Share

Bab 166

Author: Jalita Haira
Kalimat ini langsung menurunkan kewaspadaan Violet, "Bodoh, kenapa kamu begitu baik padaku?"

"Karena kamu layak!" Loren sangat menyukai Violet, "Kak, setelah sembuh nanti aku akan membalas dendam keluargamu bersamamu!"

Violet nyaris kesulitan menahan air matanya, "Oke!"

Setelah mengakhiri panggilan, Violet berangkat ke rumah sakit.

Dia sangat ingin bertemu Loren, jadi dia mengemudi dengan sangat cepat. Akan tetapi setibanya di rumah sakit, dia tidak menyangka bahwa yang menyambutnya adalah ....

Loren yang semula dalam kondisi stabil tiba-tiba mengalami alergi terhadap obat.

Saat Violet tiba, Loren didorong ke ruang gawat darurat dan Leon tidak ada di sana.

"Apa yang terjadi?" Violet meraih lengan dokter yang merawat, "Tadi dia baik-baik saja saat berbicara dengan aku di telepon, kok bisa tiba-tiba mengalami alergi obat?"

Violet langsung curiga Falcon yang melakukannya, jadi dia bertanya, "Mana Leon?"

"Barusan Pak Leon menerima telepon dan bilang dia harus pergi sebentar karena ada urus
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 167

    Meskipun Violet tidak sebaik Falcon dalam kemampuan meretas dan hipnosis, ada satu kemampuan yang Falcon jauh lebih rendah darinya, yaitu membuat racun.Bakat adalah sesuatu yang dimiliki sejak lahir. Tidak peduli seberapa keras seseorang berusaha, tetap saja masih belum ada apa-apanya di hadapan bakat.Jangankan Falcon, kalaupun guru mereka masih hidup pun masih tidak bisa menandingi keterampilan Violet dalam membuat racun.Violet mengembangkan racun jenis baru dalam semalam dan membuat janji dengan Falcon.Falcon sangat senang dengan undangan Violet, "Dik, kita memang berjodoh. Aku hendak meneleponmu, tapi kamu meneleponku dulu.""Benarkah?" Violet berkata tanpa menyangkalnya, "Jangan berbasa-basi lagi. Kamulah yang melakukan sesuatu pada Loren, 'kan?""Kalau begitu, kamu benar-benar memfitnahku." Falcon menolak mengakuinya, "Loren sudah nggak ada gunanya bagiku dan aku nggak perlu terus membuang waktuku untuknya.""Dik, ada yang sengaja mencoba menabur perselisihan di antara kita be

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 168

    Apakah ini sesuatu yang bisa Bertha dengar?Bertha berkata sambil terbatuk, "Kalian ngobrollah, aku akan pergi memesan makanan!"Kalau tahu lebih awal, seharusnya dia keluar lebih dulu. Setelah mendengar sesuatu yang tidak seharusnya didengar, entah apakah Falcon akan membunuhnya untuk membungkamnya?Hanya ada dua orang yang tersisa di ruang pribadi dan Falcon tidak keberatan. Dia langsung berjalan ke arah Violet dan mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, "Dik, katakan, bagaimana kamu akan mengungkapkan permintaan maafmu?"Violet langsung menghindari sentuhannya, menuangkan dua gelas bir dan menyerahkan salah satunya kepada Falcon, "Guru bilang kakak paling suka minum bir persik. Bertha yang menyeduhnya sendiri. Silakan dicicipi, sesuai seleramu nggak?"Falcon melirik ke arahnya dan tersenyum, "Adik juga tahu kalau aku suka minum bir persik. Benar-benar tulus, tapi ...."Saat orang pintar berbicara dengan orang pintar, tidak perlu bicara terlalu banyak."Kak, kamu takut?" Violet

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 169

    Kalau bukan demi guru, Violet tidak akan membiarkannya hidup sampai sekarang.Melihat ujung jarum tajam hendak menembus mata kiri Falcon, pergelangan tangan Violet tiba-tiba dicengkeram ....Itu Falcon!"Kamu baik-baik saja?" Wajah Falcon sama sekali tidak terlihat seperti keracunan, jadi dia hanya berpura-pura?Bibir tipis Falcon melengkung membentuk senyuman yang menyeramkan, "Dik, kemampuanku membuat racun nggak sebaik kamu, tapi nggak seburuk yang kamu kira."Saat berbicara, sorot matanya berubah menyerupai rubah yang licik, "Dengan apa yang baru saja kamu katakan, kita sudah saling kenal selama bertahun-tahun dan meski nggak banyak berhubungan, aku masih cukup memahamimu.""Dengan sifatmu, belum lagi aku telah menyakiti Loren. Kalaupun aku nggak melakukannya, kamu juga nggak mungkin akan mentraktirku makan.""Karena sudah tahu ini adalah jebakan, apa kamu sudah memperhitungkan aku akan mengambil nyawamu!?"Saat berbicara, Violet menepis tangan pria itu dan memanfaatkan kesempatan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 170

    Sorot mata Falcon tiba-tiba menjadi tajam, "Kamu terus bilang ingin membalaskan dendam Adis, tapi sampai sekarang aku belum melihat kamu melakukan apa pun pada Leon.""Oh, nggak, sudah, cuma nggak menyakitkan. Kamu menulis surat pengacara kepada Joshua dan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja."Ejekan di matanya menjadi semakin jelas, "Kamu bilang nggak peduli lagi dengan Leon, tapi kenapa aku merasa kamu masih sangat peduli padanya?""Kalau orang lain yang mencelakai Adis, mungkin kamu sudah lama membunuh orang itu!"Violet hanya menatapnya dan tidak terburu-buru untuk membantahnya. Setelah beberapa lama, dia berkata, "Awalnya aku nggak tahu siapa yang diam-diam menghasut hubungan antara aku dan Leon. Nggak kusangka kamulah orangnya!"Mata Falcon berkilat, tetapi hanya sesaat, "Apa maksudmu?""Nggak mau mengaku?" Violet menarik kursi dan duduk sambil menyilangkan kaki, "Saat hal itu terjadi, Joshua bilang dia nggak melepaskannya. Tapi pelayan Keluarga Wijaya melihatnya dengan ma

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 171

    Tidak lama kemudian, sebuah video muncul di layar ponsel.Video itu menunjukkan pertemuan pribadi antara Leon dan Lewis.Violet ingat Leon bilang dia tidak memiliki hubungan pribadi dengan Keluarga Wijaya, tetapi dalam video tersebut keduanya jelas tidak terlihat seperti yang dia katakan.Jadi Leon berbohong pada dirinya?Violet merasa keaslian video ini harus dipertimbangkan.Bagaimanapun, Falcon bukanlah orang baik, jadi Violet langsung mengirimkan video tersebut kepada Sandy dan memintanya untuk memastikan keasliannya.Sandy lebih pintar dalam hal ini.Tidak lama, Sandy mengirimkan pesan. Dia membuktikan kalau video itu asli dan tidak ada tanda-tanda editan, jadi ....Leon benar-benar berbohong padanya.Ponsel juga berdering saat sedang memikirkannya. Sheva yang menelepon, "Bos, Lewis nggak berhubungan dengan orang yang mencurigakan belakangan ini, kecuali ...."Mendengar Sheva agak ragu, sorot mata Violet menjadi muram, "Bicaralah!""Kecuali Leon, kemarin malam Leon mengunjungi rum

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 172

    Jadi Loren perlahan menutup diri karena hal ini?"Loren, dengarkan aku. Kamu sama sekali nggak jelek. Kamu masih tetap cantik seperti dulu ....""Nggak, nggak, kamu berbohong padaku. Mereka semua bilang aku jelek. Aku sudah mendengarnya." Semakin banyak air mata mengalir dari mata Loren yang terpejam rapat, "Mereka juga bilang aku nggak akan bisa kembali seperti sebelumnya terlepas seberapa banyak uang yang kupunya."Violet menebak mungkin orang yang Loren sebutkan adalah staf medis.Karena suatu kali, dia juga mendengar diskusi mereka.Memikirkan hal ini, dia menatap Leon dengan agak kesal.Kalau saja bisa membagikan kepeduliannya terhadap Mia kepada adik sendiri, mustahil dia tidak akan menemukan apa pun sampai sekarang.Meskipun kesal, Violet tidak mengatakan apa-apa dan terus menghibur Loren melalui hipnotis.Lambat laun suasana hatinya membaik. Violet mengakhiri hipnotisnya, tetapi tidak membangunkannya.Mentalnya sedang buruk, jadi lebih baik biarkan dia tidur sebentar.Setelah m

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 173

    Leon melirik ke arah Violet, "Kalau itu adikmu, bisakah kamu merasa tenang untuk menyerahkannya kepada orang lain?""Apa maksudmu?" Sebenarnya Violet mengerti, "Merasa tenang di Vila Aster, tapi di sini nggak? Kalau nggak merasa tenang, sekarang bawa dia pergi!"Leon melakukan seperti yang disuruh. Dia berjalan ke arah Loren dan berkata, "Ikuti saya."Tadi Loren sedang melamun dan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia menatap Leon dengan bingung, "Mau ke mana?""Pulang!"Begitu mendengar bahwa kata pulang, Loren langsung melihat ke arah Violet, "Kak, bukankah kamu bilang kamu ingin aku tinggal di sini?"Sebelum Violet bisa mengatakan sesuatu, Leon langsung berkata, "Dia berubah pikiran."Violet, "..."Benar-benar ingin mengoyak mulutnya!Awalnya Violet mengira Loren tidak mau, tetapi dia hanya melirik ke arahnya dengan agak kecewa sebelum mengalihkan pandangan dan mengikuti Leon keluar dengan patuh.Meskipun tidak mengatakan apa-apa, tatapan kecewanya tadi seperti anak yang ditelanta

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 174

    Malam hari.Setelah Loren tertidur, Violet kembali ke kamarnya. Siapa sangka setelah pintu dibuka, ternyata Leon ada di sana.Begitu melihatnya, raut wajah Violet langsung berubah, "Aku nggak pernah tahu Pak Leon punya kebiasaan datang tanpa diundang."Mengabaikan wajah muram Violet, Leon bertanya, "Kondisinya begitu serius?"Melihat Leon mengkhawatirkan Loren, ekspresi Violet melembut dan dia mengatakan yang sebenarnya, "Aku jelas-jelas menghipnotisnya dua kali, tapi dinilai dari tingkat perkembangan kondisinya saat ini, itu sama sekali nggak berpengaruh.""Seolah telah menutup diri sepenuhnya dalam dunianya sendiri."Raut wajah Leon menjadi lebih serius, "Apa yang harus kulakukan?"Violet berpikir sejenak, "Kalau dia bisa menerimanya, kamu bisa berbicara dengannya. Isi percakapannya harus membuatnya merasa itu berasal dari rasa aman yang kamu berikan padanya. Mungkin dia bisa membaik sedikit."Sebenarnya alasan mengapa Loren menjadi seperti ini sepenuhnya karena kurangnya rasa aman.

Pinakabagong kabanata

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 416

    Pria itu mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ternyata seperti itu!"Dia hanya mengatakan ini dan tidak mengatakan yang lain lagi.Pria itu tidak mengatakan apa pun dan Violet juga tidak bertanya. Setelah perjalanan ini berakhir, Violet menyerahkan kartu yang lain pada pria itu, "Ini adalah 200 juta untuk uang tipmu hari ini. Terima kasih karena sudah menemani kami sepanjang hari ini!"Violet sangat murah hati sampai membuat pria itu enggan menerima pemberian darinya lagi, "Kamu sudah memberiku cukup banyak uang, aku nggak boleh menerimanya lagi."Violet meletakkan kartu ke tangan pria itu dengan paksa dan berkata, "Terimalah, kamu pantas mendapatkannya! Pada awalnya suasana hatiku sangat buruk karena nggak menemukan siapa pun. Tapi kamu sudah menemaniku sepanjang hari dan suasana hatiku sudah membaik sekarang. Besok tolong bawa kami datangi tempat lain."Pria itu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa pun. Hanya saja dia mengembalikan kartu itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 415

    Awalnya berpikir bisa melihat Leon jika pergi ke sana, tapi siapa tahu ...."Kapan kamu melihatnya?"Orang yang mengaku melihat Leon adalah seorang pemuda berusia dua puluhan, juga warga setempat.Semua penduduk setempat di sini sangat tinggi, baik pria maupun wanita.Bahkan pria jangkung seperti Lukas pun terlihat agak kurus di hadapan penduduk setempat, seperti kekurangan gizi.Menanggapi pertanyaan Violet, pemuda itu menjawab, "Maaf, aku baru saja melihat foto itu dengan saksama lagi dan menyadari bahwa aku salah.""Orang itu memang sedikit mirip dengannya, tapi bukan orang yang kamu cari!"Lukas segera mencengkeram kerah pria itu dan berkata, "Tadi kamu bilang kamu benar-benar melihatnya, tapi sekarang kamu bilang salah lihat?"Pria itu segera menepis tangan Lukas dan berkata, "Aku memang salah lihat. Apa kamu nggak pernah salah lihat orang?"Lukas mengerutkan kening lebih erat. "Aku pikir kamu nggak salah lihat, tapi ada yang melarangmu mengatakannya."Mata pria itu berkedip. "Aku

