Share

Bab 114

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 18:00:01
Setelah menyebut ini, Loren menjadi semakin marah, "Hari ini adalah hari besar kakak ipar. Kamu membawa Mia bersamamu dengan sikap yang menonjol, apa yang akan kakak ipar pikirkan?"

Loren merasa semakin marah semakin dia berbicara lebih banyak. Awalnya tadi dia ingin berbicara dengan kakaknya, tetapi Leon dan Mia begitu dekat. Mana mungkin dia masih punya muka?

Saat ingin bicara beberapa patah kata lagi, seorang pelayan tiba-tiba datang dan berkata, "Kamu Nona Loren?"

Loren buru-buru berkata, "Benar!"

Pelayan itu memberinya sebuah catatan.

Loren membuka dan melihatnya, raut wajahnya langsung berubah. Saat hendak pergi, dia ditabrak oleh seseorang yang datang dan catatan di tangannya jatuh.

Sebelum Loren bisa membungkuk, Mia sudah mengambilnya dan membaca kata-kata di atasnya di depan semua orang dengan lantang, "Loren, aku ada di ruang kerja. Cepat kemari."

Loren sangat ingin mencabik-cabik Mia, "Mia, kamu sengaja melakukan ini!?"

Mia terlihat santai, "Nggak, aku cuma membacanya sambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 115

    Pak Dimas memerintahkan para pelayan untuk terus mendobrak pintu.Saat pintu terbuka, adegan di dalam membuat semua orang terkesiap, terutama Mia yang berdiri di depan.Setelah tertegun selama beberapa detik, dia menyadari apa yang dia lakukan dan buru-buru berlari ke dalam, berniat menutup pintu dari dalam.Mana mungkin Violet akan membiarkan dia melakukan apa yang diinginkannya? Dia melangkah maju dan menekan pintu, "Nona Mia, pintunya dibuka dengan susah payah. Kenapa ditutup lagi?""Kenapa? Cuma karena ibumu ada di dalam, jadi kamu begitu pelit dan ingin menyembunyikannya untuk dirimu sendiri?""Violet!" Mia meneriakkan nama Violet dengan gigi terkatup, "Kamu yang melakukan ini?""Melakukan apa?" Violet merentangkan tangannya dengan wajah polos, "Barusan aku pergi untuk mengganti baju.""Saat ganti baju, di luar pintu ada pelayan yang berjaga."Violet mengangkat tangannya dan memanggil seorang pelayan, "Beri tahu semuanya, barusan aku pergi ganti baju nggak?"Pelayan itu buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 116

    Melihat Leon yang berdiri tanpa ekspresi, Mia melepaskan diri dari cengkeraman orang-orang itu dan berlari ke arahnya, "Paman, nggak seperti ini. Dengarkan penjelasanku, aku nggak tahu apa-apa ....""Mia, masih begitu nggak punya muka!" Loren menyela dengan marah, "Barusan ibumu bilang kalian berdua yang melakukannya bersama-sama. Sekarang malah menyalahkan segalanya pada ibumu, benar-benar putri ibu yang luar biasa!"Saat Loren dan Mia berdebat, Leon menatap Violet dengan mata berkilat.Melihat Leon menatapnya, Violet langsung menatapnya dengan terang-terangan, "Pak Leon, Nona Mia datang bersamamu. Seharusnya masalah ini nggak ada hubungannya denganmu, 'kan?"Kalau berani menyelamatkan Mia, bukan hanya dirinya yang akan hancur, tetapi seluruh Keluarga Jiwono akan terkena dampaknya dan hubungan dengan Keluarga Wijaya juga akan berubah.Violet tidak percaya Leon benar-benar bisa mengabaikan segalanya demi Mia.Semua orang juga menatap Leon, menunggu jawabannya.Mia merasa takut dan menj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 117

    Mata Violet langsung membelalak dan seketika dia menepis tangan Leon sebelum berlari ke arah Adis yang akan berguling ke bawah kolam.Dia berlari dengan sangat cepat, tetapi masih terlambat satu langkah.Adis berguling ke dalam kolam.Kalau Adis normal, Violet sama sekali tidak perlu khawatir. Akan tetapi, dia bukan orang normal.Kakinya telah lumpuh selama bertahun-tahun dan sama sekali tidak mampu berenang.Violet melompat turun tanpa ragu.Karena perbedaan tinggi badan yang jauh antara pria dan wanita, Violet menghabiskan banyak upaya untuk menyelamatkan Adis.Tanpa mengambil napas, dia langsung berlutut di lantai untuk memeriksa kondisi Adis, "Kak Adis, Kak Adis ...."Adis sama sekali tidak menjawab setelah dipanggil beberapa kali. Violet buru-buru melakukan CPR padanya.Setelah melakukannya beberapa kali, Adis memuntahkan seteguk air, tetapi matanya masih terpejam.Sambil mengerucutkan bibirnya, Violet mencubit hidung Adis dengan satu tangan, kemudian mengangkat dagunya dengan tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 118

    Mendengarkan komentar dari orang-orang di sekitar, Loren mencondongkan tubuh ke arah Leon, "Dulu kupikir masih ada kesempatan untuk mendapatkan istrimu kembali, tapi sekarang ...."Dia menepuk bahu Leon dan berkata, "Untung saja kamu nggak punya perasaan terhadap kakak ipar atau takutnya sekarang kamu akan muntah darah!"Joshua yang berada di samping menatap wajah tampan Leon yang datar, tetapi kenyataannya sama sekali tidak seperti itu dan diam-diam berpikir, 'Seharusnya darah yang nggak terlihat akan dimuntahkan seember!'Semua orang hanya fokus mendiskusikan Violet dan Adis, tidak terlalu memperhatikan Mia dan Hera.Ketika semua orang berbalik, mereka melihat entah sejak kapan sepasang ibu dan anak itu telah melarikan diri setelah melukai dua pelayan pria yang menangkap mereka dengan batu bata.Mustahil masalah ini akan dibiarkan berlalu begitu saja. Meskipun Pak Dimas tahu Leon memiliki hubungan dekat dengan Mia, dia tetap menghampirinya dan berkata, "Pak Leon, aku menerima Violet

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 119

    Kata-kata yang belum diucapkan langsung terhenti oleh tamparan Leon.Mia menutupi wajahnya dengan tidak percaya dan butuh waktu lama baginya untuk sadar, "Paman, bukankah kamu percaya ...."Sebelum Mia bisa menyelesaikan ucapannya, Leon mencekik lehernya.Tenaganya begitu sehingga Mia langsung merasakannya. Udara di dadanya bagaikan balon kempes.Rasa tercekik menyapu dirinya.Hera yang tercengang dengan tamparan Leon setelah masuk baru bereaksi dan buru-buru berlari mendekat, "Pak Leon, aku tahu kamu marah, tapi ini benar-benar nggak ada hubungannya dengan Mia!"Seolah mempertaruhkan nyawanya, dia berkata, "Aku yang melakukan semuanya dan Mia sama sekali nggak tahu. Jangan sampai aku memengaruhi hubungan kalian!"Setelah melihat Hera yang khawatir, Leon mengerahkan tenaga dalam cengkeramannya di leher Mia.Wajah Mia memerah sebelum memutih dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang seolah akan mati pada detik berikutnya."Pak Leon ...." Hera benar-benar ketakutan dan langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 120

    Sorot mata Violet menjadi muram dan dia mengubah topik lagi, "Aku akan pergi bersiap. Untuk operasi nanti, aku sudah memutuskan aku yang akan melakukannya sendiri untukmu supaya aku bisa merasa lebih tenang.""Sungguh nggak perlu." Adis berkata, "Mungkin nanti seseorang dari Keluarga Wijaya akan datang. Jangan sampai mereka berpikir terlalu banyak setelah melihat kamu melakukan operasi padaku."Apa yang Adis katakan memang masuk akal. Violet memikirkannya dan akhirnya mengurungkan niat untuk membantunya dalam operasi.Seperti yang Adis katakan, itu hanya operasi kecil yang sederhana dan seharusnya tidak ada masalah.Mana mungkin dia tidak cemas? Kakinya belum sembuh. Kalau sampai sesuatu terjadi lagi ....Tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka dan seorang perawat muda keluar, "Keluarga pasien, ini surat pemberitahuan penyakit kritis. Mohon tanda tangan!""Penyakit kritis?" Violet mengerutkan keningnya, "Itu hanya operasi penyumbatan paru-paru kecil, kok bisa sakit kritis?""Selama opera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 121

