Share

Bab 25

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 13:58:12
Boleh apanya!

Violet hampir saja meledak marah!

Bukan karena dia tidak ingin merawat Desi, tetapi ....

Apa hak Leon untuk mengambil keputusan itu?

Apakah dia belum sadar bahwa semuanya sudah berbeda? Apa dia masih mengira semua harus berjalan sesuai keinginannya seperti dulu?

"Violet, kamu nggak bicara, apakah itu berarti kamu nggak mau?" Desi menggenggam tangannya dengan wajahnya penuh kekecewaan, lalu menambahkan, "Kalau Violet nggak mau, lupakan saja. Ini hanya keseleo sedikit, aku nggak akan mati karenanya!"

Setelah mengatakan ini, Desi menghela napas panjang. Kemudian, dia berkata, "Memang nggak ada yang suka dengan orang tua."

"Aku mau. Bagaimana mungkin aku nggak mau?" Meskipun tahu bahwa Desi sedang berakting, Violet tetap tidak tega melihatnya seperti ini.

"Benarkah?" Desi langsung terlihat senang.

"Ya, aku akan tinggal untuk merawat Nenek."

Lagi pula, Leon juga jarang datang ke rumah ini, jadi tak ada masalah jika dia tinggal di sini.

Anggap saja ini sebagai balas budi atas p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 26

    Ponselnya berdering. Ini adalah panggilan dari Adis.Dia jarang meneleponnya, jadi pasti ada sesuatu yang penting kali ini.Terlebih lagi ini sudah larut malam.Khawatir Leon akan mendengar, Violet pergi ke balkon untuk menjawab telepon."Kak Adis, ada apa?""Nggak ada apa-apa, aku hanya ingin memberitahumu kalau obat yang kamu berikan sudah aku coba. Hasilnya cukup bagus.""Benarkah?" Ketika mendengar bahwa hasilnya bagus, Violet merasa sedikit bersemangat. Dia melanjutkan, "Kalau begitu, minumlah sesuai jadwal. Kalau sudah habis, aku akan mengirimkannya lagi."Setelah selesai mandi, Leon mendengar suara Violet di balkon ketika keluar.Mata gelapnya menyipit. Saat dia berjalan ke arah itu, tepat sekali dia mendengar ...."Tentu saja aku merindukanmu ...."Merindukan siapa?Sheva?Tatapan Leon langsung menjadi dingin.Dia berbalik kembali ke kamar. Dalam perjalanan, dia menendang sebuah kursi dengan keras.Sebenarnya, yang terjadi adalah Adis berkata, "Sudah beberapa hari kita nggak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 27

    Awalnya, Violet tidak berniat untuk bertindak kasar, tetapi lelaki ini terus memaksanya. Kalau begitu, untuk apa dia harus menahan diri?Violet mengangkat kaki kanannya, mengarahkan ke bagian tertentu, lalu menendangnya.Begitu melihat ini, Leon langsung menangkap kaki kanannya. "Violet, entah kamu mencoba mengalah untuk menang, atau berpura-pura menolak hanya untuk memancingku. Sebaiknya kamu tahu kapan harus berhenti.""Heh ...."Violet hanya tertawa dingin, lalu menanggapi, "Leon, percaya diri itu bagus, tapi jangan terlalu percaya diri. Kamu bukan uang yang akan disukai oleh semua orang."Mata gelapnya menatap tajam. Setelah lima detik, Leon akhirnya berkata, "Katakan, berapa yang kamu mau untuk melahirkan seorang anak?"Violet tertegun.Dia menarik kerah baju tidurnya, lalu bertanya, "Kamu sangat ingin aku memberimu anak? Benarkah ini hanya karena Nenek menyukaiku?"Mata Leon sedikit menyipit. "Kalau bukan itu, apa lagi?""Kenapa nggak kamu tanyakan pada dirimu sendiri?" Dengan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 28

    Perasaan kesal yang begitu kuat membuatnya pergi ke taman belakang untuk menenangkan diri.Violet duduk lama di bangku taman. Baru setelah itu suasana hatinya sedikit membaik.Meskipun sebenarnya dia tidak ingin kembali ke kamar, dia tetap harus kembali.Ini bukan demi siapa-siapa, hanya agar Desi bisa tidur nyenyak. Terlebih lagi, dia baru saja pulang hari ini.Violet berdiri lama di depan pintu kamar.Dia benar-benar tidak ingin berbagi kamar dengan si bajingan itu.Setelah mengambil napas dalam beberapa kali, Violet dengan enggan mendorong pintu. Begitu dia masuk, dia mendengar suara Leon yang sedang menelepon di balkon.Violet bersumpah, dia tidak bermaksud menguping. Namun, mereka sedang melakukan panggilan suara atau video yang volumenya cukup besar."Paman, sejak tadi malam kamu nggak mengangkat teleponku. Aku pikir kamu terlalu sibuk bekerja. Siapa sangka tadi Loren meneleponku dan memberitahuku kalau Kak Violet sudah pulang.""Sekarang kalian berdua ada di rumah tua. Katanya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 29

