Meskipun Violet tidak sebaik Falcon dalam kemampuan meretas dan hipnosis, ada satu kemampuan yang Falcon jauh lebih rendah darinya, yaitu membuat racun.Bakat adalah sesuatu yang dimiliki sejak lahir. Tidak peduli seberapa keras seseorang berusaha, tetap saja masih belum ada apa-apanya di hadapan bakat.Jangankan Falcon, kalaupun guru mereka masih hidup pun masih tidak bisa menandingi keterampilan Violet dalam membuat racun.Violet mengembangkan racun jenis baru dalam semalam dan membuat janji dengan Falcon.Falcon sangat senang dengan undangan Violet, "Dik, kita memang berjodoh. Aku hendak meneleponmu, tapi kamu meneleponku dulu.""Benarkah?" Violet berkata tanpa menyangkalnya, "Jangan berbasa-basi lagi. Kamulah yang melakukan sesuatu pada Loren, 'kan?""Kalau begitu, kamu benar-benar memfitnahku." Falcon menolak mengakuinya, "Loren sudah nggak ada gunanya bagiku dan aku nggak perlu terus membuang waktuku untuknya.""Dik, ada yang sengaja mencoba menabur perselisihan di antara kita be
Apakah ini sesuatu yang bisa Bertha dengar?Bertha berkata sambil terbatuk, "Kalian ngobrollah, aku akan pergi memesan makanan!"Kalau tahu lebih awal, seharusnya dia keluar lebih dulu. Setelah mendengar sesuatu yang tidak seharusnya didengar, entah apakah Falcon akan membunuhnya untuk membungkamnya?Hanya ada dua orang yang tersisa di ruang pribadi dan Falcon tidak keberatan. Dia langsung berjalan ke arah Violet dan mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, "Dik, katakan, bagaimana kamu akan mengungkapkan permintaan maafmu?"Violet langsung menghindari sentuhannya, menuangkan dua gelas bir dan menyerahkan salah satunya kepada Falcon, "Guru bilang kakak paling suka minum bir persik. Bertha yang menyeduhnya sendiri. Silakan dicicipi, sesuai seleramu nggak?"Falcon melirik ke arahnya dan tersenyum, "Adik juga tahu kalau aku suka minum bir persik. Benar-benar tulus, tapi ...."Saat orang pintar berbicara dengan orang pintar, tidak perlu bicara terlalu banyak."Kak, kamu takut?" Violet
Kalau bukan demi guru, Violet tidak akan membiarkannya hidup sampai sekarang.Melihat ujung jarum tajam hendak menembus mata kiri Falcon, pergelangan tangan Violet tiba-tiba dicengkeram ....Itu Falcon!"Kamu baik-baik saja?" Wajah Falcon sama sekali tidak terlihat seperti keracunan, jadi dia hanya berpura-pura?Bibir tipis Falcon melengkung membentuk senyuman yang menyeramkan, "Dik, kemampuanku membuat racun nggak sebaik kamu, tapi nggak seburuk yang kamu kira."Saat berbicara, sorot matanya berubah menyerupai rubah yang licik, "Dengan apa yang baru saja kamu katakan, kita sudah saling kenal selama bertahun-tahun dan meski nggak banyak berhubungan, aku masih cukup memahamimu.""Dengan sifatmu, belum lagi aku telah menyakiti Loren. Kalaupun aku nggak melakukannya, kamu juga nggak mungkin akan mentraktirku makan.""Karena sudah tahu ini adalah jebakan, apa kamu sudah memperhitungkan aku akan mengambil nyawamu!?"Saat berbicara, Violet menepis tangan pria itu dan memanfaatkan kesempatan
Sorot mata Falcon tiba-tiba menjadi tajam, "Kamu terus bilang ingin membalaskan dendam Adis, tapi sampai sekarang aku belum melihat kamu melakukan apa pun pada Leon.""Oh, nggak, sudah, cuma nggak menyakitkan. Kamu menulis surat pengacara kepada Joshua dan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja."Ejekan di matanya menjadi semakin jelas, "Kamu bilang nggak peduli lagi dengan Leon, tapi kenapa aku merasa kamu masih sangat peduli padanya?""Kalau orang lain yang mencelakai Adis, mungkin kamu sudah lama membunuh orang itu!"Violet hanya menatapnya dan tidak terburu-buru untuk membantahnya. Setelah beberapa lama, dia berkata, "Awalnya aku nggak tahu siapa yang diam-diam menghasut hubungan antara aku dan Leon. Nggak kusangka kamulah orangnya!"Mata Falcon berkilat, tetapi hanya sesaat, "Apa maksudmu?""Nggak mau mengaku?" Violet menarik kursi dan duduk sambil menyilangkan kaki, "Saat hal itu terjadi, Joshua bilang dia nggak melepaskannya. Tapi pelayan Keluarga Wijaya melihatnya dengan ma
Tidak lama kemudian, sebuah video muncul di layar ponsel.Video itu menunjukkan pertemuan pribadi antara Leon dan Lewis.Violet ingat Leon bilang dia tidak memiliki hubungan pribadi dengan Keluarga Wijaya, tetapi dalam video tersebut keduanya jelas tidak terlihat seperti yang dia katakan.Jadi Leon berbohong pada dirinya?Violet merasa keaslian video ini harus dipertimbangkan.Bagaimanapun, Falcon bukanlah orang baik, jadi Violet langsung mengirimkan video tersebut kepada Sandy dan memintanya untuk memastikan keasliannya.Sandy lebih pintar dalam hal ini.Tidak lama, Sandy mengirimkan pesan. Dia membuktikan kalau video itu asli dan tidak ada tanda-tanda editan, jadi ....Leon benar-benar berbohong padanya.Ponsel juga berdering saat sedang memikirkannya. Sheva yang menelepon, "Bos, Lewis nggak berhubungan dengan orang yang mencurigakan belakangan ini, kecuali ...."Mendengar Sheva agak ragu, sorot mata Violet menjadi muram, "Bicaralah!""Kecuali Leon, kemarin malam Leon mengunjungi rum
Jadi Loren perlahan menutup diri karena hal ini?"Loren, dengarkan aku. Kamu sama sekali nggak jelek. Kamu masih tetap cantik seperti dulu ....""Nggak, nggak, kamu berbohong padaku. Mereka semua bilang aku jelek. Aku sudah mendengarnya." Semakin banyak air mata mengalir dari mata Loren yang terpejam rapat, "Mereka juga bilang aku nggak akan bisa kembali seperti sebelumnya terlepas seberapa banyak uang yang kupunya."Violet menebak mungkin orang yang Loren sebutkan adalah staf medis.Karena suatu kali, dia juga mendengar diskusi mereka.Memikirkan hal ini, dia menatap Leon dengan agak kesal.Kalau saja bisa membagikan kepeduliannya terhadap Mia kepada adik sendiri, mustahil dia tidak akan menemukan apa pun sampai sekarang.Meskipun kesal, Violet tidak mengatakan apa-apa dan terus menghibur Loren melalui hipnotis.Lambat laun suasana hatinya membaik. Violet mengakhiri hipnotisnya, tetapi tidak membangunkannya.Mentalnya sedang buruk, jadi lebih baik biarkan dia tidur sebentar.Setelah m
Leon melirik ke arah Violet, "Kalau itu adikmu, bisakah kamu merasa tenang untuk menyerahkannya kepada orang lain?""Apa maksudmu?" Sebenarnya Violet mengerti, "Merasa tenang di Vila Aster, tapi di sini nggak? Kalau nggak merasa tenang, sekarang bawa dia pergi!"Leon melakukan seperti yang disuruh. Dia berjalan ke arah Loren dan berkata, "Ikuti saya."Tadi Loren sedang melamun dan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia menatap Leon dengan bingung, "Mau ke mana?""Pulang!"Begitu mendengar bahwa kata pulang, Loren langsung melihat ke arah Violet, "Kak, bukankah kamu bilang kamu ingin aku tinggal di sini?"Sebelum Violet bisa mengatakan sesuatu, Leon langsung berkata, "Dia berubah pikiran."Violet, "..."Benar-benar ingin mengoyak mulutnya!Awalnya Violet mengira Loren tidak mau, tetapi dia hanya melirik ke arahnya dengan agak kecewa sebelum mengalihkan pandangan dan mengikuti Leon keluar dengan patuh.Meskipun tidak mengatakan apa-apa, tatapan kecewanya tadi seperti anak yang ditelanta
Malam hari.Setelah Loren tertidur, Violet kembali ke kamarnya. Siapa sangka setelah pintu dibuka, ternyata Leon ada di sana.Begitu melihatnya, raut wajah Violet langsung berubah, "Aku nggak pernah tahu Pak Leon punya kebiasaan datang tanpa diundang."Mengabaikan wajah muram Violet, Leon bertanya, "Kondisinya begitu serius?"Melihat Leon mengkhawatirkan Loren, ekspresi Violet melembut dan dia mengatakan yang sebenarnya, "Aku jelas-jelas menghipnotisnya dua kali, tapi dinilai dari tingkat perkembangan kondisinya saat ini, itu sama sekali nggak berpengaruh.""Seolah telah menutup diri sepenuhnya dalam dunianya sendiri."Raut wajah Leon menjadi lebih serius, "Apa yang harus kulakukan?"Violet berpikir sejenak, "Kalau dia bisa menerimanya, kamu bisa berbicara dengannya. Isi percakapannya harus membuatnya merasa itu berasal dari rasa aman yang kamu berikan padanya. Mungkin dia bisa membaik sedikit."Sebenarnya alasan mengapa Loren menjadi seperti ini sepenuhnya karena kurangnya rasa aman.
"Kalau kamu nggak suka, kamu juga bisa panggil aku Aldi!""Nama ini ...." Violet melempar tabung pena pada Falcon. "Jelek dan menjijikkan!"Falcon tetap tidak marah. "Kamu akan suka pelan-pelan."Tanpa basa-basi, Falcon menutup pintu dan pergi.Ruangan kantor yang sudah hiruk-pikuk dari pagi akhirnya hening. Violet memijat keningnya yang sakit. "Menjengkelkan sekali!"Mengapa mereka semua begitu santai?Tidak bisa, dia harus mencari solusi untuk menghentikan dua pria itu, terutama Falcon!...Kebencian Leon terhadap Falcon tidak kalah dengan kebencian Violet.Setelah keluar dari Grup Hardi, Leon pergi mencari Lukas."Kenapa kamu tampak emosi?" Begitu masuk, Lukas melihat wajah tampan Leon yang sangat masam. "Bukannya kamu dan Mia akan segera menikah? Kenapa kamu kelihatannya sama sekali nggak senang?"Lukas juga mengetahui berita yang beredar di internet. Dia mengira berita itu dirilis oleh Leon.Jika bukan Leon sendiri, siapa yang berani merilis berita itu?Lukas mengira Leon jatuh ci
Aksi Falcon tidak hanya membuat Leon tercengang. Violet yang menjadi salah satu aktor utama pun terkejut.Terutama bibir Falcon makin dekat.Ketika Violet hendak mengakhiri sandiwara lebih awal tanpa ragu, sebuah tinjuan kuat menyerang Falcon.Falcon segera menghindar, lalu menoleh pada Leon dengan jengkel. "Pak Leon, aku sedang menghibur pacarku. Kamu bisa pergi kalau nggak mau lihat. Kamu malah mengganggu kami. Kamu nggak merasa nggak sopan?""Adis, kuperingatkan kamu. Kalau kamu berani sentuh dia lagi, aku akan membuatmu sengsara!"Niat untuk membunuh seseorang sulit disembunyikan.Belum pernah Leon begitu ingin membunuh seseorang seperti saat ini."Aku koreksi, namaku Aldi dan Violet adalah pacarku. Pak Leon nggak merasa dirimu terlalu banyak ikut campur?"Falcon tidak takut pada ancaman Leon, bahkan terus memprovokasinya.Tidak ada gunanya semua omongan itu, maka Leon tidak basa-basi lagi. Dia sekali lagi melontarkan tinjuan ke wajah Falcon.Falcon bergegas bersembunyi di belakang
Leon mencengkeram kerah baju Falcon. "Aku nggak peduli kamu Adis atau gadungan. Jangan menantang batas toleransiku.""Batas toleransi?" Falcon tidak melawan untuk membebaskan diri, melainkan bertanya dengan heran, "Lalu, apa batas toleransi Pak Leon?"Mata hitam Leon penuh keagresifan. Dia menghardik, "Violet milikku!""Hahaha ...." Falcon tertawa. "Apa Pak Leon lupa? Kalian sudah cerai. Sekarang, Violet adalah pacarku!"Seolah-olah tidak melihat ekspresi wajah Leon yang lebih masam, Falcon menambahkan, "Dengar-dengar, kamu minta berbaikan, tapi ditolak!"Tatapan mata Falcon penuh ejekan. "Sepertinya Pak Leon kurang memahami Violet. Violet nggak akan pernah menjilat ludah sendiri.""Sejak cerai denganmu, kamu sudah tersingkirkan dari hidupnya."Falcon lebih tahu dari siapa pun betapa besar pukulan dari omongan itu terhadap Leon.Falcon mengira Leon akan lepas kendali, tetapi nyatanya tidak. Tatapan mata Leon saat melihatnya juga penuh perhitungan. Leon berkata, "Ini tipu muslihat."Fal
Tidak hanya bangkit dari kematiannya, kaki Adis sudah kembali normal dan dia sedang berpelukan mesra dengan Violet.Jadi, Adis belum mati!Jika pria itu bukan Adis, bagaimana mungkin Violet mau dipeluk olehnya?Jadi, dari awal hingga akhir, semua itu adalah sandiwara mereka?Pemikiran itu membuat Leon marah, juga sangat sedih.Violet dapat bekerja sama dengan Adis untuk membuat tipu muslihat itu, berarti Adis memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam hati Violet!Violet dan Falcon memperhatikan ekspresi mata Leon yang kompleks.Violet bersikap cuek dan tidak menghiraukan Leon. Violet mendorong Falcon, lalu mengambil dokumen dan hendak pergi ke ruang rapat.Ada rapat penting hari ini. Falcon sudah menunda banyak waktunya.Di ambang pintu, Violet memasang ekspresi kosong saat berkata pada Leon yang berdiri di sana, "Tolong minggir!"Bagaimanapun, Violet tetap harus bersikap sopan.Itu adalah etika yang paling mendasar.Leon berdiri diam di tempatnya. "Kenapa kamu membohongiku?"Leo
Itulah mengapa Leon tidak pergi mencari Violet. Alhasil, Mia pergi mencari Violet ....Leon menatap Mia, tidak ada lagi rasa belas kasihan. "Kamu nggak berhak mencampuri urusan kami.""Mia, jangan kira aku nggak tahu apa perhitunganmu.""Paman, aku nggak ...." Mia berpura-pura kasihan lagi. "Aku benaran hanya pergi memberi penjelasan pada Kak Violet.""Aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelum ini, jadi kamu nggak memercayaiku lagi. Tapi kali ini, aku dengan tulus membantumu pergi memberi penjelasan pada Kak Violet."Sambil berbicara, Mia meneteskan air mata. "Aku tahu sudah nggak ada kemungkinan lagi di antara kita.""Kalau bukan karena aku pernah menyelamatkanmu tiga tahun lalu, sekalipun aku mati di dalam penjara, kamu sama sekali nggak akan peduli.""Sekarang, aku tahu betul seperti apa posisiku di dalam hatimu. Mana mungkin aku berani melakukan hal-hal yang nggak kamu senangi?""Aku juga nggak tahu ada apa dengan para wartawan itu. Kalau nggak percaya, kamu bisa selidi
Mia mengira Violet akan marah besar setelah mendengar omongannya. Alhasil, Violet berkata dengan cuek, "Nggak heran!"Violet bertanya-tanya mengapa Leon tiba-tiba mengungkapkan cinta padanya dan bersikap cinta buta. Violet nyaris percaya, tetapi semua itu ternyata adalah pembalasan dendam.Bahkan jika Violet percaya, dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!"Violet, nggak usah pura-pura lagi. Aku tahu kamu sangat marah. Kamu begitu mencintai Leon, tapi Leon hanya ingin menjebakmu."Mia memprovokasi lagi, "Untung kamu nggak percaya. Kalau nggak, ketulusanmu akan diinjak-injak seperti tiga tahun lalu ...."Awalnya, Violet sama sekali tidak marah. Akan tetapi, Mia terlalu cerewet dan membuatnya sakit kepala. Jadi, Violet langsung menampar Mia."Kamu benar, aku memang sangat marah. Karena Leon melakukan semua itu demi kamu, aku tampar kamu untuk melampiaskan emosi!"Sambil berkata, Violet menamparnya beberapa kali lagi.Detik berikutnya, sejumlah besar wartawan datang. "Cepat lihat,
Violet tidak tahan untuk tidak meninjunya. "Mati sana!"Falcon memegang tangan Violet dengan tangannya yang hangat. "Di cuaca panas begini, jangan marah-marah terus. Nggak baik untuk kesehatan."Violet mencoba untuk menarik tangannya, tetapi genggaman Falcon makin kuat. "Lepaskan!"Falcon terus memegang tangan Violet dan berjalan ke depan, seperti tidak mendengarnya. "Ini pertama kalinya aku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun. Mulai hari ini, mohon bantu aku."Niat untuk membunuh Falcon menjadi lebih kuat!Violet menatap bagian belakang leher Falcon dengan ekspresi mata agresif, lalu meluncurkan serangan tapak ....Falcon sepertinya sudah menduga hal itu. Ketika serangan Violet hendak mengenai lehernya, Falcon tiba-tiba berbalik badan dan menarik Violet ke dalam pelukannya."Ternyata kamu nggak mau pegangan tangan, tapi mau dipeluk. Kalau begitu, kukabulkan keinginanmu."Falcon membungkukkan badan untuk menggendong Violet. Tepat saat itu, tenggorokannya ditodongi jarum perak."Viol
"Apa?"Violet menatap Falcon dengan kaget. "Coba ulangi lagi!"Falcon mengulanginya sambil tersenyum, "Mulai hari ini, aku resmi bekerja di Grup Hardi.""Siapa yang setuju?" tanya Violet dengan suara melengking.Falcon menunjuk Violet. "Tentu saja kamu!"Violet terdiam.Seperti Leon, Falcon suka berbicara sendiri."Sebenarnya, nggak butuh persetujuan darimu. Aku bermarga Hardi," ujar Falcon dengan santai. "Sekarang, nggak ada Adis dan Pandu. Sebagai anggota Keluarga Hardi, aku harus memikul tanggung jawab yang seharusnya kupikul."Falcon beranjak dari kursi dan berjalan mengitari meja ke depan Violet. "Jangan khawatir, aku nggak akan merebut posisi CEO denganmu.""Kamu tetap menjadi CEO Grup Hardi, sedangkan aku jadi asisten pribadimu.""Aku juga bisa membantu Adis menjaga perusahaan ini dan menjagamu!"Violet langsung menunjuk ke arah pintu. "Cepat pergi!""Jangan marah. Itu hanya mantan suami, ada banyak pria yang lebih unggul, seperti aku ...." Falcon mendekatkan wajah tampannya. "A
Leon menyeringai sinis ketika teringat akan perbuatan-perbuatannya di masa lalu. Tatapan matanya terhadap Mia lebih jijik lagi. "Pergi!"Mia buru-buru beranjak dari lantai dan berlari sempoyongan ke arah pintu. Saat membuka pintu, Mia menoleh ke belakang pada Leon. "Paman, aku nggak akan beri tahu siapa-siapa, terutama di depan Kak Violet. Aku nggak akan bilang apa-apa. Jangan khawatir."Tanpa dirinya, tentu ada orang yang akan memberi tahu Violet!Mata Mia yang tadinya penuh rasa takut langsung dihiasi kelicikan.Setelah Mia pergi, Leon pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan beberapa kali. Akan tetapi, Leon tetap merasa dirinya kotor.Teringat akan persetubuhan dengan Mia, Leon benar-benar ingin membunuh dirinya.Leon merasa telah mengkhianati Violet dan bersalah padanya!Saking emosi, Leon meninju kaca di kamar mandi. Darah terus mengalir dari luka di punggung tangan. Barulah Leon merasa lebih lega.Ketika Leon baru keluar dari kamar mandi, suasana hatinya yang baik dirusak ol