"Itu urusanku.""Selain itu, Lily juga belum tentu mau melihatmu. Harga dirinya cukup tinggi. Dari seekor angsa putih, tiba-tiba berubah menjadi entok hitam. Kamu pikir dia mau bertemu langsung denganmu dan dengan orang lain? Dia mungkin lebih ingin menenangkan dirinya seorang diri. Kita harus memberinya sedikit waktu ….""Samuel ....""Intinya, Jimmy akan menjaganya." Samuel langsung memotong kembali omongan Cintia.Cintia terlena sejenak dan kemudian berkata, "Apa yang kamu harapkan dari Jimmy? Saat Lily masih menjadi Nona Lily dari Keluarga Purnomo, Jimmy saja sudah bersikap acuh tak acuh. Sekarang, identitas asli Lily sudah terbongkar, dia pasti akan mengabaikannya. Sekarang Lily telah menjadi seperti ini, memangnya Jimmy akan melewati permasalahan seperti ini?! Lagi pula, bibimu tak mengizinkan siapa pun membantu Lily. Jimmy yang anak adopsi itu bisa melakukan apa lagi? Apakah akan ditendang keluar dari Keluarga Purnomo seperti Lily?! Memangnya Jimmy bersedia melakukan itu untuk L
Tiba-tiba gerimis turun dari atas langit.Tetesan air yang lebat itu turun dan jatuh di atas tubuh Lily. Saat sedang mengurus surat keluar, dokter mengatakan kalau tubuh Lily masih sangat lemah, sehingga Lily harus menjaga dirinya sendiri dengan baik. Dia tidak boleh kedinginan dan tidak boleh melakukan aktivitas-aktivitas yang berat. Lebih baik, dia tinggal di rumah selama sebulan terlebih dahulu sebelum keluar untuk kembali bekerja. Pesan-pesan dokter ini, seolah-olah menjadi angin lalu.Pada saat itu, Lily merasa bahwa kehidupan tidak lagi penting, begitu pun dengan hal lainnya.Lily berjalan seorang diri di jalanan.Ada hal yang menakjubkan. Lily begitu tenar, sangat-sangat terkenal. Dia adalah artis papan atas yang sedang berjalan di jalan. Namun, tidak seorang pun yang mengenalinya. Pandangan-pandangan dari samping kepada Lily juga seakan-akan sedang memandang orang gila. Selain orang gila, memangnya siapa lagi tidak segan untuk berjalan di tengah hujan seperti ini dan tidak
Namun, Lily tidak pernah mengira kalau akan terasa sesakit ini. Ini benar-benar menyakitkan. "Hari ini, aku memperbolehkan masuk bukan karena aku kasihan padamu. Ini hanya agar kamu mengerti tentang identitasmu yang sekarang. Untuk kebaikanmu, lebih baik kamu tidak datang ke vila ini lagi. Keluarga kami tidak akan menerimamu kembali." Frans melihat Lily dan melontarkan kata-kata itu dengan rasa tidak peduli, "Lily, kalau kamu bukan anak haramnya Walter, kami sekeluarga juga tidak akan begitu peduli padamu."Iya, seperti itulah. Seluruh keberadaan Lily ini salah. Dia hanyalah seorang rumput liar.Dia itu tidak seharusnya diizinkan untuk dilahirkan."Tapi, apakah itu salahku? Memangnya aku memilih dari mana aku lahir?" Lily bertanya padanya, tanpa rasa marah ataupun kesal. Hanya saja, Lily tidak dapat memahaminya dan lantas lanjut bertanya, "Mengapa aku yang harus menanggung semuanya?"Dalam pandangan Frans yang kuat terlihat secercah perasaan yang naik-turun padanya. Frans lantas menj
Tanpa berkata sepatah kata pun, Lily berjalan menuruni tangga tanpa mengatakan sepatah kata pun.Raut wajahnya begitu serius dan hanya fokus untuk melangkah ke bawah.Ternyata, dibenci oleh orang yang paling dicintai itu benar-benar menyakitkan.Lily takut dirinya benar-benar akan hancur.Setengah perjalanan ke lantai bawah, bayangan seseorang tiba-tiba muncul di sisi Lily.Lily tidak melihat siapa itu."Aku akan mengantarmu pergi," terdengar suara rendah Jimmy di telinga Lily.Suaranya terdengar sangat rendah, seolah-olah takut Lily akan terkejut."Tidak perlu," kata Lily dengan acuh.Orang yang paling tidak Lily butuhkan adalah Jimmy."Lily ....""Jimmy," panggil Nini dengan dingin dari ujung tangga.Baru saja hendak meraih tangan Lily untuk membantu wanita itu, tangan Jimmy terhenti saat mendengar panggilan Nini.Lily menyadarinya dan tersenyum sinis.Untungnya, Lily benar-benar tidak berharap apa pun dari Jimmy.Seperti saat Lily dirawat di rumah sakit, Jimmy tidak pernah datang la