    "Aku nggak keberatan menguburkanmu bersamanya ...."Kalimat dari Violet ini seperti pengulang yang terus terngiang-ngiang di telinga Leon.Sepasang matanya berangsur-angsur memerah, "Aku seburuk itu di hatimu?"Begitu buruknya sampai akan menggunakan cara tercela seperti itu untuk menyerang orang lumpuh?"Benar!" Violet berkata tanpa ragu, "Kamu sama sekali bukan orang baik. Saat itu aku begitu buta bisa jatuh cinta padamu!"Setelah mengatakan itu, Violet langsung pergi dan meninggalkan Leon yang pikirannya dipenuhi dengan ucapannya. Saat itu aku begitu buta ....Jadi Violet berusaha keras untuk menikah dengannya karena cinta?Akan tetapi mereka belum pernah berhubungan sebelum menikah, jadi bagaimana dia bisa jatuh cinta padanya?Demi menemukan jawabannya, Leon pergi dan kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono.Dia menemukan Nenek Desi yang sedang menanam bunga di taman.Saat matahari terbenam, pikiran Leon dipenuhi dengan gambaran Violet membantu Nenek Desi merawat taman selama tiga ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 122

    Saat ini dia menerima panggilan telepon dari Carmelia.Setelah melihat ke sekeliling dan tidak melihat siapa pun di sekitar, Violet menjawab panggilan itu dan berkata dengan suara yang sangat pelan, "Bibi ....""Nak, kenapa kamu nggak memberitahuku ada masalah sebesar itu terjadi?" Carmelia berkata dengan cemas di ujung telepon, "Kalau Nyonya Bella nggak memberitahuku, apa kamu berencana menyembunyikannya dariku lagi?"Violet mencubit alisnya yang sakit dan berkata, "Aku belum sempat memberitahumu.""Haist!" Carmelia menghela napas, "Bagaimana kondisi Adis?""Masih koma.""Kok begitu parah? Leon ini keterlaluan. Meskipun dia marah padamu, nggak seharusnya dia begitu kejam pada orang lumpuh.""Bibi, apa maksudmu?""Nyonya Bella baru saja meneleponku dan memberitahuku saat kecelakaan itu terjadi, seorang pelayan melihat asisten Leon tiba-tiba melepaskan tangannya dam menyebabkan kursi roda Adis mendadak terbalik ...."Ternyata benar dialah orangnya!...Rumah Keluarga Wijaya.Begitu masu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 214

    Jika orang lain, Leon pasti sudah menentangnya, tapi dia adalah tetua Violet, Carmelia, jadi hanya bisa menekan rasa kekesalannya dan tersenyum. "Dulu aku nggak tahu hubunganmu dengan Violet, jadi nggak pernah mengunjungimu ...."Sebelum Leon selesai berbicara, Carmelia segera menghentikannya. "Kalaupun kamu tahu, kamu mungkin akan meremehkanku. Lagi pula, kamu nggak pernah menganggap Violet sebagai istrimu!"Violet terdiam.Leon baru saja dimarahi olehnya dan sekarang oleh bibinya lagi, Leon pasti merasa sangat trauma kali ini.Leon ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Carmelia langsung menarik Violet dan berkata, "Ayo pergi!"Mereka berdua langsung masuk ke mobil dan pergi tanpa menyapa Leon.Carmelia bertanya pada Violet di dalam mobil, "Kamu berencana untuk kembali?""Mana mungkin!" Raut wajah Violet penuh dengan kekesalan. "Kenapa kalian berdua bertanya seperti ini padaku?"Sheva bertanya, Bertha bertanya, Falcon juga bertanya, sekarang bahkan bibinya sendiri pun bertanya."Apa di

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 213

    Violet belum pernah melihat sikap Leon yang begitu rendah diri.Leon selalu bersikap sombong, tapi sekarang memohon maaf padanya dengan nada rendah hati!Tatapan matanya sedikit berubah dan Violet akhirnya berkata, "Nggak mungkin!"Nada saat mengucapkan kata-kata ini sangat lembut, tapi seperti batu besar yang bisa melubangi hati Leon.Luka besar itu dipenuhi angin, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.Leon berpikir bahwa selama dirinya dengan tulus melakukannya, akan ada kesempatan lain, tapi tidak menyangka Violet benar-benar bersikap dingin padanya.Violet merasakan kesedihan dari Leon lalu dengan lembut melepaskan lengannya yang memeluknya, berbalik menghadapnya dan menatap langsung ke matanya yang terlihat sangat sedih. "Leon, aku sudah berkali-kali, saat kita menerima surat cerai, hubungan kita benar-benar sudah berakhir.""Entah kamu benar-benar jatuh cinta padaku atau seperti yang dikatakan Mia, kamu hanya melakukan ini untuk membalasku, hubungan kita hanya bisa berakhir

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 212

    "Siapa yang memberitahumu?" Leon jelas sangat tulus, tapi Violet selalu berpikir bahwa pengakuan cinta Leon adalah palsu.Jadi inilah alasan kenapa Violet menolak dirinya, bukan karena benar-benar tidak mencintainya lagi?Setelah menyadari hal ini, hati Leon tiba-tiba melonjak kegirangan.Seperti sedang melihat sebuah cahaya muncul lagi.Violet sudah mencintainya bertahun-tahun, mana mungkin perasaannya bisa hilang begitu saja, ternyata karena Violet tidak mempercayainya."Mia sendiri yang memberitahuku hal ini!" Raut wajah Violet penuh dengan kekesalan.Leon mengerutkan kening saat mendengar ini. "Kamu percaya padanya dan nggak percaya padaku?"Ternyata selama ini Mia yang melakukan semua ini.Saat memikirkan Mia, aura membunuh muncul di mata Leon.Setelah mendengar pertanyaan Leon, Violet mengerutkan kening. "Kenapa? Kamu mau bilang bahwa Mia mengada-ada?""Bukankah kamu lebih tahu sifat Mia daripada aku?" Leon bertanya, "Jadi menurutmu bagaimana kata-katanya bisa dipercaya?""..." K

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 211

    Pria itu tidak menjawab pertanyaan Violet dan segera meningkatkan kecepatan mobil.Violet mencibir, "Selama beberapa hari ini aku nggak menggerakkan otot dan tulangku. Aku akan bermain-main dengan orang yang nggak takut mati ini!"Violet mengulurkan kakinya yang panjang dan hendak melompat ke kursi penumpang."Bummm!"Sekat mobil tiba-tiba diturunkan."..." Mobil ini sebenarnya ada sekatnya!Baru kemudian Violet menyadari bahwa mobil inilah yang dirinya kendarai di Vila Aster sebelumnya.Ada beberapa mobil di garasi, bahkan tidak ingat yang mana, hanya mengendarainya dengan seenaknya saja. Kunci apa yang didapatkan, Violet akan mengendarai mobil itu.Kebetulan sekali mengendarai mobil itu hari ini, jadi sopir di barisan depan diutus oleh Leon?Kalau tidak, mana mungkin bisa mengetahui dengan baik struktur mobil ini!Violet mengerutkan kening saat memikirkan Leon.Leon memang tidak bisa menyerah dan menunggu dirinya lengah, seperti saat malam itu.Pria itu tidak hanya menurunkan sekatny

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 210

    Violet merasa tidak pantas bagi Sandy untuk berkata, "Falcon licik dan berbahaya, lebih baik ganti orang saja!"Sandy berkata, "Aku akan mencobanya. Kalau nggak bisa juga nggak apa-apa, lagi pula sejalan juga!"Violet berpikir sejenak, "Oke, tapi kamu harus berhati-hati, jangan sampai dirimu terluka."Setelah melihat Violet yang mengkhawatirkannya, sesuatu yang aneh melintas di bagian terdalam mata Sandy, tapi kembali normal dalam sekejap. "Oke!"Violet awalnya memang tidak punya banyak harapan untuk Sandy, tapi tiba-tiba mengirimkan berita bahwa ketika Falcon pergi ke gunung, di tengah jalan berhasil membuatnya jatuh ke dalam perangkap, kabarnya terluka para, mungkin tidak akan mengganggunya lagi untuk sementara waktu.Berita ini tentu saja membahagiakan Violet, jadi segera pergi ke Taman Bangau malam itu lalu memanggil Sheva serta Noah untuk minum."Sandy benar-benar kejam yang nggak banyak bicara, bahkan berani melawan Falcon." Sheva benar-benar bangga pada Sandy.Bertha tertawa kec

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 209

    Kelihatannya Violet berdiri diam, tapi kenyataannya sudah membuat banyak persiapan secara diam-diam.Di satu sisi, proyek baru Grup Hardi akan segera dimulai, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Di sisi lain, Violet sangat sibuk karena harus menyelidiki pergerakan musuh.Namun, Falcon selalu muncul di hadapannya.Kali ini datang pagi-pagi sekali.Violet semakin kesal karena dirinya tidak bisa memikirkan cara untuk menghadapi Falcon!Tidak seperti Leon, orang yang tidak tahu malu.Begitu memikirkan Leon.Setelah malam itu, Leon tidak muncul lagi dalam beberapa hari terakhir.Mungkin karena tidak pernah mendapatkan hasil yang diinginkannya, jadi tidak berniat untuk terus berpura-pura.Namun, ada satu hal yang menurut Violet agak aneh.Leon tidak mengikuti petunjuk Carlo untuk terus melacaknya.Awalnya Violet mengira Leon sengaja melepaskan mereka pergi agar bisa melakukan sesuatu secara diam-diam, tapi beberapa hari berlalu tanpa ada gerakan apa pun."Hei, apa yang sedang kamu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 208

    Violet mencibir, "Ilusimu saja!"Bukan hanya satu orang saja yang berilusi seperti itu, pertama Sheva, lalu dia dan Loren ....Harus diakui Leon memang pandai berakting, jika tidak, mana mungkin bisa menipu begitu banyak orang!Carlo berkata lagi, "Bukan begitu! Sejak dikurung beberapa bulan ini oleh Leon, aku menjadi lebih paham tentangnya.""Dari cara Carlo memandangmu tadi, menurutku Carlo memang menyukaimu.""Tatapan mata seseorang memang nggak bisa bohong."Violet masih merasa tidak percaya. "Itu karena kamu belum pernah melihat orang yang pandai berakting, contohnya seperti Leon!""Benar-benar nggak ....""Oke!" Violet tidak ingin mendengarnya lagi. "Sebaiknya jangan menyebutkan Leon di depanku lagi, membuat sial saja!""..."Setelah Violet pergi bersama Carlo, Leon lama sendirian di ruang kerja.Kata-kata yang diucapkan Violet barusan terukir di benaknya, seperti pisau yang menusuk hatinya.Ternyata keinginan Violet untuk membunuhnya bukanlah pemikiran baru-baru ini, melainkan s

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 207

    Jadi, Violet-lah yang ingin membunuhnya?Kesadaran itu membuat hati Leon diserang oleh rasa sakit yang dahsyat.Leon mencurigai saingan musuh dan orang yang menjebaknya pada tiga tahun lalu. Leon mencuriga semua orang, kecuali Violet!Tidak, mungkin ini adalah sebuah kebetulan!Bagaimanapun, mereka adalah mantan suami istri. Violet seharusnya tidak akan begitu kejam terhadapnya!Leon menanyai Violet yang tetap tenang walau dipergoki, "Kamu kenal dia?"Jebakan Leon berada di luar dugaan Violet. Akan tetapi, Violet tidak merasa takut karena dipergoki, melainkan jengkel karena tidak menyadarinya.Saat di dalam tadi, Carlo menanyai Leon, "Kenapa kamu nggak tanya apa-apa hari ini?"Pertanyaan itu sudah mencerminkan beberapa hal, tetapi Violet tidak menyadari kejanggalan apa pun pada saat itu.Jika disadari lebih awal, mereka tidak akan menghadapi situasi saat ini.Violet menatap Leon dengan ekspresi mata suram. "Kenal!"Pada saat ini, tidak perlu merahasiakan apa-apa lagi.Jawaban Violet me

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 206

    Mengungkit nama Leon, Carlo merasa sangat terhina. "Bos, kamu nggak tahu bagaimana dia menyiksaku selama ini. Dia mengurungku di tempat gelap begini.""Aku nggak pernah tahu betapa kesepiannya saat sendirian. Mau mengobrol pun nggak bisa. Aku benar-benar sudah nggak tahan ...."Violet terdiam. Jelas bahwa Carlo sudah dikurung untuk waktu yang lama. Jika tidak, Carlo tidak akan basa-basi begitu bertemu dengannya.Violet menanyakan Carlo bisa ada di sana, tetapi Carlo berbicara panjang lebar dan tidak menyediakan informasi yang berguna."Kita bicarakan di luar saja." Violet menyela perkataan Carlo, lalu melepaskan rantai di tangan dan kaki Carlo.Pada saat ini, Carlo dirantai oleh Leon seperti seekor anjing.Ketika mereka hendak keluar, Violet mendengar suara langkah kaki yang terus mendekat. "Leon sudah pulang."Carlo panik seketika. "Bos, selama ini Leon ingin tahu siapa yang mengirimku untuk membunuhnya. Dia nggak akan diam saja kalau melihatmu. Cepat sembunyi!"Violet terdiam. Membun

DMCA.com Protection Status