[Oke. Aku akan mengirimkan alamatku,] balas Cintia lalu memberikan alamat dan lokasinya pada Yulia.[Terima kasih. Aku akan datang dalam 30 menit.]Cintia lalu meletakkan ponselnya dan melihat Erikson yang sedang menonton acara tentang teknologi luar angkasa di sofa. Hati Cintia penuh dengan rasa keengganan.Akan tetapi ....Cintia masih punya banyak waktu ke depannya, dia tidak perlu terburu-buru.Cintia mendekati Erikson lalu berkata, "Erik, Mama Yulia sebentar lagi akan datang untuk menjemputmu."Erikson yang sedang menonton dengan antusias seketika murung mendengar Yulia akan datang menjemputnya."Besok Mama Yulia akan meninggalkan Bandung. Kamu bisa menemaninya malam ini, 'kan? Setelah Mama Yulia pergi, kalau waktunya pas, aku akan menjemputmu kembali setiap akhir minggu. Bagaimana?""Baiklah," ucap Erikson setuju sambil menganggukkan kepalanya.Walaupun Erikson tidak mau, dia tidak akan membuat Cintia kesulitan.Sikap dewasa Erikson ini yang membuat Cintia makin sedih....Kurang
Hari Senin, Yulia meninggalkan Bandung.Beberapa media memberitakan Samuel yang pergi mengantar Yulia dan keduanya berpisah di bandara.Cintia tidak tahu, berapa banyak media yang memberitakan tentang Samuel dan Yulia di Bandung ini. Berita mereka bahkan masuk dalam media industri hiburan. Berita keduanya yang menghabiskan waktu seminggu bersama menjadi berita panas. Setiap hari, media apa pun yang Cintia lihat, pasti memberitakan tentang Samuel dan Yulia.Cintia meletakkan ponselnya dan berjalan ke arah ruang rapat tingkat tinggi untuk membicarakan tentang rencana membuat produk mewah Grup Galaksi.Karena identitas Cintia sebagai Lovely terungkap, banyak pebisnis yang ingin berkerja sama dengan Grup Galaksi, yang tentu saja merupakan sebuah peluang bisnis untuk mereka. Untuk masalah keterbatasan dana Grup Galaksi, dengan adanya pebisnis baru, mereka bisa saling bekerja sama dan saling menguntungkan dari penjualan besar-besaran.Sekarang, yang paling penting adalah mencari rekan bisnis
"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ucap Cintia.Cintia datang ke kantor polisi dengan membawa mobilnya, sedangkan Rein dibawa oleh mobil polisi.Setidaknya, Cintia bisa mengucapkan terima kasih dengan mengantarnya ke dokter, 'kan?"Tidak perlu. Lagipula lukaku ini luka ringan. Beberapa hari juga akan membaik," ucap Rein sambil menggelengkan kepalanya, "Sudah malam, kamu cepat pulang dan beristirahatlah.""Sebentar saja, untuk diperiksa dokter," ucap Cintia bersikeras.Dia tidak ingin berutang budi pada Rein."Terima kasih ...." Rein ragu tetapi akhirnya menyetujui.Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil Cintia.Cintia duduk di belakang kemudi dan Rein duduk di sebelah Cintia."Aku tidak menyangka kalau kamu bisa menyetir," ucap Rein, lalu melanjutkan, "Aku tidak pernah melihatmu menyetir sebelumnya.""Dulu aku terlalu sibuk," jawab Cintia berterus terang.Rein merendahkan pandangannya, tatapannya penuh dengan rasa bersalah, "Maafkan aku Cintia. Waktu itu aku ....""Aku tidak ingin
Cintia menatap Samuel yang berada di depannya.Hari ini, Samuel memang meneleponnya beberapa kali dan mengirimkan pesan WhatsApp kepadanya. Cintia bukan sengaja tidak mau menjawab, tetapi dia benar-benar sangat sibuk seharian ini. Malam hari selesai bekerja, Sutio datang mencari masalah dengannya lagi. Jadi, Cintia benar-benar tidak punya waktu.Cintia pikir jika hari ini Samuel tidak bisa menemukan dirinya, Samuel akan menunggu sampai besok.Namun sekarang, pada pukul 3 pagi, tiba-tiba Samuel muncul di sini.Cintia tidak tahu bagaimana Samuel bisa tahu dirinya ada di sini, tetapi dengan kemampuan Samuel, bahkan jika dia terperangkap di bawah tanah Kota Bandung, Samuel juga akan tahu di mana dia berada.Saat ini, tentu saja Rein juga menatap Samuel.Ada keterkejutan di matanya.Bukankah Samuel sudah mengumumkan hubungannya dengan Yulia?Yulia baru pergi, Samuel sudah langsung datang menemui Cintia?Di waktu seperti ini lagi!Cintia tidak menyangkal bahwa dia memiliki hubungan terlaran
Katanya, Cintia baru saja ditinggalkan oleh Samuel. Jadi, dia akan terlihat lebih rapuh secara emosional. Asalkan Rein sedikit berinisiatif, kemungkinan besar Cintia akan melepaskan prasangka masa lalunya. Bahkan, dia juga mengatakan dengan jelas kepadanya untuk tidak memedulikan perasaannya. Dan yang paling penting adalah membiarkan Grup Halim melewati masa-masa sulit terlebih dahulu.Karena dia percaya bahwa hubungan mereka kuat seperti batu.Rein merasa sangat terharu atas tindakan Starvy.Dia benar-benar beruntung memiliki seorang wanita yang sangat mencintainya."Cintia tidak begitu mudah dibujuk," jawab Rein.Dia menceritakan kepada Starvy apa yang terjadi malam itu satu per satu.Starvy memegang ponselnya sambil tertawa dingin.Dia tahu jelas bagaimana karakter Cintia.Bahkan jika Rein berlutut dan meninggal di hadapan Cintia, Cintia juga tetap tidak akan peduli.Cintia hanya ingin Rein hancur."Seharusnya ini hanya masalah waktu. Sebelumnya kamu sangat menyakiti hati kakakku. J
Suasana di dalam mobil masih hening.Samuel berpura-pura tidak mendengar apa yang Cintia katakan.Dia hanya mengendarai mobil dengan serius tanpa melihat ke arah Cintia.Cintia menekan emosinya dan berkata dengan tenang, "Besok pagi aku harus menghadiri rapat penting dan sekarang sudah sangat malam.""Aku tahu," jawab Samuel.Cintia sudah menunggu sangat lama, tetapi Samuel masih tidak kunjung berbicara.Cintia menggigit bibirnya.Tanpa mengatakan apa-apa, dia langsung bersandar di kursi penumpang sambil melihat pemandangan malam di luar jendela mobilnya.Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di garasi bawah tanah Berlin Mansion.Cintia melepaskan sabuk pengamannya, tetapi tidak turun dari mobil.Dia hanya berbalik dan melihat Samuel, kemudian berkata, "Katakanlah."Dia pikir mungkin Samuel tidak bisa berbicara sambil mengemudi.Ketika mengemudi, Samuel harus fokus sepenuhnya.Dia juga tidak mungkin membahayakan nyawanya sendiri, bukan?"Sudah sangat malam, pulang dan istirahatlah du
"Apakah hubungan kita … akan hancur begitu saja?" tanya Samuel kepadanya.Cintia berkata dengan nada dingin, "Kita belum cocok membicarakan perasaan. Apakah Tuan Samuel masih ingat apa yang aku janjikan pada saat itu hanyalah mencoba berkencan? Jelas kalau upaya ini tidak berjalan dengan baik.""Kalau aku bilang aku tidak akan membuatmu terlibat dengan pertunanganku dan Yulia, apakah kamu masih bersedia menungguku?""Tidak mau!" tolak Cintia."Apakah aku begitu tidak layak dipercaya?" Samuel mengepalkan tangannya, matanya juga memerah."Hmm," kata Cintia sambil mengangguk.Samuel tertawa bodoh, dia mengejek dirinya sendiri.Tiba-tiba, suasana menjadi hening.Udara seakan-akan memiliki bau yang menyesakkan.Mereka berdua terdiam untuk waktu yang lama.Tampaknya pembicaraan mereka sudah berakhir.Ketika Cintia membuka pintu mobil dan bersiap untuk turun ….Samuel tiba-tiba menggenggam tangan Cintia dengan erat. Tenaganya sangat kuat, bahkan Cintia merasa tulangnya akan patah.Namun, dia
Cintia tidak menjawab.Terkadang diam bisa menggantikan segalanya.Samuel mengakui dan menjelaskan, "Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya. Waktu kamu berusia 18 tahun, aku adalah orang yang tidur denganmu. Sebelumnya aku pernah bertanya kepadamu apakah kamu membenci Rein atau tidak, lalu kamu bilang kamu membencinya. Aku juga bilang akan memberitahumu ketika kamu sudah bersedia menerima kontak fisik denganku. Saat itu, mungkin kamu bisa menerima keberadaanku."Cintia mendengarkannya dengan acuh tak acuh tanpa menyela."Waktu itu, saat aku baru saja kembali dari luar negeri, aku dan Doni serta yang lainnya pergi minum. Saat itu, di dalam bar, aku melihatmu sedang tak sadarkan diri. Lalu, ada seorang pria yang ingin mendekatimu, tetapi kamu menolak dan mendorongnya. Setelah itu, kamu pun bersandar di tubuhku dan saat itu tubuhmu terasa sangat panas. Kuakui, aku memang membawamu ke hotel. Selain hotel, aku tidak tahu lagi harus membawamu ke mana. Waktu aku bertanya padamu, kamu ju
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug