Share

Bab 226

Penulis: Jalita Haira
Sandy juga mengatakan jika kaki kanan Falcon patah!

Sedangkan kaki kanan pria di depannya sama sekali tidak patah.

Tapi siapa dia jika bukan Falcon?

Violet kembali memiliki keinginan untuk melepas topeng itu, tapi jika melepaskannya ....

Sudahlah, lupakan saja!

Jika dilihat dari situasi saat ini, pria ini sepertinya tidak memiliki permusuhan padanya. Meskipun ada, Violet juga tidak takut padanya!

Pria itu seperti tidak mendengar ucapan Violet. Dia tidak hanya tidak pergi, tapi malah menarik kursi dan duduk di atasnya. Kemudian menyerahkan sebuah dokumen pada Violet, "Lihatlah apakah kamu bisa menggunakan informasi ini?"

Violet tidak mengambil dokumen itu, "Aku sudah bilang kalau aku akan membalaskan dendamku sendiri!"

Karena orang ini bukan Falcon, maka Violet harus lebih berhati-hati padanya. Karena Violet tidak mengetahui latar belakangnya dengan jelas.

Pria itu mengetahui pikiran Violet, "Ini gratis!"

"Aku nggak perlu lihat!" Ucapan pria sama sekali tidak bisa dipercaya!

Terutama Le
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 227

    Entah siapa pria itu, tidak disangka dia bisa menemukan jika Lisa memiliki hubungan dengan kejadian ini.Hanya saja, Violet tidak memercayai hasil pemeriksaan ini.Mungkin saja pria itu yang bermasalah.Kemunculan pria ini di tengah api sudah sangat mencurigakan. Tapi saat ini pria ini malah memberikan petunjuk yang begitu penting di saat dia tidak mendapatkan petunjuk apa pun ....Jadi, Violet kembali membuang dokumen ini ke dalam tempat sampah meskipun sudah melihatnya.Selama beberapa hari, pria itu terus datang setiap malamnya.Pria itu membawakan kue atau teh susu. Seperti tukang pengantar makanan.Violet tidak pernah memakan makanan yang dibawakan pria itu, tapi pria itu tetap membawakannya setiap hari.Pria itu juga tidak pernah tinggal terlalu lama, dia akan pergi saat Violet benar-benar marah.Pada awalnya Violet tidak menyadarinya. Tapi Violet tiba-tiba menyadarinya pada suatu saat, pria itu sepertinya takut padanya!Benar, takut!Takut dia marah!Bagaimana mungkin pria itu a

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 228

    Meskipun belum ada kemajuan efektif dari pihak Violet, orang-orang yang bersembunyi di kegelapan masih agak ketakutan."Kukira kali ini aku bisa langsung membunuhnya, tapi siapa yang menyangka pria bertopeng misterius akan muncul di tengah jalan!"Di ruangan gelap, suara yang diproses secara khusus terdengar suram seperti hantu, "Identitas orang itu belum ditemukan?""Belum, orang itu sangat waspada. Setiap kali mengikutinya, dia berhasil lolos!""Heh! Nggak kusangka ada pria lain yang begitu peduli padanya selain Falcon dan Leon."Dia memang mewarisi penampilan licik ibunya. Saat itu ada banyak pria yang terpesona dengan ibunya."Setelah terdiam beberapa saat, pria itu menambahkan, "Trik kita nggak akan bertahan lama, nggak lama lagi dia akan tahu. Apalagi ada pria misterius yang sudah mengetahui tentang Lisa.""Orang itu cukup hebat juga. Entah cara apa yang dia gunakan, tapi dia menemukan Lisa dengan begitu mudah. Meskipun sekarang Violet nggak memercayainya, akan ada hari dia menge

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 229

    Jadi, Mia adalah dalang dari semua ini?Bagaimana dia bisa berhubungan dengan Lisa?Violet memutuskan untuk menyuruh Mia langsung menjawab begitu banyak pertanyaannya.Awalnya Violet ingin pergi sendiri, tetapi Sheva bersikeras untuk ikut dan Carmelia juga sama."Kali ini sesuatu nyaris terjadi padamu, jadi aku ingin bertanya pada Lisa sendiri kenapa dia mengkhianatimu?"Carmelia sangat marah, "Masih ada Mia itu juga, apa dia benar-benar mengira bisa melakukan apa pun yang dia inginkan dengan mengandalkan Keluarga Jiwono?"Sheva juga sangat marah, "Bibi benar. Nggak masalah kalau Mia terus melakukan trik kecil, tapi nggak kusangka kali ini dia benar-benar berani. Dia memang putri Hera, taktiknya pun sama."Saat itu Hera membunuh mereka dengan menggunakan api besar, kali ini Mia juga melakukan hal yang sama.Memang benar ibu dan anak sama saja!Semakin Sheva memikirkannya, dia menjadi semakin marah, "Kali ini ayo balaskan semua dendam lama dan baru kita!"...Di vila tempat Mia berada.

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 230

    Mia mencoba menenangkan diri, "Violet, aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan. Kalau kamu nggak menyukaiku, katakan saja. Nggak perlu bertele-tele.""Heh, kalau begitu, aku nggak perlu bersikap segan padamu lagi!"Violet menjambak rambut Mia dan menariknya ke arah Lisa yang berdiri dari sofa begitu melewati pintu, "Lisa, kamu sudah begitu lama bersamaku. Seharusnya kamu tahu jelas tabiatku. Kamu yakin mau tetap diam seperti dia!?"Lisa mengatupkan bibirnya dan tatapannya diliputi keraguan, "Bu, aku ...."Tiba-tiba Lisa berlutut di depan Violet, "Maaf, aku telah mengkhianatimu!""Alasan!" Violet menatap Lisa dengan marah.Dia ingin tahu alasan apa yang membuat Lisa mengkhianatinya?Lisa melirik ke arah Sheva dan Carmelia, kemudian langsung menundukkan kepalanya, "Sekitar seminggu yang lalu, Mia mendatangiku dan bilang ingin aku melakukan sesuatu untuknya. Kalau aku nggak setuju, dia akan mencari seseorang untuk membunuhku ...."Mia mengerutkan kening, "Omong kosong, aku sama sekali ngga

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 231

    Setelah Mia berteriak, suasana menjadi sunyi.Carmelia yang bereaksi dulu. Dia meraih tangan Mia dan memeriksa denyut nadinya, "Dia benar-benar hamil!"Setelah mendengar ini, Sheva langsung meraih tangan lain Mia dan ekspresinya langsung berubah, "Dia memang hamil!"Dibandingkan dengan mereka berdua, Violet jauh lebih tenang.Dia menatap Mia dengan cibiran di sudut bibirnya, "Aku penasaran apakah Leon nggak akan mengampuniku?"Kilatan dingin di mata Violet membuat Mia semakin panik, "Ma ... mau apa kamu?""Tenang saja, kamu akan segera tahu!"Setelah mengatakan itu, Violet mengeluarkan pil dari sakunya dan hendak memasukkannya ke dalam mulut Mia.Carmelia menghentikannya, "Violet, dia hamil anak Leon dan baru saja meneleponnya. Seharusnya dia sudah dalam perjalanan ke sini."Violet tidak terkesan, "Terus kenapa?""Situasi saat ini nggak menguntungkan bagi kita. Kalau sampai menyinggung Leon lagi, itu cuma akan menimbulkan lebih banyak masalah." Carmelia menasihati dengan sabar, "Bagaim

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 232

    Kebenaran saat itu memang penting baginya, tetapi itu dulu. Sekarang Violet adalah yang paling penting baginya.Sepasang mata gelapnya tiba-tiba membeku dan dia merendahkan suaranya, "Mia, kamu nggak layak untuk mengancamku!""Ini bukan ancaman, cuma kesepakatan." Mia melanjutkan, "Kamu sudah mencari pembunuh yang berkomplot melawanmu selama bertahun-tahun, apa kamu yakin nggak peduli lagi?"Saat mengatakan itu, dia berhenti sejenak sebelum menambahkan, "Saat itu bukan aku yang menyelamatkanmu. Apa kamu nggak ingin tahu siapa penyelamatmu yang sebenarnya dan kehidupan seperti apa yang dia jalani?"Bukan dia?Leon sempat curiga Mia bersekongkol dengan orang-orang itu, tetapi tidak pernah curiga kalau wanita yang menjalin hubungan dengannya adalah orang lain.Tentu saja kemungkinan besar dia berbohong, tetapi ....Sorot matanya menjadi lebih dalam dan Leon menoleh untuk melihat ke arah Violet yang hanya berjarak satu langkah dari mereka, "Violet, serahkan dia padaku, aku akan ...." Membi

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 233

    Jarum perak menembus bahu Leon. Dia menatap Violet tanpa mengubah ekspresinya, "Sudah lega?"Seharusnya sudah lega, 'kan?Harus diakui dalam beberapa aspek, Leon memang seorang pria kaku dengan kecerdasan emosional yang sangat rendah dan sama sekali tidak memahami pemikiran wanita, terutama Violet.Dia tidak tahu dalam situasi ini, ucapan khawatir sebelumnya terdengar seperti pertanyaan yang tidak memuaskan di telinga Violet.Apalagi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat berbicara.Violet menatap sepasang mata gelapnya dan terkekeh, "Sebaiknya kamu lindungi dia seumur hidupmu!"Leon, "..."Tadi Carmelia bilang dia melindungi Mia dan sekarang Violet juga sama. Apa yang telah dia lakukan sampai menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka berdua?Leon merasa dia harus mengatakan sesuatu atau kesalahpahaman akan semakin dalam. Sayangnya begitu membuka mulut dan sebelum bisa bersuara, Violet sudah berbalik dan pergi.Carmelia memelototi Leon dengan marah dan mengejar Violet.Shev

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 234

    "Karena telah menyinggung Keluarga Wijaya, perusahaan ayah bangkrut dan ibu masih di penjara. Aku ...."Dia menunjuk pada dirinya sendiri, "Aku cuma bisa melihat wajahmu dan hidup untuk sementara waktu!""Inikah yang kamu sebut baik?"Leon terlihat sinis, "Kamu bisa sampai pada hari ini karena ulahmu sendiri!"Mia paling benci mendengar kata-kata seperti ini, "Ini jelas-jelas salah Violet!""Dialah yang menghancurkan segalanya dan aku bisa sampai ada hari ini karena salahnya ...."Leon menggertakkan gigi, "Jadi kamu diam-diam mencari seseorang untuk menyerangnya?"Mia mengakui dengan terus terang, "Benar, aku menyuruh seseorang untuk membakar rumah Keluarga Hardi, tapi nggak kusangka Violet si wanita jalang itu begitu beruntung sehingga api sebesar itu nggak membakarnya sampai mati!"Leon tidak tahan lagi dan mencekik lehernya, "Mia, jangan mengira aku nggak berani membunuhmu!""Bunuhlah, ayo bunuh aku sekarang ...." Mia sama sekali tidak takut, "Leon, tahu nggak siapa yang ada di bela

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 400

    "Violet ...."Leon yang sempat pingsan perlahan sadar kembali, "Nggak ada gunanya .... Sebelum mati, Adis sudah katakan, racun ini hanya dia sendiri yang bisa sembuhkan. Setelah kematiannya, aku tidak bisa temukan orang lain yang bisa bantu aku hilangkan racun ini.""Jadi jangan repot-repot lagi. Toh, hidupku juga sudah nggak ada harapan, begini juga sudah cukup baik.""Omong kosong apa itu!" Violet paling sebal mendengar kata-kata putus asa seperti ini. "Apa maksudmu hidupmu nggak ada harapan lagi? Bagaimana dengan nenek dan adik perempuanmu, mau kamu tinggalkan begitu saja?""Aku juga nggak tega tinggalkan mereka ... dan lebih nggak tega tinggalkan kamu ...." Leon menatap Violet dengan penuh perasaan. "Violet, aku tahu hubungan kita memang benar-benar sudah nggak ada harapan. Tapi, saat memikirkan bahwa aku nggak akan pernah bisa lihat kamu lagi, aku benar-benar merasa berat untuk lepaskan kamu."Violet, dulu aku sadar perasaanku terlalu terlambat, itulah yang buat kamu menderita beg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 399

    Setelah ucapan Violet tadi, Leon segera tampak tidak bersemangat.Kalau sebelumnya dia masih menyimpan sedikit harapan, sekarang secuil harapan pun tidak ada lagi.Sikap Violet sudah sangat jelas memperlihatkan bahwa Leon tidak punya kesempatan sedikit pun.Namun, Leon tidak berniat menyerah begitu saja. Hati seorang wanita sebenarnya tidak sulit untuk dimenangkan.Seperti kata pepatah, "Ketulusan bisa membelah batu". Asalkan dia cukup tulus, membuat Violet jatuh cinta lagi bukanlah hal yang mustahil!Memikirkan hal itu, semangat Leon pun membaik kembali. Dirinya mulai sering menunjukkan perhatian di depan Violet.Salah satu caranya mendekati Violet adalah, memberinya hadiah.Tentu saja, hadiah itu tidak boleh terlalu mahal tetapi juga tidak boleh terlalu sederhana.Jadi, dia membuatkan satu hadiah untuk Violet dengan tangannya sendiri.Sebuah liontin yang diukir dari kristal dengan bentuk wajahnya, terlihat sangat indah dan rumit.Saat memberikan itu, Leon berkata, "Terima kasih sudah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 398

    Leon menggeleng, "Memang musuhku cukup banyak. Kalau soal yang jago teknologi peretasan, ada sih, tetapi nggak ada yang bisa tandingi kemampuanmu.""Bagaimanapun, bahkan aku saja nggak bisa kalahkan kamu, apalagi mereka."Violet terdiam sejenak. Kenapa kalimat itu terdengar seperti sedang menyanjung?Sudahlah, yang penting Leon baik-baik saja, dan Violet tidak memperpanjang masalah ini.Hanya saja, setelah itu Violet tidak terus-menerus mengurung diri di ruang apotek lagi.Pertama, karena dia khawatir orang itu akan datang lagi. Kedua, karena penelitian obat penawar juga sudah hampir selesai.Melihat tujuan yang diinginkan mulai tercapai, Leon diam-diam merasa puas. Meski begitu, di permukaan dia tetap berlagak tenang.Taman di Vila Magnolia sangat luas dan penuh dengan bunga-bunga kesukaan Violet.Ada juga pergola anggur di sana.Hanya saja, sekarang sedang musim dingin, jadi taman itu tidak seindah dan sehidup saat musim semi. Namun, taman tetap saja terlihat menawan.Terutama saat s

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 397

    Sebenarnya, dia kan sudah sebesar itu. Walaupun tengah malam menghilang, seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.Mungkin saja dia sedang sibuk dengan urusan tertentu.Bagaimanapun, Grup Jiwono adalah perusahaan sebesar itu, tidak mungkin semuanya diserahkan sepenuhnya pada Joshua.Namun, di sisi lain ... urusan apa yang begitu mendesak sampai tidak sempat memberi kabar sama sekali?Apalagi, saat ditelepon pun Leon tidak mengangkat.Sambil mengendarai mobil, Violet menyusuri sekitar Vila Magnolia, tetapi jejak Leon tetap tidak ditemukannya. Hati Violet pun mulai diliputi firasat buruk.Meskipun Adis sudah tiada, Leon masih punya musuh lain. Bagaimana kalau salah satu musuhnya datang untuk membalas dendam ....Namun, kemudian Violet merasa dirinya terlalu berlebihan. Musuh-musuh Leon seharusnya tidak berani mendekati wilayah kekuasaannya.Sebelum bergerak, mereka pasti akan mencari tahu siapa lawan mereka, dan mempertimbangkan apakah mereka sanggup menanggung akibatnya.Tiba-tiba,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 396

    "Kalau begitu, ganti orang lain saja!""Kamu sendiri tadi bilang, nggak ada yang lebih kenal kebiasaan hidupku selain Joshua. Tapi, kalau memang ada orang lain ... orang itu ...."Mata hitam Leon menatap Violet dengan tajam, "Tak lain dan tak bukan adalah kamu!"Violet terperanjat.Violet merasa seperti jatuh ke perangkap sendiri.Seharusnya dia tidak ikut campur, tetapi dia benar-benar khawatir dengan kesehatan Nenek ....Setelah berpikir sejenak, Violet berkata pada Leon, "Kamu bisa ikut aku kembali ke Vila Magnolia, tetapi kamu harus janji padaku, jangan lakukan hal yang nggak seharusnya dilakukan, jangan katakan hal yang nggak seharusnya dikatakan.""Begitu racunmu ditawarkan, kamu harus segera pindah, setelah itu kita nggak akan ada hubungan apa pun lagi!"Begitu racunnya terobati, hutang itu pun lunas, jadi tak perlu ada lagi kontak di antara mereka.Melihat ketegasan di mata Violet, Leon tidak menunjukkan banyak emosi. Mata hitamnya hanya sedikit meredup, lalu dia mengangguk, "B

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 395

    Violet berdiri di sana, memperhatikan selama lebih dari sepuluh menit, tetapi tidak menemukan keanehan apa pun di wajah Leon.Kalau ini adalah penyamaran, Violet pasti bisa langsung mengenalinya. Kulit di wajahnya jelas asli, jadi sama sekali tidak mungkin Adis menyamar menjadi dia.Masih belum merasa tenang, Violet menunggu sampai Leon berbalik badan, lalu memeriksa bagian belakang kepalanya dan belakang telinganya, tetapi tetap tidak menemukan bekas apa pun.Karena ini bukan hal sepele, Violet akhirnya menghipnosis Leon, tetapi hasilnya tetap sama.Jadi, sepertinya mereka memang tadi terlalu banyak berpikir.Dengan pikiran itu, Violet akhirnya merasa lega dan keluar dari kamar Leon tanpa suara.Namun, tak lama setelah kepergiannya, Leon yang tadinya memejamkan mata tiba-tiba membuka matanya. Sepasang mata hitam itu bersinar dengan kilatan tajam yang mengerikan di dalam kegelapan kamar....Keesokan paginya.Leon sudah bangun lebih awal. Saat dia membuka pintu, Violet yang hendak meng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 394

    "Bagaimana anak nakal itu?""Kak, kakakku nggak apa-apa, 'kan?"Melihat yang tua dan yang muda, keduanya penuh dengan kekhawatiran pada Leon, Violet segera tersenyum menenangkan, "Hanya masalah kecil, sudah terselesaikan. Aku di sini, apa yang kalian khawatirkan lagi?"Sambil berkata begitu, Violet memapah lengan nenek itu, "Sudah malam, tekanan darah Nenek mudah naik, cepatlah tidur.""Lalu, kamu?" Nenek itu melihat jam dinding yang menghadap ke tangga, "Sekarang sudah lewat jam dua, kalau kamu pulang pasti sudah hampir pagi, tidurlah di sini saja!"Loren ikut berbicara, "Benar, Kak, sudah lama aku nggak ketemu kamu. Aku punya banyak hal yang mau aku ceritakan. Nanti kita tidur bareng, ya?"Tatapan penuh harap Loren membuat Violet tidak bisa menolak. Lagi pula, memang sudah larut malam, jadi dirinya mengangguk setuju, "Oke!"Sebenarnya, tidak pulang juga bukan masalah. Meskipun racun dalam tubuh Leon sudah ditekan dengan akupunktur, itu hanya untuk sementara, kalau terjadi sesuatu lag

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 393

    Kalau dibilang tidak peka, tetapi dirinya tidak pernah bisa membantah keinginan Violet.Seharusnya, dalam situasi seperti ini, Leon mestinya terdiam kehabisan kata-kata. Namun nyatanya, dia justru pandai memanfaatkan kesempatan. "Aku tahu, jadi di saat-saat terakhir hidupku, aku harus ungkapkan isi hatiku. Kalau nggak, aku nggak akan punya kesempatan lagi.""..." Violet meliriknya sekilas tanpa berkata apa-apa, lalu melanjutkan akupunktur dengan pikiran terpusat.Di saat Violet tidak tahu bagaimana harus menanggapinya, sikap terbaik adalah mengabaikannya.Setelah diterapkan akupunktur pada tubuhnya sekitar dua puluh menit, kondisi Leon akhirnya membaik, wajahnya tak lagi sepucat tadi.Violet berdiri tegak di sisi ranjang, memandangnya dari atas. "Sekarang, bagaimana perasaanmu?"Leon tampak lemah seperti boneka rapuh yang bisa pecah kapan saja. Dengan suara lirih, dia menatap Violet. "Jauh lebih baik. Sebenarnya, aku nggak mau repotkan kamu. Tapi, siapa sangka, akhirnya tetap membuatmu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 392

    "Selama bertahun-tahun ini, meski banyak hal tak kudapatkan, setidaknya aku jadi mahir memasak."Violet pun tak sungkan, "Baiklah!"Melihat Felicia berjalan menjauh, Violet baru berbalik dan melangkah pergi. Dua hari berikutnya, Violet sepenuhnya berfokus pada peracikan obat penawar.Selama dua hari itu, Leon sama sekali tak meneleponnya.Ini membuat dirinya sempat berpikiran buruk.Namun setidaknya, ini membuktikan kalau racunnya belum kambuh dan Pil Embun memang berfungsi.Karena itu, Violet merasa lebih tenang.Akan tetapi, yang tak disangkanya, justru bukan Leon yang menelepon, melainkan Loren. Pada malam hari ketiga, suara cemas Loren terdengar di telepon, "Kak, cepat datang! Sesuatu terjadi pada kakakku!"Mendengar nada panik itu Loren, Violet langsung tahu ini masalah besar. Tanpa berpikir panjang, Violet segera mengemudikan mobil ke rumah lama Keluarga Jiwono.Begitu masuk, terlihat si Nenek dan Loren menunggu dengan wajah penuh kekhawatiran.Violet segera berjalan mendekat, "N

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status