Hanya tinggal tiga hari lagi menuju persidangan Cintia.Ini juga perayaan hari jadi Dijaya Grup.Bisa dibilang perayaannya mewah, setidaknya diumumkan oleh berbagai media besar.Berita yang menduduki trending topik adalah #SidangCintiaSudahDekatPerayaanKeluargaDijayaTetapBerlangsung#.Munculnya topik ini tentu saja memicu beberapa perdebatan.Beberapa orang mengatakan Keluarga Dijaya terlalu acuh. Bagaimanapun, Cintia adalah anak dari Keluarga Dijaya, mereka sepertinya tidak peduli dengan perasaan Cintia sama sekali.Ada juga yang berpendapat hubungan antara Cintia dan Keluarga Dijaya memang sudah tidak baik. Sejak Cintia meninggalkan Keluarga Dijaya, seharusnya Cintia menanggung konsekuensinya sendiri. Cintia telah memilih jalannya sendiri. Apa pun yang terjadi, Cintia harus menerimanya.Perdebatan makin memanas.Pada malam perayaaan hari jadi, anggota Keluarga Dijaya menerima wawancara dari media.Meri berbicara di depan media dengan tegas, "Sejak usia 19 tahun, Cintia telah memutusk
Starvy mengepal tangannya dengan erat dan menahan kemarahan di dalam hatinya.Bagaimanapun juga, tidak peduli seberapa keras usaha Starvy, pada akhirnya dirinya tidak mungkin mendapatkan pengakuan dari Keluarga Dijaya.Starvy akan berakhir bekerja untuk Lukas.Starvy tersenyum dingin.Dia, Starvy Dijaya, tidak akan pernah menerima nasib buruk begitu saja.Begitu berhasil mengambil alih Dijaya Grup, Starvy akan membuat Keluarga Dijaya merasakan pahitnya kehidupan!Sekarang, hanya tersisa tiga hari ... dari persidangan. Begitu hukuman bagi Cintia dijatuhkan ....Saat memikirkan hal ini, Starvy merasa sangat senang!…Malam sebelum persidangan.Cintia dan Laura telah menyiapkan semua yang berkaitan dengan kasus tersebut.Saat Laura merapikan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang, Cintia memanggilnya."Laura," panggil Cintia.Setelah beberapa waktu bersama, keduanya menjadi akrab."Ya?" balas Laura sambil memandang Cintia."Apakah kamu tahu apa yang terjadi pada Lily?" Cintia tidak tah
“Aku tidak bisa kembali,” balas Lily dengan pelan.“Siapa bilang kamu tidak bisa kembali? Kalau tidak ada Keluarga Purnomo, kamu masih ada kami, sahabatmu, 'kan? Kamu pikir kami hanya hiasan? Lily, kamu hanya tidak lagi bagian dari Keluarga Purnomo. Memangnya kenapa? Apakah langit akan runtuh karena ini?"Mata Lily mulai memerah.Sejujurnya, Lily sama sekali tidak ingin menyalakan ponselnya.Lily juga tidak berpikir untuk menghubungi Cintia dan Laura lagi.Lily tidak ingin merepotkan mereka.Saat ini, Cintia terlibat dalam kasus hukum dan hubungan dengan Samuel begitu rumit. Mereka sudah memiliki cukup masalah dari luar. Sekarang, jika mereka harus bertentangan dengan Keluarga Purnomo karena Lily, Lily akan merasa tidak enak hati. Lily juga tidak ingin menghalangi kebahagiaan Cintia.Mengenai Samuel dan Cintia, sebenarnya Lily melihat dengan sangat jelas kalau kedua orang itu benar-benar saling mencintai.Hanya saja, terlalu banyak hal yang menghalangi mereka untuk mengungkapkan perasa
"Jangan sentuh dia, jangan sentuh dia!" teriak Siti dengan kuat. Dia mengambil kursi di sebelahnya dan melemparkannya ke arah pria itu.Pria itu terdiam sejenak.Mungkin tidak menyangka Siti berani melakukan hal seperti ini terhadapnya.Pria itu membalas dengan satu tamparan keras di wajah Siti. Kekuatan tamparan itu membuat Lily berpikir Siti akan mati di tangan pria itu.Siti terjatuh ke lantai, tampaknya butuh waktu lama baginya untuk bangkit kembali.Setelah menyingkirkan Siti, pria itu kemudian mengarahkan langkahnya menuju Lily."Enam ratus juta, aku akan berikan padamu," tegas Lily."Haha, dasar pelacur kecil, kamu ingin menipuku lagi? Kamu sama seperti ibumu, wanita murahan! Ibumu bahkan tidak tahu dari mana menemukan pria liar dan melahirkan anak liar sepertimu. Bagaimana kalau kamu juga mengikuti ibumu? Cukup dengan menjual dirimu beberapa malam bersamaku, setelah aku mendapatkan uang, aku tidak akan mengganggu kalian lagi ….""Aku katakan sekali lagi, aku akan memberimu uang
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug