Setelah pergi dari kantor Cintia, Starvy menelepon Jacob, kemudian menyetir ke rumah sakit tempat Samuel dirawat. Dia sudah lama menunggu hari ini. Dia selalu tidak mendapat kesempatan untuk mendekati Samuel, karena takut sikapnya yang tiba-tiba akan membuat Samuel tidak menyukainya. Kali ini, dia mengambil kesempatan dalam kesempitan di kala Samuel sedang sakit agar mempunyai alasan untuk bertemu.Cara dia menaklukkan pria itu memang sudah terasah.Dia mengetuk pintu, lalu masuk."Halo, Tuan Samuel!" sapa Starvy sambil memegang buket bunga lili dan tersenyum lebar.Bahkan ketika berbaring saja, pria ini tetap terlihat sangat tampan!Tatapan Samuel terlihat sangat dingin.Starvy memperkenalkan dirinya, dia berkata, "Aku Starvy, adik kandungnya Cintia.""Satu ayah, tapi beda ibu," tambah Samuel.Starvy merasa sedikit canggung. Lalu, dia dengan cepat menenangkan dirinya dengan berkata, "Begini, hari ini kakakku cukup sibuk. Jadi, dia secara khusus memintaku untuk datang menjenguk Tuan S
Starvy langsung membeku di tempat."Maaf, ya." Seketika tampang Starvy langsung berubah menyedihkan. Dengan matanya yang berkaca-kaca, dia berkata, "Aku tidak tahu kamu alergi dengan bunga lili, lain kali aku pasti akan lebih memperhatikan hal ini."Kata demi kata Samuel ucapkan, nada bicaranya juga terdengar sinis. Dia berkata, "Aku tidak alergi dengan bunga lili, aku alergi padamu. Lain kali jangan pernah muncul di hadapanku lagi."Wajah Starvy tiba-tiba menjadi pucat.Dia tidak memercayai apa yang barusan didengarnya?!Dari kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dipermalukan oleh seorang pria hingga seperti ini.Pria mana pun pasti akan menyukai wanita lembut dan pemalu seperti dirinya ini ….Semua ini pasti karena Cintia!Pasti karena Cintia ada di sini, makanya Samuel sengaja berkata seperti itu.Dia berusaha keras untuk menahan batinnya yang hancur. Dengan matanya yang merah, dia mengambil buket lili itu, kemudian berlari meninggalkan ruangan.Cintia menatap punggung Starvy.Har
Cintia masih tinggal di ruang Samuel.Masih ada masalah pekerjaan yang harus diselesaikan, Cintia lantas menyalakan komputer untuk mengurus pekerjaan sembari menemani Samuel.Terkadang saat benar-benar fokus menangani pekerjaan, Cintia juga tidak begitu mendengar apa yang Samuel katakan.Melihat kondisinya, Samuel biasanya tidak akan mengganggu Cintia.Sampai sedemikian pula sikapnya.Samuel mengambil apel di samping dan mulai mengupasnya.Saat Marcel secara tidak sengaja melewati pintu ruangan, dia pun melihat pemandangan yang ada di hadapannya dan terkejut dengan mulut ternganga!Sebenarnya siapa yang sakit di sini?!Marcel juga tidak tahu Bos bisa begitu baik hati, sopan, dan bermoral!Marcel meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa.Dia tidak berani mengganggu mereka bahkan setengah menit pun.Cintia terus menerus menyetujui beberapa dokumen permintaan perusahaan. Tanpa disadarinya, tiba-tiba terlihat sepiring apel yang telah dikupas di sebelah komputernya. Apel itu telah terpo
“Jangan coba katakan kalau itu bukan apa-apa." Belum sempat Cintia menjawabnya, Samuel melanjutkan omongannya dengan nada yang tegas, “Aku punya hati, aku bisa merasakannya.”Maksudnya, jangan coba menipu Samuel.Cintia menatap Samuel dan terdiam untuk waktu yang cukup lama.Cintia lantas menjawab, "Aku pikir kamu tahu?”“Aku tidak tahu." Samuel tidak ingin berputar-putar.“Aku tidak lagi percaya akan cinta, aku pernah bilang dengan Tuan Samuel, aku juga menolak untuk mengejar cintamu." Cintia menurunkan pandangannya, tidak berani menatap Samuel langsung.Dia tidak ingin mengakui ataupun mengatakan ini ada hubungannya dengan Lily.Tidak terpikirkan pula oleh Cintia bahwa saat ini hanya ada mereka berdua, ada pun pihak ketiga tidak akan menjadi suatu masalah.“Maksud Nona Cintia, karena perasaanmu telah goyah untuk mengejarku, makanya kamu sengaja membuat jarak lagi di antara kita?" Samuel memastikan kembali.Cintia ragu sekejap, tetapi segera mengiyakannya.Siapa yang bilang bukan kare
Starvy langsung menoleh pada Cintia, pikiran wanita ini benar-benar tidak bisa ditebak.Dia mengira Cintia memanggilnya untuk membahas perihal dirinya yang pergi menemui Samuel kemarin. Starvy tidak percaya kalau Cintia tidak dapat membaca pikiran, dia bahkan tidak menyembunyikan ataupun mengakuinya.Namun lagi, Cintia memang tidak pernah mengungkitnya dan Cintia juga tidak mungkin merasa keberatan.Cintia tahu dengan sangat jelas kalau semua laki-laki akan berputar di sekitar Starvy. Memang sudah seperti itu sedari kecil.Sekarang Cintia ternyata membahas hal pekerjaan dengannya langsung, terutama setelah Cintia telah bersusah payah mengeluarkan Haris dan Gilang. Bukankah Cintia ingin bertanggung jawab atas produksi dan memastikan kemajuan produksi sendiri?! Cintia juga tahu kalau kedua orang itu adalah orang ayahnya dan tidak bisa benar-benar bekerja untuknya.Namun apa, Cintia justru menyerahkan tugas ini kepada Starvy, bukankah seperti ini justru telah membantu ayahnya pula. Kalau
Setelah begitu lama berhubungan dengan Cintia, mereka juga tidak berpikir kalau Cintia adalah orang yang bodoh seperti ini.Semua orang mulai berspekulasi dengan penuh kekalutan tentang isi pikiran Cintia. Cintia pun lanjut mengumumkan agenda rapat berikutnya, "Saya telah berada di Grup Galaksi selama lebih dari dua bulan sekarang. Dengan bantuan semua orang, khususnya adikku, Starvy, saya kini familiar dengan semua manajemen dan operasi perusahaan. Saya ingin berterima kasih terlebih dahulu kepada kalian.”Tak seorang pun bertepuk tangan kepada Cintia.Pun Starvy tidak.Walau Cintia memang sudah memberi Starvy kepuasan.Cintia dengan yakin berkata, "Karena aku telah memahami perusahaan, aku juga menyadari kalau ada beberapa aspek yang tidak masuk akal dalam perusahaan. Karena tidak masuk akal, maka harus kita perbaiki. Oleh karena itu, hari ini masih ada satu hal yang ingin kuumumkan bahwa Grup Galaksi perlu membuat beberapa penyesuaian jabatan terhadap karyawan, termasuk beberapa eks
Starvy benar-benar ingin mati saja.Setelah bersusah payah membubarkan semua karyawan dan baru saja hendak pulang kerja, Handi langsung menghadangnya di kantor, menatap langsung pada Starvy dan melemparkan ponselnya di meja sambil berkata, "Starvy, aku sudah bersikap sebaik mungkin denganmu dan ayahmu. Aku selalu melakukan apa saja yang kalian ingin aku lakukan. Sekarang kalian malah mencopotku dengan sesuka hati dan tidak membicarakan hal ini dengan jelas padaku. Hari ini, aku tidak akan membiarkanmu lewat dari pintu ini!”Starvy juga kaget dengan sosok Handi saat ini.Starvy dengan segera meraih teleponnya dan ingin membuat panggilan darurat, tapi sebelum dia bisa menghidupkan layarnya, ponselnya sudah direbut terlebih dahulu oleh Handi.“Direktur Handi, tolong tenang dulu!" Starvy dengan tergesa-gesa mencoba menenangkan dia, “Tentang hal pencopotan jabatanmu ini aku benar-benar juga tidak tahu, aku tidak tahu mengapa Kakakku melakukannya. Aku juga tidak mendapatkan kabar apa pun dar
Marcel melaporkan tentang situasi baru-baru ini dari Grup Galaksi. Setelah selesai melaporkannya, Marcel tidak bisa menahan dirinya untuk tidak dengan sepenuh hati memuji-muji Cintia, "Bos Cintia memainkan permainan ini dengan sempurna. Saat awal-awal Bos Cintia pergi ke Grup Galaksi sendirian, saya selalu khawatir bahwa dia akan diusir keluar, tapi saya justru tidak menyangka kalau dia akan mengambil kekuasaan Grup Galaksi sepenuhnya dalam waktu hanya tiga atau empat bulan.”Mendengarkan hal itu, raut wajah Samuel tampak tenang, tidak sulit untuk melihat bahwa dia sedang dalam suasana hati yang gembira.“Kabar dari dalam, Handi sekarang sedang menyebarkan berita negatif tentang Jacob di mana-mana, seperti tidak tahu rasa terima kasih, bermuka dua, licik, dan sebagainya. Haris dan Gilang juga mempertimbangkan ulang. Reputasi Jacob sedang anjlok dan akan sedikit memengaruhi saham Grup Dijaya. Yang penting adalah tidak ada orang di Grup Galaksi yang percaya pada Jacob lagi. Kalau ingin m
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug