"Dari awal, semua kelakuanmu sudah diperhitungkan oleh Starvy. Kamu pasti belum tahu berita panas yang beredar, karena kamu ditahan dari kemarin." Cintia mengeluarkan ponselnya, menekan salah satu berita utama dan memperlihatkannya pada Rein, lalu berkata, "Kamu bisa membacanya pelan-pelan."Rein bahkan tidak melirik berita itu sama sekali. Secara garis besar, Rein mengetahui apa yang diberitakan pada berita utama yang dibicarakan oleh Cintia.Rein menggertakkan giginya dengan kesal dan berkata, "Cintia, apa kamu belum cukup dipermalukan?""Buka dipermalukan sih, tapi ...." Cintia menghentikan perkataannya, "Kamu tidak salah kalau ngomong hal itu adalah hal yang memalukan."Rein menahan amarahnya."Tapi aku ingin kamu tahu hal yang sebenarnya," ucap Cintia sambil menekan foto di berita itu dan menunjukkannya pada Rein. Dia lalu berkata, "Coba kamu lihat foto-foto ini."Pada akhirnya, Rein tidak bisa menahan rasa penasarannya dan melihat pada ponsel Cintia.Mata Rein terbelalak lebar sa
Setelah Cintia selesai berbicara, dia melihat Rein tanpa mengatakan sepatah kata pun.Cintia melihat Rein yang tidak dapat menerima semua ucapannya, tetapi berusaha untuk menahannya.Bagaimanapun, ditahan di tempat seperti ini, hidup Rein akan makin buruk kalau dia tidak bisa bertahan.Selama sehari semalam Rein ditahan, dia sudah mendapatkan banyak pelajaran."Jaga dirimu baik-baik," ucap Cintia.Cintia tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk mengakhirinya.Sejujurnya, penderitaan yang dialami Rein sudah sangat berat.Rein akan menghadapi hukuman penjara dan dengan opini publik saat ini, kemunduran Keluarga Halim akan makin terpuruk dan perusahaan mereka kemungkinan bangkrut.Saat ini, Rein benar-benar sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Dia dihujat semua orang dan menjadi seorang pendosa di Keluarga Halim.Penderitaan itu akan Rein tanggung seumur hidupnya.Jadi, Cintia tidak perlu menambah penderitaannya lagi.Saat Cintia bangkit berdiri, tiba-tiba Rein bertanya, "Cintia, apa k
Starvy segera tersenyum dengan manis dan menyapa Cintia, "Kakak."Sebenarnya, Cintia penasaran.Starvy sebenarnya masih peduli dengan Rein atau tidak? Dia tidak akan mungkin memberi tahu semua keburukannya selama ini, bukan?Cintia mengabaikan Starvy.Cintia tidak bisa seperti Starvy, begitu munafik.Cintia akhirnya mengerti saat dirinya melangkah keluar dari lapas dan melihat begitu banyak wartawan yang menunggu di sana.Cintia mengerti bagaimana cara Starvy mengakhirinya dengan sempurna, yaitu dengan berakting.Cintia langsung masuk ke dalam mobilnya sebelum para wartawan itu bertindak. Setelahnya, dia menghembuskan napas lega....Di dalam ruang kunjungan, Starvy dan Rein duduk saling berhadapan.Saat Starvy melihat penampilan Rein yang tragis, dia tidak merasa kasihan dan beranggapan kalau Rein memang pantas mendapatkannya.Rein pantas mendapatkannya karena dia tidak memiliki keahlian yang bisa dimanfaatkan oleh Starvy. Semua itu terjadi karena kebodohan Rein sendiri, tidak ada kai
"Starvy!" Rein benar-benar membenci Starvy.Rein menyesalinya. Dia benar-benar menyesali dirinya meninggalkan Cintia demi wanita ular seperti Starvy ini.Semua ini tidak akan terjadi kalau saja Rein masih bersama dengan Cintia. Mungkin saja mereka berdua sudah menikah dan memiliki buah hati ....Mata Rein kian memerah.Akan tetapi, emosi Starvy tidak berubah sama sekali. Dia lalu berkata dengan dingin, "Sudah cukup dengan melihatmu berlaku seperti orang gila ini! Ke depannya, kamu bisa menggila di balik jeruji besimu sendiri! Rein, kamu tunggu saja. Kalau Samuel sudah mulai campur tangan dalam masalah ini, kamu akan tamat!"Tidak ingin tinggal lebih lama, Starvy berbalik dan pergi dari sana.Starvy tidak peduli kemarahan dan sikap gila Rein lagi.Sekarang, yang Starvy rasakan saat dirinya melihat Rein adalah mual.Lebih tepatnya, saat Cintia sudah tidak menyukai Rein lagi, Starvy pun ikut jijik dengan Rein.Akhirnya, Starvy terbebas dari rasa jijik itu.Starvy lalu keluar pintu lapas.
Raut wajah Starvy berubah dingin. Dia lalu berkata, "Apa kamu tidak bisa mengemudi dengan benar?""Maaf Nona," ucap supir itu langsung meminta maaf, lalu menjelaskan, "Mobil di depan tiba-tiba mengganti jalur. Saya tidak mempunyai pilihan lain selain mengerem.""Lebih hati-hati." Raut wajah Starvy terlihat suram.Di saat yang sama, Starvy melihat sebuah mobil melewati mobilnya. Seorang pria yang tinggi besar dengan auranya yang mendominasi, menggunakan setelah jas hitam dan kacamata hitam, berjalan mendekati mobil Starvy dan mengetuk jendela mobilnya.Starvy ketakutan!Reaksi pertamanya adalah ada seseorang yang ingin menculiknya!"Cepat pergi!" ucap Starvy memerintah supir itu."Nona, jalan mobil kita terhalangi dari depan dan belakang!"Ketakutan Starvy bertambah sampai-sampai dia akan menghubungi nomor polisi.Tiba-tiba, ponsel Starvy berdering.Starvy yang panik segera mengangkat panggilan itu."Nona Starvy. Ini aku, Yulia."Starvy seketika terkejut.Starvy diam, berpikir kalau dia
"Bagaimana menurutmu, Nona Starvy?" tanya Yulia yang jelas mengerti isi pikiran Starvy.Starvy senang, dia bahkan tidak menyembunyikan sifat aslinya lagi.Starvy kesal saat Jacob yang berjanji akan memberinya saham, tidak jadi memberinya karena dihalangi oleh Meri dan Claudia. Adiknya, Lukas, tidak berkemampuan. Bagaimana bisa dia yang mendapat warisan dan mengendalikan semua kepunyaan Keluarga Dijaya? Hanya karena Lukas adalah seorang laki-laki, dia bisa menikmati semuanya tanpa melakukan apa pun? Membiarkan orang lain yang bekerja sedangkan Lukas diam saja?Enak saja!Apa yang diinginkan olehnya tidak akan pernah Starvy berikan pada orang lain!Keluarga? Kalau mereka berani menghalangi Starvy, dia tidak akan tinggal diam begitu saja!"Oke." Tiba-tiba Starvy menyetujuinya, lalu berkata, "Kamu ingin aku melakukan apa?""Senang bisa bekerja sama dengan orang yang berterus terang sepertimu. Aku ingin kamu melakukan ...." Yulia mencibir dengan dingin.Yulia lalu memberi tahu rencananya pa
Saat Cintia melihat berita ini, dia sangat terkejut.Sebenarnya, Cintia sudah memikirkan hasil yang diterima Rein cukup tragis, dipenjara selama 10 sampai 20 tahun. Akan tetapi, dia tidak pernah berpikir kalau Rein akan memilih untuk bunuh diri.Namun, saat dipikirkan lagi, apabila Rein tetap hidup, hidupnya pun pasti akan menjadi sebuah tragedi.Wanita yang Rein cintai menjebaknya seperti ini, dia juga tidak bisa menerima kemalangan Grup Halim diakibatkan oleh dirinya. Harga dirinya tidak akan membiarkannya menerima kehidupan yang menyedihkan seperti ini.Mungkin, meninggal adalah pilihan yang paling baik.Cintia pun tidak bisa melakukan apa-apa.Cintia bahkan tidak merasa simpati.Bagaimanapun juga, Rein bukanlah orang yang baik.Cintia hanya menyayangkan ketulusan dan kehidupan seseorang, tapi itu hanya karena dia menghormati sebuah kehidupan.Dikarenakan berita kematian Rein menyebar, hinaan dan hujatan untuknya di dunia maya mulai berkurang.Bagaimanapun, seseorang harus menghorma
Cintia langsung mendatangi rumah Samuel setelah dia pulang kerja.Saat Cintia melihat meja makan Samuel yang penuh dengan berbagai makanan, dia baru menyadari kalau dia lupa untuk makan dan sekarang adalah jam makan malam.John mengajak Cintia untuk makan malam bersama.Erikson juga memeluk kaki Cintia dan berkata, "Mami, Mami. Aku kangen banget sama Mami. Ayo kita makan bersama, Kakek John memasak banyak makanan lezat!"Tidak bisa menolak ajakan Erikson, ditambah dengan mengingat kembali kejadian Rein yang bisa mendapat peluang saat dia pingsan karena kekurangan gizi. Cintia tidak bisa membiarkan dirinya mengulangi kesalahan yang sama.Terlebih lagi, meskipun Rein sudah meninggal, Samuel masih hidup.Samuel lebih berbahaya daripada Rein.Cintia lalu duduk di meja makan.Samuel hanya diam, tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia hanya duduk di meja makan, menjaga harga diri dan sikap elegannya.Cintia melihat ke arah makanan yang sudah tersaji di meja makan. Semua adalah makanan kesukaa
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug