"Nggak!"Sheva berkata, "Cuma ada beberapa petunjuk. Mengenai siapa orang itu, kami masih terus menyelidikinya!""..."Masih mengira dia telah menemukannya.Karena belum ketemu, apa lagi yang layak dicari di tengah malam?Setelah pemahaman dalam diam selama bertahun-tahun, sekilas saja Sheva langsung tahu apa yang wanita itu pikirkan meskipun Violet tidak mengatakan apa pun, "Meskipun kita belum mengetahui siapa pemimpin Pasukan Yeager, beberapa petunjuk sudah ditemukan di pihak Lewis!"Setelah mendengar ini, sorot mata Violet menjadi tajam, "Bagaimana?"Sheva mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah gambar, "Lihat ini!"Gambar menunjukkan nota transaksi bank."Ini rekening pribadi Lewis." Sheva menjelaskan, "Harus kukatakan Lewis memang orang tua licik dan dia telah menyembunyikan diri dengan sangat baik!""Mengenai akun ini, aku nggak menemukannya saat aku menyelidikinya sebelumnya dan baru kutemukan setelah ada pergerakan.""Belakangan ini tiba-tiba muncul kiriman uang misteriu
Meski bos selalu memperlakukannya sebagai adik, kali ini dia harus berani....Akhirnya Violet yang tidak banyak tidur sepanjang malam bisa tidur sebentar sebelum fajar, dibangunkan di pagi hari oleh gumaman para pelayan.Kemarin malam pikirannya kacau sepanjang waktu.Entah apa yang sedang terjadi dan dia juga tidak memikirkan hal-hal itu, tetapi rasanya seolah hal-hal itu sudah mengakar dalam pikiran dan tidak bisa menyingkirkannya.Sedemikian rupa sehingga Violet tidak bisa tidur meskipun ingin tidur sepanjang malam.Saat bangun, Violet merasa kesal dan keluar tanpa mencuci muka. Dia menegur para pelayan yang sedang bebersih di bawah dengan marah, "Kok cerewet sekali pagi-pagi begini!?"Setelah mendengar ini, beberapa pelayan langsung menundukkan kepala mereka satu per satu dan sekitarnya langsung menjadi hening.Sebenarnya para pelayan yang baru direkrut memiliki kualitas yang baik. Ini adalah pertama kalinya terjadi, jadi Violet agak penasaran tentang apa yang membuat mereka begit
Kecuali kamu mati, ucapan Violet kejam dan tegas!Semua orang di sana dapat melihat bahwa Violet benar-benar sudah tidak mencintai Leon.Jika masih ada rasa cinta sedikit saja, Violet tidak mungkin berbicara demikian tanpa ragu.Akan tetapi, Leon tetap tidak percaya.Leon yang jangkung dan berkaki panjang menghampiri Violet selangkah demi selangkah hingga hanya berjarak selangkah dari Violet.Mata hitam Leon menatap lurus pada Violet. "Kamu yakin?"Violet berbalik badan untuk mengambil pisau di piring buah dan melemparnya ke sisi kaki Leon. "Tanya kamu sendiri. Apa kamu bisa melakukannya?"Mata Leon menjadi suram ketika melihat pisau tajam itu. Dia memungutnya, lalu menanyai Violet lagi, "Kamu benar-benar menginginkan nyawamu?""Jangan basa-basi!" Ekspresi wajah Violet jengkel. "Kalau mau mati, cepat mati. Kalau nggak, nggak usah pura-pura!"Leon menggenggam pisau dengan lebih erat, lalu mengarahkan gagangnya pada Violet. "Kalau kamu menginginkan nyawamu, ambil sendiri!"Leon tidak per
Leon berdiri di tempatnya untuk waktu yang lama hingga kakinya kesemutan. Baru setelah itu, Leon berbalik badan dan pergi....Ada yang berbahagia, ada yang bersedih hati.Kabar bahwa Leon ditolak oleh Violet segera sampai di telinga Falcon.Suasana hatinya yang murung langsung menjadi ria. "Nggak nyangka Leon sudah tereliminasi sebelum aku mengambil aksi."Falcon mengira Violet akan berubah sikap terhadap Leon karena Leon telah menyelamatkannya. Tak disangka, Violet berpegang teguh pada omongannya!Seorang anak buah bertanya, "Kalau begitu, apa kita masih perlu melanjutkan rencana?""Lanjut, tentu saja lanjut!" Mata Falcon penuh niat membunuh. "Di dunia ini, hal yang paling labil adalah hati manusia.""Nggak cinta lagi hari ini nggak berarti nggak cinta selamanya. Jangan beri Leon kesempatan untuk bangkit kembali!"Terutama Leon adalah pria satu-satunya yang pernah Violet cintai. Falcon tidak boleh lengah sedikit pun!Apalagi Falcon juga jatuh cinta pada Violet sekarang!Falcon berbal
Cahaya matahari masuk dari celah gorden dan menyinari wajah tampan Leon yang tengah tidur pulas."Hhmm ...."Leon mengangkat lengannya untuk menghalangi cahaya.Seketika, Leon teringat akan kejadian tadi malam.Violet datang dan mengatakan dia sudah mengampuninya, lalu mereka ....Leon langsung membuka mata hitamnya dan menoleh ke samping.Kegirangan melanda hati Leon ketika melihat punggung berkulit seputih salju yang membelakanginya.Kejadian tadi malam bukan halusinasi akibat mabuk.Violet benar-benar sudah pulang, benar-benar sudah mengampuninya!Tepat ketika itu, wanita itu menoleh ke belakang dan tersenyum lembut. "Pagi, Paman!"Leon terkesiap.Leon membeku di tempatnya ketika melihat wajah Mia. "Kenapa jadi kamu?"Leon ingat bahwa itu adalah Violet. Mengapa bisa menjadi ...."Paman nggak ingat?" Mia agak sedih. "Aku telepon tadi malam, tapi kamu nggak angkat. Aku langsung datang karena takut kamu kenapa-napa.""Begitu masuk, kamu peluk aku dan tanya apa aku bersedia menyerahkan
Leon menyeringai sinis ketika teringat akan perbuatan-perbuatannya di masa lalu. Tatapan matanya terhadap Mia lebih jijik lagi. "Pergi!"Mia buru-buru beranjak dari lantai dan berlari sempoyongan ke arah pintu. Saat membuka pintu, Mia menoleh ke belakang pada Leon. "Paman, aku nggak akan beri tahu siapa-siapa, terutama di depan Kak Violet. Aku nggak akan bilang apa-apa. Jangan khawatir."Tanpa dirinya, tentu ada orang yang akan memberi tahu Violet!Mata Mia yang tadinya penuh rasa takut langsung dihiasi kelicikan.Setelah Mia pergi, Leon pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan beberapa kali. Akan tetapi, Leon tetap merasa dirinya kotor.Teringat akan persetubuhan dengan Mia, Leon benar-benar ingin membunuh dirinya.Leon merasa telah mengkhianati Violet dan bersalah padanya!Saking emosi, Leon meninju kaca di kamar mandi. Darah terus mengalir dari luka di punggung tangan. Barulah Leon merasa lebih lega.Ketika Leon baru keluar dari kamar mandi, suasana hatinya yang baik dirusak ol
"Apa?"Violet menatap Falcon dengan kaget. "Coba ulangi lagi!"Falcon mengulanginya sambil tersenyum, "Mulai hari ini, aku resmi bekerja di Grup Hardi.""Siapa yang setuju?" tanya Violet dengan suara melengking.Falcon menunjuk Violet. "Tentu saja kamu!"Violet terdiam.Seperti Leon, Falcon suka berbicara sendiri."Sebenarnya, nggak butuh persetujuan darimu. Aku bermarga Hardi," ujar Falcon dengan santai. "Sekarang, nggak ada Adis dan Pandu. Sebagai anggota Keluarga Hardi, aku harus memikul tanggung jawab yang seharusnya kupikul."Falcon beranjak dari kursi dan berjalan mengitari meja ke depan Violet. "Jangan khawatir, aku nggak akan merebut posisi CEO denganmu.""Kamu tetap menjadi CEO Grup Hardi, sedangkan aku jadi asisten pribadimu.""Aku juga bisa membantu Adis menjaga perusahaan ini dan menjagamu!"Violet langsung menunjuk ke arah pintu. "Cepat pergi!""Jangan marah. Itu hanya mantan suami, ada banyak pria yang lebih unggul, seperti aku ...." Falcon mendekatkan wajah tampannya. "A
Violet tidak tahan untuk tidak meninjunya. "Mati sana!"Falcon memegang tangan Violet dengan tangannya yang hangat. "Di cuaca panas begini, jangan marah-marah terus. Nggak baik untuk kesehatan."Violet mencoba untuk menarik tangannya, tetapi genggaman Falcon makin kuat. "Lepaskan!"Falcon terus memegang tangan Violet dan berjalan ke depan, seperti tidak mendengarnya. "Ini pertama kalinya aku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun. Mulai hari ini, mohon bantu aku."Niat untuk membunuh Falcon menjadi lebih kuat!Violet menatap bagian belakang leher Falcon dengan ekspresi mata agresif, lalu meluncurkan serangan tapak ....Falcon sepertinya sudah menduga hal itu. Ketika serangan Violet hendak mengenai lehernya, Falcon tiba-tiba berbalik badan dan menarik Violet ke dalam pelukannya."Ternyata kamu nggak mau pegangan tangan, tapi mau dipeluk. Kalau begitu, kukabulkan keinginanmu."Falcon membungkukkan badan untuk menggendong Violet. Tepat saat itu, tenggorokannya ditodongi jarum perak."Viol
Violet menyadari bahwa Carmelia hendak mengambil tindakan, jadi dia segera melangkah maju untuk memisahkan Sheva dan Bertha. Kemudian, Violet menendang tangan Carmelia yang sedang memegang racun.Kekuatannya begitu besar sehingga Carmelia terbang menjauh. Tubuhnya terhuyung beberapa langkah dan punggungnya langsung membentur dinding.Violet tidak berhenti hanya di situ. Saat masih berdiri, dia segera berjalan mendekat, mencengkeram leher Carmelia dan menekannya ke dinding. Kemudian, Violet berbalik untuk berkata kepada Sheva, Bertha dan Yessy, "Cepat kalian keluar!"Violet tidak pernah menyangka bahwa Bertha dan Sheva akan terluka karena kebenciannya.Bagaimana mungkin Sheva dan Bertha meninggalkan Violet sendirian? Mereka langsung menjawab serentak, "Bos, nggak peduli hidup atau mati, kami akan bersamamu!""Keluar!" Violet meninggikan suaranya, "Sekarang, cepat, sekarang juga!"Keduanya hendak mengatakan sesuatu, tetapi Violet tidak memberi mereka kesempatan untuk berbicara lagi. Dia
Tempat ini adalah tempat yang digunakan Carmelia untuk melarikan diri.Tidak ada sosok yang tahu lebih baik dibandingkan Carmelia, seberapa dalam obsesi Violet untuk menemukan pembunuh yang sebenarnya. Meskipun Carmelia bisa menipunya, Yessy mungkin tidak bisa ditipu selamanya.Oleh karena itu, Carmelia harus bersiap terlebih dahulu. Jika Violet mengetahui kebenarannya, dia harus memiliki alat tawar-menawar untuk menyelamatkan hidupnya.Carmelia tidak percaya bahwa Violet benar-benar tidak takut hidup dan mati demi balas dendam!Memikirkan hal ini, Carmelia menatap Violet dengan ekspresi menyeramkan di wajahnya dan berkata, "Tempat ini dipenuhi dengan bom. Hari ini, kita berdua akan mati bersama."Violet berteriak tanpa ragu, "Silakan saja!"Selama dia bisa membalaskan dendam orang tuanya, kakak laki-lakinya dan mereka yang sudah meninggal secara tidak adil, Violet tidak akan khawatir dengan kematian. Setelah membalas dendam, dia juga tidak perlu merasa khawatir lagi.Carmelia tertegun
"Carmelia, walaupun nggak ada hubungan darah, ayahku secara hukum adalah kakakmu!" Violet benar-benar tidak menyangka Carmelia akan begitu melampaui batas. Dia segera berkata, "Walaupun nggak ada ibuku, masih ada wanita lainnya.""Jangan bilang ayahku nggak menyukaimu. Walaupun dia suka, kalian juga mustahil untuk bersama!""Keluarga seperti Keluarga Ananta nggak akan pernah membiarkan hubungan nggak wajar seperti itu!""Nggak, kamu salah. Kakek dan nenekmu sama sekali nggak peduli." Carmelia menyahut dengan tegas, "Nenekmu bahkan bilang, kalau perbedaan usia antara ayahmu dan aku nggak jauh, aku bisa menjadi menantunya.""Mereka bukan orang kolot yang berpikiran sempit.""Semua ini salah ayahmu. Dia meninggalkanku dan jatuh cinta pada orang lain!""Kalian bahkan nggak pernah memulainya. Bagaimana bisa kamu bilang kalau kamu sudah ditinggalkan?" sahut Violet yang merasa bahwa Carmelia memiliki masalah mental yang besar."Walaupun kami belum pernah bersama, dia pernah bilang kalau dia a
"Ya, mereka sangat baik padaku, terutama ayahmu ...."Ketika Carmelia menyebutkan Ayah Violet, ekspresi wajahnya langsung berbeda. Bagaikan bunga yang mekar saat melihat matahari, lalu dia berkata, "Aku berusia enam tahun saat aku bergabung dengan Keluarga Ananta. Dia sepuluh tahun lebih tua dariku.""Anak laki-laki yang berusia enam belas tahun itu, tingginya sudah 1,8 meter.""Sampai sekarang, aku masih ingat adegan saat pertama kali melihatnya.""Saat itu, dia sedang nggak ada di rumah saat aku dibawa pulang oleh orang tuanya. Dia bahkan belum pulang sampai waktu makan malam.""Saat aku melihatnya, aku langsung merasa sangat canggung. Aku takut dia nggak menyukaiku. Lagi pula, siapa pun nggak akan ada yang tiba-tiba ingin punya anggota baru dalam keluarganya. Terutama ada orang yang baru diadopsi oleh orang tuanya.""Aku bahkan nggak berani menatapnya. Tapi saat itu, aku sangat terkejut. Dia nggak menolakku, justru langsung menyambutku.""Alasan dia pulang terlambat bukan karena ter
Jangankan Yessy, bahkan orang lain sekali pun akan sulit menerima pukulan seperti itu.Namun, Carmelia tampaknya sama sekali tidak menyadari kesedihan Yessy. Wanita itu bahkan menambah minyak ke dalam api sambil berkata, "Kamu benar, kalau aku nggak membutuhkanmu, untuk apa aku menghubungimu!""Sejak hari di mana aku meninggalkan panti asuhan, aku sudah berencana untuk meninggalkan segalanya! Identitas masa laluku, pengalamanku dan juga kamu!"Suara Yessy tak bisa menahan gemetar dan berkata, "Aku itu kakakmu, satu-satunya saudarimu di dunia ini.""Kakak?" Carmelia tersenyum mengejek sambil menyahut, "Mulai kecil hingga dewasa, aku nggak pernah menganggapmu sebagai Kakak. Bagiku, kamu adalah orang yang paling kubenci selain ayahnya Violet!"Saat mengucapkan bagian kedua kalimatnya, Carmelia hampir menggertakkan giginya."Kamu membenciku?" Yessy hampir tidak bisa berdiri teguh, lalu menyahut, "Kita itu kakak beradik. Aku nggak tahu apa yang sudah aku lakukan sampai membuatmu membenciku.
Ketika Carmelia melihat Violet, ekspresinya mendadak berubah. Wanita itu kemudian menatap Yessy seraya bertanya dengan nada tidak puas, "Yessy, kamu ternyata mengkhianatiku?"Yessy terdiam.Carmelia adalah adik yang selalu Yessy percaya.Ketika sesuatu terjadi, dia justru mencurigai Yessy terlebih dahulu."Carmelia, aku adalah kakak kandungmu. Apa dalam hatimu, aku orang yang nggak kamu percaya?"Carmelia yakin bahwa Yessy telah mengkhianatinya dan bertanya, "Kalau bukan kamu, bagaimana dia bisa menemukan tempat ini?"Setelah menyembunyikannya bertahun-tahun, Carmelia tidak bisa menerimanya saat Violet berhasil menemukannya.Yessy menatapnya dengan sedih dan menjawab, "Carmelia, aku benar-benar sudah salah menilaimu selama ini."Ketika orang tua mereka baru saja meninggal, dia dan Carmelia diantar ke rumah Nenek mereka yang berada di pedesaan. Kemudian, Nenek Sarita meninggalkan mereka.Awalnya, Paman mereka ingin membawa mereka pulang, tetapi Bibi mereka justru tidak mengizinkannya. O
Setelah mereka bertemu, Carmelia terus menangis dan mengeluh bahwa Violet akan segera mengetahui bahwa dialah pembunuhnya. Dia mengatakannya demi berusaha untuk mendapatkan simpati dari Yessy.Wajah Yessy makin pucat saat memikirkannya."Apa yang kamu lakukan dan cuma berdiri di sana? Bos menyuruhmu pergi, kenapa kamu nggak segera pergi?"Desakan Sheva langsung membuyarkan lamunan Yessy.Jadi, Violet tidak hanya sekadar asal bicara, tetapi dia benar-benar melepaskan Yessy?Melihat Yessy tidak sabar ingin meninggalkan Vila Magnolia, Violet segera memberi perintah pada Bertha, "Ikuti dia."Apa pun yang terjadi, Yessy tak kuasa menahan diri untuk menghubungi Carmelia.Sesuai dengan dugaan Violet, Yessy pasti akan menghubungi Carmelia segera setelah dia pergi, tetapi dia takut itu hanya jebakan. Bagaimanapun, Violet terlalu cerdik.Yessy sengaja menunda beberapa hari sebelum diam-diam menelepon Carmelia, tetapi tidak ada yang menjawab panggilannya.Dia selalu mengubah nomor beberapa kali.
"Bukan dia, tapi aku!" Emosi Yessy tiba-tiba menjadi tidak stabil, menunjuk dirinya sendiri seraya berseru berulang kali, "Violet, pembunuhnya itu aku. Kenapa kamu nggak percaya?""Kamu yang lebih tahu dariku, orangnya memang kamu atau bukan!" sahut Violet sambil tersenyum. Dia kembali berkata, "Carmelia juga sudah mengakuinya!""Dia melakukannya demi menanggung kesalahanku. Aku adalah kakaknya. Dia nggak bisa cuma melihatku mati!""Apa kamu ingat, kamu pernah bilang kalau kamu dan Carmelia nggak saling kenal?" tanya Violet dengan ekspresi licik yang menyiratkan keberhasilan.Yessy kemudian menyadari bahwa dia telah membocorkan rahasia. Dia segera menjawab, "Bukan itu yang kumaksud. Yang kumaksud adalah dia pasti sudah tahu identitasku, jadi dia datang untuk menanggung kesalahanku."Yang dimaksud dengan terlalu banyak bicara, justru akan menimbulkan banyak kesalahan ... Yessy sedang mengalaminya saat ini.Violet mendekatkan diri padanya, sorot matanya segelap malam, lalu dia berkata, "
Setelah menenangkan diri, Violet melanjutkan pencarian. Ketika sertifikat adopsi terlihat, tubuh Violet mulai gemetar tak terkendali.Dia bahkan tidak berani membukanya, karena takut melihat sesuatu yang akan membuatnya pingsan.Setelah menarik napas dalam-dalam beberapa kali, Violet perlahan meraih sertifikat adopsi tersebut.Ketika dikeluarkan dan dibuka, di sana tertulis dengan jelas bahwa Carmelia memang merupakan anak angkat. Tidak hanya terdapat sertifikat adopsi, tetapi juga surat keterangan perubahan nama.Deru napas Violet makin cepat. Carmelia baru berusia enam tahun saat baru diadopsi, jadi dia selalu tahu bahwa dia bukan anggota dari Keluarga Ananta.Carmelia bergabung dalam Keluarga Ananta saat berusia enam tahun. Apakah dia benar-benar akan menganggap anggota Keluarga Ananta sebagai kerabatnya?Violet segera pergi menemui Yessy dengan membawa berbagai dokumen.Begitu memasuki pintu, Violet melemparkan semua dokumen itu di hadapan Yessy seraya bertanya, "Apa ini orang yang