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 414

    Lukas merasa agak sulit menerimanya. "Maksudmu yang sebelumnya bukan Leon, tapi Adis?""Ya!" Suara Violet terdengar serak, "Sebelumnya Adis berpura-pura menjadi Leon, bahkan nggak tahu di mana Leon yang asli sekarang.""Aku sudah mencarinya hampir di mana-mana, tapi tetap nggak bisa menemukannya. Jadi, aku berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya dan memintamu untuk mengajukan permohonan ke organisasi untuk membantu mencarinya."Violet benar-benar putus asa, mana mungkin akan merahasiakannya dari Lukas untuk sementara waktu.Lagi pula, hanya akan membuat lebih banyak orang khawatir tentang Leon.Mungkin juga akan sampai ke telinga Nenek.Kesehatan Nenek baru saja membaik sedikit akhir-akhir ini, Violet tidak ingin sesuatu terjadi padanya lagi.Lukas sangat marah. "Pantas saja aku merasa ada salah.""Saat melihatnya di pulau itu, aku merasa bukan seperti Leon, tapi kemudian aku berpikir mungkin aku terlalu banyak berpikir, jadi aku nggak meragukannya lagi. Ternyata dia bukan Leon!""Ya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 413

    Entah metode apa pun yang digunakan Violet, pria itu selalu tidak mau mengungkapkan keberadaan Leon. Mulutnya sekeras Adis.Kalaupun Violet memberi tahu bahwa Adis sudah meninggal, pria itu tetap menolak untuk mengatakan sepatah kata pun."Tuanku sudah meninggal, tapi perintahnya masih ada. Tuanku bilang jangan sampai mengungkapkan keberadaan Leon."Pria itu penuh luka, tapi tetap tidak mau mengkhianati Adis, meski Adis sudah tidak ada lagi.Memang Adis cukup berhasil dalam melatih orang.Tidak seperti Violet ....Violet langsung memikirkan Lisa dan Sandy.Sekalipun ada alasan di balik pengkhianatannya, hal itu tetap membuktikan bahwa Violet gagal.Violet mengerutkan kening dan menatap pria itu dengan tatapan lebih dingin, "Kalaupun aku ingin membunuhmu, kamu nggak akan memberitahuku?""Nggak!" Pria itu berkata tanpa ragu, "Kalaupun kamu membunuhku, aku nggak akan memberitahumu, jadi jangan buang-buang energimu, bunuh saja aku!""Mau mati dengan mudah?" Violet hanya menyuapi pria itu d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 412

    "Mana mungkin Sandy begitu berani?"Kapan tepatnya itu terjadi?Anak itu berusia lima tahun, Sandy sudah merahasiakannya darinya selama lima tahun!Tidak, itu tidak benar!"Sandy sangat mencintaimu hingga melakukan banyak hal untukmu secara diam-diam." Violet menasihati, "Jadi jangan terobsesi dengan hal-hal yang nggak seharusnya. Hiduplah dengan baik. Sandy sudah tiada, anak itu membutuhkanmu!""Membutuhkan aku ...."Adis mengerutkan kening. "Oh, dia masih anak-anak, bisa hidup dengan siapa saja! Violet, kalau kamu benar-benar merasa kasihan padanya, bawa saja dia untuk tinggal bersamamu!""Aku ...."Sambil berkata demikian, Adis mencabut pisaunya dan menusukkan pisaunya lagi ke tubuhnya. "Violet, kalau aku nggak bisa mendapatkan cintamu, aku benar-benar nggak bisa hidup!""Setelah bertahun-tahun, aku lelah!"Setelah bertahun-tahun berusaha, pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Adis benar-benar lelah dan tidak ingin terus berjuang."Oh ...." Adis memikirkan sesuatu sebelum meningg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 411

    "Adis!"Violet mencoba menghentikannya dengan cepat, tapi sudah terlambat.Adis menatap Violet yang berlari ke arahnya. "Violet, kalau kamu nggak mau tahu keberadaan Leon, kamu mungkin nggak akan peduli dengan hidup dan matiku sama sekali, 'kan?""Bukan seperti itu!" Violet tak kuasa menahan tangisnya. "Kak Adis, sebenarnya aku nggak pernah membencimu.""Entah apa pun yang sudah kamu lakukan, kamu adalah penyelamatku.""Kalau kamu nggak menyelamatkanku dari Carmelia, aku nggak akan pernah selamat.""Setelah itu, kamu selalu menjadi orang yang melindungiku secara diam-diam.""Aku tahu semua yang sudah kamu lakukan untukku, jadi aku nggak membencimu, aku hanya nggak bisa memberimu apa yang kamu inginkan."Violet berkata demikian bukan untuk menipu Adis, melainkan dari lubuk hatinya.Dia benar-benar tidak membenci Adis.Semua hal salah yang dilakukannya adalah karena Adis terlalu mencintainya, yang membuatnya gila.Jadi Violet tidak pernah berpikir untuk membalas dendam.Kalau tidak, deng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 410

    Meskipun baru saja mengatakannya dengan tegas, Adis tetap tidak bisa tetap acuh tak acuh saat melihat Violet benar-benar akan menyerang dirinya sendiri.Adis segera membungkuk, mengambil batu kecil dari tanah dan melemparkannya ke Violet.Batu itu mengenai pergelangan tangan Violet dan pisaunya jatuh ke tanah.Mata Adis memerah saat menatap Violet. "Kalau ... kalau saja kamu nggak bertemu Leon, apa kamu akan memilihku?"Jika mereka nggak berpisah saat itu dan selalu bersama, apa Violet akan jatuh cinta padanya, bukan pada Leon?Violet tahu bahwa kebenaran itu terlalu kejam bagi Adis, terutama sekarang Violet tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi tetap tidak ingin berbohong kepadanya!"Nggak!" Violet mengatakan hal yang sama, "Kamu hanyalah Kakak bagiku! Kalaupun nggak ada Leon, akan ada orang lain. Jadi situasi saat ini antara kamu dan aku nggak ada hubungannya dengan Leon.""Haha!" Adis tertawa, tetapi air mata mengalir dari sudut matanya. "Violet, kamu terus bilang bahwa kamu m

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 409

    "Kamu lebih baik mati daripada bersamaku?"Tidak ada yang lebih menyakiti Adis selain kata-kata Violet.Adis sudah melakukan banyak hal hanya untuk bersama Violet.Bahkan sampai berpura-pura menjadi Leon, tapi pada akhirnya, tetap dengan mudah diungkap olehnya.Bukan hanya itu saja, Violet juga sangat tidak berperasaan terhadapnya!"Adis, entah kamu menggunakan identitas mana pun, jiwamu nggak akan pernah berubah. Perasaanku padamu ...."Violet menatap Adis dengan serius. "Aku juga!""Entah aku menggunakan identitas apa pun, kamu nggak akan pernah jatuh cinta padaku!" Adis merasa seolah-olah hatinya sedang dipotong olehnya dengan pisau.Awalnya berpikir bisa memenangkan cintanya dengan mengubah identitasnya menjadi Leon.Meski bukan untuknya tapi untuk Leon, yang penting bisa bersamanya.Demi mencintainya, Adis betul-betul merendahkan dirinya, tapi yang diberikannya hanyalah sikap yang kejam.Adis semakin tidak rela memikirkannya. Saat menatap Violet, tatapan matanya berangsur-angsur b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 408

    "Terserahmu saja!" Violet tidak ingin berkata terlalu banyak padanya. "Adis, aku akan memberimu waktu tiga hari lagi untuk memikirkannya. Sebaiknya kamu katakan apa yang ingin aku ketahui, kalau nggak ....""Haha, nggak perlu menunggu tiga hari. Aku sudah memberitahumu apa yang perlu kamu ketahui. Jangan lagi berkhayal. Semua yang aku katakan padamu memang benar!"Adis segera menyela perkataannya. "Adapun mayat Leon, sama saja seperti yang aku katakan padamu di awal. Mayatnya sudah jadi makanan ikan.""Kawanan ikan itu sangat besar. Aku mengoleskan obat ke mayatnya dan dalam waktu kurang dari lima menit, mayatnya sudah habis.""..."Violet mengepalkan tangannya, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi, meninggalkan Adis sendirian di ruang pengobatan.Yang tidak diketahuinya adalah bahwa Adis sangat akrab dengan ruang pengobatan ini.Karena di sinilah Adis membunuh gurunya dengan tangannya sendiri.Alasannya adalah ....Begitulah kejadian hari itu, gurunya bertemu dengannya di lu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status