Seketika itu juga, ruangan berubah sunyi.Perkataan Cintia membuat Samuel tidak bisa berkata-kata.Kebuntuan yang berkepanjangan.Samuel terlihat tersenyum sesaat.Tertawa, tetapi penuh dengan kesendirian.Samuel lalu berkata, "Cintia, apa begitu sulit kalau kita sama-sama berusaha?"Cintai merasa hatinya sakit.Samuel biasa terlihat sebagai orang yang mendominasi.Namun, perkataan Samuel barusan seolah-olah dia sakit hati.Penuh dengan ketidakberdayaan.Cintia pun berkata, "Saat pertunanganmu dengan Yulia diumumkan, aku sudah berkata kepadamu dengan jelas kalau hubungan kita tidak sedalam itu dan aku tidak bisa menanggung semuanya untukmu. Sebaliknya, aku harus menghadapi pembalasan dari Keluarga Tambunan karenamu. Aku tidak mempunyai kemampuan untuk menghadapi mereka. Samuel, kenapa aku yang membayar hubunganmu dengan Yulia? Menurutmu, apa itu adil?"Sikap Cintia tetap teguh.Saking teguhnya, Samuel merasa kalau dia tidak bisa meraih Cintia lagi.Kegigihan Samuel sia-sia. Itu hanya a
"Apa kamu keberatan kalau aku mengambil satu?" tanya Samuel."Silakan.""Makasih," ucap Samuel dengan rasa syukur.Cintia mengatupkan bibirnya erat.Samuel yang membantu menginvestigasi kasus Cintia, tetapi Samuel sendiri yang mengucapkan terima kasih."Aku akan pergi dulu. Kalau aku menemukan titik terang, aku akan segera menghubungimu."Samuel tidak berlama-lama dan segera berbalik pergi."Aku hanya punya waktu setengah bulan," ucap Cintia mengingatkan Samuel."Aku tahu."Cintai melihat pada punggung Samuel yang makin menjauh.Samuel terlihat begitu tenang, tanpa ada rasa panik sedikit pun.Namun, punggung Samuel itu seolah meninggalkan kesan terburu-buru.Sepertinya, Samuel juga menganggap kasus Cintia ini cukup sulit, 'kan?Tidak berapa lama setelah Samuel pergi, Lily kembali.Sepertinya Laura dan Lily belum pergi terlalu jauh. Ketika Lily melihat Samuel pergi, dia pun segera kembali."Laura berkata kalau ada beberapa hal yang harus dia urus, jadi dia pulang duluan," kata Lily, lal
"Aku tidak tahu." Cintia langsung menolak untuk menjawab.Lily lalu menjawab, "Jatuh cinta pada pandangan pertama."Cintia mengulum sedikit bibirnya."Tentu saja, aku hanya menebak saja. Bagaimanapun, Kak Samuel adalah orang yang membosankan dan tidak akan mengatakan apa-apa," ucap Lily dengan santai, tetapi tidak begitu yakin.Lily tidak percaya kalau Samuel yang dingin dan terasingkan itu, bisa begitu manja dari kecil."Cintia, syuting malam ini adalah adegan terakhirku. Seharusnya adegan ini diambil sejak lama, tapi karena beberapa pengumuman belakangan ini, aku belum kembali lagi ke tim produksi. Setelah aku menyelesaikan ini, aku akan meminta agensiku menolak pekerjaan untuk beberapa waktu. Aku akan menemanimu menyelesaikan gugatan itu.""Tidak perlu, aku tidak ingin membuat pekerjaanmu terganggu ....""Aku yang mau sendiri, jadi kamu jangan menolakku." Lily tidak memberikan kesempatan pada Cintia untuk menolaknya. Lily kembali berkata, "Sebentar lagi asistenku akan mengantarku ke
Asisten itu segera mengikuti Lily menuju tempat pengambilan gambar.Pada saat ini, pemeran pengganti Lily sedang dipasangkan tali kawat gantung oleh tim bagian properti. Jimmy sedang berdiri dan mengobrol dengan wanita itu.Pemeran pengganti Lily sepertinya seumuran dengannya.Perilakunya begitu patuh.Lily bahkan mendengar beberapa orang di tempat syuting yang memuji wanita itu.Orang yang rupawan dan bersedia untuk menanggung penderitaan. Selama dia beruntung, dia akan berkembang dengan baik di industri hiburan.Lily berdiri di pinggiran melihat pemeran penggantinya itu terangkat di udara.Sepertinya, wanita itu sedikit merasa ketakutan.Badan Lily bergetar saat melihat wanita itu berada di atas udara.Lily merasa sedikit bersalah.Lily bahkan memikirkan, saat wanita itu menyelesaikan adegan ini, dia akan mengajak wanita itu untuk makan bersama dan memberikan hadiah kecil untuk wanita itu.Saat Lily sedang memikirkan hal ini.Tiba-tiba, terdengar suara keras dari tempat syuting.Lily
"Liver pasien rusak parah. Pasien mengalami pendarahan yang hebat dan membutuhkan transfusi darah golongan AB segera. Bank darah rumah sakit tidak memiliki stok yang cukup dan tidak bisa segera memberikan darah yang dibutuhkan oleh pasien. Keluarga pasien bisa memberikan transfusi darah sebagai rencana cadangan. Bank darah akan segera menghubungi pendonor darah golongan AB untuk segera datang ke rumah sakit untuk mendonorkan darah mereka. Saya juga sudah memberi tahu kepada atasan rumah sakit dan mereka sedang menyediakan fasilitas dari berbagai rumah sakit," ucap suster itu dengan cepat dan terburu-buru, lalu melanjutkan, "Keadaan pasien sangat gawat, lebih cepat lebih baik."Nini benar-benar ketakutan saat mendengar perkataan suster itu.Kalau terjadi sesuatu dengan Lily ... benar-benar tidak bisa dibayangkan."Coba hubungi pendonor, coba hubungi pendonor dulu." Walter berusaha untuk tetap tenang. Tangannya yang bergetar itu segera mengambil ponselnya dan berkata, "Aku akan menyuruh
Pintu ruang UGD terbuka.Seorang wanita didorong keluar, wajahnya pucat dan terlihat sangat lemah.Meskipun begitu, luka-lukanya tidak terlalu parah.Semua orang memandang ke arahnya.Saat melihat Tammy, hati Nini seakan-akan tersentak dan teringat saat dirinya hamil, Siti, pelayan keluarga mereka, juga sedang hamil. Setelah melahirkan di Keluarga Purnomo, Siti ingin membawa putrinya kembali ke kampung halamannya dan meninggalkan Keluarga Purnomo ....Tidak.Raut wajah Nini menjadi pucat.Nini tidak percaya sesuatu yang begitu tidak masuk akal bisa terjadi dalam hidupnya.Ini mustahil.Nini telah merawat putrinya selama lebih dari dua puluh tahun. Jika ternyata bukan anak kandungnya, Nini tidak akan bisa menerimanya.Namun, golongan darah Lily ....Nini segera berlari menghampiri dokter dan bertanya, "Apa golongan darahnya?""Golongan darah A."Hatinya kembali terhantam dengan keras.Melihat wajah wanita yang sangat mirip dengan Lily itu, otak Nini sudah tidak bisa lagi berpikir. Tubu
"Keluarga Lily Triadi, apakah orang dengan golongan darah AB sudah datang?" Pasien sedang dalam keadaan kritis, " ujar perawat sekali lagi.Padahal begitu banyak orang di koridor, kenapa tidak ada yang mendonorkan darah?"Tante Nini, selamatkan nyawa lebih penting," desak Samuel."Tidak boleh diselamatkan!" teriak Nini dengan kuat.Mata Nini merah bak darah, seolah-olah tubuhnya hancur berkeping-keping.Seumur hidupnya, Nini belum pernah dijatuhkan orang sejauh ini.Nini telah membesarkan anak orang lain selama lebih dari dua puluh tahun, terlebih lagi itu adalah anak dari selingkuhan suaminya, sementara anak kandungnya sendiri menderita di luar sana.Memikirkan kehidupan Lily yang menikmati segala kebaikan, perhatian dan kasih sayang sejak kecil hingga sekarang ... Rasanya sama menjijikannya seperti makan kecoa."Nyonya."Siti tiba-tiba berlutut di depan Nini dan menangis dengan tersedu-sedu."Mohon, selamatkan Lily. Semua ini adalah kesalahanku. Jika ingin membalas dendam, balaslah k
Lily harus diselamatkan.Mata Samuel melirik ke arah lain.Pada saat itu, Samuel melihat Jimmy, yang sudah berjalan ke arah perawat dengan cepat.Setelah memikirkannya sejenak, Jimmy sepertinya memiliki golongan darah AB."Nyonya, aku mohon padamu, aku mohon padamu, selamatkanlah Lily. Apa pun yang kamu lakukan padaku, aku rela menerimanya ...." Siti menangis di lantai hingga tersedu-sedu.Siti tidak pernah menduga kelakuan jahatnya dulu akan merugikan anaknya hingga sejauh ini.Jika sampai anaknya benar-benar mati ....Siti sama sekali tidak berani membayangkan.Siti terus menekuk kepalanya ke lantai di hadapan Nini, hingga dahinya mulai berdarah.Namun, Nini seolah-olah tidak melihat.Nini berbalik dan berjalan ke sisi Tammy. Sambil melihat anak itu yang masih lemah dan tidak dapat berbicara, Nini berkata dengan dingin, "Bawa ke kamar rawat inap terbaik, tanpa izin dariku, tidak ada yang boleh menjenguknya."Nini memerintah petugas medis di sana.Mengingat identitas Nini, petugas med
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug