Cintia menatap pria dan wanita di depannya dengan acuh tak acuh.Dia meraih tangan Erikson sambil berkata kepada Samuel, "Aku mau pergi membersihkan Erikson dulu. Nanti masih ada perlombaan. Sekarang … kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau."Samuel mengangguk.Tadi, seharusnya Samuel tidak boleh khawatir Cintia akan menjadi luluh.Samuel tidak akan menyakiti siapa pun, tetapi dia juga tidak akan membiarkan dirinya menderita.Dia memang gagah dan mendominasi.Cintia pun membawa Erikson pergi.Samuel menoleh ke belakang dengan tatapan dingin.Dia tidak seperti Cintia yang hanya cukup membalas dengan cara yang sama saja, tetapi dia ingin melakukan sesuatu yang lebih buruk.Bukannya mereka mau membuat Samuel kehilangan segalanya?Samuel akan membuat mereka benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan kehilangan segalanya....Cintia perlahan-lahan menyeka noda di wajah Erikson sambil bertanya dengan prihatin, "Erik, apakah kamu sedih karena ditindas orang lain?""Aku tidak sedih. Ibu
Cintia tersenyum sambil memberi gerakan bersorak.Yang menunjukkan bahwa dia tidak peduli.Cintia juga tidak peduli dengan formalitas.Sang guru sudah siap mengatur barisan dan ketika hendak mengelompokkan mereka, sang guru baru menyadari ada satu anak yang tidak didampingi orang tuanya.Di sekolah elit semacam ini umumnya tidak memperbolehkan kegiatan sekolah tanpa kehadiran orang tua.Saat berada dalam situasi sulit itu, Erikson tiba-tiba bertanya kepada gurunya, "Apakah ibuku boleh ikut serta?""Bukankah ibumu ada di sini?""Itu Ibu!" kata Erikson sambil menunjuk ke arah Cintia.Sang guru mengira itu hanyalah omongan anak-anak saja. Dia tidak banyak berpikir dan dengan cepat berkata, "Tentu saja boleh."Kemudian, dia pun mengajak Cintia.Melihat Erikson tidak begitu aktif, Cintia pun setuju dan untuk sementara berperan menjadi ibu dari gadis kecil itu.Perlombaan akan segera dimulai.Cintia dan Erikson tidak berada dalam satu kelompok, tetapi mereka sangat dekat satu sama lain."Bu,
Yulia terlihat sangat kesakitan.Samuel membungkuk, lalu berjongkok dan berkata, "Aku akan menggendongmu."Yulia merasa tidak enak hati.Samuel memiliki kebiasaan berolahraga, jadi tidak mungkin dia tidak bisa menggendongnya secara horizontal. Namun, dia memilih untuk menggendong Yulia di punggungnya ….Yulia juga tidak bisa menolak. Dia dengan terpaksa berbaring di punggung Samuel yang lebar.Samuel bahkan tidak mengulurkan tangan untuk memegang pahanya, dia hanya membiarkan Yulia memeluk lehernya. Kemudian, Samuel berjalan beberapa langkah dan menempatkan Yulia di kursi penonton di sebelahnya sambil berkata, "Aku akan mengirim helikopter untuk membawamu ke rumah sakit."Yulia berkata, "Tidak perlu. Bukankah ini terlalu berlebihan? Lagi pula, lukaku tidak begitu parah, kok.""Aku merasa lebih tenang kalau membawamu ke rumah sakit," kata Samuel dengan tegas.Yulia tidak mengatakan apa-apa lagi.Pada saat ini, Yulia tidak tahu apakah Samuel sedang mengkhawatirkannya atau tidak. Dia sela
Setelah mereka berdua makan malam, seperti biasa, Cintia memandikan Erik, lalu mengambilkan buku dongeng dan menyuruh Erik membacanya sendiri di tempat tidur. Setelah itu, Cintia pergi ke kamar mandi. Setelah melepas pakaiannya, dia melihat ke cermin dan melihat ada tanda memar besar di pinggangnya, yang akan terasa sakit ketika digerakkan. Dia menahannya sambil mandi. Selesai mandi, dia mengenakan piamanya, lalu pergi mengambil kotak obat untuk mencari salep memar.Ada cermin setinggi langit-langit di ruang tamu. Dia mengangkat pakaiannya hingga menampakkan seluruh pinggangnya. Dia bahkan sengaja menarik celananya ke bawah agar bisa mengoleskan salep itu dengan baik.Ketika dia hendak mengoleskan salep itu, dia tiba-tiba tertegun.Melalui cermin, Cintia melihat Samuel tiba-tiba datang dari arah jendela ruang tamu. Sepertinya Samuel sudah lama berada di sana, tetapi Cintia tidak menyadarinya.Cintia segera menurunkan bajunya dan memakai celananya."Kenapa kamu ada di sini?" kata Cintia
Cintia juga tidak tahu sudah berapa lama Samuel mengoleskan obatnya.Dia juga tidak bisa melihat dengan jelas sudah sejauh mana Samuel mengoleskan obatnya. Apakah Samuel mengoleskannya atau tidak.Cintia hampir kehilangan kesabarannya.Saat itulah, Cintia merasakan ada bibir dingin yang menyentuh pinggangnya dan menghindari bagian yang memar itu.Cintia tiba-tiba berbalik dan mundur beberapa langkah. Seluruh tubuhnya menekan cermin. Dia sangat marah dan langsung bertanya kepada Samuel, "Apa yang kamu lakukan? Bukannya kamu tidak tertarik dengan tubuhku?""Aku tidak bisa menahan diri.""Samuel, apakah kamu lupa kalau kamu sudah punya istri?" Cintia benar-benar marah.Benar-benar berengsek!"Bukan, masih belum," ujar Samuel satu demi satu kata."Walaupun belum mengadakan upacara pernikahan, kalian sudah bertunangan. Menikah hanya masalah waktu saja. Apakah Tuan Samuel pikir karena belum menikah, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau kalau kamu punya pacar di luar? Bagimu, hanya surat
Cintia berbisik kepada Owen, "Sekarang aku mau pergi ke kantor kejaksaan untuk penyelidikan. Kalau nanti ada masalah, tolong bantu aku tangani. Tender hari ini pasti tidak bisa diteruskan lagi. Tunggu sampai aku kembali baru kita bahas lagi. Lakukan pekerjaanmu dengan baik!"Owen segera menyetujui, "Baik!" Ada kepanikan yang tidak bisa disembunyikan di wajah Owen.Sampai saat ini, dia benar-benar mengagumi ketenangan Cintia.Setelah memberikan pesan singkat, Cintia pun pergi bersama orang-orang dari kantor kejaksaan.Dengan cepat.Berita penahanan Cintia karena tindak kriminal menyebar di seluruh Kota Bandung dan seketika langsung mengejutkan semua orang.Beberapa waktu ini, ada banyak berita tentang Cintia.Seolah-olah setelah popularitasnya menurun, berita yang lebih mengejutkan tentang dirinya akan segera meledak. Berita ini terus muncul dalam topik pencarian terhangat.Ketika mendengar kabar bahwa Cintia sedang mengalami masalah, Samuel sedang menghadiri rapat di luar negeri. Lily
Steven dengan santai mengenakan handuk mandi, lalu berdiri di depan jendela hotel sambil menelepon seseorang.Melihat ada panggilan masuk, Laura pun segera mengangkatnya dan berkata, "Berapa banyak uang yang perlu kubawa ke sana?"Pernikahan antara Laura dan Steven memang diatur oleh orang tua mereka.Tidak ada perasaan apa-apa di antara mereka, tetapi orang tua Steven sangat menyukai Laura. Demi mencegah agar Steven tidak macam-macam setelah menikah dengan Laura, seluruh masalah finansial diberikan kepada Laura. Biasanya, Steven tidak akan berinisiatif menghubungi Laura, kecuali kalau dia tidak punya uang.Sebenarnya, Laura tidak membatasi pengeluaran Steven. Dia akan memberikan bagian Steven setiap bulannya. Namun, uang itu tidak cukup untuk biaya pengeluaran Steven. Dia akan memberikan sebagian dari uangnya sendiri kepada Steven. Lagi pula, bagian Laura adalah milik Keluarga Kartadi juga.Agar hal ini tidak diketahui oleh Keluarga Kartadi, Steven tidak mengizinkan Laura mentransfer
Mereka berdua pun meninggalkan hotel bersama-sama. Laura mengemudi, sedangkan Steven duduk di kursi penumpang.Laura berinisiatif berkata, "Aku akan mencari seorang teman untuk memahami kasus Cintia, tapi kasus ini tidak mudah ditangani. Saksi, bukti material dan fakta kriminalnya sangat jelas. Berdasarkan undang-undang kejahatan penyuapan dan penggelapan pajak, setidaknya hukuman pidananya 10 tahun penjara.""Cari jaminan dulu baru kita bicarakan lagi, Samuel selalu punya solusi.""Hmm," jawab Laura.Tiba-tiba ....Steven mengulurkan tangannya untuk membantu Laura memutar kemudi.Pada saat yang sama, sebuah mobil sedan melaju melewati mobil mereka.Jika bukan karena tindakan Steven yang ligat, mungkin bagian depan mobil Laura akan bertabrakan dengan mobil sebelahnya.Mobil yang melewati mereka itu bahkan membuka jendela dan memaki, "Apa kamu tidak bisa mengemudi? Kalau tidak bisa mengemudi, jangan mengemudi!"Pada saat ini, raut wajah Steven juga menjadi sangat masam, dia berkata, "In
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug