluarga Hardi untuk mencari Violet, Mia bingung dan bertanya, "Kenapa Violet ada di rumah Keluarga Hardi?""Katanya dia sekarang adalah perawat pribadi Pak Adis dari Keluarga Hardi.""Perawat pribadi?" Mia tersenyum, lalu menyahut, "Apa dia sudah meninggalkan Leon dan berpaling pada Adis lagi?""Dulu Leon, sekarang Adis ... nafsu makannya besar sekali!""Kamu juga punya nafsu makan yang bagus ....""Pergi!" seru Mia sambil melepaskan kaki pria itu. Dia kembali berkata, "Suruh seseorang untuk mengawasiny
Melihat orangnya adalah Violet, Mia tertegun lama sebelum akhirnya kembali tersadar."Violet, ternyata kamu!" serunya sambil bergegas menuju Violet dengan gigi dan cakarnya.Mia tidak pernah menyangka bahwa Violetlah yang mengurungnya di sini."Benar, ini aku! Kamu menuangkan seember air kotor ke tubuhku, tapi aku yang harus membuktikan kejahatannya. Kalau nggak, makin aku memikirkannya, aku makin merasa bersalah!"Violet berdiri di sana tanpa bersembunyi, karena dia tidak punya kesempatan untuk mendekati Mia!Mia berhenti tiba-tiba setelah maju dua langkah karena tikus itu terus berlari di sepanjang tepi pahanya ....Wajahnya menjadi makin pucat, lalu Mia segera berkata dengan nada memerintah, "Violet, cepat keluarkan benda sialan ini dari sini.""Kamu nggak tahu bagaimana mengatasinya sendiri?" Violet mengangkat alisnya, lalu melanjutkan ucapannya, "Omong-omong, kamu nggak mungkin takut pada tikus, 'kan?"Violet menggoyangkan bahunya seraya berkata, "Tapi aku yang takut! Maaf, aku ng
Saat melihat Violet yang mendekatinya selangkah demi selangkah, Mia tidak peduli apakah tikus di celananya makin merangkak atau tidak. Dia mundur dengan ekspresi panik di wajahnya, tetapi karena dinding di belakangnya, Mia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Saat ini, Violet lebih menakutkan bagi Mia, daripada tikus yang menempel di tubuhnya!"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Mia. Meskipun dia menahan rasa paniknya, nada bicaranya jelas masih sedikit bergetar.Violet menginjak dadanya seraya menyahut, "Kamu nggak tahu siapa aku, tapi kamu berani memprovokasiku terus menerus. Mia, apa aku harus memujimu karena keberanianmu atau aku harus menyebutmu bodoh?""Uhuk, uhuk, uhuk ...."Rasa sakit di dada Mia terasa sangat menyakitkan saat Violet menginjaknya, hingga rasanya Mia hampir tercekik. Mia menggunakan banyak kekuatan untuk akhirnya mengeluarkan kalimat, "Kamulah yang memprovokasiku tiga tahun yang lalu! Kalau bukan kamu, Leon dan aku pasti sudah lama menikah!""Apa kamu yakin?" tanya V
Mia sadar dan pikirannya menjadi kosong.Dia melihat ke langit-langit dengan ekspresi kosong.Mia bahkan tidak bisa mengingat namanya sendiri.Pikirannya hanya penuh dengan, siapa aku, di mana aku?Kepalanya tiba-tiba terasa sakit.Sakitnya sangat luar biasa, seperti ada sesuatu yang menggerogoti dari dalam.Namun, rasa sakitnya tidak berlangsung lama, hanya berlangsung sekitar satu menit dan tiba-tiba sakitnya berhenti.Otaknya yang awalnya kosong langsung dibanjiri banyak fragmen dalam sekejap.Rumah Sakit, ini di rumah sakit!Mia ingat Violet bilang bahwa dia akan mengantarnya kembali.Ternyata, meskipun Violet begitu sombong, wanita itu tetap takut pada Leon. Jika tidak, bagaimana Mia bisa diantar kembali dalam keadaan utuh!"Violet, kamu nggak berani mengambil kesempatan bagus untuk menyingkirkanku. Kalau begitu, jangan salahkan aku karena bersikap kasar."Dengan tatapan tajam di matanya, Mia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Leon ketika pintunya tiba-tiba terbuka.Melih
"Kalau kamu nggak suka, kamu juga bisa panggil aku Aldi!""Nama ini ...." Violet melempar tabung pena pada Falcon. "Jelek dan menjijikkan!"Falcon tetap tidak marah. "Kamu akan suka pelan-pelan."Tanpa basa-basi, Falcon menutup pintu dan pergi.Ruangan kantor yang sudah hiruk-pikuk dari pagi akhirnya hening. Violet memijat keningnya yang sakit. "Menjengkelkan sekali!"Mengapa mereka semua begitu santai?Tidak bisa, dia harus mencari solusi untuk menghentikan dua pria itu, terutama Falcon!...Kebencian Leon terhadap Falcon tidak kalah dengan kebencian Violet.Setelah keluar dari Grup Hardi, Leon pergi mencari Lukas."Kenapa kamu tampak emosi?" Begitu masuk, Lukas melihat wajah tampan Leon yang sangat masam. "Bukannya kamu dan Mia akan segera menikah? Kenapa kamu kelihatannya sama sekali nggak senang?"Lukas juga mengetahui berita yang beredar di internet. Dia mengira berita itu dirilis oleh Leon.Jika bukan Leon sendiri, siapa yang berani merilis berita itu?Lukas mengira Leon jatuh ci
Aksi Falcon tidak hanya membuat Leon tercengang. Violet yang menjadi salah satu aktor utama pun terkejut.Terutama bibir Falcon makin dekat.Ketika Violet hendak mengakhiri sandiwara lebih awal tanpa ragu, sebuah tinjuan kuat menyerang Falcon.Falcon segera menghindar, lalu menoleh pada Leon dengan jengkel. "Pak Leon, aku sedang menghibur pacarku. Kamu bisa pergi kalau nggak mau lihat. Kamu malah mengganggu kami. Kamu nggak merasa nggak sopan?""Adis, kuperingatkan kamu. Kalau kamu berani sentuh dia lagi, aku akan membuatmu sengsara!"Niat untuk membunuh seseorang sulit disembunyikan.Belum pernah Leon begitu ingin membunuh seseorang seperti saat ini."Aku koreksi, namaku Aldi dan Violet adalah pacarku. Pak Leon nggak merasa dirimu terlalu banyak ikut campur?"Falcon tidak takut pada ancaman Leon, bahkan terus memprovokasinya.Tidak ada gunanya semua omongan itu, maka Leon tidak basa-basi lagi. Dia sekali lagi melontarkan tinjuan ke wajah Falcon.Falcon bergegas bersembunyi di belakang
Leon mencengkeram kerah baju Falcon. "Aku nggak peduli kamu Adis atau gadungan. Jangan menantang batas toleransiku.""Batas toleransi?" Falcon tidak melawan untuk membebaskan diri, melainkan bertanya dengan heran, "Lalu, apa batas toleransi Pak Leon?"Mata hitam Leon penuh keagresifan. Dia menghardik, "Violet milikku!""Hahaha ...." Falcon tertawa. "Apa Pak Leon lupa? Kalian sudah cerai. Sekarang, Violet adalah pacarku!"Seolah-olah tidak melihat ekspresi wajah Leon yang lebih masam, Falcon menambahkan, "Dengar-dengar, kamu minta berbaikan, tapi ditolak!"Tatapan mata Falcon penuh ejekan. "Sepertinya Pak Leon kurang memahami Violet. Violet nggak akan pernah menjilat ludah sendiri.""Sejak cerai denganmu, kamu sudah tersingkirkan dari hidupnya."Falcon lebih tahu dari siapa pun betapa besar pukulan dari omongan itu terhadap Leon.Falcon mengira Leon akan lepas kendali, tetapi nyatanya tidak. Tatapan mata Leon saat melihatnya juga penuh perhitungan. Leon berkata, "Ini tipu muslihat."Fal
Tidak hanya bangkit dari kematiannya, kaki Adis sudah kembali normal dan dia sedang berpelukan mesra dengan Violet.Jadi, Adis belum mati!Jika pria itu bukan Adis, bagaimana mungkin Violet mau dipeluk olehnya?Jadi, dari awal hingga akhir, semua itu adalah sandiwara mereka?Pemikiran itu membuat Leon marah, juga sangat sedih.Violet dapat bekerja sama dengan Adis untuk membuat tipu muslihat itu, berarti Adis memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam hati Violet!Violet dan Falcon memperhatikan ekspresi mata Leon yang kompleks.Violet bersikap cuek dan tidak menghiraukan Leon. Violet mendorong Falcon, lalu mengambil dokumen dan hendak pergi ke ruang rapat.Ada rapat penting hari ini. Falcon sudah menunda banyak waktunya.Di ambang pintu, Violet memasang ekspresi kosong saat berkata pada Leon yang berdiri di sana, "Tolong minggir!"Bagaimanapun, Violet tetap harus bersikap sopan.Itu adalah etika yang paling mendasar.Leon berdiri diam di tempatnya. "Kenapa kamu membohongiku?"Leo
Itulah mengapa Leon tidak pergi mencari Violet. Alhasil, Mia pergi mencari Violet ....Leon menatap Mia, tidak ada lagi rasa belas kasihan. "Kamu nggak berhak mencampuri urusan kami.""Mia, jangan kira aku nggak tahu apa perhitunganmu.""Paman, aku nggak ...." Mia berpura-pura kasihan lagi. "Aku benaran hanya pergi memberi penjelasan pada Kak Violet.""Aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelum ini, jadi kamu nggak memercayaiku lagi. Tapi kali ini, aku dengan tulus membantumu pergi memberi penjelasan pada Kak Violet."Sambil berbicara, Mia meneteskan air mata. "Aku tahu sudah nggak ada kemungkinan lagi di antara kita.""Kalau bukan karena aku pernah menyelamatkanmu tiga tahun lalu, sekalipun aku mati di dalam penjara, kamu sama sekali nggak akan peduli.""Sekarang, aku tahu betul seperti apa posisiku di dalam hatimu. Mana mungkin aku berani melakukan hal-hal yang nggak kamu senangi?""Aku juga nggak tahu ada apa dengan para wartawan itu. Kalau nggak percaya, kamu bisa selidi
Mia mengira Violet akan marah besar setelah mendengar omongannya. Alhasil, Violet berkata dengan cuek, "Nggak heran!"Violet bertanya-tanya mengapa Leon tiba-tiba mengungkapkan cinta padanya dan bersikap cinta buta. Violet nyaris percaya, tetapi semua itu ternyata adalah pembalasan dendam.Bahkan jika Violet percaya, dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!"Violet, nggak usah pura-pura lagi. Aku tahu kamu sangat marah. Kamu begitu mencintai Leon, tapi Leon hanya ingin menjebakmu."Mia memprovokasi lagi, "Untung kamu nggak percaya. Kalau nggak, ketulusanmu akan diinjak-injak seperti tiga tahun lalu ...."Awalnya, Violet sama sekali tidak marah. Akan tetapi, Mia terlalu cerewet dan membuatnya sakit kepala. Jadi, Violet langsung menampar Mia."Kamu benar, aku memang sangat marah. Karena Leon melakukan semua itu demi kamu, aku tampar kamu untuk melampiaskan emosi!"Sambil berkata, Violet menamparnya beberapa kali lagi.Detik berikutnya, sejumlah besar wartawan datang. "Cepat lihat,
Violet tidak tahan untuk tidak meninjunya. "Mati sana!"Falcon memegang tangan Violet dengan tangannya yang hangat. "Di cuaca panas begini, jangan marah-marah terus. Nggak baik untuk kesehatan."Violet mencoba untuk menarik tangannya, tetapi genggaman Falcon makin kuat. "Lepaskan!"Falcon terus memegang tangan Violet dan berjalan ke depan, seperti tidak mendengarnya. "Ini pertama kalinya aku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun. Mulai hari ini, mohon bantu aku."Niat untuk membunuh Falcon menjadi lebih kuat!Violet menatap bagian belakang leher Falcon dengan ekspresi mata agresif, lalu meluncurkan serangan tapak ....Falcon sepertinya sudah menduga hal itu. Ketika serangan Violet hendak mengenai lehernya, Falcon tiba-tiba berbalik badan dan menarik Violet ke dalam pelukannya."Ternyata kamu nggak mau pegangan tangan, tapi mau dipeluk. Kalau begitu, kukabulkan keinginanmu."Falcon membungkukkan badan untuk menggendong Violet. Tepat saat itu, tenggorokannya ditodongi jarum perak."Viol
"Apa?"Violet menatap Falcon dengan kaget. "Coba ulangi lagi!"Falcon mengulanginya sambil tersenyum, "Mulai hari ini, aku resmi bekerja di Grup Hardi.""Siapa yang setuju?" tanya Violet dengan suara melengking.Falcon menunjuk Violet. "Tentu saja kamu!"Violet terdiam.Seperti Leon, Falcon suka berbicara sendiri."Sebenarnya, nggak butuh persetujuan darimu. Aku bermarga Hardi," ujar Falcon dengan santai. "Sekarang, nggak ada Adis dan Pandu. Sebagai anggota Keluarga Hardi, aku harus memikul tanggung jawab yang seharusnya kupikul."Falcon beranjak dari kursi dan berjalan mengitari meja ke depan Violet. "Jangan khawatir, aku nggak akan merebut posisi CEO denganmu.""Kamu tetap menjadi CEO Grup Hardi, sedangkan aku jadi asisten pribadimu.""Aku juga bisa membantu Adis menjaga perusahaan ini dan menjagamu!"Violet langsung menunjuk ke arah pintu. "Cepat pergi!""Jangan marah. Itu hanya mantan suami, ada banyak pria yang lebih unggul, seperti aku ...." Falcon mendekatkan wajah tampannya. "A
Leon menyeringai sinis ketika teringat akan perbuatan-perbuatannya di masa lalu. Tatapan matanya terhadap Mia lebih jijik lagi. "Pergi!"Mia buru-buru beranjak dari lantai dan berlari sempoyongan ke arah pintu. Saat membuka pintu, Mia menoleh ke belakang pada Leon. "Paman, aku nggak akan beri tahu siapa-siapa, terutama di depan Kak Violet. Aku nggak akan bilang apa-apa. Jangan khawatir."Tanpa dirinya, tentu ada orang yang akan memberi tahu Violet!Mata Mia yang tadinya penuh rasa takut langsung dihiasi kelicikan.Setelah Mia pergi, Leon pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan beberapa kali. Akan tetapi, Leon tetap merasa dirinya kotor.Teringat akan persetubuhan dengan Mia, Leon benar-benar ingin membunuh dirinya.Leon merasa telah mengkhianati Violet dan bersalah padanya!Saking emosi, Leon meninju kaca di kamar mandi. Darah terus mengalir dari luka di punggung tangan. Barulah Leon merasa lebih lega.Ketika Leon baru keluar dari kamar mandi, suasana hatinya yang baik dirusak ol