Ketika Lily menelepon Cintia, ternyata ponselnya tidak aktif!Padahal, Cintia tidak pernah menutup ponselnya!Lalu, Lily segera menelepon kakaknya.Ternyata ponsel kakaknya juga dimatikan?Apakah mereka berdua diculik?Sepertinya tidak mungkin.Lily merasa sedikit panik.Dia berpikir sejenak, lalu menelepon Doni. Setelah panggilannya terhubung, dia berkata, "Apakah kamu tahu ke mana kakakku pergi? Teleponnya tidak bisa dihubungi."Doni menjawab, "Emm … aku tidak tahu. Mungkin dia dan Cintia pergi merayakan kemenangan. Malam ini, Cintia terlihat sangat cantik. Pria mana pun yang melihat kecantikannya pasti tidak akan bisa menahan diri. Kalau aku jadi kakakmu, aku tidak akan bisa menunggu untuk ….""Memangnya kamu dan kakakku sama?" Lily seperti seorang maniak yang sedang melindungi kakaknya."Sebenarnya, semua pria hampir sama …." Namun, ada beberapa pria yang lebih membosankan."Kalau kamu tidak tahu, ya sudah!"Lily hendak mematikan teleponnya."Lily?" panggil Doni."Apa?""Apakah kam
Waktu Cintia bangun entah sudah jam berapa.Seluruh tubuhnya lemas dan dia masih merasa kantuk.Lampu di dalam ruangan itu juga sangat redup dan lingkungan di sekitar juga terasa asing.Dia bahkan tidak ingat bagaimana dia datang ke sini dan bagaimana dia naik ke tempat tidur ….Tempat tidur?Cintia buru-buru mengangkat selimutnya untuk melihat pakaian yang dikenakannya.Melihat pakaiannya masih tampak wajar, Cintia pun menghela napas lega. Namun, tepat pada saat dia baru merasa rileks, dia menjadi syok lagi.Pakaian yang dia kenakan tadi bukan yang ini?Siapa yang mengganti pakaiannya?Samuel?Cintia membuka piamanya untuk melihat apakah masih ada bra di dalam. Tak disangka, branya sudah tidak ada!Wajah Cintia langsung memerah.Kenapa dia bisa tidur senyenyak ini?Bukannya dia selalu terbangun dalam keadaan kaget?Kenapa sikap waspadanya itu jadi lebih sedikit saat berada di sisi Samuel?Jelas-jelas Samuel adalah orang yang berbahaya."Apakah Nona Cintia sedang membayangkan sebuah ad
Dari jendela tampak sebuah laut.Ombak laut itu tampak terus menerpa.Kalau tidak salah, hotel yang mereka tempati memang berada di tengah laut.Setelah mereka berdua duduk, hidangan mewah pun disajikan satu demi satu.Anggur merah dituang ke dalam gelas yang tinggi, kemudian diletakkan di depan mereka.Berbagai hidangan yang diletakkan di atas meja membuat Cintia merasa lapar."Makanlah," kata Samuel dengan lembut.Cintia juga tidak sungkan lagi, dia mengambil pisau dan garpu, lalu mulai makan.Mereka berdua terlihat kelaparan.Sudah setengah jam mereka makan. Setelah merasa kenyang, Cintia pun bertanya, "Berapa hari kita akan bermain di sini?"Samuel balik bertanya, "Nona Cintia ingin bermain berapa hari?""Apakah ada gunanya kalau aku yang bicara?" kata Cintia dengan nada ketus.Samuel tidak bisa menahan diri untuk tertawa."Nona Cintia makin pintar saja," komentar Samuel.Cintia tidak bisa berkata-kata."Kira-kira seminggu."Kira-kira?Cintia mengernyit."Kalau tidak rela pergi bag
Selesai menelepon.Lily diam-diam meletakkan ponselnya.Sebenarnya dia tidak pernah mengatakan apa-apa kepada Cintia. Lily juga merasa kalau kakaknya bukan tipe orang yang suka bergosip.Oke.Sepertinya kakaknya tidak bergosip. Sampai sekarang saja kakaknya belum bisa memenangkan hati Cintia, mana mungkin kakaknya ada waktu untuk membicarakan hubungan pribadi Lily?Jadi, mungkin Cintia yang terlalu peka sehingga bisa mengetahui hal-hal yang terjadi kepada Lily.Sebenarnya, Lily tahu apa maksud perkataan Cintia dan apa yang dikhawatirkan Cintia dari perkataannya tadi. Namun, Lily tidak mengatakan apa-apa dan Cintia juga diam saja.Lily benar-benar beruntung bisa memiliki teman seperti Cintia yang begitu memperhatikan orang lain.Di sisi lain, Starvy dan Miyamembual bahwa mereka adalah sahabat terbaik satu sama lain. Entah sudah berapa banyak draf persahabatan yang mereka beli ketika mereka berpartisipasi dalam "The Solo Show" kali ini, yang membuat banyak orang merasa iri. Namun pada ak
"Jadi?" Lily masih tidak mengerti."Jadi, kamu tidak cocok."Lily berkata dengan nada sinis, "Mana yang tidak cocok? Apakah bentuk badanku tidak bagus, jadi tidak bisa menarik perhatian sutradara hebat sepertimu?"Raut wajah Jimmy langsung menjadi suram.Biasanya, Jimmy tidak mudah marah.Dia hanya memiliki persyaratan yang ketat dalam pembuatan film. Jika dia tidak puas, dia tetap akan terus membuat film.Dia sangat jarang marah, kecuali kalau sudah benar-benar tidak tahan.Namun, aura kejam yang terpancar dari wajah Jimmy saat ini agak menakutkan.Para staf di dalam ruangan itu tidak berani berbicara, suasananya sangat menekan hingga membuat orang tidak bisa bernapas.Dari samping, asisten itu diam-diam menarik Lily sambil berkata, "Kak Lily …."Dia benar-benar takut Lily dan Jimmy akan berkelahi.Bagaimanapun juga, Jimmy adalah sutradara hebat dan anggota Keluarga Purnomo.Jadi, dia tidak boleh sampai tersinggung.Lily menggertakkan giginya sambil menendang kursi di sebelahnya sehi
"Semuanya adalah keluarga biologisku," jawab Samuel.Cintia mengernyit.Sebenarnya seberapa baik hubungan antara orang ini dengan Jimmy?Tepat pada saat itu, Cintia merasa kasihan kepada Lily.Lily adalah orang yang suka mengontrol kakaknya.Meskipun terkadang Lily bisa membantah ucapan Samuel, dia tidak akan membiarkan siapa pun mengatakan hal buruk tentang Samuel. Ketika membahas tentang Samuel, secara tidak sadar ucapan Lily ini mengandung pujian. Jika Samuel menyuruh Lily melakukan sesuatu, walaupun Lily tidak ingin melakukannya, pada akhirnya Lily tetap akan melakukannya dengan patuh.Namun, dia teringat lagi dengan hubungan Lily dan Jimmy yang tidak baik ….Lily telah salah memberikan ketulusan dan perasaannya kepada dua pria ini!Lily tidak pantas menerima semua ini!Karena sedikit emosional, Cintia pun berhenti berbicara.Cintia membuka aplikasi berita.Harusnya ada banyak berita tentang dia dua hari ini, wajar kan kalau dia peduli.Di berita, kebanyakan adalah pujian tentang di
Tidak lihat lagi!Samuel tertawa.Cintia menolaknya habis-habisan."Waktu itu, kenapa kamu menutupi wajahmu?" tanya Cintia sambil bolak-balik membaca berita dengan santai.Samuel balik bertanya, "Bukankah itu karena aku tidak memenuhi syarat untuk terekspos?"Apa maksudnya tidak memenuhi syarat?Cintia menatap Samuel lagi.Samuel menjawab, "Waktu itu Nona Cintia setuju untuk menjalin hubungan denganku, tapi dengan catatan hubungan kita tidak boleh dipublikasikan."Cintia mengerucutkan bibirnya.Cintia memang pernah berkata begitu.Dia juga tidak ingin mempublikasikannya ke publik.Sebenarnya dia tidak begitu percaya diri untuk berkencan dengan Samuel.Namun …. Mungkin karena ada sedikit perasaan, atau mungkin karena dia tidak mampu menolak kebaikan Samuel.Akan tetapi, setelah apa yang dialami Cintia dengan Rein, ditambah lagi dirinya yang tumbuh di lingkungan Keluarga Dijaya yang seperti itu, membuatnya sulit untuk memercayai siapa pun lagi.Dan begitu hal ini diumumkan, hanya akan m
Samuel terkejut.Sebenarnya, Cintia juga."Aku juga tidak tahu kenapa ibuku memperingatkanku hal ini. Mungkin karena dia takut ketenaranku ini bisa membuat orang lain iri padaku. Tapi …." Cintia mencoba mengingat penampilan ibunya, kemudian lanjut berkata, "Sebenarnya, ibuku bukan tipe orang yang suka melawan arus. Jadi, aku tidak mengerti kenapa dia bisa menyuruhku melakukan hal itu. Sayangnya, dia juga sudah tiada, jadi aku tidak akan pernah bisa mengetahui jawabannya. Tapi, dia adalah satu-satunya orang di dunia ini yang aku percayai. Dia adalah satu-satunya orang yang memperlakukanku dengan tulus. Aku akan selalu mengingat perkataannya."Samuel terdiam.Mungkin Samuel juga sedang berpikir kenapa ibunya Cintia bisa menuntut putrinya seperti ini. Jelas-jelas Cintia adalah desainer terbaik, tetapi kenapa dia harus menyembunyikan identitasnya?"Kalau bukan karena aku dijebak oleh Miya, mungkin aku akan terus menyembunyikan identitasku," gumam Cintia.Cintia masih merasa sedikit sedih
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug