Violet langsung melemparkan daftar itu ke wajahnya dan berkata, "Kalau nggak ada kerjaan, pergi cari Bertha!""Bisa panggil dia dengan benar nggak?""Dia sudah menunggumu selama bertahun-tahun, kenapa nggak boleh disebut?" Violet merasa kasihan pada Bertha, "Nggak ada yang akan selalu diam. Jangan menyesal kelak setelah orang itu sudah pergi."Sheva tidak ingin melanjutkan topik ini, jadi dia berdiri dan pergi, "Kalau Leon masih nggak menghubungi Keluarga Lenova, aku akan bertindak."Dia telah menunggu Leon menghubungi dokter sakti untuk menawar racun Mia, tetapi beberapa hari berlalu dan tidak ada pergerakan apa pun.Sheva berkata kalau dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.Violet mengerti Sheva ingin membalas dendam pada Keluarga Lenova, tetapi ....Violet berkata kepada Sheva yang berjalan ke pintu, "Tunggu sebentar lagi!"Setelah bekerja bersama selama bertahun-tahun, Sheva bisa mengetahui apa yang ingin diungkapkan Violet hanya dengan satu pandangan, "Kurasa seharusnya Mia suda
Leon mengutus orang untuk mengikuti Violet selama beberapa hari. Pada dasarnya kalau tidak berada di rumah Keluarga Hardi, dia pasti berada di Grup Hardi dua tempat ini.Satu-satunya hal lain adalah pergi ke rumah Keluarga Wijaya.Sekarang dia adalah cucu angkat Pak Dimas, wajar kalau dia keluar masuk Keluarga Wijaya.Melihat Leon menatap map itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Joshua bertanya dengan waspada, "Pak, apa masih perlu mengikutinya?"Leon mengangkat matanya dan menatap Joshua, "Bagaimana menurutmu?""..." Jawaban yang sulit untuk dijawab lagi.Lupakan saja, dia tidak akan bertanya.Joshua berbalik dan berjalan keluar. Sesampainya di pintu, dia nyaris menabrak sekretaris yang kebetulan mendorong pintu masuk."Pak Joshua, ini undangan yang baru saja dikirim oleh Keluarga Wijaya."Joshua mengambilnya dan berjalan kembali ke meja Leon, "Undangan dari Keluarga Wijaya."Leon mengambil dan membukanya, sepasang mata gelapnya langsung berubah.Melihat ini, Joshua berjinjit untuk
Lalu teringat tatapan dingin terhadap kakaknya ....Loren yang marah mengeluarkan ponsel untuk mengambil beberapa foto dan mengirimkannya ke Leon.Karena Loren merasa tidak nyaman, jangan harap Leon bisa merasa lebih baik. Dia tidak percaya pria itu sama sekali tidak menyesal.Leon yang sedang bergegas ke rumah Keluarga Wijaya mendengar ponselnya di samping berdering beberapa kali tanpa berniat untuk melihatnya.Biasanya saat ponsel terus berdering, sebagian besar itu adalah pesan dari Loren dan hanya omong kosong yang tidak berguna, jadi dia tidak perlu memedulikannya.Dengan begini, Leon baru melihat ponselnya setelah tiba di pintu rumah Keluarga Wijaya.Leon melihat serangkaian notifikasi gambar sebagai sampah dan langsung menggulirkan layar. Dia menyimpan ponselnya ke dalam saku, kemudian keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah Keluarga Wijaya."Paman ...."Sebelum bisa mengambil dua langkah, Leon mendengar suara Mia dari belakang, diikuti orang yang datang dan meraih lengan ka
Masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum perjamuan resmi dimulai, tetapi hampir semua tamu yang seharusnya datang sudah tiba.Selebriti dari semua kalangan berkumpul untuk berbaur dan bercengkerama. Tempat itu terlihat sangat luar biasa.Kalau harus dikatakan, Keluarga Wijaya memang cukup berkuasa.Pak Dimas telah terlibat dalam politik sejak generasi ayahnya dan menjadi lebih makmur setelah tiba giliran Lewis.Seperti kata pepatah, kekuasaan adalah segalanya. Jadi Keluarga Jiwono yang telah menjadi pusat perhatian pun masih harus menghormati Keluarga Wijaya, belum lagi yang lain.Violet berdiri di luar kerumunan dengan tangan terlipat di depan dada, tatapannya bagaikan sinar-X saat mengamati sekelompok tamu yang mengobrol dan tertawa.Ingin melihat apakah ada sesuatu yang bisa ditemukan di antara mereka."Nona ...."Seorang pelayan datang dari belakang dan Violet berbalik, "Ada apa?""Pak Dimas bilang dia ingin memberitahumu sesuatu dan memintamu pergi ke ruang kerjanya."Pelayan
Setelah menyebut ini, Loren menjadi semakin marah, "Hari ini adalah hari besar kakak ipar. Kamu membawa Mia bersamamu dengan sikap yang menonjol, apa yang akan kakak ipar pikirkan?"Loren merasa semakin marah semakin dia berbicara lebih banyak. Awalnya tadi dia ingin berbicara dengan kakaknya, tetapi Leon dan Mia begitu dekat. Mana mungkin dia masih punya muka?Saat ingin bicara beberapa patah kata lagi, seorang pelayan tiba-tiba datang dan berkata, "Kamu Nona Loren?"Loren buru-buru berkata, "Benar!"Pelayan itu memberinya sebuah catatan.Loren membuka dan melihatnya, raut wajahnya langsung berubah. Saat hendak pergi, dia ditabrak oleh seseorang yang datang dan catatan di tangannya jatuh.Sebelum Loren bisa membungkuk, Mia sudah mengambilnya dan membaca kata-kata di atasnya di depan semua orang dengan lantang, "Loren, aku ada di ruang kerja. Cepat kemari."Loren sangat ingin mencabik-cabik Mia, "Mia, kamu sengaja melakukan ini!?"Mia terlihat santai, "Nggak, aku cuma membacanya sambil
Pak Dimas memerintahkan para pelayan untuk terus mendobrak pintu.Saat pintu terbuka, adegan di dalam membuat semua orang terkesiap, terutama Mia yang berdiri di depan.Setelah tertegun selama beberapa detik, dia menyadari apa yang dia lakukan dan buru-buru berlari ke dalam, berniat menutup pintu dari dalam.Mana mungkin Violet akan membiarkan dia melakukan apa yang diinginkannya? Dia melangkah maju dan menekan pintu, "Nona Mia, pintunya dibuka dengan susah payah. Kenapa ditutup lagi?""Kenapa? Cuma karena ibumu ada di dalam, jadi kamu begitu pelit dan ingin menyembunyikannya untuk dirimu sendiri?""Violet!" Mia meneriakkan nama Violet dengan gigi terkatup, "Kamu yang melakukan ini?""Melakukan apa?" Violet merentangkan tangannya dengan wajah polos, "Barusan aku pergi untuk mengganti baju.""Saat ganti baju, di luar pintu ada pelayan yang berjaga."Violet mengangkat tangannya dan memanggil seorang pelayan, "Beri tahu semuanya, barusan aku pergi ganti baju nggak?"Pelayan itu buru-buru
Melihat Leon yang berdiri tanpa ekspresi, Mia melepaskan diri dari cengkeraman orang-orang itu dan berlari ke arahnya, "Paman, nggak seperti ini. Dengarkan penjelasanku, aku nggak tahu apa-apa ....""Mia, masih begitu nggak punya muka!" Loren menyela dengan marah, "Barusan ibumu bilang kalian berdua yang melakukannya bersama-sama. Sekarang malah menyalahkan segalanya pada ibumu, benar-benar putri ibu yang luar biasa!"Saat Loren dan Mia berdebat, Leon menatap Violet dengan mata berkilat.Melihat Leon menatapnya, Violet langsung menatapnya dengan terang-terangan, "Pak Leon, Nona Mia datang bersamamu. Seharusnya masalah ini nggak ada hubungannya denganmu, 'kan?"Kalau berani menyelamatkan Mia, bukan hanya dirinya yang akan hancur, tetapi seluruh Keluarga Jiwono akan terkena dampaknya dan hubungan dengan Keluarga Wijaya juga akan berubah.Violet tidak percaya Leon benar-benar bisa mengabaikan segalanya demi Mia.Semua orang juga menatap Leon, menunggu jawabannya.Mia merasa takut dan menj
Mata Violet langsung membelalak dan seketika dia menepis tangan Leon sebelum berlari ke arah Adis yang akan berguling ke bawah kolam.Dia berlari dengan sangat cepat, tetapi masih terlambat satu langkah.Adis berguling ke dalam kolam.Kalau Adis normal, Violet sama sekali tidak perlu khawatir. Akan tetapi, dia bukan orang normal.Kakinya telah lumpuh selama bertahun-tahun dan sama sekali tidak mampu berenang.Violet melompat turun tanpa ragu.Karena perbedaan tinggi badan yang jauh antara pria dan wanita, Violet menghabiskan banyak upaya untuk menyelamatkan Adis.Tanpa mengambil napas, dia langsung berlutut di lantai untuk memeriksa kondisi Adis, "Kak Adis, Kak Adis ...."Adis sama sekali tidak menjawab setelah dipanggil beberapa kali. Violet buru-buru melakukan CPR padanya.Setelah melakukannya beberapa kali, Adis memuntahkan seteguk air, tetapi matanya masih terpejam.Sambil mengerucutkan bibirnya, Violet mencubit hidung Adis dengan satu tangan, kemudian mengangkat dagunya dengan tan
"Carmelia, walaupun nggak ada hubungan darah, ayahku secara hukum adalah kakakmu!" Violet benar-benar tidak menyangka Carmelia akan begitu melampaui batas. Dia segera berkata, "Walaupun nggak ada ibuku, masih ada wanita lainnya.""Jangan bilang ayahku nggak menyukaimu. Walaupun dia suka, kalian juga mustahil untuk bersama!""Keluarga seperti Keluarga Ananta nggak akan pernah membiarkan hubungan nggak wajar seperti itu!""Nggak, kamu salah. Kakek dan nenekmu sama sekali nggak peduli." Carmelia menyahut dengan tegas, "Nenekmu bahkan bilang, kalau perbedaan usia antara ayahmu dan aku nggak jauh, aku bisa menjadi menantunya.""Mereka bukan orang kolot yang berpikiran sempit.""Semua ini salah ayahmu. Dia meninggalkanku dan jatuh cinta pada orang lain!""Kalian bahkan nggak pernah memulainya. Bagaimana bisa kamu bilang kalau kamu sudah ditinggalkan?" sahut Violet yang merasa bahwa Carmelia memiliki masalah mental yang besar."Walaupun kami belum pernah bersama, dia pernah bilang kalau dia a
"Ya, mereka sangat baik padaku, terutama ayahmu ...."Ketika Carmelia menyebutkan Ayah Violet, ekspresi wajahnya langsung berbeda. Bagaikan bunga yang mekar saat melihat matahari, lalu dia berkata, "Aku berusia enam tahun saat aku bergabung dengan Keluarga Ananta. Dia sepuluh tahun lebih tua dariku.""Anak laki-laki yang berusia enam belas tahun itu, tingginya sudah 1,8 meter.""Sampai sekarang, aku masih ingat adegan saat pertama kali melihatnya.""Saat itu, dia sedang nggak ada di rumah saat aku dibawa pulang oleh orang tuanya. Dia bahkan belum pulang sampai waktu makan malam.""Saat aku melihatnya, aku langsung merasa sangat canggung. Aku takut dia nggak menyukaiku. Lagi pula, siapa pun nggak akan ada yang tiba-tiba ingin punya anggota baru dalam keluarganya. Terutama ada orang yang baru diadopsi oleh orang tuanya.""Aku bahkan nggak berani menatapnya. Tapi saat itu, aku sangat terkejut. Dia nggak menolakku, justru langsung menyambutku.""Alasan dia pulang terlambat bukan karena ter
Jangankan Yessy, bahkan orang lain sekali pun akan sulit menerima pukulan seperti itu.Namun, Carmelia tampaknya sama sekali tidak menyadari kesedihan Yessy. Wanita itu bahkan menambah minyak ke dalam api sambil berkata, "Kamu benar, kalau aku nggak membutuhkanmu, untuk apa aku menghubungimu!""Sejak hari di mana aku meninggalkan panti asuhan, aku sudah berencana untuk meninggalkan segalanya! Identitas masa laluku, pengalamanku dan juga kamu!"Suara Yessy tak bisa menahan gemetar dan berkata, "Aku itu kakakmu, satu-satunya saudarimu di dunia ini.""Kakak?" Carmelia tersenyum mengejek sambil menyahut, "Mulai kecil hingga dewasa, aku nggak pernah menganggapmu sebagai Kakak. Bagiku, kamu adalah orang yang paling kubenci selain ayahnya Violet!"Saat mengucapkan bagian kedua kalimatnya, Carmelia hampir menggertakkan giginya."Kamu membenciku?" Yessy hampir tidak bisa berdiri teguh, lalu menyahut, "Kita itu kakak beradik. Aku nggak tahu apa yang sudah aku lakukan sampai membuatmu membenciku.
Ketika Carmelia melihat Violet, ekspresinya mendadak berubah. Wanita itu kemudian menatap Yessy seraya bertanya dengan nada tidak puas, "Yessy, kamu ternyata mengkhianatiku?"Yessy terdiam.Carmelia adalah adik yang selalu Yessy percaya.Ketika sesuatu terjadi, dia justru mencurigai Yessy terlebih dahulu."Carmelia, aku adalah kakak kandungmu. Apa dalam hatimu, aku orang yang nggak kamu percaya?"Carmelia yakin bahwa Yessy telah mengkhianatinya dan bertanya, "Kalau bukan kamu, bagaimana dia bisa menemukan tempat ini?"Setelah menyembunyikannya bertahun-tahun, Carmelia tidak bisa menerimanya saat Violet berhasil menemukannya.Yessy menatapnya dengan sedih dan menjawab, "Carmelia, aku benar-benar sudah salah menilaimu selama ini."Ketika orang tua mereka baru saja meninggal, dia dan Carmelia diantar ke rumah Nenek mereka yang berada di pedesaan. Kemudian, Nenek Sarita meninggalkan mereka.Awalnya, Paman mereka ingin membawa mereka pulang, tetapi Bibi mereka justru tidak mengizinkannya. O
Setelah mereka bertemu, Carmelia terus menangis dan mengeluh bahwa Violet akan segera mengetahui bahwa dialah pembunuhnya. Dia mengatakannya demi berusaha untuk mendapatkan simpati dari Yessy.Wajah Yessy makin pucat saat memikirkannya."Apa yang kamu lakukan dan cuma berdiri di sana? Bos menyuruhmu pergi, kenapa kamu nggak segera pergi?"Desakan Sheva langsung membuyarkan lamunan Yessy.Jadi, Violet tidak hanya sekadar asal bicara, tetapi dia benar-benar melepaskan Yessy?Melihat Yessy tidak sabar ingin meninggalkan Vila Magnolia, Violet segera memberi perintah pada Bertha, "Ikuti dia."Apa pun yang terjadi, Yessy tak kuasa menahan diri untuk menghubungi Carmelia.Sesuai dengan dugaan Violet, Yessy pasti akan menghubungi Carmelia segera setelah dia pergi, tetapi dia takut itu hanya jebakan. Bagaimanapun, Violet terlalu cerdik.Yessy sengaja menunda beberapa hari sebelum diam-diam menelepon Carmelia, tetapi tidak ada yang menjawab panggilannya.Dia selalu mengubah nomor beberapa kali.
"Bukan dia, tapi aku!" Emosi Yessy tiba-tiba menjadi tidak stabil, menunjuk dirinya sendiri seraya berseru berulang kali, "Violet, pembunuhnya itu aku. Kenapa kamu nggak percaya?""Kamu yang lebih tahu dariku, orangnya memang kamu atau bukan!" sahut Violet sambil tersenyum. Dia kembali berkata, "Carmelia juga sudah mengakuinya!""Dia melakukannya demi menanggung kesalahanku. Aku adalah kakaknya. Dia nggak bisa cuma melihatku mati!""Apa kamu ingat, kamu pernah bilang kalau kamu dan Carmelia nggak saling kenal?" tanya Violet dengan ekspresi licik yang menyiratkan keberhasilan.Yessy kemudian menyadari bahwa dia telah membocorkan rahasia. Dia segera menjawab, "Bukan itu yang kumaksud. Yang kumaksud adalah dia pasti sudah tahu identitasku, jadi dia datang untuk menanggung kesalahanku."Yang dimaksud dengan terlalu banyak bicara, justru akan menimbulkan banyak kesalahan ... Yessy sedang mengalaminya saat ini.Violet mendekatkan diri padanya, sorot matanya segelap malam, lalu dia berkata, "
Setelah menenangkan diri, Violet melanjutkan pencarian. Ketika sertifikat adopsi terlihat, tubuh Violet mulai gemetar tak terkendali.Dia bahkan tidak berani membukanya, karena takut melihat sesuatu yang akan membuatnya pingsan.Setelah menarik napas dalam-dalam beberapa kali, Violet perlahan meraih sertifikat adopsi tersebut.Ketika dikeluarkan dan dibuka, di sana tertulis dengan jelas bahwa Carmelia memang merupakan anak angkat. Tidak hanya terdapat sertifikat adopsi, tetapi juga surat keterangan perubahan nama.Deru napas Violet makin cepat. Carmelia baru berusia enam tahun saat baru diadopsi, jadi dia selalu tahu bahwa dia bukan anggota dari Keluarga Ananta.Carmelia bergabung dalam Keluarga Ananta saat berusia enam tahun. Apakah dia benar-benar akan menganggap anggota Keluarga Ananta sebagai kerabatnya?Violet segera pergi menemui Yessy dengan membawa berbagai dokumen.Begitu memasuki pintu, Violet melemparkan semua dokumen itu di hadapan Yessy seraya bertanya, "Apa ini orang yang
Violet tidak pernah menyangka kalau adik Yessy adalah Bibi Carmelia!Saat Violet makin melihatnya, jantungnya berdetak makin kencang.Jawabannya sepertinya akan segera keluar, tetapi Violet langsung menyangkalnya dan berkata, "Nggak mungkin, informasi ini mungkin salah!"Untuk memastikan keaslian informasi tersebut, Violet segera menelepon Leon.Leon tampaknya sudah menduga bahwa Violet akan menelepon untuk memastikan informasi. Panggilan teleponnya segera tersambung hanya setelah satu dering.Suara magnetis itu langsung masuk ke telinga Violet, "Kamu sudah melihatnya?"Violet mengerutkan kening dan bertanya, "Leon, dari mana kamu mendapatkan informasi ini?""Walaupun aku nggak bisa memberitahumu dari mana asalnya, aku bisa menjamin keaslian informasinya." Leon terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan, "Sebenarnya, sejak awal aku sudah merasa kalau semuanya sangat aneh. Sepertinya Yessy sengaja mengungkapkan identitasnya. Kalau Uranus sengaja bersembunyi, dia nggak akan mungkin mudah
Jika Violet ingin mengorek yang sebenarnya dari Yessy, metode yang paling berguna adalah hipnotis.Violet sebenarnya sudah mencobanya, tetapi sama sekali tidak mempan.Dengan kata lain, Violet tetap kesulitan mengetahui siapa dalang yang sebenarnya.Di saat Violet sedang kebingungan, Leon pun hadir sambil berkata, "Coba lihat ini!"Leon menyerahkan sebuah folder kepada Violet.Violet tidak mengambil folder itu. "Biarkan aku sendiri yang menyelesaikan urusanku, aku nggak butuh bantuan Pak Leon!"Violet tahu maksud Leon baik, tetapi dia tidak ingin berutang budi pada Leon supaya pria itu tidak punya alasan untuk mengusik hidupnya.Jadi, Violet ingin memutuskan semua kemungkinan Leon bisa bersama dengannya!Tentu saja Leon tahu apa yang Violet pikirkan. "Kutaruh di sini saja, ini isinya beberapa informasi soal Yessy. Terserah kamu mau membacanya atau nggak!"Setelah meletakkan folder itu, Leon pun berjalan pergi.Selama ini dia tidak muncul karena dia tahu ada banyak hal yang Violet alami