    Ekspresi serius di wajah Violet membuat Desi merasakan firasat buruk. Dia segera menutupi dadanya, berpura-pura merasa tidak nyaman, lalu berujar, "Mungkin semalam aku kurang tidur. Sekarang dadaku terasa sakit. Loren, cepat bantu Nenek kembali ke kamar."Loren segera bangkit berdiri. "Baik.""Nenek ...."Tanpa memberi kesempatan pada Desi dan Loren untuk melanjutkan sandiwara mereka, Violet kembali berbicara, "Apa yang ingin aku katakan, aku rasa Nenek sudah bisa menebaknya ...."Menyadari apa yang akan dilakukannya, Leon langsung menggenggam pergelangan tangannya. Dia berkata, "Apa kamu lupa dengan apa yang sudah aku katakan?"Violet meliriknya sekilas, lalu langsung menepis tangannya. Dia kembali memandang Desi, lalu mulai menjelaskan, "Nenek, sesuatu yang nggak sejalan tetap nggak akan berbuah manis meski dipaksakan. Lagi pula, kami memang nggak ditakdirkan bersama!""Violet ...." Desi mendekatinya, menggenggam tangannya, lalu berujar, "Nenek tahu kalau bocah nakal ini sudah melaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 30

    Violet merasa hatinya masam saat membalas, "Baiklah!"Ketika melihat dua orang itu berjalan makin jauh, Loren dengan tidak puas bertanya pada neneknya, "Nenek, kenapa kamu setuju kalau Kak Violet bercerai dengan Kakak?""Bukankah kita sudah sepakat untuk menyatukan mereka kembali?"Desi menghela napas, lalu menjawab, "Violet sudah berubah. Dia sudah nggak memiliki harapan lagi pada kakakmu.""Kalau begitu, kenapa Nenek tetap setuju?" Loren tidak mengerti. "Kalau dia pergi, mungkin dia nggak akan pernah kembali lagi.""Nanti kalau dia punya pria lain, dari mana kamu akan menemukan cucu menantu yang sebaik dia?""Aku juga nggak akan pernah punya Kakak Ipar yang lebih baik darinya!""Kamu ini ...." Desi mengetuk dahi Loren sembari menjelaskan, "Kamu hanya melihat sikap Violet yang telah berubah. Tapi apa kamu nggak melihat kalau kakakmu juga sedikit berbeda?""Benarkah?" Loren tidak menyadarinya. "Bukankah dia tetap saja dingin dan nggak berperasaan? Nenek, kebetulan saja dia kakak kandun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 31

    Leon menoleh memandang Violet. Matanya yang dalam dan gelap menyiratkan sebuah kerumitan yang sulit dimengerti.Ketika Violet melihat itu, dia mengira pria itu akan mengatakan sesuatu lagi, tetapi ternyata tidak.Dia memberikan tanda tangannya dengan penuh percaya diri.Proses verifikasi dan stempel pun akhirnya selesai.Saat menerima surat cerai, Violet merasakan sebuah kelegaan.Ya, kelegaan!Pernikahannya dengan Leon terasa seperti sebuah penjara.Ini adalah penjara yang dia ciptakan sendiri. Dia mengurung dirinya sendiri selama tiga tahun penuh.Violet hanya akan membiarkan dirinya melakukan hal bodoh seperti itu sekali seumur hidupnya!Setelah keluar dari Kantor Catatan Sipil, Violet langsung menghentikan taksi.Leon yang melihat ini langsung menahan pintu mobil yang telah dibuka Violet.Violet mengira dia akan menyinggung permintaan maaf kepada Mia lagi, tetapi yang dia katakan ternyata berbeda, "Apakah kamu benar-benar nggak memberikan racun itu?"Violet mengangkat surat cerai y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 32

    Leon memijat keningnya, bersiap untuk menutup telepon.Seakan tahu apa yang akan dilakukannya, Lukas buru-buru berkata, "Aku nggak bisa melacaknya, tapi ada orang yang bisa.""Siapa?""Begini ...." Lukas mulai menyebutkan syarat, "Katakan dulu padaku, apa sebenarnya hubunganmu dengan orang bernama Sheva itu?"Makin Leon menutupinya, makin penasaran Lukas. Semalam dia sudah merasa penasaran setengah mati. Hari ini, dia harus mendapatkan jawabannya."Bagaimana kalau aku menelepon tunangan kecilmu yang sedang mencarimu, lalu memberitahunya di mana kamu berada, supaya dia nggak lagi mengkhawatirkanmu?" balas Leon."Sialan!" Lukas berkata dengan nada marah, "Leon, bersahabat denganmu adalah keputusan terburuk yang pernah aku buat dalam hidupku.""Dengan sikapmu yang nggak punya hati seperti ini, meskipun gadis bernama Violet itu menikahimu hanya demi uang, dia tetap saja sial!"Mendengarnya menyebut nama Violet, Leon merasa sedikit terganggu. "Jangan bicara omong kosong!""Oke, oke, aku tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 33

    Violet kembali ke Vila Magnolia, berpikir bahwa Sheva akan menegurnya. Siapa sangka, dia hanya berkata, "Tingkat toleransi alkoholmu sekarang jauh menurun dibandingkan tiga tahun lalu."Benar sekali!"Lihat saja lingkaran hitam di bahwa matamu itu. Bahkan panda pun harus mengaku kalah. Cepatlah beristirahat, aku akan memasakkan sup untukmu," kata Sheva.Violet tersenyum tulus sembari membalas, "Baik!"Di kamar, Violet menjatuhkan diri di atas tempat tidur, menatap langit-langit, lalu melamun sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya.Semalam memang dia tidak tidur dengan nyenyak. Jadi sepanjang perjalanan pulang, dia sempat tidur sebentar.Saat membuka ponsel, Violet melihat ada pesan dari nomor asing di akun WhatsApp yang hanya diketahui oleh beberapa orang.Dia segera membuka pesan itu. "Leon?"Bagaimana dia bisa tahu akun WhatsApp ini?Jantung Violet berdetak sedikit lebih cepat, khawatir identitas dirinya terbongkar.Namun, dia kembali menenangkan diri dengan cepat.Jika identitasnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 202

    "Kalau kamu nggak suka, kamu juga bisa panggil aku Aldi!""Nama ini ...." Violet melempar tabung pena pada Falcon. "Jelek dan menjijikkan!"Falcon tetap tidak marah. "Kamu akan suka pelan-pelan."Tanpa basa-basi, Falcon menutup pintu dan pergi.Ruangan kantor yang sudah hiruk-pikuk dari pagi akhirnya hening. Violet memijat keningnya yang sakit. "Menjengkelkan sekali!"Mengapa mereka semua begitu santai?Tidak bisa, dia harus mencari solusi untuk menghentikan dua pria itu, terutama Falcon!...Kebencian Leon terhadap Falcon tidak kalah dengan kebencian Violet.Setelah keluar dari Grup Hardi, Leon pergi mencari Lukas."Kenapa kamu tampak emosi?" Begitu masuk, Lukas melihat wajah tampan Leon yang sangat masam. "Bukannya kamu dan Mia akan segera menikah? Kenapa kamu kelihatannya sama sekali nggak senang?"Lukas juga mengetahui berita yang beredar di internet. Dia mengira berita itu dirilis oleh Leon.Jika bukan Leon sendiri, siapa yang berani merilis berita itu?Lukas mengira Leon jatuh ci

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 201

    Aksi Falcon tidak hanya membuat Leon tercengang. Violet yang menjadi salah satu aktor utama pun terkejut.Terutama bibir Falcon makin dekat.Ketika Violet hendak mengakhiri sandiwara lebih awal tanpa ragu, sebuah tinjuan kuat menyerang Falcon.Falcon segera menghindar, lalu menoleh pada Leon dengan jengkel. "Pak Leon, aku sedang menghibur pacarku. Kamu bisa pergi kalau nggak mau lihat. Kamu malah mengganggu kami. Kamu nggak merasa nggak sopan?""Adis, kuperingatkan kamu. Kalau kamu berani sentuh dia lagi, aku akan membuatmu sengsara!"Niat untuk membunuh seseorang sulit disembunyikan.Belum pernah Leon begitu ingin membunuh seseorang seperti saat ini."Aku koreksi, namaku Aldi dan Violet adalah pacarku. Pak Leon nggak merasa dirimu terlalu banyak ikut campur?"Falcon tidak takut pada ancaman Leon, bahkan terus memprovokasinya.Tidak ada gunanya semua omongan itu, maka Leon tidak basa-basi lagi. Dia sekali lagi melontarkan tinjuan ke wajah Falcon.Falcon bergegas bersembunyi di belakang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 200

    Leon mencengkeram kerah baju Falcon. "Aku nggak peduli kamu Adis atau gadungan. Jangan menantang batas toleransiku.""Batas toleransi?" Falcon tidak melawan untuk membebaskan diri, melainkan bertanya dengan heran, "Lalu, apa batas toleransi Pak Leon?"Mata hitam Leon penuh keagresifan. Dia menghardik, "Violet milikku!""Hahaha ...." Falcon tertawa. "Apa Pak Leon lupa? Kalian sudah cerai. Sekarang, Violet adalah pacarku!"Seolah-olah tidak melihat ekspresi wajah Leon yang lebih masam, Falcon menambahkan, "Dengar-dengar, kamu minta berbaikan, tapi ditolak!"Tatapan mata Falcon penuh ejekan. "Sepertinya Pak Leon kurang memahami Violet. Violet nggak akan pernah menjilat ludah sendiri.""Sejak cerai denganmu, kamu sudah tersingkirkan dari hidupnya."Falcon lebih tahu dari siapa pun betapa besar pukulan dari omongan itu terhadap Leon.Falcon mengira Leon akan lepas kendali, tetapi nyatanya tidak. Tatapan mata Leon saat melihatnya juga penuh perhitungan. Leon berkata, "Ini tipu muslihat."Fal

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 199

    Tidak hanya bangkit dari kematiannya, kaki Adis sudah kembali normal dan dia sedang berpelukan mesra dengan Violet.Jadi, Adis belum mati!Jika pria itu bukan Adis, bagaimana mungkin Violet mau dipeluk olehnya?Jadi, dari awal hingga akhir, semua itu adalah sandiwara mereka?Pemikiran itu membuat Leon marah, juga sangat sedih.Violet dapat bekerja sama dengan Adis untuk membuat tipu muslihat itu, berarti Adis memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam hati Violet!Violet dan Falcon memperhatikan ekspresi mata Leon yang kompleks.Violet bersikap cuek dan tidak menghiraukan Leon. Violet mendorong Falcon, lalu mengambil dokumen dan hendak pergi ke ruang rapat.Ada rapat penting hari ini. Falcon sudah menunda banyak waktunya.Di ambang pintu, Violet memasang ekspresi kosong saat berkata pada Leon yang berdiri di sana, "Tolong minggir!"Bagaimanapun, Violet tetap harus bersikap sopan.Itu adalah etika yang paling mendasar.Leon berdiri diam di tempatnya. "Kenapa kamu membohongiku?"Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 198

    Itulah mengapa Leon tidak pergi mencari Violet. Alhasil, Mia pergi mencari Violet ....Leon menatap Mia, tidak ada lagi rasa belas kasihan. "Kamu nggak berhak mencampuri urusan kami.""Mia, jangan kira aku nggak tahu apa perhitunganmu.""Paman, aku nggak ...." Mia berpura-pura kasihan lagi. "Aku benaran hanya pergi memberi penjelasan pada Kak Violet.""Aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelum ini, jadi kamu nggak memercayaiku lagi. Tapi kali ini, aku dengan tulus membantumu pergi memberi penjelasan pada Kak Violet."Sambil berbicara, Mia meneteskan air mata. "Aku tahu sudah nggak ada kemungkinan lagi di antara kita.""Kalau bukan karena aku pernah menyelamatkanmu tiga tahun lalu, sekalipun aku mati di dalam penjara, kamu sama sekali nggak akan peduli.""Sekarang, aku tahu betul seperti apa posisiku di dalam hatimu. Mana mungkin aku berani melakukan hal-hal yang nggak kamu senangi?""Aku juga nggak tahu ada apa dengan para wartawan itu. Kalau nggak percaya, kamu bisa selidi

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 197

    Mia mengira Violet akan marah besar setelah mendengar omongannya. Alhasil, Violet berkata dengan cuek, "Nggak heran!"Violet bertanya-tanya mengapa Leon tiba-tiba mengungkapkan cinta padanya dan bersikap cinta buta. Violet nyaris percaya, tetapi semua itu ternyata adalah pembalasan dendam.Bahkan jika Violet percaya, dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!"Violet, nggak usah pura-pura lagi. Aku tahu kamu sangat marah. Kamu begitu mencintai Leon, tapi Leon hanya ingin menjebakmu."Mia memprovokasi lagi, "Untung kamu nggak percaya. Kalau nggak, ketulusanmu akan diinjak-injak seperti tiga tahun lalu ...."Awalnya, Violet sama sekali tidak marah. Akan tetapi, Mia terlalu cerewet dan membuatnya sakit kepala. Jadi, Violet langsung menampar Mia."Kamu benar, aku memang sangat marah. Karena Leon melakukan semua itu demi kamu, aku tampar kamu untuk melampiaskan emosi!"Sambil berkata, Violet menamparnya beberapa kali lagi.Detik berikutnya, sejumlah besar wartawan datang. "Cepat lihat,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 196

    Violet tidak tahan untuk tidak meninjunya. "Mati sana!"Falcon memegang tangan Violet dengan tangannya yang hangat. "Di cuaca panas begini, jangan marah-marah terus. Nggak baik untuk kesehatan."Violet mencoba untuk menarik tangannya, tetapi genggaman Falcon makin kuat. "Lepaskan!"Falcon terus memegang tangan Violet dan berjalan ke depan, seperti tidak mendengarnya. "Ini pertama kalinya aku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun. Mulai hari ini, mohon bantu aku."Niat untuk membunuh Falcon menjadi lebih kuat!Violet menatap bagian belakang leher Falcon dengan ekspresi mata agresif, lalu meluncurkan serangan tapak ....Falcon sepertinya sudah menduga hal itu. Ketika serangan Violet hendak mengenai lehernya, Falcon tiba-tiba berbalik badan dan menarik Violet ke dalam pelukannya."Ternyata kamu nggak mau pegangan tangan, tapi mau dipeluk. Kalau begitu, kukabulkan keinginanmu."Falcon membungkukkan badan untuk menggendong Violet. Tepat saat itu, tenggorokannya ditodongi jarum perak."Viol

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 195

    "Apa?"Violet menatap Falcon dengan kaget. "Coba ulangi lagi!"Falcon mengulanginya sambil tersenyum, "Mulai hari ini, aku resmi bekerja di Grup Hardi.""Siapa yang setuju?" tanya Violet dengan suara melengking.Falcon menunjuk Violet. "Tentu saja kamu!"Violet terdiam.Seperti Leon, Falcon suka berbicara sendiri."Sebenarnya, nggak butuh persetujuan darimu. Aku bermarga Hardi," ujar Falcon dengan santai. "Sekarang, nggak ada Adis dan Pandu. Sebagai anggota Keluarga Hardi, aku harus memikul tanggung jawab yang seharusnya kupikul."Falcon beranjak dari kursi dan berjalan mengitari meja ke depan Violet. "Jangan khawatir, aku nggak akan merebut posisi CEO denganmu.""Kamu tetap menjadi CEO Grup Hardi, sedangkan aku jadi asisten pribadimu.""Aku juga bisa membantu Adis menjaga perusahaan ini dan menjagamu!"Violet langsung menunjuk ke arah pintu. "Cepat pergi!""Jangan marah. Itu hanya mantan suami, ada banyak pria yang lebih unggul, seperti aku ...." Falcon mendekatkan wajah tampannya. "A

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 194

    Leon menyeringai sinis ketika teringat akan perbuatan-perbuatannya di masa lalu. Tatapan matanya terhadap Mia lebih jijik lagi. "Pergi!"Mia buru-buru beranjak dari lantai dan berlari sempoyongan ke arah pintu. Saat membuka pintu, Mia menoleh ke belakang pada Leon. "Paman, aku nggak akan beri tahu siapa-siapa, terutama di depan Kak Violet. Aku nggak akan bilang apa-apa. Jangan khawatir."Tanpa dirinya, tentu ada orang yang akan memberi tahu Violet!Mata Mia yang tadinya penuh rasa takut langsung dihiasi kelicikan.Setelah Mia pergi, Leon pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan beberapa kali. Akan tetapi, Leon tetap merasa dirinya kotor.Teringat akan persetubuhan dengan Mia, Leon benar-benar ingin membunuh dirinya.Leon merasa telah mengkhianati Violet dan bersalah padanya!Saking emosi, Leon meninju kaca di kamar mandi. Darah terus mengalir dari luka di punggung tangan. Barulah Leon merasa lebih lega.Ketika Leon baru keluar dari kamar mandi, suasana hatinya yang baik dirusak ol

DMCA.com Protection Status